Di masa pendemi virus corona ini, hampir setiap hari kita disuguhi berita “update” korban virus corona di TV dan media massa lainnya. Belum lagi berita tentang musibah dan bencana, baik gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan dan fenomena alam lainnya silih berganti. Apakah ini berarti bumi yang semakin tua? Ataukah Tuhan mulai bosan dengan tingkah dan ulah manusia yang semakin serakah untuk mengeksploitasi bumi dengan seluruh isinya, demi uang dan kepentingan pribadi dan sekelompok orang? Dalam bacaan kita, nabi Yoel menyampaikan firman Tuhan lewat nubuatnya tentang bencana yang akan menimpa umat Israel yakni serbuan jutaan belalang yang mengerikan. Dapat kita bayangkan betapa besarnya "pasukan" belalang ini sehingga tanaman mereka di ladang, baik gandum, jelai, anggur, ara, delima, korma, apel, dll semuanya kering dan musnah. Bagi masyarakat petani, bencana ini sangat mengerikan sebab membuat gagal semua usaha dan kerja keras mereka. Panen yang seharusnya membuat para petani girang atau bersukacita berubah menjadi layu, sedih dan merana. Karena itu melalui nubuatnya, Yoel mengajak umat dan para imam untuk meratap dan berkabung karena akan terjadi bencana yang mengancam kehidupan mereka. Beberapa kali Yoel berseru mengingatkan umat dan para imam: “merataplah….”. Hal ini berarti bahwa Yoel mengingatkan umat tentang kemahakuasaan Allah sang pemilik bumi ini, sebab DIA-lah yang berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya. Seruan untuk berkabung dan meratap, adalah juga sebuah kritikan pedas terhadap umat yang tidak setia kepada Tuhan dan firman-Nya. Sehingga nabi Yoel mengajak umat dan pelayan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan, memohon ampun dan belaskasihan-Nya agar Tuhan mengampuni dan memulihkan keadaan mereka, sehingga mereka mengalami hidup yang sejahtera sebagai wujud dari pemeliharaan Tuhan terhadap hidup dan masa depan mereka.
Persekutuan keluarga yang diberkati Tuhan !
Tema kita pada bulan ini “Selamatkan bumi, selamatkan kehidupan” dan tema minggu ini “Jangan menyakiti bumi” Tema-tema ini harus kita pahami sebagai respon iman kita terhadap mandat yang Tuhan percayakan kepada kita untuk mengusahakan dan memelihara bumi ini demi keberlanjutan hidup seluruh ciptaan (Kej. 2:15). Tema ini juga merupakan ajakan dan perintah kepada kita agar jangan menyakiti bumi sebagai rumah kita bersama dengan perilaku hidup yang tidak sesuai kehendak Tuhan seperti malas beribadah, malas berdoa, malas membaca Alkitab dan merenungkannya, membuang sampah sembarangan tempat, pengrusakan hutan, penggalian batu, pasir, dll. Kita semua diingatkan bahwa jika bumi sakit, kita semua sakit. Bumi terancam punah, kehidupan seluruh makhluk, manusia dan ciptaan lainnya turut terancam. Sebab kita ada dalam sebuah ekosistim yang saling bergantung satu sama lain. Karena itu selaku keluarga dan laki-laki gereja ketika menghadapi musibah, bencana dan berbagai peristiwa alam mengancam hidup kita, maka ajakan Yoel kepada umat Israel untuk “Meratap kepada Allah”, memberi inspirasi kepada kita untuk menghadapinya dengan selalu memandang kepada Allah dalam Doa dan Ratapan kita, tetapi juga kepedulian kita untuk menjaga dan merawat bumi ciptaan-Nya. Kita semua diingatkan bahwa tidak ada yang kebetulan yang terjadi di dunia ini. Semua yang terjadi termasuk wabah virus corona atau covid 19 pasti ada maksud Tuhan kepada manusia yang Tuhan percayakan untuk memelihara hidup seluruh ciptaan. Semua yang terjadi tidak terlepas dari dosa, ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kita, maka sikap kita yang tepat adalah bertobat. Yakinlah sebagai keluarga dan laki-laki gereja, jika kita mendengar, menanggapi, bertobat dan berlaku taat, maka Allah akan mengampuni, memulihkan dan memberkati hidup kita dan alam ini sampai akhir zaman. Amin.