Seandainya ada seseorang yang datang kepada kita lalu mengatakan, saudara, masa depanmu pasti suram. Kau tidak dapat melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, keluargamu akan hancur berantakan............apa tanggapan saudara ? Mungkin saja torang akan marah kepada orang tersebut dan menuduhnya : edan alias gila. Tapi bisa saja setelah itu akan muncul pertanyaan dari diri kita : apakah benar demikian ??? Lalu ketakutan dan kekuatiran bisa saja melanda diri kita, sekalipun kita percaya bahwa Tuhan akan selalu menjadi Pelindung kita menuju masa depan. Saudara-saudaraku..... Kita dapat membayangkan bagaimana perasaan umat Tuhan dalam hal ini Yehuda setelah mengetahui apa yang dikisahkan oleh nabi Yehezkiel berdasarkan apa yang Tuhan perlihatkan kepadanya. Kalau manusia meramalkan sesuatu berdasarkan pengetahuannya, yah........bisa tidak dipercaya tapi apa yang dilihat atau dikisahkan oleh sang nabi sungguh-sungguh dilegitimasi oleh Tuhan. Bahkan karena Tuhanlah, ia boleh melihat hal- hal yang akan terjadi dalam kehidupan umat Tuhan. Jadi, siapa yang akan mengatakan itu tidak benar, apalagi hal ini diucapkan oleh sang nabi, perantara/juru bicara Allah bagi umat. Apa yang dilihat oleh sang nabi? Tuhan memanggil 6 orang laki-laki dengan alat pemusnah di tangan mereka. Salah satu di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya ada alat penulis. Kain lenan adalah kain yang dipercaya dipakai oleh para malaikat. Itu berarti seseorang yang berpakaian lenan menjadi simbol bahwa keenam orang ini tidak datang dari dunia, tetapi mereka datang dari Allah. Sebab itulah mereka mempunyai tugas dari Allah Sang Pengutus. Apakah tugas mereka ? Seseorang yang berpakaian lenan ditugaskan untuk menulis huruf T di dahi orang-orang yang setia di Yerusalem. Itu berarti, sekalipun mereka semua adalah umat Tuhan tapi bukan berarti mereka telah hidup menurut hukum Tuhan. Banyak pemimpin Yehuda yang pelayanannya tidak berorientasi lagi pada kepentingan kemanusiaan, tetapi untuk mengenyangkan perut mereka, jabatan dan kekuasaan. Para imam dan nabi tidak dengan sungguh menjalankan tugasnya. Mereka melayani dengan iming-iming untuk mendapatkan sejumlah uang tanpa peduli bagaimana dengan keadaan umat yang mereka layani. Mereka juga menjadi sangat sulit untuk menghindari penyembahan berhala, bahkan bagi mereka sejauh penyembahan kepada berhala memberi keuntungan bagi mereka, mengapa tidak ??? Pada akhirnya banyak umat juga terseret pada keadaan yang demikian. Dan lucunya, mereka beranggapan, Tuhan tidak tahu dengan apa yang mereka perbuat. Secara singkat, inilah yang telah membuat Tuhan murka terhadap mereka. Namun syukurlah, masih ada orang-orang yang setia di Yerusalem. Tanda T akan ditulis di dahi mereka agar mereka tidak akan dimusnahkan. Saudara-saudaraku, apakah saudara pernah melakukan kesalahan ? Kita mengakui, Allah yang kita sembah dalam Yesus Kristus adalah Allah yang penuh kasih. Jadi, Ia selalu pasti bersedia mengampuni umat-Nya. Tapi mengapa bagian Alkitab ini menampilkan akan datang hukuman Tuhan yang sungguh mengerikan. Ini mengartikan, kesalahan akan selalu memperhadapkan manusia pada hukuman. Sebab ternyata, hukuman adalah bagian dari proses bagaimana Tuhan menyatakan sayang kepada anak- anaknya. Saudara-saudaraku, sebagai anak dalam keluarga, kita juga mengalami hal yang sama. Orang tua yang sayang anak bukanlah orang tua yang tidak pernah menegur ataupun menghukum anaknya. Justru orang tua yang menyayangi anaknya, berarti selalu bersedia menegur dan kalau perlu menghukum anaknya supaya anaknya bisa mengerti mana yang baik, mana yang tidak baik. Seseorang yang berpakaian lenan akan diikuti oleh teman-teman lainnya untuk memusnahkan Yerusalem, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Bait Suci akan menjadi najis oleh darah dari mereka yang dibunuh. Sungguh mengerikan ! Bahkan Yehezkiel yang diperlihatkan kejadian tersebut, berkata, Aduh Tuhan Allah, apakah Engkau memusnahkan seluruh sisa Israel di dalam mencurahkan amarah-Mu atas Israel ? Tapi inilah Tuhan yang bertindak dalam keadilan-Nya, sebagaimana umat berpikir Tuhan tidak ada lagi di tengah mereka, demikianlah juga Tuhan tidak akan menaruh belas kasihan lagi kepada mereka. Saudara-saudaraku, hukuman dari Tuhan sungguh mengerikan. Ia tahu persis dengan cara apa Ia membentuk lagi umat-Nya yang sungguh- sungguh tidak peduli lagi pada-Nya. Yah, beginilah cara Tuhan yang akan dinyatakan kepada mereka. Nah, kiranya kisah ini menjadi pelajaran yang berarti bagi torang samua. Segala bentuk kejahatan yang dilakukan, ternyata ada akibatnya. Sebab itu selagi ada kesempatan untuk melakukan yang baik, lakukanlah itu. Janganlah berpikir, karena masih muda berarti masih boleh beking banyak dosa. Suatu saat, kita akan melihat ada begitu banyak kesempatan yang Tuhan beri bagi kita untuk mengalami kebahagiaan, misalnya karena torang rajin skolah, rajin beribadah, hormat orang tua. Tidak jarang torang bapikir, tu hukuman nanti di neraka. Ingatlah hukuman yang adalah teguran dari Tuhan bukan nanti berlaku kalau kalau kita sudah mati tapi di hari-hari hidup yang kita jalani di dunia ini. AMIN.
Pertanyaan untuk didiskusikan :
1. Bagaimana pendapat saudara tentang hukuman Tuhan kepada umat-Nya sesuai apa yang dilihat sang nabi ? 2. Berdasarkan pengalaman pribadi saudara, pernahkah saudara melakukan kesalahan lalu merasakan akibatnya (hukumannya) ? KHOTBAH UNTUK UMUM Yehezkiel 9 : 1 11
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus
Beberapa tahun belakangan ini, sungguh banyak bencana yang terjadi, seperti tsunami, banjir bandang, tanah longsor. Bencana ini tidak bisa dilepaskan dari keadaan alam/lingkungan di sekeliling kita. Ada begitu banyak ilegal lodging, polusi terjadi dimana-mana, eksploitasi alam secara besar-besaran telah mengakibatkan pemanasan global. Bencana demi bencana terjadi, seolah takkan berhenti, takkan memberi kesempatan lagi kepada manusia untuk bernafas lega. Dalam situasi yang seperti ini, ada begitu banyak peneliti yang juga memprediksikan pemanasan global akan mengakibatkan es di kutub akan terus mencair. Kitapun semakin ngeri mendengarnya, sebab kita segera membayangkan, bagaimana keadaan dunia tempat kita hidup beberapa tahun ke depan ??? Saudara-saudaraku, secara positif kita menerima hasil penelitian para pakar dan prediksi mereka berdasarkan apa yang diteliti. Nah, dalam bagian Alkitab yang kita baca tadi, nabi Yehezkiel secara terbuka mengisahkan apa yang dilihatnya yang mana inti penglihatannya adalah tentang peristiwa yang akan menimpa umat Tuhan/Yehuda di masa yang akan datang. Dalam pasal-pasal sebelumnya, secara jelas dikemukakan bahwa apa yang dilihat Yehezkiel karena Tuhan yang menghendakinya. Itu berarti kisah/berita sang nabi berasal dari Tuhan, bukan mimpinya sendiri karena terlalu lama tidur. Tuhan memanggil 6 orang yang masing-masing membawa alat pemusnah. Mereka dipanggil karena ada tugas yang harus dilaksanakan. Salah seorang di antara mereka memakai kain lenan dan membawa alat tulis. Jadi siapakah sekelompok laki-laki ini ? Apakah mereka adalah para preman karena membawa alat pemusnah ? Atau mungkin, mereka adalah sekelompok teroris yang siap membunuh dan menghancurkan ? Tapi salah seorang dari antara mereka memakai kain lenan. Jadi siapa sebenarnya mereka ? Kain lenan adalah kain yang dipakai oleh para malaikat. Itu berarti mereka adalah para utusan yang berasal dari Tuhan. Tapi mengapa Tuhan harus memanggil mereka yang datang dengan alat pemusnah. Siapa dan apa yang hendak dimusnahkan, dan mengapa ??? Tuhan memanggil mereka sehubungan dengan betapa bobroknya kehidupan umat yang dikasihi-Nya. Mereka beranggapan Tuhan tidak ada di tengah mereka, sebab itu mereka melakukan apa saja yang mereka mau. Para pemimpin umat (raja-imam-nabi) tidakmenjadi teladan lagi justru menjadi batu sandungan bagi umat. Mereka menyembah berhala, mereka memerintah/melayani bagaikan orang mabuk yang tidak tahu lagi jalan mana yang harus dilewati. Orientasi mereka pada uang, keuntungan, jabatan dan kekuasaan. Segala jalan ditempuh untuk mendapatkan apa yang mereka ingini, termasuk membodohi umat. Pada akhirnya, umat juga berlomba-lomba mengikuti jalan yang mereka tunjukkan. Inilah gambaran kebobrokan Yehuda yang telah membuat Tuhan murka. Sebab itulah, Ia memanggil keenam laki-laki ini untuk memusnahkan Yerusalem. Pemusnahan tidak berlaku bagi mereka yang di dahinya ada huruf T, yang akan ditulis oleh yang berpakaian lenan. Ternyata, sekalipun mereka semua adalah umat Tuhan, tidaklah semua terbebas dari murka Tuhan. Di dalamnya ada pengelompokan : yang tetap setia dan yang tidak. Syukurlah masih ada yang setia. Para pemusnah akan membunuh anak-anak sampai orang dewasa/tua-tua tanpa belas kasihan. Nabi Yehezkiel yang melihat ini sampai-sampai tak sanggup menyaksikannya. Tapi beginilah cara Tuhan bertindak; beginilah cara Tuhan menegur/menghukum umat-Nya; beginilah cara Tuhan membentuk lagi umat-Nya. Mengapa Ia bertindak tanpa belas kasihan ? Dimanakah Tuhan yang adalah Pengasih dan Pengampun ? Apakah memang Tuhan bermaksud untuk menyiksa umat pilihan-Nya? Kalau tidak, mengapa demikian yang akan terjadi ? Saudara-saudaraku, kita semua juga diperhadapkan dengan kesulitan untuk memahami teks ini, mungkin karena hukuman tersebut sangat mengerikan. Namun ternyata, firman Tuhan ini hendak mengajarkan kepada kita bahwa manusia selalu hidup dalam kasih Allah. Manusia memang akan selalu berhadapan dengan kemurahan Tuhan, tapi Tuhan juga mengajarkan bahwa kesalahan akan selalu membawa manusia pada teguran ataupun hukuman agar manusia menjadi lebih bertanggungjaab terhadap hidupnya. Kita bisa membayangkan seandainya manusia yang gemar berbuat dosa tidak pernah berhadapan dengan hukuman ataupun teguran. Tidakkah dunia ini akan kacau dan manusia tidak akan pernah tahu mana yang baik, mana yang tidak baik, benar bukan ??? Sebab sekalipun manusia tahu hukuman selalu ada bagi yang bersalah, toh banyak juga yang acuh tak acuh terhadapnya. Hukuman yang akan Tuhan berikepda Yehuda sungguh mengerikan karena kejahatan yang mereka lakukan sudah pada ambang batas yang diberikan. Sebab itulah jangan heran bila Tuhan membentuk mereka dengan cara yang sangat keras dan tegas. Saudara-saudaraku, kita semua tidak pernah luput dari dosa. Sebaik apapun kita menyembunyikannya, Tuhan adalah Sang Mahatahu. Kata orang, durian disimpan dimanapun, baunya toh akan tercium juga. Apalagi kalau pada akhirnya Tuhanlah yang membuka setia kesalahan kita lewat hukuman demi hukuman yang diberikakepada kita. Tuhan itu penuh kasih, tapi kasih-Nya adalah kasih yang mendewasakan dan meyadarkan umat manusia untuk menjadi lebih baik lagi. Kasih-Nya tidak selamanya sangat lembut bagaikan belaian yang bisa meninabobokan seorang bayi berjam-jam. Adakalanyakasih Tuhan bagaikan petir di siang bolong yang akan membuat kita ketakutan, terhempas, ingin lari tapi tidak bisa lari. Selain pasrah pada perjumpaan dengan kasih Tuhan yang demikian untuk kehidupan yang lebih baik. Kiranya perenungan ini boleh mengetuk pintu hati kita untuk bisa hidup lebih baik sambil tetap berjalan pada jalan Tuhan. AMIN.
Pertanyaan untuk didiskusikan :
1. Berdasarkan pengalaman hidup saudara, pernahkan saudara mengalami kasih Tuhan yang keras dan tegas (yang datang dalam bentuk teguran/hukuman ?) KHOTBAH BINA REMAJA EFESUS 4 : 17 32
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus
Biasanya kalau kita merayakan hari Natal atau Tahun Baru, baju baru adalah hal yang mutlak, apalagi bagi remaja seusia kita. Kalo nda pake baju baru, nda mo maso greja. Lalu mama-papa menasehati atau pendeta lewat khotbah mengingatkan, kalo mo pake baju baru nda masalah, tapi yang penting tu hati baru juga. Saudara-saudaraku, Judul bacaan Alkitab tadi adalah manusia baru. Apa maksudnya ? Apakah torang musti ganti kuli supaya jadi manusia baru ? Kalau kita membaca ayat 17 32, banyak berbicara tentang apa-apa yang harus dilakukan oleh manusia setiap hari berdasarkan kehendak Tuhan Yesus. Bagi penulis surat Efesus, sebagai persekutuan umat Tuhan, mereka tidak perlu mempersoalkan lagi dari bangsa mana mereka berasal, dari Yahudi atau Yunani atau dari manapun juga. Sebab hal yang penting adalah apakah mereka telah menjadi manusia baru. Menjadi manusia baru maksudnya telah meninggalkan cara hidup yang lama sebagai penyembah berhala, pencuri, pendusta, pendendam, pemfitnah, pembuat pertikaian. Keseluruhan hidup mereka telah dicerahkan oleh kasih Kristus sejak mereka mengenal-Nya. Kalau dahulu mereka sebagai pencuri, sekarang harus bekerja keras agar selanjutnya bisa berbagi dengan yang berkekurangan. Jadi, menjadi manusia baru bukan karena memakai baju baru, tapi meninggalkan cara hidup yang lama yang bisa membuat sesama manusia menderita. Penulis menasehati jemaat agar mereka yang telah mengaku menjadi pengikut Kristus akan sungguh-sungguh menampilkan cara hidup yang berbeda dengan yang lain. Tampil beda tidak dengan maksud agar mereka tidak akan melihat yang lain sebagai manusia yang harus dihargai dan dikasihi, tetapi supaya siapapun boleh melihat kehidupan yang bisa mendatangkan sukacita bagi banyak orang. Bagi penulis, lebih baik mereka berlomba-lomba untuk hidup sebagai manusia baru daripada mempersoalkan si A, si B berasal dari mana yang bisa saja bisa mengakibatkan adanya diskriminasi di antara sesama orang Kristen. Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Sebagai remaja dan pembina remaja, apakah kita sudah hidup sebagai manusia baru ??? Apakah saya dan saudara-saudara sudah berusaha hidup sebagai orang yang jujur ? Jujur terhadap orang tua dengan segala kebutuhan yang diperlukan dalam rangka sekolah, kuliah, dsb. Apakah kita telah berupaya untuk tidak menjadi pendendam, yang tidak akan menyimpan amarah sampai matahari terbenam ? Ataukah justru karena amarah dan dendam, kita tidak peduli jika terlibat tawuran antara sesama pelajar, teman- teman sekampung bahkan sepelayanan......atau tidak peduli jika ada yang harus mati karena dendam dan amarah. Berita-berita yang ditayangkan di televisi dan yang dipublikasikan di koran-koran, ada banyak pembunuhan, perampokan, perkelahian yang didalamnya banyak anak-anak seusia kita turut terlibat. Darah muda kita yang kata orang masih panas-panasnya, jika kita tidak mengontrol diri maka memang bisa fatal akibatnya. Kita akan sangat mudah terlibat dalam hal-hal yang demikian. Ingatlah menjadi orang Kristen bukan yang penting sudah jadi Kristen. Saya dan saudara-saudara dituntut untuk hidup menurut kehendak Tuhan, atau sesuai judul pembacaan Alkitab : hidup sebagai manusia baru. Percaya kita kepada Tuhan bukan yang penting sudah berucapa : kita kan percaya Tuhan Yesus. Percaya kepada-Nya berarti bersedia untuk meninggalkan cara hidup yang bisamerusak hidup orang lain dan diri sendiri. Percaya kepada-Nya harus terbukti lewat cara hidup setiap hari. Dengan kata lain, saya dan saudara-saudara dituntut untuk berjalan pada jalan Tuhan yang menurut pandangan dunia ini : sungguh melelahkan dan mungkin juga membosankan. Tapi ingatlah jalan yang sempit dan berliku menuju kemenangan, tapi jalan yang lebar dan mulus menuju kebinasaan.
Pertanyaan untuk didiskusikan :
Dalam pergaulan sehari-hari, apakah saudara telah hidup sebagai manusia baru ? KHOTBAH UNTUK UMUM EFESUS 4 : 17 32
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus
Banyak di antara kita (atau mungkin hampir semua) yang menjadi Kristen sejak kecil. Dengan demikian, bagaimana hidup sebagai orang Kristen, sudah sangat kita ketahui bahkan kalau boleh disebut, kita sudah menghafalnya.....benar bukan ??? Mengetahui-mengenal-menghafal, bagi para murid atau mahasiswa, hal-hal tersebut dalam rangka kebutuhan kognitif. Dalam arti supaya mereka memiliki pengetahuan sebagaimana yang diharapkan. Namun apa yang telah mereka ketahui tersebut, suatu saat di lapangan, baik dalam pergaulan, untuk bekerja maupun untuk bersosialisasi dengan masyarakat harus dapat diaplikasikan. Jika tidak maka akan muncul reaksi yang tidak asing di telinga kita : ada skola rupa tu orang nda skola, nintau bagimana kerja, nintau bergaul, nintau bawa diri. Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Sebagai orang Kristen, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa sudah terlalu banyak pengajaran yang kita terima, mulai dari keluarga, sekolah sampai dalam hidup bergereja. Pengajaran yang diberikan kepada kita selalu berpusat pada Yesus Kristus, yang pada intinya mengajak saya dan saudara-saudara untuk hidup dalam kasih-Nya. Sebab itulah berapa lama kita menjadi Kristen bukanlah ukuran bahwa kita telah benar- benar hidup menurut kehendak-Nya. Kita harus membuktikannya dalam hidup sehari- haril lewat cara hidup kita. Ada begitu banyak politisi, pengusaha, birokrat yang ditangkap karena kasus korupsi ataupun kasus-kasus lainnya, tapi kemudian diketahui, dia adalah seorang pendeta atau penatua atau syamas. Lalu masyarakat luas akan berkomentar, kalau demikian, apakah nilai-nilai hidup kristiani yang dimilikinya telah turut mewarnai kerja dan pelayanannya atau yang penting dia orang Kristen....atau yang penting dia sudah menjadi pelayan khusus. Saudara-saudaraku, penulis surat Efesus mengajak jemaat Efesus untuk mengenakan atau hidup sebagai manusia baru. Dalam bagian ini yang dimaksud dengan manusia baru adalah yang hidupnya telah dibaharui oleh Yesus Kristus, sebab itu telah meninggalkan manusia lama : menipu, menyimpan dendam dan amarah, mencuri, mengucapkan kata-kata kotor, memfitnah, bertikai. Dengan demikian hidup sebagai manusia baru harus meninggalkan cara hidup lama ketika mereka belum menerima Kristus sebagai Juruselamat. Sebab Tuhan Yesus selalu membaharui siapa saja yang percaya kepada-Nya. Ia membaharui umat supaya bisa hidup berdasarkan kehendak-Nya yang berdampak pada pelayanan kepada orang banyak. Tapi kalau jemaat masih mempraktekkan cara hidup lama, sepertinya sulit mereka hadir untuk mendatangkan damai sejahtera bagi sesama manusia. Justru mereka akan menjadi batu sandungan yang membuat orang lain menderita. Saudara-saudaraku, ayat 17-32, memberi gambaran bahwa hidup sebagai manusia baru bukanlah sebuah konsep yang harus diperdebatkan dalam seminar karena konsep tersebut sulit dipahami. Tapi menurut penulis, itulah petunjuk hidup yang sangat praktis dan tidak sulit untuk dimengerti......tapi persoalannya sangat sulit untuk dilakukan. Saya dan saudara-saudara mungkin juga akan berkata demikian. Sebab kita menyadari bersama untuk menyebut saya adalah pengikut Kristus, menyebut Tuhan, Tuhan, kita dapat melakukannya berulang kali dalam sehari. Tapi apa artinya semua itu, jika di kantor kita dikenal sebagai pengambil untung dari apa yang tidak sedahrusnya. Di sekolah kita dikenal pembolos dan penyebur kabar dusta. Dalam pergaulan, kita dikenal sebagai penyebar fitnah karena dendam, iri hari dan cemburu atas kelebihan orang lain. Sebagai pengikut Kristus, kita dituntut untuk hidup menurut kehendak-Nya, sebab apa artinya jika kita hidup menurut kehendak diri sendiri yang menyesatkan dan membawa kehancuran bagi orang lain. Hidup sebagai manusia baru, semakin dituntut dewasa ini, sebab perhatikanlah, semakin banyak orang terluka karena dikhianati oleh orang-orang yang dicintai, semakin banyak orang yang teraniaya karena memperjuangkan keadilan, semakin banyak orang yang terluka karena bencana demi bencana datang menerpa. Sebagai orang-orang yang telah dibaharui oleh Yesus Kristus, tugas kita adalah untuk membawa damai sejahtera-Nya bagi mereka. AMIN.
Pertanyaan untuk didiskusikan :
1. Apakah saudara telah hidup sebagai manusia baru ? 2. Bagaimana saudara dapat hidup sebagai manusia baru ?