(BOP)
Disusun oleh :
ANDRI GUNAWAN
NIM. 16120071
ACEH BESAR
2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
karunia-Nya kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Biaya Over Head
Pabrik” dalam materi pembahasan mata-kuliah “Akuntansi Biaya”. Tepat sesuai
dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya.
Dalam makalah ini, kami menyajikan dengan ringkas materi sistem informasi
manajemen yang berkaitan dengan judul mengelola perusahaan digital. Dengan
penyajian materi yang ringkas, kami harapkan agar para pembaca dapat dimudahkan
dalam memahami isi materi sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan berbisnis
dan juga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pembuatan makalah kedepannya.
Namun demikian penulis sangat menyadari sesempurna apapun seseorang dalam
melakukan sesuatu tidak jarang kekhilafan menjadi pendampingnya. oleh karena itu,
penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini.
Penulis sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat positif bagi para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
A. Pengertian BOP ........................................................................................2
B. Jenis-Jenis BOP....................................................................................... 2
C. Penggolongan BOP....................................................................................3
D. Langkah-Langkah Penentuan BOP ..........................................................5
E. Anggaran BOP ......................................................................................... 8
F. Prosedur Akuntansi Biaya Standar untuk BOP....................................... 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur yang didominasi
oleh kegiatan untuk memproduksi suatu produk berupa barang, tentunya dalam
melakukan kegiatan produksi yang didalamnya melibatkan unsur input-proses-output.
Sangat sering terjadi peristiwa ataupun kejadian diluar perkiraan perusahaan. Baik
dalam hubungan kepada suplair, pada saat pemrosesan ataupun dalam melakukan
distribusi barang kepada pelanggan.
Dalam dunia acounting sangatlah penting dalam melakukan pencatatan dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan terkhusus dalam hal yang berada diluar dugaan
seperti dalam kasus BOP (biaya overhead pabrik). Dalam melakukan perhitungan
terhadap BOP ada beberapa langkah dan metode yang perlu diketahui dan dijalankan,
langkah-langkah tersebut akan dipaparkan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah BOP itu ?
2. Ada berapakah jenis BOP ?
3. Bagaimanakah penggolongan bop ?
4. Bagaimanakah langkah-langkah dalam penentuan BOP ?
5. Apa sajakah yang termasuk dalam anggaran BOP ?
6. Bagaimanakah akuntansi biaya standar untuk BOP ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian BOP, jenis-jenis, penggolongan dan penentuan BOP.
2. Mengetahui anggaran dalam BOP dan perhitungan akuntansinya.
3. Sebagai referensi untuk pembuatan makalah kedepannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian BOP
Biaya Over Head Pabrik adalah Semua biaya-biaya produksi selain biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya
bahan taklangsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak
dapat secaralangsung dibebankan kepada produk atau pun job, atau lebih tepatnya
semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga
kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Item
Biaya Over Head Pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya,
dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada
dasarnya terdapat biaya semivariabel yang mengandung kriterium sebagai biaya
variabel maupun tetap. Namun untukmemudahkan perhitungan biaya dan
pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semivariabel tersebut dipecah lagi menjadi
biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya inisebenarnya mengandung
kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan
biaya semi variabel tersebut.
Karateristik biaya overhead pabrik :
a. Jumlahnya tidak proposional dengan volume produksi
b. Sulit di telusur dan diidentifikasi langsung keproduk atau pesanan
c. Jumlahnya tidak material
2
c. Biaya Penyusutan atas Aktiva Tetap yang dipergunakan dipabrik untuk
penyeesaian produk baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya biaya
penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik.
d. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik, yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan
pabrik lainnya.
e. Biaya Asuransi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi
dalam proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karayawan
pabrik.
f. Biaya-Biaya yang Timbul karena Pemakaian Jasa Pihak Lain, yaitu biaya-biaya
yang timbu karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran
proses produksi, misalnya biaya air dan listrik untuk keperluan pabrik
g. Biaya-Biaya yang Terjadi di Departemen Pembantu, dalam perusahaan yang
memiliki departemen pembantu, misalnya departeman bengke atau pembangkit
tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut
diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.
C. Penggolongan BOP
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan sebagai berikut
a. Penggolongan berdasarkan sifatnya
1) Biaya bahan penolong
2) Biaya reparasi dan pemeliharaan
3) Biaya kerja tak langsung
4) Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap
5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsungmemerlukan pengeuaran
tunai
b. Ditinjau dari hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
1) BOP tetap (Fixed factory overhead cost), yaitu BOP yang sampai tingkat
tertentu jumlahnya konstan, tidak terpengaruh oleh adanya perubahan
tingkatproduksi. Misalnya, biaya penyusutan pabrik, PBB pabrik, amortisasi
patent dan sebagainya
3
2) BOP variabel (Variabel factory overhead cost), yaitu BOP yang jumlahnya
terpengaruh dengan perubahan tingkat produksi volume kegiatan dimana
perubahannya sebanding dengan volume kegiatan. Misalnya, biaya istrik,
uang lembur, biaya bahan bakar, biaya perlengkapan pabrik.
3) BOP semi variabel, yaitu BOP yang mengandung unsur fix dan variabel.
Jumlahnya terpengaruh oleh perubahan tingkat produksi, tetapi
perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain, PPH karyawan yang di tanggung
perusahaan, biaya pemeliharaan mesin, biaya pemeriksaan.
c. Ditinjau hubungannya dengan departemen-departemen yang ada didalam
pabrik.
1) BOP langsung departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam suatu departemen
itu. Misalnya BOP departemen perakitan merupakan BOP langsung
departemen perakitan.
2) BOP tak langsung departemen, yaitu BOP didistribusikan kepada
departemen-departemen yang ada dalam pabrik sehingga menjadi beban
departemen-departemen itu. Misalnya biaya penyusutan gedung pabrik yang
didistribusikan kepada departemen produksi merupakan BOP tak langsung
bagi departemen.
4
2) Kapasitas praktis perlu dilakukan penetapan karena sangat tidak mungkin
suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoristis. Dengan demikian perlu
diperhitungkan keonggaran-kelonggaran waktu daam penentuan kapasitas
seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan
mesin.
3) Kapasitas normal, yaitu kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan
menjual produknya dalam jangka waktu panjang. Jika dalam penetuan
kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu
akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penetuan kapasitas
normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka waktu
panjang
4) Kapasitas sesungguhnya, yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam
tahun yang akan datang. Untuk kelemahannya yaitu akan berakibat
terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari tahun
ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif biaya overhead
pabrik dari periode ke periode
b. Memilih dasar pembebana BOP kepada produk
Ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan :
1) Harus diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen
produksi
2) Harus diperhatikan sifat-sifat BOP yang dominan tersebut dan eratnya
hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Selain itu, ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk pembebanan
BOP kepada produk yaitu :
a) Satuan Produk.
Metode ini merupakan metode paling sederhana dan langsung membebankan
BOP untuk setiap produk dihitung dengan formula berikut
Tarif BOP Persatuan = X 100%
Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu
jenis produk. Jika perusahaan menhasilkan lebih dari satu macam produk yang
serupa dan berhubungan erat satu sama lain, maka pembebanan dengan dasar
tertimbang atau dasar nilai.
b) Biaya Bahan Baku
5
Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya
asuransi biaya baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada
produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Formulanya :
Tarif BOP persatuan = x 100%
c) Biaya tenaga kerja langsung, jika sebagian besar elemen BOP mempunyai
hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL (pajak penghasilan atas upah
karyawan yang ditanggung perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk
membebankan adalah biaya TKL. Formulanya :
Tarif BOP satuan = x 100%
d) Jam tenaga kerja langsung, karena ada keterkaitan erat antara TKL dengan
jumlah jam kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja
langsung. Formulanya :
Tarif BOP satuan = x 100%
e) Jam mesin, apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (bahan
bakar atau listrik untuk menjalankan listrik), maka waktu yang dipakai untuk
membebankannya adalah ja mesin. Formulanya :
Tarif BOP persatuan = x 100%
c. Menghitung tarif BOP
Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan,
makalangkah terakhir adalah menghitung tariff BOP dengan rumus sebagai beri
kut :
Jumlah BOP Dianggarkan = Tarif BOP x Tingkat Kegiatan Yang direncanakan
.
E. Anggaran BOP
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat
produksi. Jumlah biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan
tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung).
Overhead tetap per item + (jumlah jam kerja langsung yang dianggarkan x tarif
biaya variabel per jam)
Tujuan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
a. Mengetahui penggunaan biaya secara efesien
b. Menentukan harag pokok
6
c. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat atau
departemen dimana biaya dibebankan
d. Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik
Dalam praktek yang sesungguhnya, banyak ayat jurnal akan dimasukkan ke jurnal
umum setiap bulannya guna mencatat terjadinya overhead pabrik aktual. Satu ayat
jurnal yang digunakan berikut ini untuk menjelaskan pencatatan overhead pabrik aktual
untuk keseluruhan periode.
7
Lazimnya, ayat jurnal untuk mencatat overhead pabrik yang akan dibebankan ke
Barang dalam Proses dimasukkan ke jurnal umum sekurang-kurangnya sekali setahun.
Barang dalam proses* ................................................................... 94.116.400
Overhead pabrik yang diterapkan .................................. 94.116.400
*Rp. 27.696 tarif overhead x 3.400 jam standar yang diizinkan.
Pada akhir periode, ketika overhead pabrik yang diterapkan ditutup, ayat
jurnalnyaakan sebagai berikut:
Overhead pabrik yang diterapkan ................................................. 94.116.400
Pengendali overhead pabrik……........................................... 94.116.400
*Rp.11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 600 jam [yaitu selisih diantara kapasitas
normal (4.000 jam) dengan jam standar yang diizinkan (3.400 jam)]
**jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal
***jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah [yaitu selisih diantara
overhead pabrik aktual (Rp. 102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp.
94.166.400)]
8
Dalam metode A dalam tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan
terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dianalisis sebagai varians pengeluaran, kapasitas
menganggur dan efesiensi. Ayat jurnal untuk menutup perkiraan pengendali overhead
pabrik dan mencatat ketiga varians ini adalah sebagai berikut :
Varians kapasitas menganggur overhead pabrik*.......................... 5.816.160
Varians efesiensi overhead pabrik**............................................. 2.077.200
Varians pengeluaran overhead pabrik***...................................... 193.872
Pengendali overhead pabrik****........................... 8.087.232
*Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal
(4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]
**Rp. 27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang
diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]
***jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal
****jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara
overhead pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp.
94.166.400)]
9
****jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara
overhead pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp.
94.166.400)]
10
Contoh :
PT. Citarum
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Januari 19XX
Jenis biaya Tetap Variabel Jumlah
Bahan taklangsung Rp. Rp. - Rp. 2.000.000
2.000.000
Tenaga kerja taklangsun 900.000 528.000* 1.428.000
g
Perawatan danreparasi 1.200.000 792.000** 1.992.000
Gas danpenerangan 300.000 - 300.000
Energy 200.000 1.452.000*** 1.652.000
Asuransi 270.000 - 270.000
Penyusutan 1.350.000 - 1.350.000
Pajak 600.000 - 600.000
Pajakupah - 264.000**** 264.000
Jumlah = Rp. Rp. 3.036.000 Rp. 9.856.000
6.820.000
Jam KerjaLangsung
Keterangan :
*2.640 x Rp.200 = Rp.528.000
**2.640 x Rp.300 = Rp.792.000
***2.640 x Rp.550 = Rp.1.452.000
****2.640 x Rp.100 = Rp.264.000
BAB III
PENUTUP
11
A. Kesimpulan
Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya
bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya
yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses
produksi.
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat
produksi. Jumlah biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan
tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung). Hubungan yang erat antara biaya standar
dan metode pengendalian anggaran (budgetary control methode) bersifat penting,
khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead pebrik aktual tidak hanya
dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga
terhadap anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan
untuk produksi aktual.
DAFTAR PUSTAKA
Milton dan Lawrence,Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta :
Erlangga 2006
12
13