DI SUSUN
O
L
E
H
Nabi Ayub seorang yang suka mendermakan hartanya untuk fakir miskin, yatim piatu, dan
memuliakan tamu. Kekayaan yang dimiliki tidak melalaikan ibadahnya kepada Allah dan
tidak menyebabkan ia sombong.
Karena kemuliaan Nabi Ayub AS tersebut Allah memberikan beberapa ujian kepadanya
melalui permohonan setan, di antaranya :
1. Allah memberikan cobaan dengan mengambil semua harta Nabi Ayub AS.
walaupun hartanya habis dan jatuh miskin, Nabi Ayub tetap teguh imannya.
2. Semua putra-putri kesayangannya Nabi AYub yang patuh dan berakhlak baik
meninggal dunia. Walaupun demikian Nabi Ayub tetap menghadapinya dengan
rela dan sabar.
3. Allah mencoba Nabi Ayub dengan menderita sakit kulit selama kurang lebih 7
tahun. kondisi Nabi Ayub AS sangat memprihatinkan. Tubuh Nabi Ayub AS tidak
ada yang utuh kecuali lisan dan hatinya. Walaupun dengan kondisi demikian,
beliau tetap teguh imannya dan bertambah ibadahnya.
Kemalangan yang diderita oleh Nabi Ayub AS membuat semua saudara, dan bahkan
istrinya menjauhinya, kecuali istri yang sangat setia dan penyabar yaitu Rahmah. Rahmah
dengan sabar merawat Nabi Ayub AS. Semua ujian itu adalah permohonan setan pada
Allah karena setan iri terhadap Nabi Ayub AS. Dengan sabar dan tabah Nabi Ayub AS
menjalani ujian tersebut dan terus berdoa kepada Allah agar disembuhkan penyakitnya.
Doa Nabi Ayub AS dikabulkan oleh Allah SWT dan beliau bisa sembuh seperti sedia kala.
Kekayaannya kembali seperti dulu lagi dan dianugerahi kekayaan yang berlipat ganda.
2. Kisah Nabi Musa AS
a. Kelahiran Nabi Musa AS
Nabi Musa anak dari Imran bin Yasar. Ibunya bernama Yukabad binti Dahat, dari
keturunan Bani Israil. Nabi Musa dilahirkan di Mesir yang ketika itu di bawah
kepemimpinan Raja Fir'aun yang zalim. Fir'aun seorang yang takabur, sombong, dan
mengaku dirinya sebagai Tuhan. Bagi yang tidak patuh dan tidak mempercayai dia sebagai
Tuhan akan dihukum mati.
Pada suatu malam Fir'aun bermimpi. Dalam mimpinya ia melihat mahkotanya direbut oleh
seorang laki-laki dari Bani Israil. Setelah bangun, ia memerintahkan para ahli nujum untuk
mencari tahu tafsir tentang mimpinya itu. Para ahli nujum memberitahu bahwa mimpi itu
memberi isyarat akan datangnya seorang laki-laki dari Bani Israil yang menjatuhkan
kekuasaan Raja Fir'aun.
Mendengar hal itu, Raja Fir'aun segera memrintahkan bala tentaranya untuk membunuh
bayi laki-laki yang baru lahir. Mendengar keputusan Raja Fir'aun, ibunda Nabi Musa
merasa takut jika nanti melahirkan kemudian bayinya dibunuh. Setelah Yukabad
melahirkan bayi yang diberi nama Musa, Allah mengilhamkan agar bayi itu dihanyutkan
ke sungai Nil. atas izin Allah, bayi itu dibawa arus dalam sebuah peti menuju kolam
pemandian istana Fir'aun. Peti itu ditemukan istri Raja Fir'aun yang bernama Siti Asiah. Ia
membawa bayi itu ke hadapan Raja Fir'aun dan hampir saja membunuhnya. Asiah berkata
"Janganlah engkau bunuh bayi ini karena saya menyayanginya. Sebaiknya kita jadikan
anak. Bukankah kita tidak mempunyai anak?" Sejak itulah Musa menetap di istana Fir'aun
dan menjadi anak angkatnya.
Suatu ketika, Malaikat Jibril diutus Allah SWT untuk memberi kabar bahwa Maryam akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Mendengar berita itu, Maryam
merasa bingung dan bertanya: " Mungkinkah aku akan mempunyai seorang anak sedang
aku belum bersuami?" Malaikat Jibril pun menjelaskan bahwa tidak ada yang tidak
mungkin bagi Allah. Jika Allah menginginkannya, maka akan terjadi karena Allah Maha
Kuasa.
Berita yang disampaikan Jibril ternyata benar dan Maryam pun mengandung. Melihat
Maryam hamil tanpa suami, orang-orang mencemoohnya dan menuduhnya sebagai wanita
yang hina. Maryam merasa malu, tapi ia sabar dan pasrah dengan semua kehendak Allah.
Untuk menghindari ejekan orang, Maryam pun meninggalkan Baitul Maqdis dan pergi ke
kampung asalnya di desa Annasirah. Ketika waktu melahirkan pun tiba, Maryam pun
meninggalkan rumah untuk mencari tempat sepi dan jauh dari keramaian. Ia berhenti di
bawah sebuah pohon kurma dan melahirkan bayi laki-laki. Sesuai petunjuk Malaikat Jibril,
bayi itu diberi nama Isa Al-Masih. Tempat lahirnya Nabi Isa AS diberi nama Bait al Lahmi
atau dikenal dengan nama Bait Lehem. Orang-orang kini menyebutnya Betlehem.
Setelah melahirkan, Maryam pun pulang bersama putranya. Orang-orang pun kembali
mencemoohnya dan menuduhnya sebagai anak haram. Mereka menanyakan bagaimana
bisa seseorang wanita melahirkan bayi tanpa seorang suami. Maryam pun tetap diam.
Namun karena didesak, Maryam memberi isyarat kepada orang-orang agar menanyakan
langsung kepada bayinya. Orang-orang pun heran dan berkata : "Bagaimana mungkin
kami dapat berbicara dengan seorang bayi yang masih dalam ayunan?" Dengan kekuasaan
Allah, Nabi Isa AS yang masih bayi menjawab, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al
Qur'an :
"Berkata Isa : "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan
Dia menjadikan aku seorang Nabi." (QS. Maryam : 30).
Ketika Nabi Isa AS berusia 30 tahun, Allah mengangkatnya menjadi Rasul. Saat itu, ia
bersama ibunya sedang berada di sebuah gunung bernama Zaitun. Tiba-tiba Malaikat Jibril
datang membawa wahyu dari Allah dan memberi kabar bahwa dirinya diangkat menjadi
seorang rasul.
Sejak saat itu, nabi Isa AS mulai menyebarkan wahyu yang ia dapatkan. Kumpulan wahyu
yang diberikan kepadanya terdapat dalam kitab suci Injil. Kitab Injil berisi ajaran tauhid,
yaitu meng-Esakan Allah SWT.
Begitu juga dalam kitab Injil juga dikabarkan akan datangnya hari kiamat dan seorang
rasul terakhir yang menyempurnakan ajaran rasul-rasul sebelumnya, yang bernama Ahmad
(Muhammad).
Ajaran yang dibawa Nabi Isa AS menyempurnakan ajaran yang dibawa Nabi Musa AS.
Saat itu, banyak pendeta Yahudi yang menyelewengkan ajaran Nabi Musa AS. Para
pendeta itu mengajarkan bahwa berkorban harta untuk para pendeta sama dengan
berkorban untuk Allah. Akibatnya, para pendeta hidup kaya raya, sedangkan kaumnya
hidup menderita.
Nabi Isa AS sangat giat berdakwah. Namun, ia mendapat tantangan yang sangat keras dari
para pendeta Yahudi dan para pembesar kerajaan. Mereka takut kehilangan harta yang
mereka dapatkan dari kaumnya. Padahal sesungguhnya mereka mengetahui bahwa ajaran
Nabi Isa AS adalah benar. Sedikit sekali kaum Yahudi yang mengikuti ajaran Nabi Isa AS.
Mereka yang menjadi pengikut Nabi Isa AS ini disebut kaum Hawariyyun.
Untuk menghancurkan ajaran Nabi Isa AS, kaum Yahudi menuduh Nabi Isa AS telah
memecah belah mereka sehingga membuat para tokoh Yahudi marah. Mereka meminta
Nabi Isa AS membuktikan kerasulannya. Allah pun memberi nabi Isa AS mukjizat, antara
lain Nabi Isa AS dapat membuat burung dari tanah yang dapat hidup dan terbang, dapat
menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, dapat menghidupkan orang mati, dapat
menurunkan makanan dari langit, dan dapat menebak makanan yang dimakan dan
disimpan orang.
Melihat semua mukjizat Nabi Isa AS, kaum Yahudi tetap tidak mau beriman. Mereka
bahkan meminta pasukan kerajaan untuk menangkap dan membunuh Nabi Isa AS. Nabi
Isa AS pun bersembunyi, namun seorang pengikutnya bernama Yudas Iskariot atau lebih
dikenal dengan nama Yahuza berkhianat dan menunjukkan tempat persembunyian Nabi
Isa AS. Namun Allah melindungi Nabi Isa AS dengan mengangkatnya ke langit.
Sedangkan Yahuza Allah menyerupakan dirinya seperti Nabi Isa AS. Tentara kerajaan pun
menangkap Yahuza yang dikiranya adalah Nabi Isa AS tersebut, kemudian membunuhnya
dengan cara disalib.
Nabi Ibrahim A.S menikah dengan Siti Sarah. Namun dikarenakan mereka tidak kunjung
memiliki anak untuk melanjutkan perjuangan dakwah Nabi Ibrahim, maka Siti Sarah
memberikan izin agar Nabi Ibrahim menikahi Siti Hajar. Hajar merupakan budak dari
Sarah, yangmana ia memiliki hati mulia dan penyabar. Dari pernikahan ini, lahirlah Nabi
Ismail A.S dengan cerita luar biasa mengenai keikhlasan dan pengorbanan.
Namun ketika hari mulai siang, Ismail merasa kepanasan dan haus. Akan tetapi,
perbekalan mereka mulai menipis, dan tidak ada air yang bisa diberikan kepada Ismail.
Saat itu, tidak ada pula musafir yang lewat, yang dapat membantu mereka.
Ismail kecil mulai menangis tanpa henti, sehingga Siti Hajar mulai pergi mencari air. Dia
pun pergi ke Bukit Safa dan Marwa, namun tidak menemukan sedikit air pun. Tidak hanya
sekali, Siti Hajar pergi dari Bukit Safa ke Bukit Marwa sebanyak tujuh kali, berlari-lari.
Namun tetap saja, beliau tidak kunjung menemukan air.
Siti Hajar pun berdoa kepada Allah untuk diberikan pertolongan. Dan Allah mengabulkan
permohonan itu melalui malaikat Jibril, yang datang dan menghentakkan kakinya di tanah.
Hentakan kaki itu menyemburkan air yang menyerupai telaga, disebut dengan air ‘Zam-
zam’. Adapun arti dari air zam-zam ini ialah melimpah ruah.
Hingga sekarang, mata air zam-zam tidak pernah mengering, dan selalu menjadi buah
tangan wajib ketika seseorang pulang dari ibadah haji.
Nabi Ibrahim pun menceritakan mimpi itu kepada Ismail. Dengan kesabaran, ketaatan, dan
keikhlasan, Ismail menerima perintah tersebut untuk disembelih dan dikurbankan.
Begitupula dengan ibunda Ismail, Siti Hajar, yang menerima perintah itu dengan
keikhlasan walaupun sangat sedih.
Pada akhirnya, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke sebuah tempat untuk disembelih. Selama
perjalanan, banyak sekali godaan iblis yang mengikuti Nabi Ibrahim. Namun, dengan
ketakwaan dan keyakinan, mereka berdua melakukan perjalanan hingga tiba di tempat
penyembelihan.
Ketika Ismail berbaring dan hendak disembelih, Nabi Ibrahim menutup wajah Ismail.
Tepat ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih, datanglah malaikat Jibril untuk
mencegah proses itu atas izin Allah SWT. Setelah itu, Jibril mengganti Ismail dengan
seekor kambing, kemudian memerintahkan Nabi ibrahim untuk menyembelih kambing
tersebut sebagai ganti Ismail. Nabi Ibrahim pun diperintahkan untuk membagikan daging
hasil kurban itu kepada fakir miskin.
Peristiwa ini diperingati oleh seluruh umat muslim di dunia sebagai hari raya Idul Adha,
dimana pada hari raya ini, dianjurkan bagi muslim untuk melakukan ibadah kurban.
Nah, sahabat muslim, itu tadi Cerita Singkat Nabi Ibrahim dan Ismail Tentang Kurban.
Dari kisah tersebut, banyak sekali sikap teladan yang bisa kita petik. Salah satunya ialah
bersabar, dan tetap ikhlas dan tawakal dengan perintah Allah SWT. Selain itu, kita pula
harus bisa melawan bisikan dan godaan syaitan seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim dan
Ismail A.S.
5. Kisah Nabi Yunus as
Nabi Yunus bin Mata termasuk orang yang shaleh, sejak sebelum diangkat menjadi Nabi
dan Rasul beliau memang seorang ahli ibadah yang tekun. Ia termasuk orang yang lurus,
namun ada kelemahannya yaitu mudah hilang harapan, ia telah mengajak kaumnya
menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Meninggalkan
kemaksiatan dan kedurhakaan. Namun di antara sekian banyak kaumnya itu hanya dua
orang yang mau mengikutinya. Dua orang itu adalah Rubil dan Tanuh. Rubil seorang yang
alim dan bijaksana sedangkan Tanuh seorang yang tenang dan sederhana.
Ia kembali kepada kaumnya untuk menyampaikan bahwa tenggang waktu bagi mereka
ditambah 10 hari. Selepas itu mereka akan disiksa. Tetapi kaumnya tidak mau
menggubrisnya, mereka malah berani menunggu datangnya siksa itu. Nabi Yunus as putus
asa atas kebenggalan kaumnya itu. Ia pergi meninggalkan mereka.
Setelah 40 hari tiba-tiba muncullah awan gelap dipagi hari : “Bertambah siang mereka
melihat cahaya merah seperti api hendak turun dari langit. Mereka ketakutan, berbondong-
bondong mencari Nabi Yunus tetapi tidak ketemu. Tak seorangpun mengetahui tempatnya.
Lalu mereka bertaubat dan menjalankan ajaran Nabi Yunus. Maka siksa tak jadi
diturunkan.
Atas kesungguhannya dalam berdoa dan karena rahmat Allah maka Nabi Yunus
dikeluarkan dari perut ikan paus. Ia tiba di tepi pantai dalam keadaan sakit dan lemah.
Setelah Allah mengembalikan kekuatan dan kesehatannya maka ia segera kembali kepada
kaumnnya.
Ternyata kaumnya itu menyambut kedatangannya dengan gembira. Tak kurang dari
100.000 orang telah diseru Nabi Yunus untuk menyembah Allah. Karena kaumnya
menurut dan bersedia diajak beribadah kepada Allah maka Allah memberikan kelapangan
dan ketentraman hidup dan kesenangan selama beberapa masa.