Anda di halaman 1dari 2

Bersyukur dalam menghadapi segala problematika ditentukan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Oleh : M. Helmy Malaysia Kesusahan-kesusahan yang diujikan kepada orang


beriman bukan untuk menghancurkannya. Akan
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu tetapi, Allah Subhanahu wata’ala memberikan
wata’ala atas karunia yang begitu besar yang kesusahan-kesusahan kepada orang beriman supaya
diberikan kepada kita, terutama karunia iman dan dia tambah banyak pahalanya, tambah kemuliannya
islam. Barangsiapa diberi karunia iman dan islam, dan tambah bersih dosa-dosanya. Kalau orang itu
maka seketika itu juga dia telah menjadi orang yang paham, maka dia akan bersyukur kepada Allah
mulia Iman dan islam adalah tanda bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala baik dalam kegembiraan
Subhanahu wata’ala cinta kepada seorang hamba. maupun kesusahan.
Iman dan islam adalah tanda bahwa seorang hamba Kalau Allah Subhanahu wata’ala tidak
akan menjadi raja-raja di surga Allah. Apabila ada menuruti hajat-hajat kita, maka itu bukan karena
iman dan islam dalam hati seseorang, maka apapun Allah Subhanahu wata’ala tidak berkuasa menuruti
yang terjadi padanya akan menjadi kebaikan bagi hajat-hajat kita. Allah Subhanahu wata’ala berkuasa
dia. Kalau kaya, dengan kaya dia akan tambah memberikan hajat-hajat kita berjuta-juta kali lipat,
amalannya. Kalau miskin, akan menjadikan sedikit bermilyar-milyar, bahkan bertirlyun-tirlyun kali
urusannya di dunia dan di akhirat. Kalau sehat, lipat. Akan tetapi, Allah Subhanahu wata’ala
dengan sehat dia bertambah kuat untuk berbuat menunaikan hajat-hajat kita sedikit demi sedikit itu
kebaikan. Kalau sakit,dengan sakit akan berguguran untuk apa ? Jawabnya, karena ada hikmah dari
dosa-dosanya. Allah Subhanahu wa ta’ala. Perlu diingat bawa hajat
Bahkan para Ulama’ mengatakan bahwa kita yang sebenarnya adalah hajat kita di akhirat
kalaupun di dunia ini kita mendapat kesusahan- nanti. Supaya disana kita mendapatkan bagian yang
sesusahan dan kesulitan-kesulitan, kita perlu sebanyak-banyaknya, maka kita memperbanyak
mensyukurinya. Karena kesusahan-kesusahan dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
kesulitan-kesulitan yang ada di dunia mempunyai Kalau kita menjadi orang yang bersyukur,
hikmah yang besar. Dengan kesusahan-kesusahan maka kebaikan-kebaikan akan datang dari segala
dan kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan kita arah. Apa saja yang kita syukuri, nanti diakhirat
kurang betah di dunia ini. Akhirnya kita akan tiba-tiba akan menjadi kebaikan-kebaikan. Begitu
bertambah rindu kepada negeri akhirat, dan pula sebaliknya, apa saja yang kita keluhkan, nanti
menjadikan amalan kita semakin bertambah baik. diakhirat akan menjadi keburukan-keburukan. Kita
Dengan kesusahan-kesusahan dan kesulitan- bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala sebab
kesulitan, Allah Subhanahu wata’ala akan dikampung kita sudah banyak orang alim dan hafizh
mengampuni dosa-dosa kita. Allah Subhanahu Al-Quran. Nikmat ini harus kita syukuri. Sebagian
wata’ala berkuasa mendatangkan berjuta-juta ulama’ mengatakan bahwa kalau di suatu kampung
kesusahan. Kok Allah mendatangkan hanya tidak ada yang hafizh Al-Quran, maka orang-orang
kesusahan itu, maka itu merupakan nikmat Allah kampung tersebut akan mendapat dosa semuanya,
Subhanahu wata’ala kepada kita. Sampai andaikan dosa gratis tanpa terasa.
Allah Subhanahu wata’ala menurunkan seribu Kalau keadaan-keadaan yang Allah berikan
kesusahan, maka kita pun perlu mensyukuri hal itu. ini kita syukuri, maka Allah Subhanahu wata’ala
Kok hanya menurunkan seribu kesusahan, padahal akan menambah lagi kebaikan dan menambah lagi
Allah berkuasa mendatangkan bertrilyun-trilyun kebaikan. Untuk itu, semua kebaikan perlu kita
kesusahan. syukuri. Entah itu kebaikan dunia ataupun kebaikan
Orang beriman itu setiap saat senantiasa agama. Kalau kebaikan-kebaikan dunia ini kita
bersyukur. Itulah orang yang paham, yaitu orang syukuri, maka Allah Subhanahu wata’ala akan
yang punya pemahaman kalau dunia ini diatur dan memberkahi kehidupan dunia ini. Kalau kebaikan-
kebaikan agama kita syukuri, maka Allah dengan Penguasa dunia dan akhirat dengan cara
Subhanahu wata’ala akan menambah keberkahan bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya.
agama. Semua orang didunia ini menghadapi Jangan kita biarkan ada maksiat sedikit pun dalam
masalah-masalah yang tidak diketahui bagaimana diri kita, hati kita, mata kita, telinga kita dan
bentuknya dan dari mana datangnya. Dalam seterusnya.
keadaan sehat, tiba-tiba sakit. Dalam keadaan Kemudian untuk sisa-sisa umur kita, semoga
gembira, tiba-tiba susah. Dalam keadaan aman, dijauhkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dari
tiba-tiba ketakutan. Maka bekal yang terbaik dalam dosa-dosa, baik zhahir maupun batin, sehingga kita
menghadapinya adalah dengan takwa, membuat mati dalam ridho Allah Subhanahu wata’ala,
hubungan baik kepada Allah Subhanahu wata’ala dikumpulkan dengan orang-orang yang diridhoi
yang mengetahui masa depan kita, yang oleh Allah di surga Allah Subhanahu wata’ala.
menciptakan masalah-masalah untuk kita dan hanya Itulah sebenarnya cita-cita setiap orang yang
Dialah yang berkuasa menyelesaikan masalah- berakal. Jika ada orang yang punya cita-cita lain,
masalah kita. sebetulnya karena kebodohannya belaka. Semoga
Masalah-masalah dunia adalah masalah- bermanfaat dan barokah.
masalah kecil jika dibandingkan dengan masalah-
masalah yang lebih besar dan lebih panjang, yaitu ( Disarikan dari khutbah Romo Kyai ‘Uzairon
masalah negeri akhirat yang pasti kita semua akan Rohmatulloh ‘alaihi )
datang kesana. Apa yang perlu kita persiapkan
untuk kubur kita supaya kubur kita menjadi taman-
taman surga ? Jangan sampai kubur kita
menghimpit diri kita sehingga kita akan mengalami
kesusahan bertahun-tahun dikubur kita. Bagaimana
caranya supaya Padang Mahsyar yang begitu panas
itu menjadi teduh sehingga kita bernaung di bawah
‘arsy Allah, duduk di mimbar-mimbar dari nur. Apa
yang kita persiapkan untuk hal itu ? Apa yang telah
kita persiapkan untuk perjumpaan yang agung,
pertemuan yang besar, pertemuan dengan pimpinan
kita, junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad
Shallallohu ‘alaihi wasallam sehingga kita kelak
mendapatkan syafa’at lewat beliau ? Kalau kita
menyepelekan sunnah-sunnah beliau, maka muka
kita mau ditaruh dimana ketika berjumpa dengan
beliau ?
Apa yang telah kita persiapkan untuk meniti
Jembatan Siroth yang berada diatas jahannam ?
padahal tidak semua orang berlalu dengan selamat.
Hanya orang-orang yang bertakwa sajalah yang bisa
berlalu dengan selamat. Hendaklah diingat bahwa
kita akan menghadapi masalah-masalah yang
panjang, lama, bahkan selama-lamanya. Oleh
karena itu, tidak ada persiapan yang lebih penting
untuk menghadapi masalah dunia dan masalah
akhirat, kecuali memperbaiki hubungan baik kita

Anda mungkin juga menyukai