Anda di halaman 1dari 46

Hukum ke-1

Sepuluh Perintah Tuhan


menjadi Kabar Baik!

”Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Keluaran 20:3

Para ahli yang telah mempelajari Alkitab secara mendalam telah membuat satu penemuan yang luar
biasa.

Jika dimengerti dengan benar, Sepuluh Hukum yang terkenal dengan “Jangan lakukan ini!” atau
“Jangan lakukan itu!”, yang banyak orang berpikir telah merusak kesenangan mereka, ternyata
menjadi sepuluh kategori Kabar Baik bilamana kita mengerti mengapa Tuhan memberikan hukum-
hukum itu. Penemuan ini mengangkat beban berat dari hati-hati yang lelah di muka bumi ini.

Misalkan, ketika hukum mengatakan,”Janganlah mencuri!” apa yang sebenarnya dikatakan adalah
bahwa Tuhan akan menyelamatkan anda dari pencurian bahkan mencuri seutas tali sepatu! Anda
tidak akan mengalami masalah, bahkan saat anda sendirian di ruangan bendahara dengan satu juta
dollar di meja. Tuhan akan menyelamatkan anda dari mencuri.

Dan saat hukum mengatakan,”Janganlah berzinah!” apa yang sebenarnya dikatakan adalah bahwa
Tuhan akan menyelamatkan anda dari kejatuhan kedalam lubang penipuan, betapapun nikmatnya
godaan seksual itu. “Mulut perempuan jalang adalah lobang yang dalam; orang yang dimurkai
TUHAN akan terperosok ke dalamnya.” (Amsal 22:14). Kesengsaraan yang akan anda hindari
sangatlah besar! Sepuluh Hukum menjadi sesuatu yang tidak pernah dimimpikan oleh banyak orang
: sepuluh pekabaran mujizat dari Kabar Baik yang menyenangkan.

Penemuan yang Tidak Terduga dari Kabar Baik Baru-Baru Ini!

Hal itu menjadi topik yang dibicarakan di lingkungan tinggi para ahli Alkitab. Seperti halnya Internet
adalah penemuan yang telah merevolusi komunikasi elektronik modern, demikian juga penemuan
kebenaran Alkitab merevolusi pemberitaan injil ke seluruh dunia. Orang-orang dibangunkan dari
mimpi; Sepuluh Hukum telah menjadi Kabar Baik!

Akhirnya sekarang kita bisa mengalami kebebasan pemahaman yang dikatakan oleh Alkitab selama
ini tetapi kelihatannya begitu sulit untuk dimengerti: ” Betapa kucintai Taurat-Mu! [tidak banyak di
antara kita yang pernah merasakan hal itu!] Aku merenungkannya sepanjang hari [bosan, kita sudah
pikirkan berkali-kali!] Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku..... Aku
lebih berakal budi dari pada semua pengajarku..... Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua....
Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku! [ini akan
menjadi satu mujizat!] Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala
jalan dusta” (Mazmur 119:97-104). Banyak orang tidak pernah menemukan kesenangan ini.

Bahkan mereka yang ke gerejapun biasanya memiliki hubungan kasih atau benci dengan Sepuluh
Hukum. Hukum-hukum ini seperti sebuah beban berat, sepuluh ajaran yang diukir di batu yang
dingin, larangan-larangan keras yang menghancurkan semua kesenangan hidup. Segala yang
sepertinya nikmat untuk dilakukan menjadi “Kamu tidak boleh!” Sepuluh Hukum seperti penghadang
jalan pada tol kebahagiaan.
Namun di relung hati kita, kita menyadari adalah salah bila kita melanggarnya; kesengsaraan ada
akibatnya baik di kehidupan sekarang ini atau yang akan datang. Tapi kita tidak tahu bagaimana
caranya mentaati hukum-hukum itu, apalagi mencintainya. Kelihatannya terlalu sulit.

Sekarang tibalah penyingkapan yang fantastis ini :

Sebenarnya hukum-hukum itu adalah sepuluh jaminan kemenangan. Dan yang harus kita lakukan
adalah berbeda dengan peraturan “Lakukan ini atau!” yang selama ini kita pikirkan : tugas kita adalah
percaya kepada Berita Baik yang telah Tuhan taruh di dalamnya. Kemudian iman akan bekerja untuk
menghasilkan kepatuhan melalui kasih.

Pertama-tama kita dikejutkan oleh penyingkapan : mungkin kita telah salah mengutip Sepuluh
Hukum, tanpa menyadari apa yang sedang kita lakukan. Siapapun yang telah mengajarkan Sepuluh
Hukum itu kepada kita sejak kita masih kecil biasanya secara tidak sengaja meninggalkan satu ayat
yang Tuhan letakkan pada permulaan sebelum kata-kata larangan itu. Tinggalkan itu dan sepuluh
hukum itu memang sepertinya menjadi Berita Buruk, satu ”kuk perbudakan” Banyak orang, bahkan
pendeta-pendeta dan guru-guru, tidak melihat pentingnya ayat pembuka itu. Bahkan mereka yang
mengklaim dirinya adalah pakar dalam berkotbah ”sepuluh hukum Tuhan dan iman kepada Yesus”
juga tidak melihatnya.

Inilah-ayat yang hilang yang ada pada permulaan Sepuluh Hukum :

Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau
keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (Keluaran 20:1,2)

Ada beberapa kebenaran berkekuatan dinamit yang terdapat di sini yang dapat menggoncangkan
dunia :

Pertama, Tuhan memberitahu kita bahwa namaNya yang sebenarnya adalah : “Tuhan”.

Di dalam bahasa Ibrani disebut Yehovah atau Yahweh, sebuah nama yang memiliki keistimewaan
yang menyertainya. Hal itu menandakan hubungan istimewa antara Tuhan dengan manusia yang
telah jatuh. Nama Yesus dalam bahasa Ibrani artinya, ”Yehova menyelamatkan”. Jadi Tuhan
memberitahukan pada kita siapa Dia yaitu – ”Penyelamat dunia” (Yohanes 4:42). Dengan kata lain,
sebelum kita mendengar tentang Hukum itu sendiri, Dia memberikan kesan pada kita dengan injil
Kabar Baik. Dia tidak mengatakan, ”Saya adalah Hakimmu; tuanmu yang kejam, Pemberi Hukum
yang akan menghukum setiap pelanggaranmu!” Seribu kali, Tidak! Dia mengatakan kepada kita,
”Saya adalah Juruselamatmu. Saya adalah Temanmu. Saya berada di sisimu. Ini ada sesuatu yang
baik bagimu!”.

Kedua, ayat yang diabaikan ini memberitahu kita bahwa Dia adalah Tuhan dari semua orang,
“Saya adalah Tuhan Allahmu”.

Kata “engkau” adalah engkau, dimanapun engkau berada. Anda mungkin berkata, ”Maaf, saya tidak
pernah menyembah Dia. Saya seorang kafir, atau seorang ateis, atau seorang berdosa. Saya tidak
layak menerima Dia sebagai Tuhan Allah saya, atau Kabar Baik yang saya butuhkan dari Dia asdalah
untuk memberitahukan pada saya bahwa saya memiliki uang satu juta dollar di bank“. Baiklah, Dia
katakan pada anda, “Saya adalah...Tuhanmu. Saya adalah milikmu, walaupun anda tidak pernah
mengenal Saya, walaupun anda berlaku seperti musuhKu. Saya adalah ’Tuhan dari semua daging,’
dan ketika orang-orang menyalibkan Saya, Saya berdoa, ’Bapa, ampunilah mereka, karena mereka
tidak mengetahui apa yang mereka perbuat.“ “DoaNya termasuk anda. Dia mengampuni anda
sebelum anda memintanya.

Bahkan sebelum Tuhan mengucapkan perintah pertama dari hukumNya, Dia mengkhotbahkan injil
yang dimulai dengan, ”Saya membawa engkau keluar dari tempat perbudakan”. Ketika Yesus
mengajarkan kita berdoa, “Bapa kami yang ada di surga,” yang dimaksudkan adalah untuk kita
semua, betapapun jahatnya, untuk mengingatkan kita BapaNya adalah Bapa kita. Ini adalah Kabar
Baik yang istimewa itu : Doakan doa itu dari hatimu, dan hidupmu akan diubahkan.

Ketiga, dalam kata pembukaNya Tuhan memberitahu kita bahwa kita tidak termasuk dalam
kerohanian Mesir.

Adalah benar bahwa kita semua “dilahirkan” di sana. Mesir atau Tanah kegelapan bukanlah rumah
kita yang sebenarnya. Dia katakan dalam kalimat masa lampau : ”Saya membawa (brought) kamu
keluar dari tanah Mesir”. Saya telah membebaskan anda; anda seperti seorang tawanan dalam
penjara yang tidak mengetahui bahwa pintu sudah terbuka. Pekabarannya menyebutkan, ” Ya
TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka
ikatan-ikatanku! (Mazmur 116:16). Ketahuilah ini, dan percayalah, sebelum anda kuatir dengan apa
yang boleh dan apa yang tidak boleh.

Keempat, Tuhan telah membebaskan kamu “dari tempat perbudakan”

Sama halnya Dia memilih bangsa Israel untuk menjadi “anak” Nya, demikian juga dalam Kristus, Dia
telah memilih anda. (Israel tidak benar-benar menjadi “budak” di Mesir. Orang-orang Mesir membuat
mereka berpikir bahwa mereka adalah budak, dan mereka mempercayainya, dan akhirnya mereka
keliru melayani sebagai budak, tetapi sementara itu mereka adalah orang-orang bebas yang
menunggu Musa untuk memberitahu mereka tentang kebenaran, “Tinggalkan! Keluar – menuju
kebebasan di tanah milikmu).

Apa yang sedang ditunggu-tunggu dunia adalah mendengarkan pekabaran masa lampau tentang
kebebasan. Bapa mengirim AnakNya dengan misi yang nyata : selamatkan dunia! Sebelum Dia
disalibkan, Dia berdoa kepada BapaNya, ”Saya telah menyelesaikan tugas yang Engkau berikan
pada Saya” (Yohanes 17:4). Bagaimana Dia bisa ucapkan itu bila Dia gagal menyelamatkan dunia?

Orang Samaria adalah yang pertama percaya kepada kebenaran, dimana mereka mengakui bahwa
Dia adalah “Penyelamat dunia” (Yohanes 4:42). Yohanes mengatakan pengorbananNya adalah
pendamaian bagi dosa “seluruh dunia” (1 Yohanes 2:2). Paulus mengatakan Dia telah menjadi
“Juruselamat bagi semua orang” (1 Timotius 4:10), dan bahwa Dia telah membawa keselamatan
”kepada setiap orang” (Titus 2:11). Dia mati ke dalam kematian terakhir, “kematian kedua,” “bagi
semu orang” (Wahyu 2:11; Ibrani 2:9). Semua termasuk anda!

Kelima, Berita Baik ini adalah Nyata karena Anak Allah telah menjelma menjadi Manusia

Sangat sederhana. Seperti halnya orangtua kita pertama, Adam, kepala seluruh bangsa di bumi,
telah membawa “hukuman” pada “setiap orang” demikian juga sekarang ini, Adam kedua, Kristus,
telah membawa “pengadilan….keputusan pembebasan” terhadap semua orang (Roma 5:15-18). Itu
tidak berarti “semua orang” secara otomatis akan ke surga; itu berarti bahwa ketika Kristus mati di
kayu salib, Dia mati untuk ”semua orang” dan kecuali mereka tidak percaya dan membuang
keselamatan yang Tuhan telah berikan kepada mereka ”dalam Kristus,” mereka akan diselamatkan
selama-lamanya. Kehidupan yang telah kita nikmati adalah pemberian dari Dia, dan Dia selalu
maksudkan itu sebagai permulaan dari kekekalan hidup kita juga.

Ketika Tuhan menamai Adam, Dia memberikan nama yang sama kepada seluruh umat
manusia. Tidak ada satu jiwapun yang dilahirkan di planet Mars. Kita semua secara alamiah ”di
dalam Adam” Tetapi Bapa mengirim AnakNya ke dalam dunia untuk menjadi Adam kita yang baru,
untuk memecat Adam yang pertama dan menggantikan tempatnya. Tuhan tidak dapat memungkiri
AnakNya sendiri! Oleh karena itu Dia juga telah mengadopsi seluruh umat manusia ”di dalam
Kristus”.

Seperti halnya Yesus membawa kita ke rumahNya untuk makan malam, dan Bapa
mengatakan,”Baiklah, bawa mereka semua; Saya mengadopsi mereka semua”. Kita melihat hal ini
dari cerita Yesus saat di baptis. Saat Dia dibaptiskan di Sungai Yordan, satu suara terdengar, ”Inilah
AnakKu yang Ku-kasih, kepadaNyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Suara yang sama merangkul
anda pada saat yang sama! Ini semua ada di kata pembukaan Tuhan pada Sepuluh Hukum. Kalimat
masa lampau! Saya telah membawa engkau keluar dari perbudakan. Mungkin anda telah di “Mesir”
sepanjang hidupmu dan tidak mengetahui kebebasan yang sebenarnya dalam Kristus!

Hukum yang Pertama Rasanya yang Paling Sulit Dituruti oleh Banyak Orang!

Hukum itu katakan, ”Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (keluaran 20:3). Tetapi sekarang
mari kita lihat bagaimana hal ini menjadi Kabar Baik :

“allah lain dihadapan” Tuhan bisa apa saja (atau siapa saja!) yang menangkap penyembahan hati kita
gantinya penyembahan padaNya. Kita mungkin tersenyum pada bangsa Israel zaman dulu yang
terus menerus dicobai untuk menyembah ”patung-patung” yang fantastis yang terbuat dari kayu atau
batu, atau bahkan dari emas atau perak. Bagaimana mereka bisa begitu bodoh?

Masalahnya adalah mereka bayangkan bahwa barang-barang yang tidak berguna itu bisa
menggantikan Tuhan dan memberikan mereka kebahagiaan, sehingga dalam pikiran mereka patung-
patung ini diasumsikan sebagai aura “yang suci”. Yesaya menjelaskan betapa bodohnya mereka :”
Patungkah? Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-
rantai perak untuknya” ”Setengahnya dibakarnya dalam api….ia bahkan memanaskan diri,… dan sisa
kayu itu dikerjakannya menjadi allah,…. ia sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya,
katanya: "Tolonglah aku!" (Yesaya 40:19; 44:16, 17). Sungguh bodoh!

Tetapi coba kita bayangkan “allah” modern kita yang sekarang bisa menggantikan Tuhan. Hal itu
akan membuat kita senang : sebuah Rolls Royce baru; baju baru; rumah baru; satu juta (lebih baik
ada sekarang) dollar di bank; wanita atau laki2 yang bukan pemberian Tuhan (”tidak dapat hidup
tanpa dia!”); olah raga; karir yang egois. Tidak ada ujung bagi ”allah-allah” kita. Setiap orang memiliki
pencobaan tersendiri atas ”allah lain di hadapanKu”.

Namun semua pemujaan berhala meninggalkan perasaan pahit dan tertipu, karena seperti halnya
ilah-ilah orang Israel yang dibuat oleh tangan, setiap “allah” menjadi debu di tangan kita.

“Tetapi penggodaan itu begitu dasyat! Bagaimana kita bisa mengatasi perasaan itu?”

Inilah Kabar Baiknya: ketika kita mengerti dan percaya kepada kata pembukaan Sepuluh Hukum,
saat kita menghargai apa yang telah Anak Tuhan lakukan bagi kita, semua ilah modern ini kehilangan
daya pikatnya. Bukan lagi salib emas atau perak atau kayu di dalam gereja yang memikat jiwa kita;
adalah pengertian tentang kasih Kristus yang dinyatakan pada salibNya. Dalam terang salib Kristus,
“ilah” kesayangan kita akan menjadi “debu” bahkan sebelum kita menyembahnya! Semua
kemegahan yang tadinya menarik kita sekarang telah kehilangan cahayanya dan kita sebenarnya
mulai “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab
olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” (Galatia 6:14).

Anda mungkin baru saja bergumul dengan pencobaan yang begitu sulit ditaklukkan untuk
mengesampingkan hal-hal yang anda tidak perlukan, atau orang yang di luar pernikahan anda, untuk
menjadi seorang idola, obyek dari persembahan hati anda gantinya Juruselamat.

Sebelum anda dicobai untuk mengorbankan jiwa anda, Tuhan menunjukkan sekilas pandangan
betapa luar biasanya Surga itu.
Sebelum anda mengejar beberapa kekayaan dunia, Dia menyatakan kekayaan yang sebenarnya dari
keselamatanNya “dalam Kristus”.
Sebelum anda menyembah “ilah” dunia, Dia tunjukkan betapa berharganya persahabatanNya yang
kekal.
Sebelum anda mencari pemenuhan pada beberapa infatuasi yang terlarang, Dia tunjukkan pada anda
cinta sejati yang kekal dan berharga.
Sebelum anda terpesona oleh “keindahan” lampu-lampu gedung-gedung metropolitan dunia, Dia
tunjukkan pada anda sekilas pandangan kemuliaan kekal dari salib Yesus!
Semua ini terdapat di kata berkat pembuka : “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar
dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan”. Bagaimana kita bisa menjadi begitu bodoh untuk
membiarkan hal-hal rohani “Mesir” membingungkan dan mengacaukan kita?

Musa adalah seorang di dalam Mesir dan juga seorang yang dicobai dari Mesir.

Tetapi dia mengatasi godaan itu! Ibrani 11:24-26 mengatakan bagaimana Berita Baik di dalam kata
pembuka itu menyelamatkan dia dari jeratan cobaan pemujaan lubang-perbudakan : Karena iman
maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun [dia menjauhkan diri dari karir yang
mementingkan diri sendiri] karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah,...
menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta
Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.”

Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa Musa dibangkitkan secara khusus, dan sekarang berada
di surga (Yudas 9). Bayangkan dimana dia berada hari ini bila dia tidak memikul salib Yesus dan
“mengarahkan kepada upah”! Anda dan saya akan membayar beberapa sen untuk melihat mummi
Musa yang terbungkus di museum Kairo bersama-sama dengan Firaun-Firaun “agung”, namun ini tak
terjadi karena dengan bijaksana Musa telah mengucapkan “Selamat tinggal!” pada mereka.

Tuhan tidak pernah meminta kita untuk melepaskan sesuatu kecuali terlebih dahulu Dia tunjukkan
betapa berharganya Pemberian yang telah dia berikan pada kita! Mungkin kita bisa katakan dengan
cara ini : Dia tidak pernah meminta kita menyerahkan boneka jelek sampai Dia meletakan bayi hidup
yang berharga di tangan kita. Dia tidak pernah meminta kita untuk menyerahkan mainan mobil dari
plastik sampai Dia menunjukkan pada kita bahwa Dia telah memberikan kepada kita “Lexus” yang asli
dan baru.

Dia tidak pernah meminta anda untuk menghindar penipuan Setan yang cerdik sampai Dia
menunjukkan terlebih dahulu betapa berharganya Kristus sebagai Juruselamatmu.

Menerima warisan kekayaan alam semesta “dalam Kristus” untuk masa kekekalan – ini adalah sebab
dimana anda tidak dapat menaruh ”ilah” lain di hadapan Tuhan saat anda percaya kebenaran injil. Ini
bukanlah satu perjalanan dengan usaha. Ini adalah satu perjalanan iman. Iman adalah seperti
dinamit, sangat kuat, dinamit “bekerja”. Menyelamatkan anda sebelum anda
berdosa! Menyelamatkan anda dari dosa!

Satu bongkahan kebenaran terdapat di dalam Galatia 5:16, 17.

Bila anda membiarkan Roh Kudus memegang tangan anda sementara anda memilih untuk berjalan
bersama Dia, anda “tidak [tidak bisa] melakukan kejahatan” yang mana sifat alami untuk berdosa
akan lakukan!

Hukum ke-2
Belajar Untuk Mengenal Tuhan:
Lebih Bernilai Dari Harta Dunia!
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun…”
(Keluaran 20:4-6)

Bahkan pendeta atau pastur sering menanggalkan bagian yang penting dari Sepuluh Hukum itu –
kata pembukaan yang memberikan pada kita Kabar Baik sebelum kita mendengar hukum yang
pertama: “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari perbudakan”.
Kata “Tuhan” itu adalah bagian dari nama Yesus yang artinya “Tuhan menyelamatkan.”

Tuhan ingin kita mendengarkan injil Kabar Baik sebelum kita mulai mendengarkan tentang
Hukum!

Dia memberitahukan anda bahwa Dia adalah Allahmu, Juruselamatmu, bahkan sebelum anda
mengenal Dia, bahkan saat anda tinggal dalam kegelapan asing dari Dia. Nama Yesus sendiri
memproklamirkan, SAYA ADALAH Juruselamatmu! Saya telah membawa kamu keluar dari
perbudakan “Mesir” yang adalah rasa bersalah, ketakutan, kekuatiran tentang masa depan, ya, dalam
penjara dosa. Yang kita semua butuhkan adalah pengetahuan tentang Kabar Baik itu. Tanpa itu, kita
tidak dapat menuruti hukum Tuhan yang suci, tetapi dengan pengetahuan itu, kita dapat lakukan.

Sekali kita telah melihat dan percaya kepada kebenaran tentang apa yang telah dilakukan Anak Allah
dengan pengorbananNya di salib, kita tidak dapat menyembah “ilah” lain selain Tuhan - Penebus dan
Pencipta – kita di Alkitab Dia telah membalikkan “kutukan” yang menimpa umat manusia melalui
Adam, sekarang Dia memperlakukan kita seperti kita tidak pernah berdosa. Dia membawa kita keluar
dari “Mesir” dari “tempat perbudakan”. Saatnya menyampaikan Terima Kasih kepadaNya!

Apa yang selalu kita pikirkan sebagai “perintah kedua” menjadi pernyataan kedua dari Kabar
Baik. Begini:
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit diatas, atau yang ada
di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya
atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat
dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku” (Keluaran 20:4-6).

Mari kita lihat Kabar Baik yang terdapat di dalam hukum kedua :

1. Tuhan dan Juruselamat kita terlalu besar dan luar biasa untuk diwakilkan dalam cara apapun
juga. Dia adalah Pencipta langit dan bumi! Pencipta Galaksi Bima Sakti! Lautan samudera hanyalah
sebuah cangkir di dalam tanganNya! Dan Dia mengenal setiap diri kita, semua rahasia kita, lebih dari
seorang ibu mengenal anaknya. Bagaimana kita bisa menarik Dia turun ke tingkat ”apapun” yang
dipikirkan oleh manusia?

2. Dia bukan saja “besar” dalam pengertian keluasan, kebesaran, dan kekuasaan. Dia ”besar”
dalam pengertian kasihNya bagi setiap kita adalah pribadi dan tidak pernah berakhir. Bukan saja Dia
gantungkan pada alam yang tiada akhir ini matahari yang tidak terhitung dan juga Galaksi Bima Sakti,
Dia juga merancang dan menciptakan burung kecil dengan kicauan dan sayap yang indah. Dan
Yesus katakan bahwa bila satu dari burung itu terbang dan menabrak jendela saya di musim panas
dan lehernya patah serta jatuh, Bapa yang di Surga melihat kebawah dan memperhatikan apa yang
terjadi dan sangat sedih.

Setelah memberitahu tentang hal ini, Yesus berkata : “bahkan rambut kepalamupun terhitung
semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
(Lukas 12:7). Mengapa, tidak ada satupun astronot di muka bumi yang dapat memberitahumu
tentang berapa banyak matahari dan bintang di Galaksi Bima Sakti! Demikian juga ibu manapun di
dunia ini yang menghitung berapa jumlah rambut di kepala anaknya. Namun walaupun “Tuhan
Allahmu” mengetahui rahasiamu dan bahkan pikiranmu yang memalukan, Dia tetap mengasihi anda!

3. Tuhan adalah Roh, tidak mungkin patung atau berhala dapat mewakilkanNya. Dia ingin kita
berbakti kepadaNya, tidak kepada berhala yang tidak berguna. Saat ibu dan ayah mencium bayinya
untuk mengucapkan selamat tidur, sering anak itu ingin ada boneka beruang bersamanya, semacam
pengganti ”mama dan papa”. Tetapi Bapa kita di Surga yang penuh kasih sangat bijaksana untuk
tidak membiarkan kita memiliki benda mati untuk mewakilii diriNya. Tidak ada Boneka Bayi ”tuhan”
bagi siapapun yang telah belajar Pelajaran Pertama tentang kasih Allah!
4. Boneka Bayi Beruang atau Boneka Bayi ditaruh di samping tempat tidur karena Ibu dan
Ayah tidak bisa tinggal di kamar tidur sepanjang malam. Tetapi “Tuhan Allah kita” selalu bersama
kita, tidak berada di suatu tempat di sana : ”Dia sendiri mengatakan, ” Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5). Salah satu
nama Yesus adalah ”Imanuel” yang diterjemahkan, ’Tuhan beserta kita’ (Matius 1:23). Daud
bertanya, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?....
Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam;
maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang;
kegelapan sama seperti terang.” (Mazmur 139:7, 11, 12).

5. Tetapi kedekatanNya bahkan lebih besar dari yang dilihat oleh Daud! Perjanjian Baru
menyatakan bahwa Dia yang datang begitu dekat dengan kita sehingga Dia menjadi salah satu dari
kita (itulah artinya “Imanuel, …Tuhan beserta kita). Sebagai Pencipta dan Penebus, Dia adalah tanpa
dosa, tetapi Dia turut mengambil keberdosaan kita agar Dia dapat dapat turut merasakan kelemahan-
kelemahan kita, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15). Dia mengalami semua pencobaan dan
perasaan kita. Dia bahkan merasakan cangkir pahit perasaan ditinggalkan. Dia berseru dengan
suara nyaring di salib, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Dia
merasakannya dan mengatasinya, agar kita tidak pernah merasa ditinggalkan oleh Tuhan.

Mengapa Yesus, Anak Allah, datang ke dunia ini?

Bukan saja agar Dia dapat membawa kita ke surga saat kita mati. Dia memiliki tujuan yang lebih
agung. Malaikat Gabriel memberitahu perawan Maria sebelum kelahiranNya, ”Engkau akan
menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
(Matius 1:21). Inilah yang dijelaskan oleh rasul Paulus :

“Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum
maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah
dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan
daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi
menurut Roh“ (Roma 8:2-4).

Itu adalah satu pencapaian yang lebih besar daripada membuat Galaksi Bima Sakti! Lebih “mudah”
bagi Pencipta untuk membuat dunia atau sebuah matahari; Dia hanya perlu bersabda – dan akan
terjadi. Tetapi menumpas dosa dalam tubuh manusia yang sudah jatuh dan berdosa? “Kutukan”
yang ada? Melepaskan kita yang telah jatuh dan berdosa dari kuasa dosa ? Itu adalah sesuatu yang
tidak dapat Tuhan lakukan hanya dengan berkata satu kata yang kosong, ”Saya menaklukkan dosa!”
Tidak, hal itu tidak akan berlaku.

Dia tidak dapat berbohong atau mengklaim telah melakukan sesuatu yang tidak benar. Jadi, Dia
melakukannya! Dia menjadi seorang Bayi di palungan Betlehem, seorang manusia, tumbuh seperti
anak kecil dan menjadi seorang pemuda, mengalami semua pencobaan untuk berdosa seperti kita,
dan katakan,”Tidak!” pada semuanya, bahkan saat Dia digantung di atas kayu salib.

Dan di atas salibNya, setan melontarkan godaan yang paling besar kepada Yesus, mencoba untuk
membuat Dia berdosa terhadap satu hal kecil yang mungkin kelihatannya sepele agar Yesus gagal
dalam misiNya “untuk menyelamatkan umatNya dari dosa mereka”. Tetapi Yesus menaklukkan
setiap pencobaan!

Tidak, tidak ada berhala atau patung yang dapat mewakilkan pencapaian yang begitu mulia! Tidak
ada satu malaikatpun di surga yang pernah berpikir untuk menyembah patung dalam rupa apapun
juga. Mereka tidak dapat melakukannya! Dan demikian juga anda atau saya, bila kita memiliki
pengertian yang cukup tentang kebenaran Kristus Juruselamat kita.

Sekali kita mengetahui Kabar Baik ini, kita ingin menyanyikan “Haleluyah” selamanya!
Hukum kedua bukanlah satu peringatan kiamat bila kita membungkuk pada berhala, namun
merupakan Kabar Baik dimana kita tidak pernah terlibat dalam penyembahan terhadap berhala
apapun atau bahkan “pemujaan” berhala bila kita ingat kita memiliki seorang Tuhan dan Juruselamat
yang luar biasa.

“Saya adalah…..seorang Tuhan yang cemburu,” sabdaNya. Mengapa? Karena Dia mengasihi
kita! Seorang suami yang benar-benar mencintai istrinya adalah seorang yang ”cemburu” bila istrinya
pergi darinya untuk memberikan perhatian kepada lelaki lainnya. Tuhan dan Juruselamat kita (yang
namanya adalah ”Domba”) telah datang begitu dekat kepada kita dan menunggu pada hari kemuliaan
itu dimana kita dapat katakan,”Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai,...... Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya [gerejaNya] telah siap sedia” (Wahyu
19:7). ”Cemburu” ini adalah suci.

Hari itu akan datang segera gerejaNya memilih untuk percaya betapa baiknya Kabar Baik ini, dan
mengijinkan Dia untuk “menyucikan kita dari segala kejahatan”, dimana “kain lenan” yang dikenakan
oleh “pengantinnya” adalah “ itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus“
(lihat 1 Yohanes 1:9; Wahyu 19:8).

Tetapi inilah Kabar Baik yang bahkan lebih baik.

Lihatlah janji pengampunanNya dalam hukum yang kedua. Walaupun Dia harus “mengunjungi”
kejahatan bapa yang jahat terhadap anaknya bila mereka memilih untuk tetap membenci kebenaran,
menolak belajar kasih karunia yang diketahui oleh bapanya, tetap Tuhan menunjukkan “kemurahan
kepada ribuan [generasi], kepada mreka yang mengasihiNya dan menurut perintah-perintahNya”.

Satu hari adalah satu dari 365 bagian dari satu tahun. Yesaya 61:2 katakan Tuhan katakan
”pembalasan”Nya adalah seperti satu ”hari” tetapi rahmatnya adalah 365 kali besarnya – sepanjang
”tahun” lamanya.

Dia mengasihi untuk mengampuni!

Dia menyenangi kemurahan! Alkitab katakan bahwa Dia “senang” berbuat baik kepada orang-orang
berdosa, menebus mereka dari kehancuran, memperlakukan mereka tanpa pamrih. ”Tidak dilakukan-
Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan
kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-
orang yang takut akan Dia“ (Mazmur 103:10, 11). Perhatikan : tidak dikatakan bahwa kemurahanNya
adalah ”besar” atas orang-orang yang melakukan segala sesuatu dengan benar. Tidak,
kemurahanNya adalah besar atas orang-orang berdosa yang ”takut akan Dia”, yang memanggil
namaNya. Yoel berkata, ”Barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan” (Yoel
2:32). Lukas katakan musuh-musuh Yesus mengkritik Yesus karena Dia ”menerima orang-orang
berdosa” (Lukas 15:2). Tetapi itulah sebabnya mengapa Yesus begitu luar biasa!

Saat mereka katakan hal itu tentang Dia, Dia merespon dengan menceritakan cerita satu domba yang
hilang, dan bagaimana Gembala Yang Baik meninggalkan 99 yang sudah “selamat” untuk mencari
satu yang hilang. Itu adalah Yesus yang sedang mencari anda, betapapun tidak berharga atau
berdosanya anda.

Faktanya, saat kita sedang “senang” ke Disneyland atau bermain golf atau memancing atau bermain
games, Yesus “senang” mencari orang yang tidak bersemangat, orang-orang yang patah hati yang
menghancurkan hidup mereka, pergi jauh, kehilangan perkawinan atau rumah mungkin, alkoholik,
atau narkoba atau kriminal yang telah kehilangan harapan, dan melalui Roh Kudus Dia membisikkan
kata-kata yang membangkitkan semangat mereka. Mikha 7:19 katakan Dia “akan melemparkan
segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”. Itu seperti halnya Dia katakan, ”Akulah Tuhan Allahmu”,
Juruselamatmu. Nama Saya sendiri ”Yesus” telah mengandung arti yang istimewa itu, ”Aku akan
menyelamatkanmu dari dosa-dosamu” Dan dosa-dosa itu yang telah membawa begitu banyak
perasaan bersalah dan patah hati, saya telah menanggungnya di punggungKu, jauh di dalam lautan
lebih dalam dari pecahan kapal Titanic; tidak ada seorangpun yang akan dapat menemukannya
kembali”.

Saat Petrus sedang tenggelam, dia berteriak kepada Yesus, “Tuhan, selamatkan saya!” Dan Yesus
mendengarkan doanya segera, menangkap tangannya, dan menaikkan dia. Dia tidak akan pernah
menolak siapapun :, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37).

Anda mungkin bertanya, “Bagaimana saya bisa yakin bahwa “Bapa” bisa memberikan jaminan saya
untuk selamat? Kebenarannya adalah Bapa telah memberikan anda pada Yesus! Dia “menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Timotius
2:4). Dia telah membayar hukuman dosa-dosamu, mati kematian kedua dimana dosa-dosamu harus
”bayar”. Dan walaupun ”upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita” Roma 6:23).

Setiap ucapan Tuhan adalah penting.

Ia tidak seperti pengacara yang menyodorkan kontrak dengan cetakan yang rapi kepada anda. Ia
TELAH memberikan pemberian itu kepada anda, bukannya menawarkan bahwa semua itu akan
tersedia jika anda terlebih dahulu melakukan semua hal yang benar untuk layak menerimanya. Kita
semua tidak layak menerimanya, karena Adam telah memberikan kita “hutang dosa” tetapi Kristus
adalah seseorang yang telah memberikan kita “kasih karunia”. “Tetapi kepada kita masing-masing
telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberikan Kristus” (Efesus 4:7). Kasih karunia
membawa “pemberian” yang istimewa – “pembenaran” (Roma 5:15-18). Bapa di sorga
memperlakukan dunia yang penuh dengan orang berdosa seolah-olah mereka tidak berdosa, “tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka” (2 Kotintus 5:19). Anda mungkin bertanya mengapa Ia tidak
melenyapkan orang-orang jahat yang terlibat dengan kriminalitas dengan cahaya kemuliaanNya;
itulah kasih karunia, yang diberikan dengan cuma-cuma kepada umat manusia dengan pengorbanan
Kristus.

Namun ketika anda menyadari kebenaran mengenai kaish karunia itu, anda tidak akan dapat lagi
menjalani kehidupan yang penuh dosa. Bukan ketakutan yang memotivasi anda untuk mengerjakan
kebenaran; namun kasih karunialah yang memotivasi anda. “Karena kasih karunia Allah yang
menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidikan kita supaya kita meninggalkan kefasikan
dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia
sekarang ini.” (Titus 2 : 11,12). Simpanlah hukum kedua di dalam hatimu. “Jangan membuat bagimu
patung yang menyerupai apapun….”. Itu sebuah jaminan!

Jadi, Sepuluh Hukum Allah menjadi Kabar Baik Bagimu!


Tuhan telah lelah menulis hukum-hukum ini di batu. Ini adalah pekerjaan yang tidak berguna!
Sekarang Ia ingin agar hukum-hukum ini tertulis di dalam hati manusia, sehingga kebahagiaan kta
yang terbesar adalah hidup dalam keserasian denganNya dan dalam keserasian dengan seluruh
alam semesta yang luar biasa, dimana oleh karena kasihNya disediakan untuk kekekalan. Ia akan
menulis Sepuluh PerintahNya dalam hati kita, hanya jika kita memilih untuk membiarkanNya menulis
di hati kita.

Hukum ke-3
Hukum yang Ketiga :
Belajar untuk Murni Sepenuhnya
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, ...”
(Keluaran 20:7)
Kita sedang menjelajahi satu penemuan yang luar biasa tentang Injil : satu pemikiran bahwa “Sepuluh
Hukum” Tuhan yang terkenal dalam realitasnya adalah sepuluh kepastian keselamatan! Belajar
untuk menjadi murni sepenuhnya adalah Kabar Baik.

Selama ratusan tahun orang-orang berpikir bahwa Sepuluh Hukum adalah sepuluh larangan,
peringatan keras untuk tidak melakukan sesuatu yang secara alamiah ingin kita lakukan, sepuluh
“larangan” tertera di batu yang keras dan menakutkan. Sementara banyak orang mendengarkan
khotbah atau membaca hukum-hukum itu, mereka menilainya sebagai menawarkan hati. Tetapi
sekarang dengan penemuan ini bahwa ada kepastian keselamatan di dalamnya, seluruh dunia
dibangunkan untuk menyadari bahwa Tuhan memiliki Kabar Baik bagi kita di dalam Sepuluh Hukum.

Kita temukan di hukum pertama yang mengatakan ”Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”
sebagai satu kepastian pembebasan dari pemenjaraan yang menyakitkan atas pencarian
diri. Penyembahan pada diri adalah ilah palsu yang menutup pandangan kita dari Allah yang
benar. Kesia-sian yang tiada akhir yang datang bersama ilusi itu telah berakhir! Selamat datang
kepada kehidupan baru yang mulia yang bebas dari kekuatiran tentang ukuran yang tercapai atau
tidak! Hukum yang pertama adalah kepastian pembebasan dari pemusatan diri yang menyakitkan,
satu garansi bahwa Tuhan akan menyatakan DiriNya begitu jelas pada kita sehingga hati kita tidak
bisa tergila-gila dengan kepalsuan lainnya.

Dunia ini penuh dengan godaan yang menjanjikan kita kebahagiaan.

Tetapi semua itu meninggalkan kita dalam kehampaan dan putus asa. Beberapa di antaranya adalah
: uang, mobil, rumah, olah raga, hubungan seks gelap, apa yang kita sebut ”asyik” Tetapi segala
yang dibuat oleh tangan manusia tidak akan pernah memuaskan kerinduan hati manusia yang paling
dalam. Menemukan Kristus adalah kerinduan hati anda yang sesungguhnya dan bahwa Dia
memberikan diriNya bagimu – ini adalah satu kepastian baru yang diberikan oleh hukum pertama.
Dalam terangnya, tidak ada kepalsuan yang akan menipu kita lagi.

Kita temukan bahwa hukum yang kedua, “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun
- …Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya” adalah satu kepastian
pembebasan dari rumah penjara – penjara yang membuat kita lelah dalam mencoba memuaskan
keinginan kita yang tak berujung untuk memiliki lebih banyak lagi agar dapat mengesankan orang
lain. Tidak ada “buatan” tangan manusia atau pabrik yang berharga bagi penyembahan hati
kita. Saat kita mengerti kekayaan kerohanian yang benar dalam Injil, semua “barang” yang dapat
dibeli dengan uang adalah seperti halnya mainan plastik.

Dunia ini senantiasa menjengkelkan kita dengan bujukan untuk membeli ”barang” ini atau itu,
memberitahu kita bahwa kita tidak akan bahagia tanpanya. Seringkali tekanan yang terus menerus
begitu serius sehingga merusak kesehatan kita.

Penyembahan berhala adalah hal yang fatal. Tanyakan pada Bill Gates apakah uang triliunan
membuat dia benar-benar bahagia. Bila dia jujur, dia akan beritahu anda, seperti Solomo di masa
tuanya, “Segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkotbah 12:8).

Apakah anda pernah berdiri di pinggir jalan dan melihat ke lampu jalanan? Dan kemudian melihat ke
atas pada kemilau yang terang dari sinar sebuah bintang? ”Hal-hal dunia tiba-tiba menjadi buram”
saat kita telah melihat wajah Yesus, dan dalam beberapa pelajaran ini kita akan melihat wajahNya
dalam Sepuluh Hukum.

Hukum ketiga ini adalah satu janji tentang kebahagiaan dalam hati kita, begitu dalam sehingga
tidak ada apapun yang bisa membodohi kita untuk berpikir ada yang lebih berharga.

Bunyinya :

”Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan
memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan” (Keluaran 20:7)
Hal ini bukan saja tentang mengucapkan kata-kata yang salah dengan bibir kita, tetapi lebih dalam
lagi. Hukum itu katakan : jangan berpura-pura menjadi pengikut Tuhan padahal anda tahu bahwa
anda bukanlah pengikutNya. Jangan membuat atau bahkan membiarkan orang berpikir anda adalah
seseorang yang hebat padahal itu adalah satu kebohongan. Tuhan telah menaruh pada hukum ini
satu kepastian bahwa Dia akan memberikanmu karakter yang otentik. Tidak ada kepura-puraan dari
luar; tidak ada yang menutupi cacat di dalam.

Furniture Afrika Timur mungkin sangat sederhana desainnya, tetapi kayunya sangat kokoh. Tidak
ada lapisan yang dapat menipu anda saat anda melihat di showroom. Banyak interior mobil-mobil
baru yang dibalut dengan cat yang menyerupai kayu keras (walnut) atau kayu kenari (rosewood)
yang sebenarnya itu hanya plastik, yang kelihatannya seperti kayu mahal; hal ini membuat anda
berpikir bahwa anda sedang mengendarai mobil mahal, tetapi sebenarnya pabrik hanya
mengeluarkan sedikit uang untuk itu.

Tetapi mobil tidaklah penting. Kita sedang berbicara mengenai karakter yang Tuhan inginkan dalam
diri kita. Bila anda menjadi seorang jutawan, tetapi pada akhirnya anda menyadari bahwa karakter
anda hanyalah suatu imitasi plastik, anda tidak akan bahagia. Jadi, untuk menyelamatkan kita dari hal
yang memalukan sekarang dan pada akhirnya, Tuhan kita yang terkasih memberikan hukum ketiga
ini – satu kepastian bahwa jika kita percaya pada Injil Kabar BaikNya, Dia akan memberikan jaminan
pada kita untuk membentuk karakter kita penuh kebenaran, jujur, dan suci. Kita akan menjadi cahaya
mercu suar dalam dunia yang gelap, tempat berlindung bagi orang-orang yang mencari keselamatan
dalam badai. Tidak ada sesuatu apapun yang dapat mendatangkan kebahagiaan daripada
mengetahui bahwa Tuhan dan manusia menghormati anda karena kemurnian sepenuhnya.

Dunia telah melewati “Zaman Batu” dan “Zaman Tembaga”, tetapi sekarang kita sedang berada pada
“Zaman Plastik”. Batu dan tembaga dapat menanggung ujian api, tetapi plastik tidak dapat
bertahan. Rasul Paulus berbicara tentang ujian akhir dari karakter yang harus kita hadapi. Dia
menyamakan pembangunan karakter kita sama halnya dengan membangun sebuah rumah. Ada
”fondasi” yang telah dibangun – Kabar Baik tentang Yesus menyatakan Dirinya sebagai fondasi itu :
”Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah
diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). Dia telah membangun ”fondasi” bagi kehidupan
kekal bagi setiap umat manusia, mendemonstrasikan bagi kita bahwa Dia telah berperang bagi kita,
menumpaskan ”kutukan dosa” dalam daging yang berdosa. Dia telah berjuang keras dengan
meletakkan ”fondasi” bagi istana yang indah-karakter bagi setiap diri kita.

Ini adalah satu ilustrasi indah dari Kabar Baik :


 Setiap orang harus memiliki sebuah “rumah” untuk tinggal. Kita datang ke dunia tanpa
memilikinya, seperti halnya kita datang kedunia dalam keadaan telanjang.
 Kita tidak tahu bagaimana “membangun” karakter/rumah yang kita butuhkan.
 Yesus datang untuk mengajarkan kita membangun karakter/rumah. Ya, Dia datang untuk
menyelamatkan kita dan telah menyelamatkan kita; kita “hidup”. Tetapi pada Hari Penghakiman
kita akan sangat malu bila kita tidak melakukan apapun bagi keselamatan yang telah Dia berikan.
 Oleh karena itu Yesus datang untuk tinggal bersama kita, mengambil daging bagi DiriNya, hidup
sebagaimana kita hidup, memberi teladan satu karakter yang sempurna kepada kita. Kita tidak
akan pernah bahagia di Surga kecuali kita membangun karakter penyangkalan diri seperti Dia
yang mana melebihi sekedar kata-kata yang mengaku sebagai pengikutNya. Ujian terakhir dari
penghakiman terakhir harus mendemonstrasikan bahwa kita berada dalam kebenaran ini. Inilah
yang dimaksud Paulus dengan “mendirikan sebuah rumah”.
 Begitu besar kasih Yesus bagi kita sebagai individu dan pribadi sehingga Paulus mengatakan
bahwa Dia telah membangun “fondasi” untuk “rumah” yang demikian bagi kita. Sekarang, setiap
hari kita sedang “membangun”nya. Kenyataan bahwa kita hidup menunjukkan sesuatu sedang
terjadi. Arsitek akan memberitahu anda bahwa biaya yang agak besar untuk satu bangunan
rumah yang bagus ada di biaya fondasi. Pertanyaannya sekarang adalah, “Rumah” jenis apa
yang sedang kita bangun hari demi hari?

Mari kita izinkan Paulus untuk memberitahu maksudnya :


“Tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya… Ada orang
membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata; yang lain akan menggunakan kayu
atau rumput kering atau jerami. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan
yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan
menderita kerugian” (1 Korintus 3:10-15).

Sekarang kita mulai melihat Kabar Baik apa yang dibawakan oleh hukum ketiga.

Ini adalah satu kepastian apabila kita percaya Injil Tuhan, Dia akan memperhatikan agar kita
membangun rumah yang tahan api!

Umpama anda tidak memiliki rumah. Seseorang telah membangun fondasi rumah bagimu, sudah
siap. Untuk ilustrasi, mari kita asumsikan anda malas, dan anda mengumpulkan ranting-ranting dan
membangun bagi anda tempat tinggal yang terbuat dari rumput di atas fondasi batu yang kuat dan
indah. Kemudian satu hari kebakaran dari hutan menyambar dan ”rumah” anda menjadi asap.

Tetapi tetangga anda membangun rumah dengan batu, dan saat semuanya berakhir dia masih
memiliki rumah. Bukankah anda akan malu? Terlebih bila anda telah menunjukkan kepada teman-
teman anda “rumah indah”, membanggakan keahlihan anda? Rumput lebih murah dan mudah
ditemukan daripada batu! Anda hanya memiliki apa yang kelihatannya seperti sebuah rumah bagus,
yang hanya beratapkan rumput.

Bahkan pastur, pendeta, dan pengkotbah perlu mendengarkan pekabaran ini.

“Sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh
api itu” (1 Korintus 3:13). Namun pendapat manusia tentang kita bukanlah menjadi masalah pada
Hari Penghakiman itu. Apakah kita telah mengaku nama Kristus dengan sembarangan?

Kabar Baik dalam hukum ketiga memberitahukan kita bahwa Dia akan menyelamatkan kita dari
membuat pernyataan palsu itu : “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan
sembarangan”. Percaya “kebenaran Injil” dan anda akan menemukan bahwa “Injil Kristus….adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan” (Galatia 2:5; Roma 1:16). Hari demi hari Roh Kudus akan
memotivasi anda untuk meletakkan batu demi batu. Anda mungkin tidak sadar akan kemajuan yang
dicapai, tetapi sukacita yang paling menyenangkan adalah menemukan bahwa akhirnya ”rumah”
yang Tuhan sanggupkan anda untuk ”bangun” adalah satu istana indah yang tidak dapat
dimusnahkan oleh ”api”.

Paulus menjelaskan walaupun secara alami semua kita adalah “orang asing dan pendatang”
sekarang ini kita “bangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu
penjuru, Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di
dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh” (Efesus 2:19-22).

Ini membawa kita satu langkah lebih jauh.

Kita bukan saja sedang membangun sebuah rumah/karakter; apa yang sedang kita bangun pada
akhirnya akan menjadi sebuah bait suci yang akan didiami oleh Tuhan! Untuk selama-lamanya! Oleh
karena itu kepastian hukum ketiga adalah pembebasan dari rasa takut – takut akan api Hari
Penghakiman.

Dalam hati setiap orang, ketakutan berada di bawah permukaan. Hal ini bisa meracuni sukacita. Ada
“semacam ketakutan melihat pada penghakiman dan pembalasan yg berkobar-kobar” yang tidak bisa
dihindarkan oleh siapapun; ada di situ, bahkan kadang-kadang saat kita bangun jam 3
pagi. Sekarang hukum ketiga melepaskan kita dari ketakutan. Itu artinya : Anda tidak akan malu
pada Hari Penghakiman! Kabar Baik yang Berharga!
Ada lagi ilustrasi lain yang Tuhan gunakan untuk menolong kita mengerti : Menggunakan
beberapa pakaian untuk menutupi ketelanjangan.

Hampir setiap orang pernah bermimpi berada dalam kerumunan orang-orang tanpa pakaian yang
sesuai. “Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia
jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya”. (Wahyu 16:15). Hukum ketiga
menjadi satu kepastian : Tuhan akan memberikan pada anda pakaian untuk dipakai! Adalah melalui
percaya kepada Kabar Baik dari kata pembuka Sepuluh Hukum kita memakai pakaian : ”Melalui kasih
karunia engkau telah diselamatkan melalui iman” (Efesus 2:8, penekanan ditambahkan). Memakai
pakaian yang gratis adalah tugas kita; membangun rumah pada fondasi gratis yang telah disiapkan
adalah tugas kita. Tetapi bahkan iman melaluinya kita bangun ”adalah pemberian Tuhan” (ayat 9).

Hukum Tuhan yang ketiga mengandung satu peringatan yang tidak berani kita acuhkan.

“TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan”.
(Keluaran 20:7). NamaNya adalah suci, tidak peduli berapa kali anda telah mengucapkannya dengan
sembarangan. Saat anda “melihat” apa yang terjadi di salib, bagaimana Anak Allah mengambil
tempat anda, mati untuk kematian kedua, menanggung persembunyian muka BapaNya – kemudian
sesuatu mulai terjadi dalam hati anda yang keras. Melumer; airmata keluar dari mata anda. Tidak
pernah lagi anda akan menyebut nama yang suci itu dalam kemarahan atau dalam senda
gurau! Sekarang anda mulai mengenal Yang “namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah
yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:6).

Sekarang bibir anda, perkataan anda menjadi berubah. Seperti murid-murid yang bersama dengan
Yesus, orang banyak mengerti bahwa mereka “berbeda“. Orang-orang berkata, "itu nyata dari
bahasamu." (Matius 26:73). Orang yang sombong menjadi rendah hati, pencabul menjadi suci, kata-
kata kotor menjadi bersih. Ini adalah Yesus yang menyelamatkan kita dari dosa, sekarang!

Satu hari proses “membangun” akan segera berakhir.

Satu dekrit akan datang dari Surga mengenai setiap manusia di bumi. “Berhenti sekarang! Sampai di
sini! Apa yang telah anda bangun, itulah untuk kekekalan!” Kita membaca tentang hari itu di halaman
terakhir dari Alkitab :
“Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia
terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang
kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya. Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa
upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya”. (Wahyu 22:12,12).

Tetapi Kabar Baik yang sama menembus Sepuluh Hukum bersinar kembali pada halaman terakhir
Alkitab. Tuhan hanya menyiapkan kebahagiaan bagi anda :

“Berbahagialah mereka yang melakukan perintah-perintahNya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-
anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah
berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar. ’Aku, Yesus,
telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-
jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang. Roh dan
pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia
berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau,
hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!“ (Wahyu 22:14-22)

Kata-kata berkat itu bukan dari penulis miskin!

Kata-kata sambutan itu adalah perkataan Tuhan untuk anda secara pribadi. Buatlah pilihanmu, dan
katakan, ”Saya datang!”. Tuhan telah berjanji dalam hukum ketiga bahwa Dia akan memandang anda
”tidak bersalah” selamanya. ”Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya
ditutupi....yang kesalahannya Tuhan tidak perhitungkan” (Mazmur 32:1).

Hukum ke-4
Perintah Hari Sabat Tuhan :
Istirahat bagi Jiwa-Keduniawianmu
yang Letih

“Ingat dan kuduskanlah hari Sabat” (Keluaran 20:8)

Tidak ada yang negatif dalam Sepuluh Hukum, walaupun seperti demikian halnya bagi orang yang
belum mengetahui “kebenaran injil” (Galatia 2:5). Kita telah melihat bagaimana tiga hukum pertama
membuka gerbang kebahagiaan,dan bukan sebaliknya. Demikian juga halnya dengan hukum yang
keempat.

Bagaimana hukum keempat dapat menjadi satu kepastian perteduhan bagi jiwa-jiwa kita?

Ini adalah satu perintah yang diacuhkan oleh hampir semua orang di dunia. Mengapa? Apakah
karena sulit untuk dituruti? Tidak; Tuhan menyanggupkan setiap orang untuk menerima berkat Sabat
yang terkandung didalamnya. Ini adalah bagian dari kekayaan karunia Tuhan yang diberikan pada
siapapun yang bersedia menerimanya. Mari kita baca apa yang dikatakan :

“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari
Sabat dan menguduskannya” (Keluaran 20:8-11).

Tiada berujung berkat yang terdapat dalam hukum ini! Ini hanya beberapa :

1. Berkat perhentian Sabat adalah untuk seluruh dunia.

Tidak ada seorangpun yang terkecuali. Tuhan sedang berbicara kepada anda dan saya, bukan
kepada orang Yahudi. Yesus berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia
untuk hari Sabat” (Markus 2:27; ”wanita” juga ”dibuat untuk laki-laki” tetapi perkawinan bukan saja
ditujukan untuk orang-orang Yahudi!). “Laki-laki (man)” berarti semua orang.

“Istirahat” dalam pemeliharaan Sabat adalah kerinduan setiap hati manusia. Ini lebih dari sekedar
tidur siang untuk beristirahat fisik dari pekerjaan. Ini adalah kedamaian hati. Para jutawan akan
memberikan segala sesuatu untuk perhentian Sabat yang sebenarnya!
2. Tuhan beristirahat pada hari Sabat untuk memberkati dan menguduskannya bagi kita.

Karena Dia telah memberikan Sabat sebagai satu hadiah bagi dunia, hal ini dimaksudkan bagi kita
untuk menikmatinya. Anda tidak pernah memelihara Sabat sendiri; anda bersekutu
denganNya. “Aku menyertai engkau,” sabdaNya (Yesaya 41:10), dan Yesus berjanji, “Aku tidak akan
meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu……Jika seorang mengasihi
Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya
dan diam bersama-sama dengan dia.“ (Yohanes 14:18, 23). Yesus dan Bapa akan tinggal bersama
anda! (dan itu berarti sukacita!).

Yesus berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20), tetapi
hari Sabat membawa kita dalam satu hubungan yang intim denganNya. Ini seperti halnya Dia
membuat janji dengan kita; dan bila Dia adalah obyek dari kebaktian kita yang penuh kasih, kita pasti
akan memegang janji itu. Dan bukan saja sesekali; Sabat adalah hari khusus ketujuh dari setiap
minggu.

Sabat seperti lem yang mengikat semua hari dalam minggu itu bersama. Ini memberi alasan bagi
seminggu. Tidak ada satu manusiapun yang menemukan perhitungan satu minggu; Itu diberikan
Tuhan untuk dunia pada awalnya saat Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, seperti
yang diberitahukan dalam Kejadian 1. Sabat adalah memperingati pekerjaan penciptaanNya; Evolusi
tidak akan pernah berada di dunia untuk menipu begitu banyak orang bila saja dunia “mengingat hari
Sabat, menguduskannya”. Oleh karena itu Sabat menjadi “tanda” umat Tuhan, dimana sabdaNya,
“Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka,
supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka (Yehezkiel
20:12). “Tanda” Nya adalah seperti hal tanda tanganNya; ini seperti halnya Dia berkata, “Saya telah
mencari mereka, dan di sini mereka – umatKu yang benar; mereka menyucikan SabatKu. Hal ini
menandakan mereka sebagai khusus Kepunyaanku!”

3. Yesus sendiri menikmati persekutuan dengan umatNya setiap hari sabat.

Kita jarang berpikir tentang sukacita yang dibawakan oleh kita kepadaNya karena memelihara hari
Sabat! Yesaya berkata, “Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas”
(Yesaya 53:11). Hari Sabat adalah seperti sebuah pesta yang meriah; Dia mengundang kita setiap
minggu untuk bertemu denganNya dan umatNya pada hari yang istimewa itu, dan bila anda tidak
berada di sana, Dia sedih karena Dia merindukanmu.

Tidak ada gangguan pada hari “perayaan” itu. ”Di dalamnya engkau tidak melakukan pekerjaan
apapun” Dia berjanji pada kita. Yehezkiel menjelaskan hari-hari lain dari sepanjang minggu itu
sebagai “enam hari bekerja” (Yehezkial 46:1). Ada bermacam-macam gangguan pada hari-hari
duniawi itu – beban berat, bisnis, mencari nafkah, membeli dan menjual, TV dan radio, kekuatiran dan
pekerjaan yang melelahkan kita, berita-berita bencana dan kejahatan. Tidak ada “kedamaian” dalam
dunia.

Tetapi pada hari Sabat semua gangguan disampingkan; itu seperti halnya kita meluangkan waktu
satu hari bersama dengan Yesus dalam rumahNya, kita adalah tamu-tamunya, satu hari dengan hati
yang damai, bebas dari kuatir, pelabuhan berteduh dari amarah badai laut, “sebuah taman dilalui
sungai dari Surga, mata air yang menyejukkan dalam kehidupan yang kering, melelahkan.”

4. Kita bahkan dibebaskan dari tagihan-tagihan yang jatuh tempo.

Kita mengesampingkan semua urusan-urusan kita pada hari Sabat; kita tidak mau membuat hal ini
menganggu kedamaian kita dengan Tuhan karena kita percaya bahwa Dia akan memelihara kita, Dia
akan memberkati pekerjaan kita selama “enam hari kerja” sehingga kita memiliki kecukupan untuk
membayar tagihan-tagihan tanpa kuatir. Alkitab memberitahu kita untuk meninggalkan rencana
keuangan dan pembukuan kita sampai setelah Sabat, dan melakukan semua pekerjaan ”pada hari
pertama minggu itu” (lihat 1 Korintus 16:2). Jadi, hukum keempat yang indah ini menunjukkan pada
kita bagaimana menikmati Sabat dengan Tuhan, bebas dari segala letih lesu, gangguan duniawi.

Sabat menjadi seperti satu hari dimana Surga berada di bumi. Teristimewa anak-anak yang menaruh
hormat dalam rumah sangat menyukai Sabat; mereka tidak sabar menunggu sampai ”Sabat yang
akan datang”. Saat Yesus berkata, ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka
datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius
19:14), Yang dimaksudkanNya adalah : biarkan mereka datang pada hari Sabat. Tetapi apabila kita
tidak memelihara kesucian Sabat, demikian juga mereka.

5. Hari ketujuh hari Sabat yang benar menjadi hari yang paling membahagiakan dalam
minggu itu.

Pada kalender yang digunakan oleh hampir di seluruh dunia, hari ketujuh disebut Hari Sabtu. Agar
lebih meyakinkan, kita bisa memeriksa kembali dengan membaca Lukas 23:54, yang menceritakan
tentang penyaliban Yesus : “Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai”. Jutaan orang
memperingati Jumat Agung sebagai penghormatan akan kematian Yesus; hal ini menunjukkan Sabat
yang benar, karena keesokan harinya adalah hari ketujuh hari Sabat. (Sebelumnya, Tuhan tidak
pernah meminta kita dalam Alkitab untuk memperingati Jumat Agung sebagai penghormatan pada
penyaliban Kristus – Perjamuan Sucilah yang Kristus tunjukkan untuk diperingati).

Dan sekali lagi kita bisa menunjukkan hari Sabat yang benar dengan membaca ayat selanjutnya
dalam Lukas : “Perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus…. melihat kubur
itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-
rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat,” (ayat 55,
56). Ayat selanjutnya memberitahu kita kebangkitanNya pada hari Minggu : ”Pagi-pagi benar pada
hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur....... tetapi mereka mendapati batu sudah terguling
dari kubur itu” (Lukas 24:1,2). Kristus telah bangkit!

Begitu jelas, bahkan seorang anak kecil pun bisa melihatnya segera : “Hari Sabat menurut hukum”
adalah antara Jumat dan Minggu. (“Hari Tuhan” di Wahyu 1:10 adalah Sabat, sebab Tuhan menyebut
Sabat “Hari KudusKu” Yesaya 58:13).

Itulah sebabnya mengapa hari ketujuh hari Sabat adalah hari yang paling menyenangkan dalam
minggu itu : itu adalah hari dimana Tuhan menyebutnya “Hari KudusKu” KehadiranNya ada pada hari
Sabat. Sejauh kita mengasihiNya, kita juga mengasihi hari suciNya.

Banyak orang-orang tulus yang tidak melihat kebenaran ini.

Apakah Tuhan telah merubah Hari suci SabatNya? Kita harus berhenti untuk memeriksa beberapa
alasan mengapa hukum-hukum ini dikacaukan.

Tidak, Tuhan katakan, Dia tidak merubah hukumNya mengenai Sabat. ” Bahwasanya Aku, TUHAN,
tidak berubah” (Maleakhi 3:6). Tidak ada dalam Alkitab yang menyarankan bahwa Dia telah
membuat perubahan dalam hukumNya yang kudus. ”Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan
jiwa!” (Mazmur 19:7). Mengapa Dia harus merubah sesuatu yang “sempurna”? Dia begitu mengasihi
kita untuk merubah pemberian berkat ini!

Yesus selalu memelihara hari ketujuh Sabat, sebab kita membacanya dalam Lukas 4:16. “Ia datang
ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah
ibadat”. Ya, saat Dia berkata kepada orang Yahudi, “Aku menuruti perintah Bapa-Ku,” Dia
memberitahukan kebenaran (Yohanes 15:10).
Semua murid-muridNya mengikuti contohNya dalam memelihara Sabat pada hari ketujuh. Contoh,
Buku Kisah menceritakan 84 Sabat yang dipelihara rasul Paulus, tidak ada satupun pada hari
Minggu!

“Tetapi” seseorang mungkin bertanya, “bukankah ada tentang hari pertama dari minggu itu yang
dipelihara oleh Paulus?” Tidak, Kisah 20:7, 8 memberitahukan Malam minggu dimana Paulus
bertemu dengan orang-orang Kristen di Troas untuk mengucapkan selamat tinggal, karena dia
sedang merencanakan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 16 mil pada esok harinya (Minggu) ke
Miletus, dan mereka tidak akan bertemu dengannya lagi. (Tidak ada rasul yang akan berjalan sejauh
16 mil pada hari Sabat yang kudus).

Lukas menjelaskan pertemuan malam itu sebagai “hari pertama dari minggu itu” karena Alkitab
menjelaskan Sabat dimulai pada saat matahari terbenam Jumat malam dan berakhir pada matahari
terbenam Sabtu malam (Imamat 23:32). Oleh karena itu, pertemuan pada “hari pertama minggu itu”
adalah Sabtu malam. Dan Markus 1:32 memberitahukan pada suatu Hari Sabtu ”malam, saat
matahari terbenam” Sabat telah selesai, orang-orang membawa banyak orang sakit kepada Yesus
untuk disembuhkan.

Ini adalah cara yang menyenangkan memelihara Sabat, “dari malam ke malam” dari matahari
terbenam sampai matahari terbenam. Bila anda mencoba memelihara dari tengah malam ke tengah
malam, anda sedang tertidur dan tidak dapat menyambut hari Tuhan yang kudus dalam keadaan
sadar! Bagaimana anda bisa menyambut seorang tamu yang istimewa yang datang pada tengah
malam sementara anda tertidur? Pada Jumat malam saat matahari terbenam keluarga berkumpul
untuk bernyanyi, membaca Alkitab dan dalam doa menyambut datangnya hari Sabat yang berharga.

Mengapa banyak yang memperingati hari Minggu, bukan hari Sabat yang suci yang Tuhan
“berkati dan kuduskan”?

Kita harus memeriksa alasannya. Ini sangat sederhana : seseorang tanpa otoritas Tuhan telah
merubahnya. Tuhan telah menginstruksikan nabiNya Daniel untuk menubuatkan bahwa hal ini akan
terjadi. Dalam pasal 7, nabi ini menjelaskan munculnya empat kerajaan dunia dalam sejarah
(Babilon, Medo Persia, Yunani dan Roma), setelah itu akan muncul satu kuasa yang besar, ”tanduk
kecil...mengucapkan perkataan yang menentang” (ayat 8) yang akan menggabungkan gereja dan
negara dan akan ”mengubah waktu dan hukum” (ayat 25). Baik Daniel dan Wahyu menyatakan
bahwa dia akan menggunakan kuasanya yang besar selama 1260 tahun.

Paulus menjelaskan kuasa yang sama dalam 2 Tesalonika 2:4 yaitu “lawan yang meninggikan diri di
atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau
menyatakan diri sebagai Allah.

Yohanes dalam buku Wahyu menjelaskan kuasa yang sama : “Dan kepada binatang itu diberikan
mulut, yang penuh kesombongan dan hujat;….. Dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan
umat dan bahasa dan bangsa. Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu
setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba, yang telah disembelih” (13:5-8).

Kita harus memutuskan “kuasa” yang mana yang akan kita ikuti – Yang Maha Suci yang menciptakan
bumi dalam enam hari dan menguduskan SabatNya yang suci untuk kita pelihara, atau dia yang
berani merubah hukum Tuhan dan menuntun orang-orang untuk memelihara hari Minggu sebagai
gantinya.

Janganlah kita takut untuk berbeda dari mayoritas.


Yesus berkata :” Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang
menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan
sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."(Matius 7:13,
14). Sepanjang sejarah dunia, prinsip ini adalah benar; Yesus itu nyata, Dia hidup dan melihat, dan
Dia selalu bersama mereka yang sedikit yang mengikutiNya.

Kabar Baiknya adalah Dia mengasihi kita melebihi dari yang kita pikirkan! Dia membayar harga yang
tinggi untuk menebus kita; Dia tidak bisa melupakan kita. Dia masih mengasihi kita dan
menginginkan agar kita bisa hidup kekal bersamaNya. Dia sepi tanpa umatNya! Kita hidup dalam
hari-hari akhir. Sekarang, sementara sebagai Imam Besar di Kaabah Tuhan di Surga, Dia sedang
bekerja siang dan malam, untuk menyiapkan orang-orang bertemu denganNya saat Dia kembali.

Tetapi mereka memerlukan persiapan khusus, seperti anak-anak yang akan berangkat ke
sekolah.

Dia akan menjadi Guru kita, dan kita bisa berada dalam “kelas”Nya. Oleh karena itu, dari Sabat ke
Sabat di seluruh dunia, Dia bertemu dengan umatNya yang mengikutiNya sebagai Domba Allah, dan
dengan Roh KudusNya Dia mengajar dan menyiapkan mereka untuk hari besar itu saat Dia
kembali. Tidak ada hal di dunia yang begitu penting daripada pekerjaan khusus yang sedang
berlangsung sekarang!

Saat Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu Datanglah kepadaKu, engkau yang berbeban berat, dan Saya akan
memberikanmu istirahat”, Dia sedang mengundang seluruh dunia untuk menikmati perhentian
SabatNya. Setelah menciptakan bumi dan kita dalam enam hari, Dia istirahat pada hari ketujuh yang
pertama di Eden. Tetapi ”kita” diciptakan pada hari keenam pada minggu yang pertama itu, jadi bagi
”kita” Sabat adalah sebuah perayaan bagi semua pekerjaan yang telah Tuhan lakukan dan
”selesaikan”. ”Kita” tidak melakukan apapun!

Sabat tetap menjadi satu “tanda” dari perhentian kita “dalam Kristus” dan ucapan syukur atas apa
yang telah dilakukan bagi kita, bukan memuliakan apapun yang telah kita lakukan dalam
menyelamatkan diri kita sendiri. Pemeliharaan Sabat yang benar hanya dimungkinkan saat kita
mengerti dan menghargai harga pengorbanan Anak Allah yang begitu besar untuk menyelamatkan
kita. Hanya saat kita mengizinkan kasih agape untuk “menguasai” diri kita maka pemeliharan Sabat
kita dapat terhindar dari polusi cinta diri.

Untuk menghargai “lebarnya dan panjangnya dan dalamnya dan tingginya” kasih (agape) Kristus
akan membuat kita memelihara Sabat yang suci dengan sukacita yang mendalam dalam kehidupan
kita. Dan anak-anak juga akan menyukai Sabat. Bila “kuk” Kristus di hadapan mereka adalah
“mudah” dan bebanNya adalah “ringan”, mereka tidak akan sabar menunggu Sabat yang akan
datang. Mereka akan menikmati menjadi “tamu-tamu” dalam “rumah Tuhan”.

Karena pemberian berharga dari pertobatan diterima oleh umatNya, mereka akan disanggupkan
untuk menyiarkan Sabat dengan lebih penuh, agar banyak orang yang terkasih yang sekarang
terpencar seperti “Babilon” dalam sebutan Wahyu, akan dapat mendengar “suara” dari Surga yang
berkata, “Keluarlah dari padanya, umatKu”.

Baru saja Roh Kudus memanggil seluruh manusia di dunia untuk memelihara hari SabatNya yang
suci, karena hari itu adalah hari istimewa dimana Dia bertemu dengan mereka untuk mengajar
mereka. Dan hukumNya yang keempat meyakinkan semua yang percaya, bahwa mereka akan
mengerti sukacita pemeliharan Sabat “dalam Kristus”

Wacana Penting!

Jika anda ingin mengetahui dengan lebih jelas mengenai latar belakang, sejarah dan kebenaran hari
Sabat, dapatkan :
“The Truth About Sabbath” (Kebenaran Hari Sabat) Rp. 10.000,- per buku

“Apa Kata Mereka tentang Sabat-Minggu” Rp. 5.000,- per buku

Persediaan terbatas. Untuk pemesanan, hubungi (021) 5826968, Senin-Jumat pukul 09.00-17.00
WIB.

Hukum ke-5
Perintah Yang Tidak Dapat Dituruti oleh
Sebagian Orang

“Hormatilah ayahmu dan ibumu….” (Keluaran 20:12)

Banyak yang merasa sulit untuk menuruti hukum kelima yang luar biasa dari Sepuluh Hukum. Bagi
mereka sama halnya dengan Tuhan meminta mereka untuk melompat ke bulan. Perintah itu
mengatakan :

“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan,
Allahmu, kepadamu.” (Keluaran 20:12).

Kedengarannya mudah? Tidak halnya dengan orang-orang ini.

Bila Ibumu dan Ayahmu adalah orang yang baik, setia, pengasih, anda mungkin merasa mudah untuk
“menghormati” mereka. Bersyukurlah karena hal ini.

Tetapi bagi yang lainnya, perintah ini adalah sebuah dinding batu. Ibunya seorang yang jahat,
seorang pecandu alkohol mungkin, pecandu obat-obatan/narkoba, seseorang yang malas, egois,
tidak peduli, atau kejam, orang yang rasanya tidak mungkin kita “hormati”. Atau mungkin Ayah yang
menjadi masalah : dia adalah seorang pecandu alkohol, kasar, kejam, egois, mencintai kesenangan
pribadi, tidak mencintai anda, dan dia bahkan meninggalkan anda untuk pergi bersama wanita
lain. Bagaimana anda dapat “menghormati” atau menghargainya? Saat berdoa Doa Bapa Kami,
anda merasa sangat sulit mengucapkan, “Bapa kami yang ada di surga…”

Masalah ini adalah penting.

Bila anda percaya bahwa Tuhan memberitahu anda untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat anda
lakukan, hal ini akan mengecewakan anda. Anda tidak bisa berbuat apa-apa; bukan salah anda bila
orangtua anda tidak memberikan suasana penuh kasih sayang yang setiap anak dalam dunia ini
berhak dapatkan. Apa yang akan terjadi pada orang banyak adalah menjauhkan diri dari
Tuhan. Mengapa melayaniNya bila Dia menuntut apa yang tidak dapat anda lakukan?

Tetapi pada saat yang bersamaan, dalam relung hati anda yang paling dalam, anda merindukan
kedamaian dengan Tuhan dan penyembuhan dari jiwa yang luka. Anda tidak dapat membuang
orangtua dari pikiran anda, walaupun mereka berada ribuan mil jauhnya. Selama anda masih hidup,
mereka selalu membayangi anda didalam relung emosi anda sebagai manusia. Anda tidak pernah
benar-benar bebas; anda memiliki bola dan rantai yang melilit di mata kaki anda. Bila mujizat
menyanggupkan anda untuk mematuhi hukum kelima yang bermasalah itu, anda melihat ada
harapan untuk sanggup mematuhi kesepuluh hukum tersebut dan bahagia.

Tuhan telah meyakinkan anda pada hukum kelima itu bahwa Dia akan menyanggupkan anda untuk
“menghormati ayahmu dan ibumu, agar panjang umurmu” dan bahagia. Oleh sebab itu perintah ini
mengandung rahasia kehidupan bahagia.

Tetapi bagaimana Dia dapat melakukan mujizat ini?

1. Pandangan Tuhan terhadap orang berbeda dari kita, dan Dia menyanggupkan kita untuk
memandang seperti halnya Dia. Dengan kata lain, saat Tuhan melihat seseorang yang
perhitungan, egois, menyebalkan, tidak ada kasih-semuanya ”jelek”, Dia melihat apa jadinya
orang itu nantinya, dengan kasih karuniaNya. Beginilah Tuhan melihat umat manusia yang
berdosa ini, ”tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” (2 Korintus 5:19).

Ya, Tuhan mengasihi manusia, tetapi Dia tidak mencintai kejahatan mereka. Jadi, karena Kristus
memberikan DiriNya bagi keselamatan setiap manusia, Dia melihat dalam diri setiap manusia apa
akan jadinya manusia itu saat karunia Tuhan bekerja dalam hatinya. Dia melihat potensi; Dia melihat
apa yang akan orang itu pilih bila keadaan mengizinkan. Banyak orang yang menyebalkan, tidak
menyenangkan, atau suka membantah, ada masalah terpendam yang membuat dia bersikap
demikian.

Misalnya, di Uganda ada seekor gajah yang sangat menyebalkan yang suka keluar ke jalan utama
dan mengganggu kendaraan bermotor yang lewat. Akhirnya penjaga harus menembak binatang
itu. Kemudian mereka menemukan masalahnya : gajah itu memiliki gigi yang rusak dan sedang sakit
gigi. Biasanya gajah itu jinak.

2. Anda belajar dari Alkitab untuk berpikir apa jadinya orangtua anda jikalau bukan karena
masalah-masalah menyakitkan yang telah menyusahkan hati mereka. Ya, hal ini
memerlukan iman dari diri anda, tetapi anda belajar tentang iman tersebut dari Yesus karena Dia
memiliki iman terhadap engkau. Sementara Yesus mengampuni kita saat kita tidak patut dikasihi,
demikian anda belajar untuk mengampuni orangtua anda.

Sangat benar bahwa anda tidak memiliki kekuatan dalam diri anda untuk melakukan hal ini. Tidak
ada buku psikologi yang dapat memberikan kemampuan itu. Tetapi inilah yang dilakukan oleh kasih
karunia Kristus bagi kita. Adalah kepastian dari Tuhan dalam hukum kelima. Dia katakan, anda akan
belajar menghormati ayahmu dan ibumu, dan anda akan bahagia sekarang dan selamanya.

Kasih orangtua pada anak-anaknya bisa berubah; bahkan bila anaknya jahat, orangtua masih
mencintainya. Sekarang dengan kasih karunia Juruselamat, memungkinkan juga bagi seorang anak
(mungkin yang telah dewasa sekarang!) untuk mencintai orangtuanya betapapun jahatnya
orangtuanya.

3. Di balik mujizat ini kita menyadari bahwa kita seperti gajah yang sedang terganggu
itu. Sesuatu telah menyakitkan kita dan membuat kita terganggu, tetapi kita belajar dari Alkitab
bahwa ada hal-hal yang menyakitkan Yesus juga. Dia ”dihina dan dihindari orang” (Yesaya 53:3),
disakiti, dihina, ya, disalibkan. Dia memiliki musuh dan orang-orang yang menyiksa dia, tetapi Dia
mendoakan mereka yang menyalibkan Dia, ”Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu
apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Sementara kita ingin Tuhan mengampuni kita, tidak
melihat kesalahan dan gantinya mengasihi kita, demikian juga sekarang kita diberikan kasih dan
kasih karunia terhadap orang yang bersalah kepada kita. Ini adalah mujizat dari kepastian hukum
kelima.
4. Kepastian ini tertanam pada fondasi kebenaran yang kokoh, lebih kokoh dari bukit-bukit :
kasih Tuhan bagi duniaNya yang berdosa. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Dapatkah anda
bayangkan seorang “Bapa” yang lebih luar biasa dari pada Tuhan itu sendiri, Bapa dari Yesus?
Tetapi tunggu, ini ada masalah : ada suatu waktu dimana Bapa begitu jauh dari Yesus, tidak
merespon terhadap permohonanNya, dimana Yesus merasa Bapa tidak mengasihiNya. Saat
Yesus berada di salib, Bapa kelihatan begitu jauh (mungkin ayah atau ibu anda kelihatan begitu
jauh secara emosi!) sehingga Yesus berseru, “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?” (Matius 27:46).

Kemudian, menurut catatan di Mazmur 22:1 dan seterusnya, Yesus terus berdoa padaNya, tetapi
Bapa tidak menjawab : ”Engkau tidak mendengar” (ayat 2). Pada saat-saat yang sulit itu, Yesus tidak
memiliki bukti yang bisa dilihat bahwa BapaNya mempedulikanNya! Jangan menganggap remeh
realitas pencobaan yang Yesus rasakan. Bila Dia membuka hatiNya bagi pencobaan Setan itu,
Yesus bisa menjadi dendam dan marah. Tetapi Dia melawan cobaan itu, dan memilih untuk
menciptakan sesuatu dari ketiadaan, mempercayai bahwa BapaNya mengasihiNya dan
mendengarkanNya walaupun tidak ada satu bukti nyata yang bisa mendukung imanNya. Dia dihina
dan dihindari orang, ditinggalkan oleh murid-muridNya sendiri, surga begitu gelap dalam jiwaNya,
namun Dia memilih untuk mempercayai Bapa-Nya.

Dan kita membaca sebelum Dia mati di kayu salib, Yesus memperoleh kemenangan. Sepertinya Dia
sedang berada dalam penderitaan yang sangat dalam, sedang terlempar di atas tanduk banteng
Afrika yang liar, ”selamatkanlah aku....dari tanduk banteng liar!” (pasal 21). ”Aku tidak dapat melihat
wajahMu yang penuh kasih,” kata Yesus, ”tetapi Aku percaya Engkau ada di sana, walaupun
sepertinya Engkau tidak mengasihi Aku, aku percaya dalam kegelapan Engkau sungguh mengasihi
Saya!

Seperti seorang anak yang tidak dapat melihat wajah orangtuanya yang penuh kasih dalam
kegelapan, tetapi percaya bahwa kasihnya adalah nyata. Di atas salib Yesus berseru agar kita
semua mendengar, “Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang
tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajahNya kepada orang tiu, dan Ia mendengar ketika orang
itu berteriak minta tolong kepadaNya” (ayat 24).

Yesus membangun satu jembatan di atas kegelapan yang kelam dan dosa (dosa kita, kesalahan
kita), dan membuat jalan bagi kita untuk percaya kepadaNya saat segala sesuatu menjadi gelap bagi
kita. Kita menyebut jembatan itu “penebusan” atau “rekonsiliasi”. Sekarang, dapatkah anda
membangun satu jembatan rekonsiliasi antara anda dan orangtua anda, bahkan sepertinya mereka
tidak peduli? Bahkan bila mereka telah lama beristirahat, anda dapat menciptakan kembali masalah
itu dan menerima “rekonsiliasi” yang diberikan Kristus.

Ya, dengan kasih karunia Kristus Juruselamatmu! Imanmu yang bersandar padaNya dan imanNya
adalah penuh kuasa. Hal ini juga seperti membangun sesuatu dari apa yang sepertinya tidak ada.
Kasih yang melebihi dari kasih yang kita terima secara manusia (itu disebut kasih agape dalam
Perjanjian Baru), dan mulai melakukan mujizat. Kasih demikian, yang bermula dari Kristus,
mengerjakan mujizat di bumi ini. Banyak keluarga yang menjadi asing satu sama lain disembuhkan
oleh kasih karunia Kristus ini!

5. Tetapi umpamanya orangtua anda tetap menolak kasih karunia Kristus yang terpancar
dalam anda? Dalam beberapa kasus, hal ini bisa terjadi, dan kita harus siap, karena Tuhan tidak
dapat memaksa orang sesuai kehendaknya. Tetapi jangan cepat menyalahkan orang lain; tetapi
apabila hal ini benar kesalahan mereka, rencana susulan Tuhan terdapat dalam Alkitab.

Yesus menjelaskan apabila kita mengasihi mereka di dalam ”rumah” dan ”Jika mereka layak
menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu” (Matius
10:13). Artinya adalah jikalau usaha pendamaian dan “menghormati”mu gagal, Roh Kudus akan
memberikan kepadamu kedamaian dalam hatimu. Anda telah memilih untuk “menghormati ayahmu
dan ibumu”, untuk “menghormati” institusi orangtua dan keluarga, menghormati orangtua yang
seharusnya bijaksana dan pengasih oleh karunia Kristus – adalah rencana Tuhan yang mula-mula
bagi umat manusia. Sekarang “hari-harimu” akan “panjang” dan bahagia, seperti kepastian dalam
sabda hukum kelima!

6. Ada satu pelajaran berharga yang kita pelajari dari hubungan kita dengan orangtua kita :
”Kita memiliki ayah yang mengoreksi kita, dan kita menghormatinya... Memang tiap-tiap ganjaran
pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”
(Ibrani 12:11). Kita belajar untuk bersyukur kepada Tuhan atas ”ganjarannya”! ”Karena Tuhan
menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika
kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah
terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?” (ayat 6,7). Kabar Baik Yang Luar Biasa! Sejuta
kali, semua yang anda pikir ”melawan anda” adalah ”untuk anda”! ”Ganjaran” yang menyakitkan
ternyata adalah bukti bahwa anda diperlakukan sebagai anak Allah!

7. Apakah kita akan belajar untuk menghormati kakek dan nenek juga? Tuhan bisa saja
memilih untuk melipat gandakan manusia di dunia ini dengan cara lain gantinya melalui keluarga,
seperti memasukkan koin dalam mesin. Tetapi tidak, Dia memilih untuk membawa setiap anak
ke dunia ini melalui keluarga yang hangat dan penuh kasih. Saat kita mulai mengerti rencana
keselamatanNya, kita ”menghormati” kebijaksanaanNya. Dengan demikian, kita diberikan
karunia untuk menghormati semua nenek moyang kita. Mereka mungkin saja tidak
berpendidikan seperti kita, tetapi mereka melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka
miliki. Tuhan katakan tentang mereka seperti Yesus katakan tentang Maria Magdalena, ”Ia
(Maria Magdalena) telah melakukan apa yang dapat dilakukannya”. (Markus 14:8). Nenek
moyangmu ”melakukan apa yang dapat mereka lakukan” dan anda menghormati mereka karena
kasih dan kesetiaan mereka.

8. Dengan cara yang sama, anda juga ingin menghormati mereka yang telah digunakan oleh
Tuhan untuk menjadi berkat bagimu. Ini adalah prinsip yang sama dalam hukum
kelima. Guru-guru anda, pendeta anda, bahkan pemerintah anda yang telah bekerja bagi anda,
layak menerima hormat dan penghargaan. “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang
ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan
Allahmu; Akulah TUHAN” (Imamat 19:29).

Sekali lagi, itulah kepastian yang Tuhan sanggupkan anda untuk lakukan bila anda percaya Dia telah
membawa anda “keluar dari Mesir, dari tempat perbudakan” “Rambut putih adalah mahkota yang
indah, yang didapat pada jalan kebenaran”. (Amsal 16:31). “Hiasan orang muda ialah kekuatannya,
dan keindahan orang tua ialah uban” (20:29).. “Orang muda” suatu hari akan menjadi “orang tua” dan
bila mereka menghormati dan “menghormati” pimpinan mereka, mereka akan menuai berkat yang
sama saat mereka menjadi tua! Dengan menurut pada prinsip yang terkandung dalam hukum kelima,
anda akan menciptakan surga kecil di sekeliling anda.

Anda akan pergi ke surga, tetapi sekarang anda memiliki surga kecil di sekeliling anda sementara
dalam perjalanan anda!

Tuhan telah memperingatkan kita bahwa pada akhir zaman banyak yang akan kurang iman, yang
bilamana mereka memilikinya, akan menyanggupkan mereka taat pada hukum kelima : “Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri
dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi
pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak
mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak
dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik“ (2 Timotius 3:1-3). Kondisi yang sangat
menyedihkan ini adalah kegagalan pendeta memproklamirkan Injil Yesus Kristus yang suci dan
benar. Malaikat ke dua dari Wahyu 14 mengingatkan kita , “Babel sudah rubuh, sudah rubuh,” (ayat
8). Pelanggaran empat hukum Tuhan yang suci telah mengakibatkan pelanggaran yang meluas pada
enam hukum berikutnya!

Faktanya, Tuhan telah menulis Sepuluh HukumNya dalam rangkaian yang teratur. Yakobus
mengatakan apabila kita melanggar satu, kita telah melanggar semuanya (Yakobus 2:10). Tetapi hal
ini benar adanya apabila kita melanggar hukum yang satu akan membawa pada pelanggaran ke
hukum selanjutnya.

9. Faktanya, tidak mungkin melanggar hukum kelima kecuali terlebih dahulu melanggar
hukum keempat. Tuhan telah menaruh hukum-hukumNya dalam urutan yang berarti. Apabila
kita menjaga kesucian hari Sabat Tuhan, “hari ketujuh” yang telah dikuduskanNya bagi kita, Dia
akan sanggup memateraikan kita dengan Roh Kudus sehingga keluarga yang bermasalah akan
disembuhkan sementara mereka berkumpul untuk berbakti kepada Tuhan dari Sabat ke Sabat.

Adalah kabar baik melihat fakta bahwa di seluruh dunia banyak orang-orang terkasih yang keluar dari
“Babilon” untuk mengambil tempat di antara “orang-orang kudus” Tuhan yang “menuruti hukum
Tuhan dan iman kepada Yesus” (ayat 12).

10. Anda ingin menjadi bagian dari mereka! Yesus mengundang anda. Dia sedang
mengumpulkan semua orang dari segala kesedihan, tempat-tempat yang tidak bahagia; sekarang
mereka menuju sinar terang kasihNya. Kesukaan dalam persekutuan dengan mereka yang
membagikan ”iman Yesus”. Tempatmu ada disana, sedang menunggu anda.

Hukum ke-6
Perintah yang Dilanggar oleh Manusia Tanpa
Disadarinya
“Janganlah membunuh.” (Keluaran 20:13)

Dapatkah seseorang melanggar perintah Tuhan tanpa menyadari apa yang sedang mereka
lakukan? Hukum keenam mengatakan, “Janganlah membunuh” (Keluaran 20:13).

Bagaimana orang bisa melanggar hukum itu tanpa menyadari apa yang sedang dilakukannya?
Tuhan telah memaparkan jawabannya untuk dilihat seluruh dunia: hal itu adalah penyaliban Kristus.

Mereka yang melakukannya telah melanggar hukum keenam! Yang membunuh Anak Allah adalah
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kafir, namun Dia mendoakan mereka, “Bapa, ampunilah
mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).

Saat Yesus berdoa bagi mereka yang sedang membunuh Dia, doaNya adalah untuk seluruh dunia,
karena secara alami kita pada saat ini tidak lebih baik dibandingkan dengan orang-orang pada jaman
dulu. Kita bersyukur tidak berada disana untuk mengambil bagian pada hari itu, tetapi secara prinsip
kita berada disana, seperti seorang Rohaniwan Negro tua yang bertanya, ”Apakah anda berada disitu
saat mereka menyalib Tuhanku?” (Were you there when they crucified my Lord? - judul nyanyian -red)
Jawabannya adalah, Ya.

Mengapa mereka melakukannya?


Karena “keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah“ (Roma 8:7), dan kita semua secara
alami dilahirkan dengan keinginan daging. “Setiap orang yang membenci saudaranya adalah
seorang pembunuh manusia” ( 1 Yohanes 3:15). Itu adalah “pikiran” yang kita miliki secara alami
sampai, oleh kasih karunia Tuhan, kita belajar tentang Injil dan diubahkan. Pada saat itulah doa
Yesus bagi kita dijawab, dan kita mengalami atau menerima pengampunanNya. Dia mengampuni
kita di salib itu; tetapi kita hanya akan mengerti kedamain itu saat kita percaya.
Ada seorang pemikir (Horatius Bonar) yang meragukan bagaimana mungkin dia akan mengambil
bagian dalam penyaliban Kristus bila dia berada disana pada hari itu. “Seluruh jiwaku akan berontak
dan menolak mengambil bagian dalam perbuatan demikian!” dia berkata pada dirinya. Kemudian
satu malam dia bermimpi dimana dia menyaksikan tentara yang kasar, kejam memalu pergelangan
tangan dan kaki Yesus dan mengikatNya di salib. Dalam kesedihannya (mimpi itu begitu nyata!)
Bonar menahan tangan salah satu tentara, mencekik lehernya dan berteriak padanya, ”Jangan
lakukan perbuatan kejam ini!” Kemudian tentara itu menoleh dan menatap dia, dan dalam
kengeriannya dia seperti melihat dirinya dalam cermin.

Paulus mengerti kebenaran bahwa “seluruh dunia bersalah di hadapan Tuhan” dan ”tidak ada
seorangpun yang benar, tidak, tidak ada seorangpun : tidak ada yang mengerti” (Roma 3:19, 10,
11). Kita dilahirkan egois, berpusat pada diri sendiri, dengan dorongan alami untuk memanjat ke
atas, bahkan bila kita harus memanjat melalui orang lain untuk mencapai tujuan. Perhatikan perang-
perang yang telah menghancurkan planet ini! Tentara yang tidak pernah ingin membunuh siapapun
berperang dengan ganas dalam pertempuran yang sengit dan menembak ke segala arah. Banyak
orang-orang pemarah telah diselamatkan dari pembunuhan secara fisik hanya karena tidak ada pistol
yang berpeluru di tangannya untuk digunakan. Kita hanyalah seperti anak kecil saat kita katakan,
“Saya tidak akan pernah lakukan itu!” Ingat Petrus? Dia menantang dengan keras bahwa dia tidak
akan pernah menyangkal Tuhannya, namun dia lakukan itu tiga kali sebelum ayam jantan berkokok
besok paginya.

Secara alamiah kita tidaklah lebih baik dari Petrus!


Orang-orang yang berada dekat dengan penyaliban Kristus menyadari kejahatan mereka saat Petrus
yang bertobat memberitahu mereka, “Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan ini, menjadi
Tuhan dan Kristus”. Dengan terharu mereka berseru, ”Apa yang harus kami lakukan, saudara-
saudara?” Mereka menyadari telah berpartisipasi dalam dosa yang terbesar sepanjang masa, namun
tidak mengetahuinya! Rasul Paulus berkata, ” Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kisah 2:36-38).

Seperti pohon ara yang masih berupa biji, demikian juga pembunuhan tertanam dalam pikiran atau
dorongan kebencian. Tuhan sudah melihat pohon ara yang rimbun dan besar saat biji kecil di tanah
itu bertunas. Yohanes berkata, “Barangsiapa yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh!
(1 Yohanes 3:15). Yesus katakan, “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang
kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum”. (Matius 5:21, 22). Sayang sekali
orang-orang yang mendengarkan perkataanNya tidak menanamkannya dalam hati sebelum mereka
melampiaskan kemarahannya dalam pembunuhan Anak Allah!

Kekerasan dalam film dan program TV adalah roh Setan yang sedang mengambil alih hati
manusia. Kebencian terpencar dalam mata manusia, dan kebanyakan meledak didalam
keluarga. Dua roh terkunci dalam pergumulan mematikan-roh Setan dan Roh Kristus. Hati manusia
adalah arena untuk konflik itu. Kemarahan bisa dalam bentuk kekerasan yang berkobar atau dalam
bentuk ketidaksukaan dan kejijikan diam-diam, yang berharap dalam hati agar musuhnya bisa
dimusnahkan. Keduanya adalah dosa pembunuhan yang dingin, kejam, karena semuanya adalah
”biji-biji” yang menunggu untuk berkembang menjadi ”pohon ara”.

Orangtua, hati-hati terhadap benih-benih kecil seperti itu dalam hati anak-anakmu.
Kemarahan anak kecil mungkin kelihatan begitu polos, bahkan lucu, tapi hati-hati: bertahun-tahun
kemudian banyak ayah dan ibu harus duduk di pengadilan melihat anak-anaknya diadili.

Sepasang suami istri tidak mau ke gereja lagi karena pendeta mengkhotbahkan “kesalahan umum”
bahwa dosa orang lain akan menjadi dosa kita karena kasih karunia Kristus. Pendeta ini sedang
menunjukkan bahwa setiap orang memerlukan Juruselamat, dan kita tidak mengetahui atau
menyadari dalamnya dosa itu yang sedang tersembunyi di bawah permukaan hati kita sendiri. Kita
berpikir bahwa kita baik-baik saja, tanpa mengetahui apa yang mampu kita lakukan. “Hal ini
menyerang kami” suami istri berkata, “kami tidak sejahat itu”

Beberapa waktu kemudian, saat suaminya sedang merapikan rumput didepan halaman rumahnya,
tetangganya menghampirinya. Percakapan menjadi tawar dan pahit, dan dia menjadi marah. Sambil
memegang sekop, sang suami hendak menyerang tetangganya, tapi tiba-tiba mukanya menjadi
pucat, dia gemetar, membuang sekopnya dan lari kedalam rumah. “Mama, saya hampir
melakukannya! Saya tidak pernah bermimpi saya akan begitu marah!”
“Apakah menurut kamu itu yang dimaksudkan oleh pendeta tentang kejahatan yang terpendam
dalam hati kita?” istrinya bertanya. Kemudian mereka mulai datang ke gereja lagi.

Mengertilah dengan benar, bahwa hukum ke enam adalah Kabar Baik keselamatan yang telah
dicapai bagi kita.
Saat hukum itu katakan ”Jangan membunuh” hal ini menjadi satu kepastian bahwa Tuhan akan
menyelamatkanmu dari melakukan kesalahan itu bila anda percaya kalimat pembuka dari Sepuluh
Hukum (Keluaran 20:2). “Tempat perbudakan” adalah kejahatan pemusatan diri yang kita bawa sejak
lahir sebagai keturunan Adam. Kecintaan pada diri seperti itu memiliki cengkraman yang tidak dapat
dihancurkan kecuali dengan keselamatan dari Allah.

Tetapi Kristus telah menghancurkan cengkraman itu. Bapa “mengirim” Yesus ”dalam rupa daging
yang berdosa, karena dosa” agar ”Apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak
berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Roma 8:3,4). Itulah berkat kepastian
dalam hukum keenam ini.

Meskipun Kristus dicobai untuk menjadi marah seperti halnya kita, tapi Dia katakan ”Tidak!” pada
pencobaan dan selalu meletakkan kemarahan manusiaNya dibawah kontrol penuh kasihNya. Tidak
ada seorangpun yang mengalami provokasi lebih besar untuk marah daripada yang Yesus alami;
gangguan, oposisi tidak beralasan secara terus menerus, kebencian dari pemimpin-pemimpin
umatNya, semua ini memposisikan Dia pada tekanan luar biasa untuk menjadi tidak sabar, untuk
membiarkan emosinya melayang.

Murid-muridNya hanya mengalami tekanan yang sedikit dibandingkan dengan tekanan yang Dia
derita. Satu kali mereka dikirim ke pedesaan Samaria untuk mencari sebuah penginapan bagi Yesus
bermalam dalam perjalananNya ke Yerusalem. Orang-orang Samaria dipenuhi pikiran sempit serta
prasangka buruk dan menolak untuk “menerimaNya” “Dan ketika murid-muridNya Yakobus dan
Yohanes melihat hal ini, mereka katakan, ‘Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api
turun dari langit untuk membinasakan mereka, seperti yang dilakukan oleh Elia?" Sepanjang masa,
berapa banyak orang yang mengaku Kristen, bahkan ketua gereja, yang memiliki sumbu pendek
yang sama saat mereka bertemu dengan orang-orang yang tidak setuju dengan cara pandang
mereka! Mungkin mereka tidak punya kuasa untuk menurunkan api dari surga, namun mereka punya
kuasa untuk menjebloskan, orang-orang tidak bersalah ke penjara dan bahkan membunuh
mereka. Jutaan orang telah mati sahid.

Tetapi Yesus tidak membenarkan kemarahan yang begitu meluap dari pengikutNya, apakah
kemarahan itu benar atau tidak.

Dia menoleh dan menegur murid-muridNya yang tidak sabar itu seraya berkata, “Engkau tidak tahu
roh apa yang ada pada dirimu” Hal yang sama dengan “engkau tidak tahu” Hukum keenam adalah
salah satu dari yang dilanggar oleh banyak orang Kristen pada Masa Kegelapan (Dark Ages) dan
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat! Gantinya marah pada orang-orang di desa ini yang
tidak mau “menerima” Dia, Yesus dengan tenang menarik diri dari situ. “Karena Anak manusia bukan
datang untuk memusnahkan tapi menyelamatkan mereka” (Lukas 9:51-56). Ada solusi yang lebih
baik untuk masalah tersebut daripada marah, ”desa lain” menyambut Dia.

KarakterNya yang tenang dalam menghadapi provokasi adalah pemberianNya kepada setiap orang
yang percaya kepada kalimat Pembuka dari Sepuluh Hukum (Kel 20 : 1, 2). Sungguh satu
berkat! Anda menjadi raja atau ratu diantara sesamamu. Anda lebih hebat dari bintang film olah
raga, lebih berkuasa dari tentara. “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang
menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota“ (Amsal 16:32).

“Tetapi masalah saya adalah saya tidak tahu bagaimana mengontrol kemarahan saya!”
“Saat saya marah, mata saya menjadi merah, saya mulai gemetar, emosi menjadi liar, dan saya tidak
dapat mengontrol diri saya sendiri!
”Ah ya, anda adalah orang yang memerlukan Kabar Baik dalam hukum ke enam ini!

Ini bukanlah trik magis yang Yesus janjikan padamu; ini adalah pembebasan dari dosa yang
mengerikan yang telah Dia berikan kepadamu. “Saya telah membawa engkau keluar dari ‘tempat
perbudakan’” sabdaNya. Rantai telah patah; anda dapat katakan, “Aku hendak hidup dalam
kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu” (Mazmur 119:45). Dengan kata lain, anda akan berjalan
dalam kemerdekaan karena anda “mencari”, bahwa, anda mencintai, sepuluh kepastian kebenaran
oleh iman dalam Kristus.

Tidak semua orang mengerti betapa baiknya Kabar Baik!


Berapa banyak perkawinan yang tadinya bahagia dirusak oleh salah satu atau kedua pasangan yang
meluapkan kemarahan karena ucapan-ucapan pahit pasangannya. Kemudian, sekali diucapkan,
kemarahan berubah seperti asap api dan hubungan yang tadinya lembut telah dibunuh atau
setidaknya terluka. Anak-anak dan orang tua selamanya menjadi asing satu sama lain karena
kemarahan ini. Persahabatan dipisahkan. Perang, pembantaian massa, pembersihan etnis berasal
dari kepahitan ini. “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah
datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?” (Yakobus 4:1).

Yesus dikirim dari Surga dengan tugas yang khusus untuk “menyelamatkan dunia” dan Dia telah
melakukannya! Dia telah mematahkan leher setan dan melumpuhkannya. Setan tidak lagi bisa
memaksakan anda untuk melakukan kehendaknya, dia telah lumpuh. Kristus telah membebaskan
anda; anda tidak lagi berada di ”Mesir” dalam perbudakan dosa. ”Belajarlah padaKu” sabdaNya,
“karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan“ (Matius 11:
29,30).

Ada orang-orang yang tulus dan baik yang menyadari mereka dirantai di penjara.
Mereka tidak ingin menjadi budak dari nafsu, keinginan, atau emosi kesetanan mereka. Terhadap
tetangga atau teman sekerja mereka di kantor, mereka tampil seperti ”orang kudus”. Tetapi saat
mereka berada di rumah, atau di tempat dimana mereka berpikir bahwa mereka berkuasa, tekanan
itu bertambah dan mereka meledak. Beberapa orang mengeluarkan ribuan dollar untuk ahli jiwa,
berharap menemukan pembebasan. Kepada semua kita ada Kabar Baik : ” Percayalah kepada
Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah 16:31). Ini
adalah, percaya dan hargai apa yang telah Dia tanggung untuk anda. Maka anda tidak akan dapat
melanggar hukum keenam :
Hargai apa yang telah Dia lakukan dengan pengorbananNya di Getsemani dan di salib.

Biarkan hatimu yang egois bersatu dengan hatiNya, menjadi seperti Dia.
Berlutut disebelahNya sementara Dia berdoa di Taman Getsemani, “Bukan kehendak saya, tapi
kehendakMulah yang jadi” (Lukas 22:42).

Perhatikan Dia sementara Dia menerima kesengsaraan dan kematian di salib, pemisahan kekal dari
BapaNya, demi keselamatanmu. Kematian yang dia alami bukanlah apa yang kita sebut ”tidur” tetapi
benar-benar mati.

Bahkan Diapun mati untuk kematian keduamu, menanggung kutukan Tuhan, agar anda dapat pergi
dengan bebas.

Dosa telah dikalahkan selamanya!

Berlututlah, dan berterima kasihlah padaNya.

Sacramento Bee baru-baru ini menerbitkan sebuat artikel yang berbunyi, “Latihan yang anda perlukan
adalah berlutut dan berdoa”.

Ya, bukan meyakinkan Tuhan atau memohon padaNya untuk memberkati anda (Dia lebih ingin
memberikan berkat daripada keinginan anda untuk menerimanya!), tetapi doamu adalah mengucap
syukur padaNya karena telah membebaskan anda dari “tempat perbudakan”. Doa ucapan syukurmu
akan menjadi awal dari kesadaran atas pembebasanmu!

Hukum ke-7
Hukum Allah yang Manusia Malu untuk
Langgar…Namun Dilanggar
”Jangan berzinah.” (Keluaran 20:14)

Ada dua cara untuk menyikapi Sepuluh Hukum Allah: Anda dapat membacanya menggunakan
kacamata hitam Perjanjian Lama, disertai dengan api, guruh, petir, dan gempa bumi gunung Sinai.
Atau anda dapat membacanya dalam terang Kabar Baik Perjanjian Baru.

Israel zaman kuno membacanya dengan pola pikir Perjanjian Lama; dan lihat lah sejarah mereka.
Mereka jatuh bangun (kebanyakan jatuh) semenjak di gunung Sinai. Sejarah mereka bagaikan suatu
hari berbadai gelap yang hanya kadang-kadang diterangi oleh seberkas cahaya injil yang mengintip di
celah awan. Akhirnya Israel dan Yudea menjadi tawanan, bait suci dan kota Yerusalem dimusnahkan,
dan mereka menyalibkan Tuhan dan Penyelamat mereka.

Sekarang mari kita menggunakan kaca mata Perjanjian Baru untuk melihat hukum ketujuh yang
terkenal itu yang membuat begitu banyak orang gelisah. Ini menjadi sebuah jaminan: anda tidak akan
jatuh ke dalam perangkap tersebut, anda tidak akan dipermalukan atau dikalahkan.
Dikatakan, “Jangan berzinah.”

Kacamata perjanjian lama membuat kalimat tersebut kelihatan seperti sebuah larangan untuk
bersuka-cita sehingga banyak orang berpikir mustahil menuruti perintah tersebut. Mereka bertanya,
“Apakah Tuhan tidak menginginkan kita bersenang-senang? Apakah Ia tidak memahami bagaimana
kondisi alami kita? Bukankah Ia telah menciptakan kita sebagaimana kita ada, laki-laki dan
perempuan? Kenapa Ia menghukum kita ketika kita melakukan apa yang kita hendak lakukan secara
alamiah?”

Pertama-tama, Ia tidak menghukum kita.


Ketika Yesus bertemu dengan perempuan yang tertangkap ‘sedang’ berzinah, Ia berkata, “Akupun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (lihat Yoh
8:11). Allah dapat mengampuni dosa tersebut; namun masalahnya adalah perzinahan melukai kita
dan menghancurkan kebahagiaan kita.

Anda dapat bertahan hidup jika lengan atau kaki anda diamputasi, namun luka tersebut akan tetap
ada di sana. Tuhan mengasihani dan tetap mencintai mereka yang jatuh, namun adalah demi
kebahagiaan kita sendiri Allah memberikan hukum ketujuh tersebut untuk mencegah kita terluka.

Menerima panggilan sifat alamiah kita yang berdosa hanya memberikan kenikmatan sesaat yang
pada akhirnya meracuni pikiran. Bukan hanya perbuatan aktual yg merupakan pelanggaran akan
“hukum kebebasan” Allah (Yak 2:10-12), Yesus juga berkata bahwa bahkan menonton pornografi
adalah dosa: “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya.” (Matius 5:27,28).

Pendahuluan Sepuluh Hukum Allah memberi jaminan kepada kita bahwa Juruselamat akan
mentahirkan sumber dari wujud manusia – yaitu hati. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena
mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8), dan Kabar Baiknya adalah kita tidak perlu menunggu
hingga umur ratusan tahun atau hingga kita tiba di surga agar ayat tersebut digenapi. Banyak di
antara pria atau wanita yang dibebani oleh jeratan pikiran yang penuh nafsu rindu untuk bebas.
Percayalah akan Injil dan anda akan bebas, demikian bunyi Pendahuluannya! (Tentu saja itu berarti
anda harus mengerti Injil. Teruskan membaca.)

Pemahaman hukum ketujuh sebagai jaminan ketujuh memberi makna sebuah pembaharuan
menyeluruh, pembangunan kembali jiwa dari semula. Banyak di antara kita yang terperangkap dalam
zinah karena mewarisi masa kecil yang menyimpang atau sesat. Jika kita adalah pria, kita tidak
pernah belajar untuk menghargai atau mengerti dunia perempuan; dan jika kita adalah wanita, kita
terbiasa takut akan pria – menginginkan pria tetapi menolaknya pada waktu yang bersamaan.
Hanya ‘di dalam Kristus’ lah kita benar-benar nyaman dengan lawan jenis kita. Unsur yang
membebaskan kita adalah kasih (agape) Kristus. Ia masuk jauh ke dalam pikiran kita untuk
memulihkan luka yang mungkin berada terlalu jauh bahkan untuk kita sadari. Yesus adalah Tabib
yang Agung; Ia senang menyembuhkan luka lama.

“Tetapi masalah saya, “kata orang, “adalah bahwa saya jatuh cinta dengan si ini dan itu.”
Apa yang anda anggap cinta di luar pernikahan adalah kepalsuan jika dibandingkan dengan hal yang
sesungguhnya; seks hanya seolah-olah nyata. Gesek seks itu dan anda akan menemukannya tidak
bernilai. Inilah alasan kenapa cinta yang demikian (obsesi) tidak abadi. “Kasih yang sesungguhnya
(agape) tidak berkesudahan” (1 Korintus 13:8). Kasih agape adalah kasih yang tidak diperoleh sejak
lahir, ia tidak pernah datang pada kita melalui DNA; melainkan harus diimpor dari luar, kita harus
“mempelajari”nya. Dan sumber untuk belajar kasih tersebut adalah Kristus sendiri.

Jika anda mencintai seseorang dengan agape, anda tidak boleh melukai orang tersebut secara
seksual; anda tidak boleh merampok harga diri yang Tuhan berikan pada orang tersebut. Tidak ada
sifat mementingkan diri dalam agape. Para wanita, jika ada pria yang mengatakan kepadamu, “Aku
cinta padamu, berikan tubuhmu!” ia sedang memperdayai anda. Ia mungkin sedang memperdayai diri
sendiri juga! (Anda harus menghargai harga diri anda yang Tuhan berikan). Jika ia benar-benar
mencintai anda, ia tidak akan berusaha untuk menggunakan tubuh anda hingga Tuhan menyatukan
anda berdua di pernikahan yang kudus. Lalu cinta sejati itu tidak akan berkesudahan, dan ia akan
melebihi daripada sekedar seks. Adalah mustahil melakukan zinah atau seks sebelum nikah jika
agape ada di dalam hati!

Dan para pria, kabur lah bagaikan kelinci yang ketakutan dari seorang wanita yang berusaha
menjerat anda dalam sensualitas. Jika dipahami dengan benar, hukum ketujuh adalah tentang kasih
yang sejati, karena ia menghindarkan anda dari wanita jahat, dari lidah penggoda yang membawa
pujian.
angan menyimpan nafsu akan kecantikannya di dalam hati anda, atau membiarkan ia memikat anda
dengan bulu matanya. Karena oleh senjata pelacur, seorang pria akan dibuat bagaikan selapis roti;
dan seorang sundal akan menyantap kehidupan mangsanya yang berharga.

“Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya?
Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya?
Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorangpun, yang menjamahnya,
luput dari hukuman (Amsal 6:24-29).

Ingat: siapa pun yang bukan ditentukan oleh Tuhan menjadi isteri anda dalam pernikahan yang kudus
pada hakekatnya adalah “isteri tetangga(sesama)”mu karena ia bukan milikmu.

Pendahuluan Sepuluh Hukum Alllah mengatakan kepada kita bahwa Allah telah menyelamatkan kita
dari siksaan dan hina yang ditimbulkan seks terlarang. Kristus telah mengambil alih tempat Adam
sebagai Kepala baru dari umat manusia; Ia mengambil wujud manusia yang bisa jatuh dan daging
yang berdosa. Dicobai dalam segala hal seperti kita; Ia menghidupkan kehidupan yang murni dan
suci di dalam kita – dimana kebahagiaan tidak akan ternoda. Dan semua yang Ia capai dalam diriNya
telah Dia berikan secara gratis kepada kita.

Ada ajaran di seluruh dunia yang tidak setuju dengan kebenaran alkitabiah ini.
Dikatakan bahwa Yesus adalah “perkecualian” dari pewarisan daging atau wujud yang seperti kita
semua miliki. Ajaran ini mengajarkan pendapat yang aneh yang tidak diajarkan dimana pun di dalam
firman Allah yang kudus – bahwa ketika perawan Maria dikandung di dalam kandungan ibunya,
sebuah mujizat terjadi sehingga “mengecualikan” ia dari mewarisi DNA atau gen dan kromosom yang
sama yang telah diwarisi secara alami oleh anak laki-laki atau anak perempuan Adam.

Ajaran ini dikenal dengan nama “The Immaculate Conception,” yang berarti perawan Maria memiliki
daging yang berbeda, wujud manusia yang berbeda, dari yang kita miliki. Ia terlepas dari pewarisan
DNA kita. Dan tentunya, ia memberikan daging yang sama yang tanpa dosa atau daging yang suci
kepada Anaknya, Yesus. Oleh sebab itu ajaran ini berakhir dengan mengatakan kepada kita bahwa
Yesus tidak mungkin telah dicobai “dalam segala hal sama dengan kita,” seperti yang dikatakan
Alkitab dalam Ibrani 4:15.
Adalah benar bahwa Yesus sepenuhnya tidak berdosa, karakterNya kudus, Ia benar; namun daging
yang Ia ambil adalah “serupa dengan daging (kita) yang dikuasai oleh dosa,” dan dalam daging yang
sama yang dikuasai oleh dosa itu “Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa” (Roma 8:3,4). Ia
merasakan semua godaan yang kita rasakan namun Ia berkata “Tidak!” kepada setiap godaan, dan
menaklukan dosa dalam daging kita yang telah jatuh dan berdosa. Pembebasan yang agung!

Ini berarti bahwa malaikat telah menyatakan kebenaran sebelum kelahiran Yesus ketika ia berkata
kepada Yusuf, “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka,” bukan dalam dosa
mereka (Matius 1:21). Kita memiliki seorang Juruselamat yang “sanggup menyelamatkan dengan
sempurna semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia. Sebab Ia hidup senantiasa untuk
menjadi Pengantara mereka.” (Ibrani 7:25).

Anda telah mendengar cerita mengenai sebuah desa di bawah tebing dimana orang akan jatuh dari
atas tebing dan terluka. Oleh sebab itu para orang tua di desa tersebut membeli sebuah mobil
ambulance, namun apa yang seharusnya mereka lakukan adalah memasang pagar di atas tebing.
Yesus melebihi dari sekedar sebuah ambulance! Tetapi banyak orang belum menyadari bahwa Dia
adalah pagar di atas tebing. Dia adalah satu-satunya Juruselamat, dan Dia adalah penyelamat yang
sempurna dari dosa, bukan dalam dosa. Ia tidak membutuhkan siapa pun untuk menolongNya. Tidak
ada asisten penyelamat.

Jika seseorang ditobatkan, itu tidak berarti ia tidak akan dicobai selamanya.
Daging atau wujud kita yang bisa jatuh dan penuh dosa tidak akan dimusnahkan hingga Yesus
kembali dan memuliakan orang-orang kudus yang menungguNya. Hingga saat itu lah daging yang
penuh dosa dapat menjadi tanpa dosa. “Kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada
waktu bunyi nafiri yang terakhir” (1 Korintus 15:52).

Sementara itu, kita masih memiliki daging yang dapat jatuh dan penuh dosa yang perlu diatasi.
“Sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini” (1 Yohanes 4:17). Yesus berkata kepada kita,
“Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu,” tetapi pada saat
yang bersamaan Dia memberikan jaminan kepada murid-muridNya bahwa Roh Kudus yang sama
yang tinggal bersama Dia dan yang telah menyelamatkan Dia dari pencobaan akan tinggal bersama
dengan kita: “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terima lah Roh
Kudus” (Yohanes 20:21,22).

Ini adalah pemberian berharga yang Yesus telah janjikan kepada semua orang yang percaya akan
Dia. “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran,…Penghibur, yaitu Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes
14:16, 17, 26). Oleh sebab itu Roh Kudus lah yang merupakan Pendamping Kristus; Allah Bapa telah
mengirim Roh Kudus sebagai perwakilan pribadi Kristus. Jika Yesus hadir secara pribadi di sini, anda
dan saya tidak akan memiliki kesempatan untuk melihatNya, karena akan ada banyak orang yang
memadati kantorNya. Tetapi melalui Roh Kudus, Yesus sendiri akan datang kepada masing-masing
kita yang mau menerimaNya. Ia telah berjanji untuk menjadi Penolong (Penghibur), yang berarti Ia
duduk di samping kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Allah telah berjanji untuk memegang
tangan kita, menguatkan kita ketika kita akan tersandung dan jatuh (lihat Yesaya 41:10,13).

Kerinduan manusia akan cinta adalah kerinduan akan Kristus yang tidak disadari.
Ketika anda merasa telah menemukan kebahagiaan dengan memandang wajah seseorang, apa yang
dirindukan dalam hati anda adalah melihat wajah Yesus tersenyum kepada anda. Jangan lah kita
dibingungkan dan disesatkan oleh cinta yang palsu.

Apa yang paling dirindukan oleh hati kita adalah “kedamaian bersama Allah.” Mari kita memandang
wajahNya yang tersenyum, maka surga akan dimulai di bumi ini. Roh Kudus akan membimbing kita,
seolah-olah kita adalah murid-murid di sekolah, untuk menjadi bahagia di dalam pernikahan yang
kudus. Kita harus sering memohon ampun kepada sesama, dan mengampuni orang lain, sama
seperti kita menghargai pengampunan Yesus kepada kita. Kebahagiaan berawal ketika suami dan
istri mau berpegangan tangan satu sama lain dan berlutut bersama dan berdoa bersama kepada
Tuhan agar Tuhan memberkati pernikahan mereka. Allah mau, dan Ia akan lakukan; doa yang Tuhan
paling berkenan untuk kabulkan adalah permintaan doa yang disepakati oleh suami dan istri!
Rumah tangga yang hancur tidak hanya membawa kesedihan dan penderitaan kepada hati suami
dan istri; tetapi juga melukai Juruselamat. Nama baik Juruselamat terikat erat dengan kebahagiaan
rumah tangga kita. Ia yang menciptakan pernikahan! Kehancuran rumah tangga mempermalukan
Dia. Adalah Setan yang mengatakan kepada semua orang bahwa pernikahan adalah tanpa harapan,
adalah mustahil bagi dua insan untuk bersatu padu, penciptaan pernikahan oleh Allah adalah suatu
kesalahan, bahwa Dia telah dikalahkan. Setiap saat sebuah rumah tangga hancur, satu suara
berpihak pada tuduhan Setan!

“Saya ingin bahagia dan saya ingin rumah tangga kami tidak terceraikan; tetapi pasangan sayalah
yang menghancurkan kebahagiaan kami!”

Hikmat berharga yang terkenal didapati di dalam nasehat Paulus: “Karena suami yang tidak beriman
itu dikuduskan oleh isterinya (yang beriman) dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh
suaminya (yang beriman);…Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau
tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah
engkau tidak akan menyelamatkan isterimu? (1Korintus 7:14, 16). Sebuah mujizat? Ya, tentu; tetapi
mujizat dari rahmat lah yang Tuhan suka lakukan di akhir zaman ini dimana ada begitu banyak rumah
tangga yang diracuni oleh ketidaksetiaan.

Menurut kalimat di atas, jika pasangan yang beriman itu mengijinkan Roh Kudus memenuhi hatinya
dengan pengertian dan kerendahan hati dan iman, pasangan yang tidak beriman biasanya dapat
dituntun ke pertobatan.

Terimalah hukum ketujuh sebagai sebuah jaminan: percaya bahwa Tuhan telah menuntun anda
“keluar dari tirani rumah tangga,” Ia telah membebaskan anda dari perbudakan dosa di “Mesir,”
percaya bahwa Ia telah menumpahkan darahNya yang berharga untuk menyelamatkan anda, dan
“jangan berzinah.” Jangan juga anda mendukung pasangan anda (atau siapa pun) untuk berzinah!
Kasih Kristus adalah lebih kuat daripada segala kejahatan yang setan dapat datangkan ke dalam
rumah tangga kita; Ia akan mengubah anda sedemikian rupa dan melelehkan hati anda dari dalam
sehingga perubahan yang besar akan terjadi dalam diri anda hingga pasangan anda akan jatuh cinta
pada anda! (Lihat 1 Korintus 7:12-16).

Pujilah Tuhan atas berkat tersebut!

Hukum ke-8
Bagaimana Orang Mencuri dan Tidak
Menyadari Bahwa Mereka Sedang
Melakukannya

“Jangan mencuri” (Keluaran 20:15)

Jika anda tidak pernah mencuri sesuatu, mungkin anda lahir di Mars, karena di bumi "Tidak ada yang
benar, seorangpun tidak” (Roma 3:10), dan semua anak laki-laki dan perempuan dari Adam disini
telah “jatuh ke bawah hukuman Allah” (ayat 19). Kita semua memerlukan seorang Juruselamat!

Hukum kedelapan dari Sepuluh Hukum Allah berbunyi, “Jangan mencuri.”


Banyak orang melanggar hukum tersebut tanpa menyadarinya. Mereka berpikir bahwa mustahil
menuruti hukum itu sepenuhnya. Tetapi, jika dipahami dengan benar, hukum tersebut adalah sebuah
jaminan akan keselamatan dari mencuri, bukan sebuah larangan yang memberatkan.

Alasan kenapa orang berpikir bahwa adalah mustahil untuk menurutinya adalah karena mereka tidak
memahami Supuluh Hukum yang Allah berikan kepada kita di gunung Sinai. Mereka melupakan
sebagian dari ucapan Allah pada saat itu. Di pendahuluan Sepuluh Hukum Ia berkata: “Akulah
TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”
(Keluaran 20:1,2).

Dalam kalimat tersebut Ia telah memperkenalkan diriNya sebagai Juruselamat kita.

Ia telah menyelesaikan sesuatu, Ia telah menyerahkan diriNya sebagai korban bagi kita; bagi masing-
masing kita Ia “telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut” (Yesaya 53:12). “Upah dosa ialah
maut” (Roma 6:23), tetapi Kristus telah mengambil “upah” tersebut pada diriNya, dan telah menerima
“upah” yang berupa maut bagi “semua manusia” (Ibrani 2:9).

Di kalimat pembukaan Sepuluh Hukum yang berharga ini, Tuhan tidak ingin kita beranggapan bahwa
Dia baru mau menjadi Juruselamat kita kalau kita telah melakukan semuanya dengan benar dan
tidak pernah mencuri sepeser pun. Ia ingin kita melihat Dia sebagaimana Ia ada yaitu “Juruselamat
dunia” dan juga Juruselamat kita (Yohanes 4:42).

Jadi, ketika kita ingat akan pendahuluan Sepuluh Hukum bersama dengan isi kesepuluh hukum
tersebut, Ia mengatakan kepada kita, “Sekarang anda tidak akan pernah mencuri. Tidak akan ada
noda seperti itu dalam catatan hidup anda. Anda akan menegakkan kepala dimana saja, dan selalu!
Aku akan menyelamatkan kamu dari dosa itu.”

Kabar Gembira yang luar biasa!

Mencuri adalah dosa; tetapi malaikat yang berbicara dengan Yusuf tepat sebelum Yesus dilahirkan
menjanjikan, “Ia akan menyelamatkan umatNya dari (bukan dalam) dosa mereka” (Matius 1:21).
Bilamana kita memikirkan tentang perintah ini, “Jangan mencuri,” bisa jadi kita menghabiskan waktu
merenungkan kembali segala macam cara yang dapat kita lakukan untuk melanggar perintah
tersebut, betapa mudahnya kita membawa diri ke dalam kesalahan mencuri tanpa menyadari apa
yang sedang kita lakukan. Ada ribuan cara! Lebih baik, mari kita merenungkan kembali betapa besar
keselamatan yang Kristus berikan bagi kita:

1. Akar dari mencuri adalah keinginan untuk memiliki sesuatu yang tidak Allah berikan
kepada kita. Ini adalah akar yang akan dikeluarkan oleh Injil Kristus dari dalam hati kita. Roh
Kudus segera mengingatkan kita bahwa ketika Yesus berada bersama kita di dunia, Ia berkata,
“Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Matius 8:20). Meskipun Ia adalah seorang
tukang bangunan yang ahli (Ia adalah seorang tukang kayu) Ia tidak memiliki rumah, tidak ada
perumahan; Ia tidak memiliki rekening di bank. Ketika Ia disalibkan, semua kekayaanNya
hanyalah pakaian yang dikenakanNya. Karena Ia mengetahui kedamaian sejati, sehingga Ia
dapat mengatakan dalam kebenaran, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung
dari pada kekayaannya itu” (Lukas 12:15).

Paulus mengetahui kedamaian sejati yang sama ketika ia barkata bahwa “Segala sesuatu
kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, …dan menganggapnya
sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:8). Menurut ayat itu, hubungan gelap kita yang
tidak berkesudahan dengan materialisme sedang dicampakan ke dalam tempat sampah. Tidak
ada kesenangan dalam kerinduan akan kekayaan yang berkelanjutan terus menerus. Oleh sebab
itu, kita diberi semangat untuk membaca Kabar Baik ini: “Memang ibadah itu kalau disertai rasa
cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan
kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” (1
Timotius 6:6-8).

2. Kegagalan kita untuk membayar pajak secara jujur kepada pemerintah adalah bentuk
pencurian yang diselamatkan oleh Kristus. Yesus mengajar bagaimana membayar pajak
secara jujur ketika Ia berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar” (Matius 22:21). Ia sedang berbicara mengenai pemerintahan kekafiran Roma pada
zamanNya! Alasannya adalah karena Tuhan telah mengurapi berdirinya pemerintahan manusia.

Rasul Paulus yang terinspirasi menerangkan mengapa: “Tiap-tiap orang harus takluk kepada
pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan
pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Oleh sebab itu siapa pun yang menolak
otoritas yang berkuasa (gagal membayar pajak secara jujur ) adalah "menolak pengurapan Allah.”
Dan Paulus melanjutkan dengan berkata bahwa mereka yang tidak jujur terhadap pemerintah
akan mendatangkan hukuman atas dirinya. “Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut
kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap
pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Karena
pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah
akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba
Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.”

Inilah sebabnya Paulus berkata bahwa siapapun yang mengikuti Yesus dengan sungguh-
sungguh, ia akan jujur terhadap pemerintah “bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga
oleh karena suara hati kita. Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka
yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. Bayarlah kepada semua orang apa yang
harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang
berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat
kepada orang yang berhak menerima hormat. Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada
siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi” (Roma 13:1-8).

3. “Tetapi,” beberapa orang mengatakan, “pemerintah tidak jujur; politikus mencuri harta
negara; polisi menerima suap.”

Semua ini mungkin benar, tetapi firman Allah tetap benar di atas segalanya. Jika tidak ada
pemerintahan, masyarakat akan berada dalam anarkis, jiwa dan harta benda seseorang tidak
akan aman. Tuhan dapat menganugerahkan berkatNya kepada sebuah pemerintahan, atau Ia
dapat juga menahan berkatNya; secara lebih menyeluruh hal ini bergantung pada kejujuran dasar
dari rakyatnya sendiri.

Setiap bangsa sangat memerlukan keberadaan sebuah gereja yang murni yang “memelihara
hukum Allah dan memelihara iman terhadap Yesus.” Seluruh populasi penduduk memperoleh
keuntungan dari hadirnya hamba Allah, meskipun jumlah mereka dalam proporsi yang kecil.
Apakah anda ingat bagaimana Allah berfirman Dia akan menghindarkan Sodom jika ditemukan
10 orang yang benar di dalamnya? Jangan lupa bahwa para politikus, pegawai pemerintah-
semuanya berasal dari orang-orang biasa. Kabar Baik yang berharga dari Injil yang murni ini
selalu mengangkat moril orang-orang. Tidak peduli dimana dan negara mana anda tinggal,
bersyukur kepada Allah untuk ukuran kedamaian dan kemanan yang anda nikmati sekarang! Dan
ketika anda membayar pajak anda, layangkan doa untuk pemerintahanmu dan para aparatnya.
Maka anda akan menerima berkat!
4. Seseorang yang menghargai keselamatan dalam Kristus juga mengembalikan dengan
sukacita perpuluhannya, atau sepersepuluh dari segala “kelimpahannya” kepada Allah.
Ketika Yesus berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar,”
Ia juga berkata, “[Berikanlah] kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Matius
22:21). Pertanyaan segera timbul, Kenapa kita harus memberikan sesuatu kepada Allah?
Jawabannya adalah, Dengan membayar perpuluhan kita tidak memberikan apapun kepada Allah,
kita hanya mengembalikan sepersepuluh dari apa yang telah Ia berikan kepada kita, dan ini
sebagai pengakuan bahwa segala kepemilikan kita berasal dari Dia, “pencipta langit dan bumi”
(Kejadian 14:19). Tuhan berkata, “Akulah yang empunya seluruh bumi” (Keluaran 19:5) dan Ia
mengklaim, “Punya Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung” (Mazmur
50:10).

5. Jika Allah memberikan sebuah hadiah untuk anda, bukankah berdosa jika kita tidak mau
mengakuinya?

Daud berdoa, “Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka
makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tanganMu dan berkenan mengenyangkan
segala yang hidup” (Mazmur 145:15,16) Ayat ini memberi gambaran bahwa Tuhan sedang
berlutut dan membukakan tanganNya bagi kita agar kita memakan dari tanganNya, sama seperti
burung yang memakan dari tangan anda. Bukankah seharusnya kita mengucapkan “Terima
Kasih?”

Membayar perpuluhan kepada Allah sama seperti halnya kita mengucapkan, “Terima kasih, ya
Tuhan! Saya memilih untuk ‘ingat kepada Tuhan, Allah[ku], sebab Dialah yang memberikan
kepada[ku] kekuatan untuk memperoleh kekayaan’” (Ulangan 8:18). Ketika kita lupa, kita
menimpakan segala masalah pada diri kita sendiri. Oleh sebab itu, adalah kemurahan dan ampun
bagi kita ketika Tuhan berkata, “Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh
dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun” (Ulangan 14:22). “Demikian
juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari
buah pohon-pohonan, adalah milik Tuhan; itulah persembahan kudus bagi Tuhan” (Imamat
27:30).

6. Tetapi apa yang Tuhan lakukan dengan perpuluhan ini, toh Dia sudah memiliki semuanya?

Jawabannya adalah: Ia memberikan kepada hambaNya yang menghabiskan waktu mereka


sepenuhnya untuk mengabar Injil. Ia berkata, “Sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala
persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas
pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan” (Bilangan 18:21). Dan
rencana yang telah diberkati untuk mendukung pelayanan yang kudus ini dibawa ke gereja
Perjanjian Baru: “Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan
Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu” (1 Korintus 9:14).

Hal ini sangat serius dimana jika kita lalai untuk mengembalikan sepersepuluh yang kudus
kepadaNya, Ia menganggap bahwa kita telah merampokNya: “Bolehkah manusia menipu Allah?
Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu
Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! ” (Maleakhi 3:8).

Kita dapat membaca keseluruhan pasal untuk melihat bagaimana Tuhan menjanjikan kekayaan
sesaat jika kita “membawa seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku” (ayat 10). Dan Tuhan memang
memberkati! “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara
luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan”
(Amsal 11:24, 25). Tetapi alasan mengapa kita memberi perpuluhan dan persembahan bukan lah
demi imbalan ekonomis tertentu – itu hanya akan menjadi “mementingkan diri yang terselubung.”
Alasan sesungguhnya adalah untuk menyatakan syukur kepadaNya yang telah membawa kita
keluar dari “perbudakan” rohani Mesir, dan yang telah menyelamatkan kita untuk selama-
lamanya.

Kabar Baiknya adalah Roh Kudus akan senantiasa memotivasi kita untuk setia dalam
mengembalikan perpuluhan dan persembahan supaya kita dapat merasakan nikmatnya menjadi
bebas! Belajar untuk memberi tanpa mementingkan diri adalah sebuah mujizat bagi kita semua
yang pada dasarnya adalah makhluk egois!

7. Perintah kedelapan adalah pertahanan abadi terhadap doktrin palsu yang kadang-kadang
muncul sebagai “Aliran komunis.” Banyak orang yang jujur dan tulus telah berasumsi bahwa
komunisme adalah rencana terbaik untuk mencapai kesamaan di antara manusia. Tetapi ketika
kita mempelajari Alkitab, kita menemukan bahwa Allah mengakui hak kepemilikan pribadi. Yang
disebut “komunisme” pada permulaan gereja ketika para rasul “memiliki kepunyaan bersama” dan
tidak ada yang berkata “bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri,” adalah suatu
sikap berbagi (sharing) secara sukarela pada saat mendesak. Sikap itu didorong oleh kasih
persaudaraan (Kisah 4:32-34). Bukan pemerintah mengambil secara paksa kepemilikan
seseorang dan diberikan kepada orang lain.

Petrus memberitahu Ananias dan Safira bahwa Tuhan mengakui kepemilikan mereka (Kisah 5:4)
karena Ia telah memberikan manusia kuasa atas seluruh bumi. Tuhan telah memberi manusia
hak atas buah usahanya. “Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan” (Amsal
28:19). Tuhan tidak memaksa orang itu untuk memberikan kepada mereka yang tidak
mengerjakan tanahnya, namun adalah benar Ia meminta kita untuk membantu orang lain yang
memerlukan bantuan dengan murah hati. Kasih Kristus akan mengakhiri kemiskinan di seluruh
dunia! Kasih Kristus akan menyembuhkan kekejaman Kapitalisme dan Komunisme.

8. Di dalam semua urusan bisnis, Tuhan mengajar umatNya agar bersikap jujur sepenuhnya,
dan juga bermurah hati. “Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang
tumpah ke luar” adalah cara Allah berbisnis (lihat Lukas 6:38). Norman Rockwell melukis sebuah
lukisan yang terkenal, lukisan dari seorang pedagang yang sedang menimbang daging pilihan
pelanggan perempuannya di atas sebuah timbangan. Ketika si pedagang sedang melihat ke atas
timbangannya ia dengan cerdik menekan ke bawah timbangannya dengan jari untuk membuat
barang belanjaan perempuan itu bertambah berat. Pada saat yang bersamaan si pelanggan
perempuan itu juga melihat ke atas timbangan, tetapi ia menekan ke atas timbangannya dari
bawah untuk membuat barang belanjaannya menjadi lebih ringan daripada yang sesungguhnya
supaya ia boleh membayar lebih sedikit dari harga belanjaan yang sesungguhnya. Tetapi Tuhan
berkata, “Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya,
janganlah kamu merugikan satu sama lain” (Imamat 25:14).

9. Mengapa kita seringkali merasa khawatir kalau-kalau mendapat barang di bawah nilai
barang yang sesungguhnya?

Atau sama khawatirnya jangan sampai menjual barang melebihi nilai barang yang
sesungguhnya? Mengapa kita membual ketika kita membeli sesuatu lebih rendah dari nilai
barang yang sesungguhnya? “’ Pembeli selalu mengeluh tentang mahalnya harga. Tetapi setelah
membeli, ia bangga atas harga yang diperolehnya.” (Amsal 20:14 BIS). Alasannya? Pada
dasarnya ini adalah ketidakpercayaan kita yang mendalam- meragukan bahwa Allah akan
memelihara kita dengan memberikan semua yang kita butuhkan. Tidak ada miliyuner yang akan
menawar harga seikat wortel karena dia tahu dia mampu membayarnya dengan harga
berapapun. Kita perlu ingat bahwa karena kita adalah anak-anak Allah, maka kita adalah
“miliyuner.” ”Segala sesuatu adalah milikmu....baik dunia hidup ataupun.....baik waktu sekarang,
maupun waktu yang akan datang- semuanya kamu punya. Dan kamu adalah milik Kristus dan
Kristus adalah milik Allah.” (1 Korintus 3:21-23).

10. Berjudi, baik legal maupun tidak legal, adalah pelanggaran hukum kedelapan. Jika jutaan
manusia masing-masing membayar satu dolar ke lotere dan kemudian seseorang yang
“beruntung” memenangkan jackpot, itu bukan uangnya – di pandangan Allah. Uang tersebut
sesungguhnya adalah milik orang lain dan kita seharusnya tidak tergoda untuk mengambil bagian
dalam uang itu. Berjudi bukan “olahraga”, melainkan sifat mementingkan diri yang tidak terkendali
atau liar. Hanya ada segelintir orang yang memenangkan jackpots sementara orang banyak
sering kehilangan tabungan hidup dan penghasilannya yang dibutuhkan oleh keluarga mereka
untuk makanan dan tempat tinggal.

Ada daya pikat yang fatal dalam judi yang mengatakan kepada korban mengenai obsesi ini,
“Hanya masukkan beberapa dolar dan mungkin anda akan menang.” Jadi secara terus-menerus
si korban dari penipuan ini membayar dan membayar hingga akhirnya ia tertekan. Tragedi dari
judi adalah mengenaskan.

Mungkin boleh dikatakan bahwa jika para korban tidak menggunakan akal sehatnya, maka itu
adalah kesalahan mereka; mereka seharusnya lebih tahu. Tetapi masalahnya adalah judi telah
menjadi candu yang setara dengan alkohol atau heroin. Pecandu judi sampai pada titik dimana
mereka tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Seperti sedang mengejar akan sesuatu yang
bukan milik kita.

Ada kelepasan yang mulia di dalam hukum kedelapan yang merupakan jaminan kita tidak akan
terbawa ke dalam dosa pelanggarannya. Roh Kudus meletakkan dalam hati orang percaya
sebuah kebencian untuk mengambil apa pun yang bukan milik kita. Sekali lagi ini adalah mujizat
kasih anugerah! Kasih akan memotivasi kita untuk membantu pencandu alkohol tidak minum-
minum, meskipun ia adalah pecandu; kasih juga akan memotivasi kita untuk membantu pecandu
apa pun yang telah kehilangan kuasa pengendalian diri yang diberikan Allah.

11. Mungkin pencuri yang paling terkenal sepanjang sejarah adalah salah satu di antara 12
murid Yesus – Yudas Iskariot. Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa Yudas adalah
bendahara di antara murid-murid Yesus dan secara diam-diam ia menggunakan uang
perbendaharaan untuk kepentingannya sendiri. Hatinya selalu mengingini milik orang lain; dan ini
yang akhirnya mendorong dia untuk mengkhianati Anak Manusia (Yohanes 12:6).

Roh Kudus meninggalkan kisah Yudas dalam catatan agar kita belajar sebuah pelajaran Kabar
Baik. Setelah ia dibayar “tiga puluh keping perak” (harga seorang budak!), ia begitu menderita
atas apa yang telah ia lakukan sehingga ia pergi ke Dewan Sanhedrin dan melemparkan uang
perak itu ke lantai lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Sekarang ia membenci uang haram
yang bukan haknya sejak semula!

Allah kita begitu berbelas kasihan kepada kita: Roh Kudus-Nya akan mengajar kita sekarang,
sebelum terlambat, untuk belajar membenci apa pun yang bukan hak milik kita. Beginilah caranya Ia
akan memelihara berkat yang telah dijanjikan yang terdapat di dalam hukum kedelapan – “Jangan
mencuri.” Ia menyelamatkan kita dari dosa yang menghancurkan Yudas Iskariot. Itu adalah sesuatu
yang patut disyukuri hingga kekekalan! Berterima kasih kepada Allah atas seorang Juruselamat yang
indah!

Hukum ke-9

Keselamatan dari Dosa Yang Telah Diperbuat


Setiap Orang.
“Janganlah engkau mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” Keluaran 20:16

Dua dari Ke Sepuluh Hukum berbicara tentang bagaimana kita mempergunakan lidah kita, yaitu :
Hukum ketiga mengatakan jika kita percaya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus kita tidak akan
berbuat salah dengan menyebut nama Tuhan dengan sia-sia, dan hukum ke sembilan akan menjadi
jaminan yang indah bagi mereka yang mengerti dan percaya betapa baiknya Kabar Baik itu.

“Janganlah engkau mengucapkan saksi dusta”

Keseluruhan Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Baru, bila dimengerti dengan baik, adalah Kabar
Baik, bukan Kabar Buruk. Tuhan bukanlah Pemberi Hukum yang kejam yang menekan kita lewat
sekumpulan peraturan yang mustahil untuk dipatuhi, dengan ancaman hukuman mati terbayang di
benak kita, Dia justru adalah Penyelamat agar kita terhindar dari melanggar peraturan-peraturan
tersebut.

Dia ingin agar kita terhindari dari kematian, Dia telah bertujuan agar setiap manusia dapat menikmati
hidup kekal, karena “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang
menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (I
Timotius 2: 3,4). Kristus telah bersedia untuk menjadi “Juruselamat semua manusia,” menurut I
Timotius 4:10, “terutama untuk mereka yang percaya”

Ketika Allah Bapa mengirim Yesus Kristus ke dunia ini, Dia memberikan Yesus tugas khusus – turun
ke dunia yang terhilang dan menyelamatkannya. Yesus berkata, “[Aku datang] untuk menyelamatkan
dunia ini” (Yohanes 12:47). Dia bukannya mencoba menemukan cara agar kita tidak bisa ke surga,
justru sebaliknya, Dia sedang berusaha untuk mempersiapkan kita agar masuk ke dalamnya. Allah
“telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, …. telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus
untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Efesus 1: 4,5).

“Tapi bukankah akan ada penghakiman yang mengerikan ketika kita semua diperiksa dengan
ketat menurut Hukum Allah?”

Ya, tetapi ‘jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara [seorang pengacara yang
membela!] pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa
kita” ( I Yohanes 2 : 1,2). Dan agar pembaca tidak merasa kuatir kalau-kalau Sang Pengacara Agung
ini tidak membela kasus mereka masing-masing, maka Yohanes manambahkan “dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” Dia telah siap menjadi Pembela-mu.jika engkau
tidak menolak-Nya. Beberapa terdakwa dalam persidangan ada yang memecat pengacara mereka
dan mengalami kekalahan dalam kasus mereka..Jangan memecat Yesus! Biarkan Dia memgang
kasus anda.

Yesus telah menjadi Pemimpin yang baru dari seluruh umat manusia. Dia memecat Adam, pemimpin
pertama kita yang telah membawa kita ke dalam dosa, dan telah menggantikan posisi
Adam.Sehingga engkau dan saya, kita semua telah mempunyai hak kesulungan di dalam Dia, sama
seperti Esau putra Isak telah mempunyai hal kesulungan yang diberikan padanya. Tidak seorang pun
di surga ataupun di dunia yang dapat mencabut hak kesulungan Esau kecuali tindakan Esau sendiri
yang membuangnya. Ketika ia menjualnya untuk memuaskan rasa laparnya, kita membaca, “Esau
memandang ringan hak kesulungannya” (Kejadian 25:34).

Paulus mengamarkan kita, “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu
yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.” (Ibrani 12:16).
Bukankah akan menyakitkan hati bila pada penghakiman terakhir ketika kita berdiri di hadapan Tahta
Putih Allah yang agung, menyadari bahwa Dia sebenarnya telah memberikan kita hadiah hidup kekal
seperti Dia memberikannya pada Esau, tetapi kita menjualnya untuk sekedar harta dunia! Untuk
menyelamatkan kita dari kepedihan akhir tersebut, saat ini Dia mengirimkan pesanNya melalui
firmanNya yang menjadi Kabar yang Sangat Baik.

Melanggar hukum yang ke-sembilan adalah suatu dosa yang akan mengakibatkan banyak
orang kehilangan jiwa mereka; tetapi tersedia jalan keselamatan untuk terhindar dari dosa
tersebut.

Ketika Allah berkata, “Janganlah mengucapkan saksi dusta,” Dia bermaksud bahwa kita tidak akan
mengucapkan sedikitpun kebohongan, tidak pernah memberikan kesan yang salah bahkan meski
hanya lewat anggukan kepala kita. Hukum itu juga melarang bergosip, termasuk merusak reputasi
seseorang dengan berdiam diri pada saat orang tersebut menghadapi tuduhan – padahal kita
mengetahui sesuatu yang baik yang seharusnya kita katakan. Kita dapat “mengucapkan saksi dusta”
cukup hanya dengan berdiam diri pada saat seharusnya kita dapat berbicara untuk menyelamatkan
reputasi seseorang.

Perintah ini menjadi jaminan bahwa kita mempunyai Juru Selamat yang akan menyelamatkan kita
dari pelanggaran tersebut.

Kita harus “berkata benar seorang kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar, yang
mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu” (Zakaria 8:16). Semua dosa bersaksi dusta
sebenarnya berasal dari Setan “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). “Orang yang
dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya” (Amsal
12:22). “Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan
kebohongan tidak akan terhindar.” (19:5). Kita baca bahwa Allah sebenarnya membenci “lidah dusta,
…hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang
saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan” (6 : 17-19). Tetapi ingat, meskipun Allah
membenci dusta, Alkitab memberikan jaminan pada kita bahwa Dia mengasihi para pendusta, dan
mencari mereka untuk menyelamatkan mereka dari berbuat dusta.

Ada sejumlah orang yang tulus sedang bersaksi dusta namun mereka tidak menyadari apa
yang mereka lakukan tersebut.

Mereka termasuk diantara sejumlah orang yang Yesus doakan ketika Ia disalib, “Yesus berkata: "Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34).
Kadang-kadang orang tua mengajarkan anak-anak mereka untuk berbohong. Tapi Allah tetap
mengasihi mereka dan berusaha menyadarkan mereka. Beberapa orang mengalami “buta warna”,
sehingga mereka tak dapat membedakan lampu merah dan lampu hijau, dan akibatnya mengalami
kecelakaan. Allah berbelas kasihan kepada orang-orang semacam itu, tetapi terlebih dari itu Dia telah
menjanjikan untuk memberikan Roh Kudus kepada mereka yang tidak tahu membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Dia ingin menjadi Guru mereka. Kiranya mereka mau mendengarkan
Dia!. Pada hari Penghakiman, kelalaian terdahap kebenaran tidak dapat dibiarkan. Puji Tuhan,
sekarang kita memiliki kesempatan lain untuk belajar, ‘pergi bersekolah” dengan Yesus sebagai Guru
kita.

Dalam dua pasal terakhir dari Alkitab kita mendapatkan tiga buah peringatan/amaran yang
memberitahukan kita bahwa “setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya” tidak akan
dapat memasuki kerajaan kekekalan (Wahyu 22:15). Buku-buku dan film-film yang menceritakan
kebohongan sangat “disukai” oleh mereka yang tidak berdamai dengan Allah. Jadi kita lihat bahwa
masalah yang serius bukan hanya “melakukan suatu kebohongan”, tetapi juga sama seriusnya
adalah “menyukai suatu kebohongan”. Jauh sebelum bibir kita mengatakan dusta, jika hati kita tidak
jujur, kita sudah berdosa. “Tuhan, …siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia
…yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya” (Mazmur 15: 1,2). “Siapa menyembunyikan
kebencian, dusta bibirnya; siapa mengumpat adalah orang bebal.” (Amsal 10:18). Dengan kata lain,
kita dapat tersenyum pada orang lain, menepuk punggungnya, menjabat tangannya, namun
“menyembunyikan” kebencian terhadapnya di dalam hati kita, semua ini telah melanggar hukum ke
sembilan.

Perhatikanlah hal ini : tidaklah mungkin bagi kita yang hidup untuk mematuhi hukum ke
sembilan kecuali kita sudah benar-benar bertobat dari dasar hati kita.

Iri hati terhadap seseorang yang lebih menawan atau lebih baik dari kita, bahkan keinginan untuk
melihat orang tersebut jatuh – semua ini terjadi sebelum suatu perkataan diucapkan! Dan kita semua
tahu bagaimana dalamnya masalah ini di dalam hati kita. Sungguh benar apa yang Roma 3:10
katakan, "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak”. Untuk itulah kita perlu berdoa ”Awasilah
mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku” (Mazmur 141:3). “Selidikilah aku, ya Allah, dan
kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku” (Mazmur 139: 23, 24). Kita tidak mau apa
yang Mazmur 140:4 terjadi pada diri kita, hal yang sebenarnya terdapat pada setiap manusia secara
alamiah “bisa ular senduk …ada di bawah bibirnya!” Oh, kita sungguh pelu Juru Selamat! Dan sekali
lagi syukur pada Tuhan, kita punya Seorang Juru Selamat!

Dapatkan kita bersaksi dusta dengan mengucapkan sesuatu yang menyenangkan orang lain ?

Ya, jika kita berbicara dengan maksud menjilat. Memuji wajah seseorang dan kemudian
mentertawakan dia di belakangnya adalah telah bersaksi dusta. “Orang yang menjilat sesamanya
membentangkan jerat di depan kakinya” (Amsal 29:5). Daud menceritakan kesengsaraan yang
dialaminya. “Mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang; perkataannya lebih
lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus.” (Mazmur 55:22). Kita tidak menyadari
betapa masalah ini berakar di dalam diri kita. Sangat mudah mengucapkan “Selamat pagi!” kepada
seseorang meskipun di dalam hati kita berharap dia mendapatkan balasan yang sepatutnya dia
peroleh! Hukum ke sembilan memanggil kita untuk bersikap jujur dengan sepenuhnya dalam
hubungan kita dengan orang lain.

“Tetapi jika anda mengetahui seseorang sedang melakukan kesalahan, bagaimana anda dapat
bersikap jujur dan menyenangkan pada saat yang sama ?” Anda dapat berdoa untuk orang itu seperti
yang Yesus lakukan untuk orang-orang jahat yang menyalibkan Dia, Ya bapa, ampunilah mereka,
karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Hal itu tidak akan menobatkan seseorang,
kecuali jika ada kasih Kristus di hati anda. Jika kasih itu ada di sana, maka Roh Kudus akan
mengajarkan dengan tepat apa yang harus anda lakukan untuk bisa tetap jujur namun juga penuh
kasih terhadap orang tersebut. Anda bisa menolong orang itu, tetapi jika tidak pun, anda akan merasa
bahagia, karena hati nurani anda bersih.

Lidah adalah alat yang seringkali digunakan untuk melanggar hukum ke sembilan.

Amsal 10:19 berkata, “:Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya,
akan diketahui” “Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas
mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, … biarlah perkataanmu sedikit” (Pengkhotbah 5;1).

Jika kita merasa betapa mudahnya kita tergoda untuk memperdaya, kita dapat ingat nasihat yang
baik yang diberikan oleh rasul Yakobus yang akan menyelamatkan kita dari kekacauan hidup kita.
“Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga
mengendalikan seluruh tubuhnya… kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin
keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian
juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,…. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat
membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan …ia sendiri
dinyalakan oleh api neraka” (Yakobus 3: 2-6). Korek api bisa digunakan untuk hal yang baik atau
buruk, tergantung keinginan dan hati dari orang yang menggunakannya!

Sesungguhnya terdapat Berita Baik untuk kita semua. Hukum ke sembilan menjadi suatu jaminan
bagi mereka yang percaya kepada Pembukaan dari Sepuluh Hukum yang menyatakan, Tuhan Allah-
mu” telah membawa engkau keluar dari “rumah perbudakan” ini, yang mana di dalamnya termasuk
kebiasaan-kebiasaan buruk yang bertentangan dengan hukum ke-sembilan, meski itu sudah tertanam
dalam diri kita. Dia menyelamatkan lidah karena Dia pertama kali menyelamatkan hati!

Kristus datang ke dunia ini dan mengenakan sifat alamiah kita yang berdosa pada sifat alamiah diri-
Nya yang tidak berdosa, Dia hidup seperti kita hidup di dunia dan masyarakat yang jahat, dan selalu
mengatakan “Tidak!” pada godaan untuk berbohong atau bahkan memberikan kesan yang salah
pada orang lain. Dia menemukan sumber dosa kita yang sebenarnya dan mengalahkannya.

“Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah
dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan
daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging”
(Roma 8:3). Dan untuk apa Dia melakukan hal yang begitu indah ini ? Ayat 4 memberitahu kita,
supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi
menurut Roh.” (ayat 4).

Dalam istilah yang sederhana, hal ini mempunyai arti yang sama dengan Pembukaan dari
Sepuluh Hukum :

Dia telah membawa kita “keluar dari tanah Mesir, rumah perbudakan!” Anda dan saya tidak perlu
terperdaya lagi. Dia telah berjanji untuk membuat kita menjadi jujur dari dasar hati kita yang terdalam,
dari dalam ke arah luar. Suatu berkat yang sangat berharga!
Tetapi ada yang berkata, “Adalah sukar untuk selalu jujur terus menerus! Kita hidup di suatu dunia
yang penuh dengan penipuan, dan anda harus berkompromi atau anda tidak akan dapat maju!
Bagaimana mungkin saya menjadi berbeda?” Jawabannya adalah - Yesus Sendiri yang akan
membuatnya. Dia pernah hidup di dunia yang sama, dalam budaya yang penuh penipuan. Yesus bisa
menghindari diri-Nya dari hukuman jika pada akhirnya Dia mau berdiam diri ketika Imam Besar
menuntut jawaban dari-Nya “Katakan pada kami, apakah Engkau Anak Allah?” Yesus harus
memberikan jawaban yang benar, dan harga yang harus dibayarNya adalah hidup-Nya sendiri
melalui penyaliban. Tetapi dengan melakukan itu Dia mendapatkan hak menjadi Juru Selamat kita!

Kepada mereka yang menganggap kejujuran sebagai hal yang penting, bersikap jujur terus menerus
adalah salah satu berkat yang paling berharga. Tidak ada dari kita yang menerima sifat seperti itu
secara lamiah dari keturunan atau DNA, kita harus “belajar” dari Yesus. Sifat seperti itu adalah
pemberian semata melalui anugrah-Nya, yang diambil dari surga. “ Sisa Israel … tidak akan
melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu”
(Zefanya 3:13). Pencapaian yang demikian menakjubkan akan membuat Setan sangat marah, karena
dia percaya bahwa tidaklah mungkin bagi setiap mahluk hidup untuk menjadi benar-benar jujur.
Jangan percaya apa yang dia minta anda untuk percaya!.

Kitab Wahyu menggambarkan orang-orang yang pada akhir zaman mengijinkan Roh Kudus untuk
membentuk mereka, mengajar dan melatih mereka, untuk menjadi seperti Kristus dalam sifat mereka.

“Aku melihat,” Kata Yohanes, “sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion [simbol dari gereja]
dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang … Mereka adalah orang-orang
yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. ..Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat
dusta; mereka tidak bercela di hadapan tahta Allah” (Wahyu 14: 1-5). Kita tidak dapat membuang
bagian manapun dari firman Tuhan. Telah tertulis di sini untuk kita percayai.

Ini adalah kelompok orang yang berbeda dari orang-orang lain sepanjang zaman, karena “mereka
menyanyikan nyanyian baru di hadapan tahta”. Nyanyian baru berarti suatu pengalaman baru, dan
suatu pengalaman baru berarti mereka telah mendengar dan menerima pesan yang baru, proklamasi
yang segar dari “firman yang kekal”, yang dengan indah telah menggenapi apa yang harus
dicapainya. Ya, “karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya”
(Roma 1:16).

Tapi ada proklamasi yang lebih jelas dari firman tersebut! Luther, Calvin dan para Reformator abad
16 melihat terang yang besar ini dan mereka menjadi berkat bagi dunia. Tetapi pada hari-hari akhir ini
dimana kita hidup, pada jaman dimana pesan dari tiga malaikat dalam Wahyu 14 disampaikan dan
salah satu pesan dibawa oleh malaikat ke ermpat pada pasal 18 – “firman yang tak berkesudahan” itu
sekarang semakin diungkapkan dengan melimpah. Tujuannya bukan hanya sekedar menyiapkan
manusia untuk kematian, tetapi untuk menyiapkan seluruh tubuh Kristus untuk diubahkan tanpa
mengalami kematian. Sayangnya, beberapa orang akan menolak pekabaran di akhir zaman ini
sebagai pekabaran dari Kristus, Imam Besar kita, tetapi akan ada banyak orang yang akan
mengagungkan Dia dengan mengijinkan Roh Kudus bekerja di hati mereka.

“Tapi orang-orang ini adalah pendosa secara alamiahnya, sama seperti anda dan saya.”

Ya betul, tapi orang-orang tersebut telah mengijinkan Yesus untuk menyelamatkan mereka dari
melakukan dosa untuk seterusnya.. Mereka tidak mempunyai pengalaman yang lebih, pendidikan
yang lebih atau kelebihan-kelebihan lain dari orang lainnya, mereka hanya telah melihat sesuatu,
memahami sesuatu, yang orang-orang dari zaman lampau tidak dapat melihatnya. Paulus
mendoakan kita ketika berkata, “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, … Aku berdoa supaya oleh
imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.[agape], ..
supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan
panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia
melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan
Allah” (Efesus 3: 14-19). Itu berarti, bersiap untuk kemuliaan dari kedatangan Yesus yang kedua!

Saat ini ada tiga malaikat yang pergi ke setiap penjuru dunia ini, menyerukan pesan yang sangat
berharga ini. Segera akan menyusul malaikat yang ke empat, dan akan ada Suara dari langit yang
ditujukan pada setiap penduduk dunia, “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya [Babilon]
supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa
malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4).

Suara itu berbicara pada anda!

Suara itu menceritakan Kabar baik bahwa Kristus telah menyelamatkan anda dari melanggar hukum
yang ke-sembilan! Anda dapat menjadi manusia baru, anda tidak perlu tinggal di “Mesir” yang usang
dan gelap, karena Dia telah membebaskan anda!. Pintu penjara kini telah terbuka, berjalanlah menuju
sinar matahari!

Hukum ke-10
Hukum yang Membangunkan
Setiap Orang
“Jangan mengingini …….apapun yang dipunyai sesamamu." (Keluaran 20:17 )

Sepuluh Hukum adalah Kabar Baik tentang apa yang Juruselamat lakukan.

Sebagian besar orang melihat Sepuluh Hukum sebagai peraturan keras yang tidak mungkin dituruti,
meskipun demikian Allah memberikannya pada umat-Nya di Gunung Sinai sebagai sepuluh pesan
mulia dari Kabar Baik.

Allah berfirman, “Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan
bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. “
(Keluaran 19:4). Pikirkan bayi elang yang berusaha belajar terbang; bayangkan itu adalah anda. Anda
mengepakkan sayap secara panik dalam ketakutan sewaktu anda melihat dasar tanah semakin
mendekat; kemudian datanglah sang ibu dengan sayapnya yang terkembang gagah di bawahmu. Dia
terbang di bawahmu dan membawamu pulang dengan aman. Inilah yang Juruselamat lakukan untuk
setiap manusia yang bersedia membiarkan-Nya melakukan hal itu!

Itulah arti dari kata “succor” dalam Ibrani 2:18 : “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena
pencobaan, maka Ia dapat menolong (succour) mereka yang dicobai.” Ya, dosa telah
menghancurkanmu; anda akan jatuh; tetapi inilah Aku, Aku telah membayar harga untuk
menebusmu. Percayalah kepadaKu, dan Aku meyakinkanmu bahwa kamu tidak akan pernah
melakukan perbuatan jahat yang telah diperingatkan oleh Sepuluh Hukum untuk kamu lawan.

Orang-Orang perlu tahu hal ini!

Jutaan orang tertangkap seperti seekor lalat di sarang laba-laba dalam keputusasaan, berpikir bahwa
tidaklah mungkin mengalahkan godaan untuk berdosa. Mereka perlu tahu kebenaran tentang
Penyelamat ini yang telah membawa kita keluar dari perbudakan!

Hukum ke-sepuluh adalah yang terkuat dari seluruh Sepuluh Hukum, hukum yang membidik tepat ke
tingkat paling sensitif dari kesadaran kita. Dikatakan,

“Jangan mengingini …….” apapun atau siapapun yang dipunyai sesamamu."

Untuk memperjelas hal ini, Allah menjelaskan beberapa hal yang kita tidak boleh “ingini.” (Kata itu
berarti berhasrat, mau memiliki, mau menikmati apa yang bukan milik kita). Ide tersebut merangkum
keseluruhan dari sembilan hukum yang lain, tapi menuju ke akar masalahnya – hasrat yang
membakar jauh di dalam hati jauh sebelum sesuatu diucapkan atau dilakukan untuk
mengungkapkannya. Ketamakan adalah ”tindakan dalam sebuah telur.” Orang yang tamak adalah
seorang pencuri di dalam rumah; seorang pencuri adalah seorang yang tamak di luar rumah.

Sebagai contoh, hukum ke-10 mengatakan, “Jangan mengingini….istri sesamamu.” (bisa saja sama
halnya dengan mengatakan, “suami sesamamu”). Hal ini berbicara tentang berahi yang tertanam jauh
di dalam hati dimana tidak ada orang lain yang bisa melihat atau menebaknya.

Yesus mengerti hukum ke-10 ini ketika Dia mendefinisikan apa itu perzinahan yang sebenarnya atau
persetubuhan di luar nikah: “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya.” (Matius 5:27,28). Itulah inti dari pornografi. Itulah ketamakan
(menginginkan milik orang lain)!

Wow! Tidak ada kata yang terucap, tidak ada tindakan yang dilakukan; seluruhnya rahasia; “wanita”
(atau pria) itu bahkan tidak tahu apa yang ada di hatimu; meskipun demikian, menurut Yesus, dosa
telah dilakukan!

Banyak orang “baik-baik” membayangkan bahwa mereka bukan pelanggar hukum Allah yang jujur
karena tindakan mereka (mereka pikir) adalah baik. Mereka membual tentang “kebenaran” mereka.
Tetapi hukum ke-10 ini adalah hukum yang membangunkan mereka pada kebenaran tentang diri
mereka sendiri. Mereka belum pernah melihat itu sebelumnya, tetapi ada kanker jauh di dalam hati
mereka.

Saulus dari Tarsus adalah seorang yang demikian sebelum dia menjadi Paulus sang rasul.

Allah memberitahu kita bahwa “tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, …….tentang kebenaran
dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat” (Filipi 3:5,6). Dia bukan hanya baik-baik saja,
tetapi bangga karenanya. Tetapi suatu hari dia menemukan hukum ke-10 ini. Hukum ini sudah ada di
sana jauh sebelumnya, dia hanya tidak melihatnya. Ini bukanlah seperti sebuah kapak yang
memotong rubuh sebuah pohon atau beberapa dahan terlepas daripadanya; ini adalah seperti
menggali keluar akarnya sendiri. Ya, kerinduan rahasia itu, berahi itu berada jauh di dalam hatinya!
Kanker itu berada di sana! Dia tidak pernah melihatnya sebelumnya.
Rasul Paulus memberitahu kita hasil penemuannya: ”Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan
tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang
seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.” (Roma
7:9,10). Tiba-tiba saya menemukan diri saya sendiri terhukum, katanya. Semua khayalan diri saya
hilang; Saya adalah seorang pendosa! Pada akhirnya saya melihat diri saya sendiri berdiri telanjang
di hadapan penghakiman Allah.

”Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan
mengingini (hukum ke-10!)" (ayat 7). Akhirnya Saulus dari Tarsus disadarkan dan ditobatkan.

Hasilnya adalah dia berlutut dan mengakui dirinya sebagai orang berdosa yang membutuhkan
kemurahan Allah. Dia membaca kembali mazmur penyesalan dari Daud, karena perzinahannya
dengan Batsyeba, dan pembunuhan suaminya, Uria orang Het. “Ya Allah, Aku pikir aku baik-bak saja
sementara hatiku keras dan bangga karena tindakan luarku terlihat ‘benar’. Sekarang aku melihat
dosa Daus sebagai dosaku; Aku tidak lebih baik dari dia. Ampuni aku, dan sucikan hatiku!”

Penemuan Paulus adalah penemuan setiap pria dan wanita juga.

Kita menjalani hidup dipenuhi dengan diri kita sendiri, merasa secara rohani bahwa kita “kaya, telah
memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa,” sementara secara tidak disadari dalam pandangan
Surga kita “melarat, malang, miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:17).

“Dosa…..yang ada di dalam aku........Di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada
sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang
baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang
tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Dosa…….. yang diam di dalam
aku……..Aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku
menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:17-24)

Di sinilah Paulus berdoa dengan segenap perasaan dan air mata, seperti Daud yang berdoa
”Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku
menjadi lebih putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
……….Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah
hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku
dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali
padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!”
(Mazmur 51:7-12). Doa seperti itu tidak akan pernah tidak dijawab!

Penemuan kebenaran ini adalah sebuah pengalaman yang berharga. Tidak ada yang harus dihindari,
tetapi disambut. Kehidupan kekal dimulai ketika kita melihat dan mengakui kebenaran itu. Bahkan
para pendeta, gembala jemaat, dan rasul – semuanya berada dalam kondisi yang sama. Kita semua
membutuhkan Seseorang yang ”akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka,................Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.” (Matius 1:21,23).

Hukum ke-10 mengkhotbahkan Injil kepada kita – ketika hal itu dimengerti sebagai sebuah jaminan di
bawah Perjanjian Baru. Berjanji untuk memelihara hukum Allah tidak membawa kebaikan apa-apa
bagi kita. Janji kita kepada Allah seperti sejerat pasir. Yang penting adalah percaya apa janji Allah
bagi kita: “Jangan mengingini.” Dengan kata lain, Sang Juruselamat mengatakan:

- Aku akan mengambil alih nafsu egois yang ada di dalam hatimu;

- Aku akan membersihkan pikiranmu;

- Aku akan membebaskanmu dari perbudakan perzinahan atau apapun bentuk keinginan
berahi;
- Aku tidak dapat membuatmu tidak mungkin dicobai, tetapi aku dapat memberikanmu kasih
karunia yang akan ”mengajarimu untuk berkata ”Tidak” terhadap hasrat yang tidak suci dan
duniawi, dan untuk menghidupkan pengendalian diri, kehidupan yang suci dan jujur di zaman
sekarang ini” (Titus 2:11,12)

Seorang pria muda menulis surat kepada kami.

Dia terganggu, khawatir. “Ini adalah masalahku siang dan malam, memikirkan tentang wanita. Saya
melihat mereka setiap waktu dalam mata pikiran saya. Saya tidak dapat menoleh ke arah lain saat
saya menatap seorang wanita. Masalah itu turun jauh ke dalam diriku, sampai ke bawah jari kaki. Apa
yang dapat saya lakukan? Saya menyadari bahwa Yesus berkata semuanya ada di dalam hati; dan
saya tahu di situlah tempatnya! Tolong saya!”

Seringkali seseorang adalah budak dari pornografi yang dibencinya. Ia sama seperti kebiasaan dalam
kerajaan Romawi kuno – seorang pembunuh dirantai ke mayat korban pembunuhannya. Paulus
berseru, ”Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? ..........Dengan tubuh insaniku
aku melayani hukum dosa.” (Roma 7: 24,25). Anda membawa polusi itu di sekitar anda, terantai
kepada anda.

Tetapi ada Kabar Baik yang kokoh. Paulus mengakui bahwa dengan sekedar mengutip hukum
baginya tidak menolong apa-apa. “Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata
bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan
untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.” (Roma 7: 10,11). Anda dapat berkhotbah
tentang api dan belerang neraka dan menakutkan orang-orang, tapi hal itu tidak merubah hati.
Ketakutan bukanlah motivasi yang berhasil.

Tetapi Paulus menjelaskan sesuatu yang berhasil: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan
kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan
hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus
Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia
telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di
dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” (Roma 8:2-4)

Mari kita analisa apa yang dikatakannya, karena ini adalah kebenaran yang ”paling berharga” :

1. Hukum ke-10 tidak bisa menyelamatkan siapapun (tidak ada satu hukumpun yang dapat
menyelamatkan)

2. Tetapi Allah mengirimkan Anak-Nya untuk memecahkan masalah paling mendasar kita, turun ke
bawah jari kaki dosa. Yesus mencapai prestasi yang indah ini dengan menimpakan kepada diri-
Nya tubuh berdosa yang sama seperti yang kita miliki. Karena itu Dia menghadapi dan memikul
semua pencobaan yang kita miliki, termasuk yang dihadapi oleh pria muda yang menuliskan
surat ke kami.

3. Yesus telah menang dan mengalahkan dosa di dalam tubuh kita yang telah jatuh dan berdosa.
Tidaklah benar bahwa Perawan Maria memberikan kepada-Nya tubuh (daging) yang berbeda
dengan yang kita semua miliki. Nama-Nya adalah “Allah beserta kita,” bukan Allah jauh dari kita.
Tidaklah adil bagi Yesus untuk menipu kita, berpura-pura berada ”dalam semua hal digoda
seperti kita, tetapi tanpa dosa” jika Dia memalsukannya dan berusaha mendapatkan
”pengecualian” dari warisan DNA seperti yang kita semua miliki. Jika Yesus melakukan hal itu,
Setan akan berteriak kepada surga bahwa Yesus mendiskualifikasi diriNya sendiri untuk menjadi
Juruselamat kita terhadap dosa! Setan akan menuntut bahwa dia telah menemukan hal yang
mengalahkan pemerintahan Allah, dan akan berarti bahwa Setan akan menjadi penguasa alam
semesta ini (beberapa orang berpikir dirinyalah penguasa, tapi mereka salah mengerti).
4. Semua pencapaian luar biasa yang Kristus menangkan dalam “daging” kita adalah dengan
maksud bahwa “ketentuan hukum akan kekudusan/kebenaran dapat dipenuhi di dalam kita.”
Dosa telah ditaklukkan selamanya, dimana akar kejijikan dari nafsu yang egois di dalam hati kita
telah ditarik keluar. Semua doa yang berlinangkan airmata untuk “sebuah hati yang bersih” telah
dijawab.

5. Hidup baru seperti apa yang kita hidupi sekarang? Kita ”tidak berjalan seperti kehendak daging,
tetapi seperti kehendak Roh Kudus.” Sangat sederhana:

- Anda berjalan di bawah pimpinan Roh Kudus;

- Anda membiarkan Roh Kudus memegang tanganmu;

- Langkah demi langkah, saat demi saat, kasih karunia mengajarkan anda untuk mengatakan
”Tidak” kepada setiap pencobaan;

- Anda mendengarkan Roh Kudus;

- Dan anda berkata ”Tidak!” pada pencobaan;

- Sekarang anda katakan, ”Terima kasih, Allah, untuk menyelamatkan jiwaku.”

Namun di sini kita perlu mengerti bahwa pencobaan bukanlah dosa; dosa hanya datang saat kita
berkata “Ya!” kepadanya. Seribu godaan tidak sama dengan satu dosa. Kita tidak boleh
mengharapkan Allah melakukan hal yang Dia sudah katakan tidak akan Dia lakukan; Dia tidak akan
mengambilkan keputusan bagi kita, Dia tidak akan mengambil kebebasan kita untuk memilih. Tetapi
ketika Kristus memberikan diri-Nya untuk kita di kayu salib, Dia membeli sesuatu yang berharga untuk
setiap diri kita: Dia memberikan kita kuasa memilih. Ya, kita memilih surga atau neraka.

Jadi kami katakan kepada pria muda yang menulis surat: jangan berdoa supaya Allah merubahmu
menjadi sebuah batu atau pohon supaya kamu tidak dicobai; Dia tidak menginginkan patung di
kerajaan-Nya. Dia menginginkan orang-orang yang hidup di sana! Kasih karunia-Nya akan mengajar
anda, sama seperti guru sekolah mengajarmu bagaimana menulis ABC; Dia akan mengajarmu
mengatakan “Tidak!” untuk setiap pencobaan. Bahkan sebelum kamu mulai berdoa, Roh Kudus
sudah “mengajar” anda untuk mengatakan “Tidak!” Anda tidak perlu kelelahan berdoa supaya Dia
menolongmu. Sekarang buat keputusan untuk mendengarkan-Nya, untuk mengatakan “Tidak!”
kepada Setan. Kemudian, langkah selanjutnya timbul: berterima kasih kepada Allah untuk
kemenangan yang Dia telah janjikan untuk diberikan kepadamu ”di dalam Kristus” dan terus katakan
”Tidak!” terhadap pencobaan.

Setan adalah musuh yang dikalahkan; dia tidak dapat memaksamu untuk melanggar.

Arti dari kata “ketamakan” adalah menginginkan dalam jumlah yang banyak segala sesuatu yang
Allah lihat tidak cocok untuk diberikan kepadamu sekarang, dan mungkin tidak baik untuk anda miliki
sekarang. Anda mungkin berpikir ketamakan terselubungmu tidak mungkin terungkap. Setan akan
berusaha dengan susah payah dan mencoba kemampuan terbaiknya untuk melemahkan anda. Tapi
ingat perlawanan yang Yesus lakukan dengannya; ingat salib-Nya ketika Dia memilih untuk mati
dibandingkan mengalah terhadap Setan. Yang kita bicarakan di sini adalah tentang inti sari, dasar
pokok dari penyelamatan, perbedaan antara surga dan neraka, antara kehidupan atau kutukan yang
abadi.

Ada ribuan hal yang dapat membuat kita untuk tergoda “tamak” – apapun milik sesama yang tidak
kita miliki. Rumah, mobil, baju, pekerjaan, posisi – ya, surat kabar dan televisi penuh dengan iklan
memikat yang bertujuan untuk menciptakan nafsu ketamakan di dalam hati kita. Ini adalah
perbudakan yang tidak pernah berakhir yang terus akan memikat kita, membuat kita selalu tidak
bahagia, selalu menghendaki hal yang lain, selalu mencari, tidak pernah puas. ”Kirimkan kami emas,
karena kami orang Spanyol mempunyai penyakit yang hanya bisa disembuhkan oleh emas.” adalah
pesan tertulis dari Cortez kepada Montezuma, penguasa Meksiko. Kebahagiaan yang sejati terletak
pada ”Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak
membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah.” (1 Timotius 6:6-8)

Pemenuhan kepuasan yang diberkati! Yesus Kristus menyelamatkan kita “Jagalah dirimu, supaya
hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan
supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” (Lukas 21:34).

Kabar Baik yang sesungguhnya.

Hukum ke-10 memberitahu anda bahwa anda memang telah berdosa; bahwa sesungguhnya anda
memang mempunyai sifat alami dosa. Tetapi ia juga memberikan anda Kabar Baik bahwa anda
memiliki seorang Juruselamat yang “menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia
datang kepada Allah.” (Ibrani 7:25). Siapapun anda, dimanapun anda berada, nyanyikan lagu pujian
kepada Domba Allah. Ucapkan terima kasih, bahkan jika anda berpikir mengucapkannya terlebih
dahulu; kebenarannya adalah, anda tidak berterima kasih kepada-Nya sebelumnya, anda berterima
kasih kepada-Nya karena telah menumpahkan darah-Nya yang berharga kepadamu di kayu salibNya,
lama sebelum anda menyadarinya! Membutuhkan waktu yang lama bagi anda untuk memahami dan
menghargainya, tetapi terima kasih Allah, anda telah memulainya!

Kehidupan kekal telah dimulai bagi anda.

Sumber : Robert J. Wieland pada situs Amazing Facts

Penerjemah : Elina Arifin, dkk

Konsultasi & Diskusi : 021-93732379

Anda mungkin juga menyukai