Anda di halaman 1dari 13

TENAGA KERJA:

PENGENDALIAN DAN AKUNTANSI BIAYA


         

Disusun oleh :

IDAYANTI

NIM. 16120035

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH

ACEH BESAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Karena  atas limpahan
Rahmat, Karunia serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah Akuntansi Biaya.
Makalah Akuntansi Biaya ini, merupakan hasil kerja penulis disertai do’a serta
dorongan semangat dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Marah Sutan Rangkuti selaku dosen mata kuliah Akuntansi Biaya.
2. Semua pihak baik yang langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
penyusunan Makalah Akuntansi Biaya ini.
Semoga bantuan, bimbingan, pengarahan, semangat, dan dorongan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya besar harapan
penulis, semoga Makalah Akuntansi Biaya ini dapat memberikan tambahan wawasan
bagi cakrawala ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang mata kuliah Akuntansi
Biaya.

Aceh Besar, Januari 2018

Penulis

                                                                              

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................2
D. MANFAAT..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Alasan Produktivitas dalam Perusahaan Harus Terus ditingkatkan.............3
B. Pemberian Insentif kepada Tenaga Kerja Saat Perusahaan Mengalami
Kenaikan Produktivitas................................................................................4
C. Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalian.............................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
A. KESIMPULAN............................................................................................9
B. SARAN........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan
sumbangsih menusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu. Tenaga kerja
merupakan satu elemen terpenting dalam setiap perusahaan atau entitas usaha. Suatu
produk tidak akan tercipta tanpa adanya salah satu faktor produksi ini. Oleh karena itu,
keberadaan tenaga kerja sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun
perusahaan jasa. Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan dirinya pada
perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah yang
sesuai dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja.
Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah
memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus
memperhatikan produktivitas yang ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai
manajemen perusahaan membiarkan produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal
ini akan menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan.
Produktivitas perusahaan yang meningkat akan meningkatkan hasil output yang
dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling
tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik.
Setelah meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi,
tenaga kerja akan menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja akan
menerima insentif dari perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan taraf hidup
tenaga kerja.

B. RUMUSAN MASALAH
            Makalah berjudul “Tenaga Kerja: Pengendalian Dan Akuntansi Biaya”, dibuat
karena terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia dalam sebuah
proses produksi, yaitu tenaga kerja. Berkaitan dengan judul makalah diatas, maka
masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Mengapa produktivitas dalam perusahaan harus terus ditingkatkan?

1
2. Haruskahkah insentif diberikan kepada tenaga kerja saat perusahaan mengalami
kenaikan produktivitas?
3. Apa Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja dan pengendalian?

C. TUJUAN
          Makalah berjudul “Tenaga Kerja: Pengendalian Dan Akuntansi Biaya”, ini dibuat
untuk mengetahui:
1. Alasan produktivitas dalam perusahaan harus terus ditingkatkan.
2. Harus atau tidaknya pemberian insentif kepada tenaga kerja saat perusahaan
mengalami kenaikan produktivitas.
3. Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja dan pengendalian.

D. MANFAAT
            Berdasarkan data-data diatas diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada penulis serta pembaca makalah ini untuk mengetahui:
1. Alasan produktivitas dalam perusahaan harus terus ditingkatkan.
2. Harus atau tidaknya pemberian insentif kepada tenaga kerja saat perusahaan
mengalami kenaikan produktivitas.
3. Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja dan pengendalian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alasan Produktivitas dalam Perusahaan Harus Terus ditingkatkan


     Produktivitas tenaga kerja merupakan prestasi produksi dengan menggunakan
tenaga kerja sebagai tolok ukur. Produktivitas merupakan jumlah produk atau jasa yang
dihasilkan seorang pekerja atau dengan kata lain sebagai efisiensi yang mengubah
sumber daya manusia menjadi suatu produk atau jasa.
Produktivitas harus dapat diukur, dapat dianalisis, dapat dipahami dan dapat
dibuat laporan yang akurat. Pengukuran produktivitas tujuannya adalah untuk
menampilkan suatu indeks yang lebih akurat guna membandingkan hasil sesungguhnya
dengan standar prestasi yang ditetapkan. Pengukuran yang paling umum diterapkan
adalah kuantitas keluaran per jam kerja, yang hanya memperhitungkan satu masukan
saja, yaitu pekerja. Pengukuran seperti inimempunyai titik lemah, karena mengabaikan
faktor-faktor lain, seperti manajemen, peralatan yang digunakan, produk dan jasa yang
digunakan dalam proses produksi dan modal yang digunakan.
Produktivitas dapat dicapai dengan membuat proses produksi lebih efisien
melalui eliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah: dengan memperbaiki,
memodernisaasi, atau mengganti peralatan: atau dengan pendekatan lain yang
memperbaiki pemanfaatan sumber daya.
Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan indeks yang
padat dan akurat guna membandinkan hasil aktual dengan suatu target atau standar
kinerja. Pengukuran produktivitas sebaiknya mengakui kontribusi individual atas faktor-
faktor seperti karyawan (termasuk manajemen), pabrik dan peralatan, produk dan jasa
yang digunakan, modal yang di investasikan serta pelayanan pemerintah yang
digunakan.
Begitu pentingnya peningkatan produktivitas bagi perusahaan dan
perekaonomian, sehingga perusahaan terus memacu kegiatan produksi mereka untuk
memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi. Hal ini tidak mustahil dilakukan karena
peningkatan produktivitas sendiri akan membawa dampak bagi perusahaan. Berikut ini
adalah dampak ekonomi dan produktivitas:

3
1) Apabila produktivitas meningkat, laba bisnis dan pendapatan riil pekerja juga
meningkat.
2) Peningkatan produktivitas memungkinkan masyarakat untuk memperoleh output
yang lebih banyak dan lebih baik dari sumber daya yang tersedia dalam
perekonomian tersebut.
3) Produktivitas meningkat, menyebabkan lebih banyaka barang dan jasa tersedia.
Tetapi kadang-kadang keuntungan produktivitas menurun.
4) Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan peningkatan biaya,
maka biaya per unit dan juga harga jual akan meningkat.
5) Jika harga dipertahankan agar tidak naik, maka penigkatan upah harus
mencerminkan pengurangan biaya perunit yang disebabkan oleh peningkatan
produktivitas.
6) Apabila biaya upah, gaji dan tunjangan meningkat lebih tinggi dari output atau
produksi perjam tenaga kerja, maka akan terjadi inflasi yaitu harga yang lebih tinggi
untuk menutup biaya perunit yang juga lebih tinggi.
            Peningkatan produktivitas sesuai yang diinginkan oleh perusahaan memang
membutuhkan pengorbanan yang besar bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Produktivitas dapat dicapai dengan mulai merencanakannya dengan matang, seperti
membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk menerapkan rencana tersebut dan
tentunya harus didukung oleh semua pihak didalamnya, rencana sebaiknya konsisiten
dengan rencana lain yang ada, seperti anggaran operasi dan rencana untuk investasi
modal, riset, teknologi dan pengembangan karyawan.

B. Pemberian Insentif kepada Tenaga Kerja Saat Perusahaan Mengalami


Kenaikan Produktivitas.
Dalam industri yang menghasilkan produk massal dan mempunyai banyak
karyawan, upah dibayarkan berdasarkan kontrak kerja, telaah produktivitas, evaluasi
kerja upah yang terjamin dan upah insentif yang dibayarkan setelah pekerjaan selesai.
Diperlukan standar kerja yang adil, sehingga upah insentif yang diterima pekerja dapat
bermanfaat dengan baik. Penerapan rencana upah insentif ini memerlukan koordinasi
antara departemen personalia, serikat pekerja, akuntan biaya.

4
Untuk dapat menerapkan upah insentif dengan baik, harus: a). seorang pekerja
memungkinkan menghasilkan produk atau jasa melebihi hasil yang distandarkan, b).
memberikan balas jasa yang memadai c). rencana upah insentif harus dipahami oleh
pekerja d). membuat suatu standar insentif yang adil.
Tujuan rencana upah insentif adalah untuk mendorong produktivitas tenaga
kerja untuk menghasilkan produk yang lebih banyak, meningkatkan penghasilan yang
lebih besar, bagi perusahaan untuk mendapatkan biaya per-unit lebih rendah. Semakin
banyak jumlah unit yang diproduksi seharusnya semakin kecil biaya per-unit untuk
biaya gabungan dari overhead pabrik dan tenaga kerja. Rencana upah insentif ini
berusaha untuk menjamin hasil keluaran yang lebih banyak, pengendalian biaya tenaga
yang lebih cermat, menetapkan dasar tarif upah insentif yang dibayarkan.
Contoh: C.V. Bakti Nusa mempunyai karyawan sebanyak 10 orang, mereka
bekerja selama 8 jam per hari, dimana masing-masing pekerja dapat menghasilkan
produk “A” sebanyak 80 unit, atau 10 unit per jam. Tarif per-jam yang dibayarkan
sebesar Rp. 3.000. untuk meningkatkan penghasilan karyawan dan dapat menekan biaya
per-unit perusahaan akan menerapkan insentif , dengan memberikan tarif per-jam Rp.
3.150 apabila seorang pekerja dapat menghasilkan produk sebanyak 90 unit per-hari.
Biaya lain yang dikeluarkan adalah biaya bahan baku sebesar Rp. 500 per-unit dan
biaya overhead pabrik Rp. 200 per-unit.

Bahan Baku                               =                                              = Rp. 500


Tenaga Kerja (sblm insentif)      = 10 x Rp. 3000 : 80 unit        = Rp. 375
Overhead Pabrik =                                              = Rp. 200
Tenaga Kerja (stlh insentif)        = 10 x Rp. 3150 : 90 unit        = Rp. 350
        
Dengan naiknya tarif biaya pekerja dari Rp. 3.000 per-jam menjadi Rp. 3.150 per-jam,
namun biaya per-unit turun dari Rp. 1.075 menjadi Rp. 1.050. Penurunan biaya per-unit
ini disebabkan dua factor yaitu: unit yang dihasilkan naik 12,5 % , sedangkan kenaikan
biaya tenaga kerja hanya sebesar 5 %.
         Contoh diatas memberikan gambaran pada kita bahwa dengan penerapan upah
insentif dalam sebuah perusahaan, mayoritas akan menurunkan biaya per-unit produk

5
yang dihasilkan serta akan memotivasi pekerja untuk menghasilkan produk yang lebih
banyak dan lebih baik.
Berikut ini adalah jenis-jenis rencana pemberian upah insentif:
1. Rencana unit kerja langsung (Straight Piecework Plan)
Adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana, yaitu
membayar upah diatas tarif dasar untuk produksi diatas standar.
2. Rencana bonus seratus persen
Standar tidak dinyatakan dalam uang, melainkan dalam waktu per-unit output.
Daripada menggunakan suatu harga per-unit, digunakan waktu standar yang
diperbolehkan untuk menyelesaikan satu unit dan pekerja dibayar berdasarkan
waktu standar dikalikan tariff per-jam jika unit diselesaikan dalam waktu standar
atau kurang.
3. Rencana Bonus kelompok
Rencana bonus kelompok, seperti rencana bonus yang didesain untuk pemberian
insentif individual dimaksudkan untuk, mendorong produksi pada tarif di atas
standar.
4. Rencana Insentif Organisasi
Rencana insentif organisasi dalam praktiknya adalh semua individu memiliki
kapasitas untuk memberikan kontribusi yang berharga kepada suatu organisasi.

C. Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalian


Dalam akuntansi biaya tenaga kerja, ada 3 aktivitas yang harus dilakukan:
1. Mengukur tenaga kerja: pada industri manufaktur digunakan dua cara pengukuran
waktu kerja yaitu: a). menggunakan kartu kehadiran, menggunakan mesin atau
secara manual, b). menggunakan kartu tugas kerja, yaitu setiap waktu tugas dalam
pekerjaan dicatat.
2. mempersiapkan daftar gaji: menentukan besarnya upah masing-masing karyawan,
mengurangi segala macam potongan yang berkaitan dengan upah.
Jurnal:
Gaji dan Upah                                        xxx
Utang Gaji dan Upah                                      xxx
Piutang Karyawan                                          xxx

6
Asuransi Karyawan                                         xxx
Pajak Penghasilan                                           xxx
3. Mengalokasikan Biaya Tenaga Kerja: umumnya tugas ini dilakukan oleh
departemen akuntansi, karena hal ini menyangkut keseluruhan karyawan baik
bagian produksi maupun non-produksi.
                        Jurnal:
                        Produk Dalam Proses                          xxx
Pengendali Overhead Pabrik              xxx
Beban Gaji Pemasaran                        xxx
Beban Gaji Administrasi                     xxx
Gaji dan Upah                                                 xxx
               Akuntansi Biaya Tenaga Kerja mencakup:
1. Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah,
penugasan awal, promosi, kenaikan gaji, dan waktu cuti untuk liburan atau karena
sakit.
2. Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan
sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan
peryaratan pemerintah federal, pemerintah Negara atau pemerintah lokal lainnya.
3. Waktu kerja dan biaya standar.
4. Jam kerja setiap karyawan, tingkat upah, dan total pendapatan untuk setiap periode
penggajian.
5. Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan.
6. Output atau pencapaian dari setiap karyawan.
7. Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung
yang akan dibebankan ke setiap pesanan, lot, proses atau departemen untuk setiap
periode. Biaya atau jam tenaga kerja lengsung sering kali digunakan sebagai dasar
untuk mengalokasikan biaya overhead.
8. Total biaya tenaga kerja d setiap departemen untuk setiap periode.
9. Data kumulatif atas potonagan pendapatan dan gaji untuk setiap karyawan.

7
               Departemen yang terlibat dalam perhitunagn biaya tenaga kerja:
1. Departemen Personalia
Fungsi utama departemen ini adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien
dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang
sesuai. Fungsi lainnya meliputi perekrutan, pelatiahan, penilaian, konseliang
pension, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar.
2. Departemen Perencanaan Produksi
Departemen Perencanaan Produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan
pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi.           
3. Departemen Pencatatan Waktu
Bertugas memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan
adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja.
4. Departemen penggajian
Departemen ini bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan,
departemen, dan tingkat upah untuk setiap karyawan. Departemen Penggajian
bertugas: a) menghitung jam kerja dan upah yang diterima, b) melakukan
pemotongan gaji, c) menentukan jumlah bersih yang harus dibayarkan ke setiap
karyawan, d) memelihara catatan pendapatan permanent untuk setiap karyawan, e)
menyiapkan distribusi beban gaji yang menunjukkan jumlah biaya tenaga kerja yang
dibebankan ke setiap pesanan departemen, f) mempersiapkan cek atau menyediakan
data yang diperlukan oleh kasir atau bendahara untuk melakukan pembayaran gaji.
5. Departemen Biaya
Departemen Biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan
aau laporan produksi departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak
langsung pada catatan overhead depertemental yang terinci.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Produktivitas perusahaan harus terus dijaga dan ditingkatkan, agar perusahaan
terus berkembang dan dapat mendapatkan biaya yang lebih kecil sehingga
mendapatkan laba yang lebih tinggi.
2. Pemberian insentif untuk karyawan sangatlah penting jika karyawan dapat
memproduksi barang atau jasa melebihi yang telah distandarkan hal ini untuk
lebih memotivasi karyawan agar dapat bekerja lebih baik lagi.
3. Untuk menerapkan akuntansi biaya tenaga kerja yang baik pada sebuah
perusahaan harus didukung oleh dokumen-dokumen atau catatan-catatan
pendukung yang akurat, selain itu juga diperlukan koordinasi antar departemen
agar akuntansi biaya tenaga kerja perusahaan tersebut dapat berjalan dengan
baik .

B. SARAN
1. Produktivitas harus terus dijaga dan terus dipantau agar perjalanan perusahaan
dalam mencapai kesuksesan dapat tercapai.
2. Upah insentif sebaiknya terus diberikan ketika perusahaan mencapai kenaikan
produktivitas karena hal ini tidak terlepas dari andil besar para karyawan.
3. Departemen-departemen yang berkepentingan dalam akuntansi biaya tenaga
kerja harus saling koordinasi dan bekerja sama dengan baik agar pencatatan
hingga pembayaran upah tenaga kerja dapat berjalan dengan lancar.          

Anda mungkin juga menyukai