TELAAH TEKS
Narasi Rut 1:1-22 adalah salah satu teks yang dapat kita telaah untuk mendapatkan pesan penting
bagi kondisi gereja di masa kini, khususnya konteks bencana dan perubahan. Ujung dari narasi ini
berisi lakon (peran) Tokoh-tokoh yang mengalami krisis dalam kehidupan, betahan dan berjuang
di dalamnya.
8
2. Identitas Yang Cair Menjalani Masa Krisis
Elimelekh dari Israel pergi menuju sebuah masyarakat, yang asing bagi orang Israel (migrasi).
Mereka menempuh “cara” yang sngat beresiko karna akan berubah status kewargaan. Ini yang
disebut bergesernya identitas.
Mahlon dan Kilyon menikahi gadis-gadis Moab, yakni Orpa dan Rut dan hidup dalam
percampuran budaya.
Dalam konteks Pandemi belakangan ini, semua orang dapat saja terpapar tanpa pandang latar
belakangnya. Manusia rentan terhadap bencana dan krisis. Dalam situasi yang rentan (org bisa
mudah terkena penyakit), orang saling membantu. Identitas yang semula mungkin kaku, dan
terpisah (karena perbedaan suku, budaya dll), mencair karena melihat pergumulan, tantangan
dan perjuangan untuk keluar dari bencana (covid misalnya).
3. Pulang Ke Rumah: Benteng untuk Menjaga Keselamatan atau Masih Menjadi Sumber
Bencana?
Naomi memutuskan untuk pulang ke Israel. Kata “pulang” ini memberi makna yang khas. Hal
mana memperlihatkan bahwa keterikatan terhadap gunung tanah dan komunitas melintasi
waktu (begitu kuat). Begitu juga Orpa yang mengambil keputusan pulang kepada ibunya
(keluarganya) dan tanahnya. Sementara itu, Rut meyakini tanah, keluarga dan Allah keluarga
suaminya, menjadi bagian dari masa depannya. Ia memutuskan meyakini “Israel” sebagai
“rumahnya”. Ketiga perempuan ini menunjukkan bahwa krisis tidak serta merta mengambil
semua masa lalu, masa kini maupun masa depan mereka. Masih ada daya untuk bertahan.
Masih ada upaya untuk berjuang demi keselamatan.
Betapapun demikian, pulang ke rumahnya sendiri, ternyata tidak semuanya tanpa tantangan.
Di Israel, ada kemungkinan bencana lain. Bencana itu adalah budaya yang memberi ruang
lebih kecil dan meminggirkan perempuan (patriarki). Dalam masyarakat, perempuan seperti
Naomi “janda yang ditinggal mati suaminya” dan “ibu yang tidak ada lagi anak lelakinya”
membuatnya agak dipandang remeh dan kehilangan hak tertentu. Ia bisa saja menderita
karena hal ini. Karena itu istilah “tangan kosong” bukan hanya berarti ia kehilangan suami dan
anaknya melainkan juga statusnya tidak sama lagi dengan sebelumnya. Ia akan memerlukan
laki laki lain untuk menempatkannya pada posisi yang normal lagi dan ia merasa itu tidak
mungkin. Rumah yang menjadi pangkal terakhir pengharapan hidup seseorang sering juga
menjadi sumber krisis hidup, penderitaan dan bisa menjadi bencana.
Kita ingat banyak kejadian permasalahan di dalam rumah tangga, keluarga besar dan
komunitas. Komunitas yang dianggap paling dekat, paling diharapkan sebagai rumahnya. Ini
menjadi tantangan, sementara di luar rumah ada juga bencana yang sementara terjadi.
Manusia sering, pada waktu tertentu menghadapi tantangan yang berlipat ganda.
Dalam konteks bencana alam: orang sering terikat dengan tanah, rumah dan lingkungannya.
Namun sering lingkungan itu sendiri rentan terhadap bencana. Orang harus menimbang hal-
hal ini, bahkan terpaksa meninggalkan tanahnya dan menuju ke tempat yang lain.
9
dengan baik). Di dalam proses itu setiap orang menanggapi bencana tidak sama persis
maknanya, kekuatan maupun kecepatannya.
Demikianlah pemaknaan dari telaah teks Rut 1:1-22 di dalam upaya kita membangun spiritualitas
dalam konteks bencana (pandemik), krisis dan perubahan yang cepat dalam era transformasi
digital akibat pandemik.
10