Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI

PAPER KHOTBAH AYUB 12:1-25


SENTRALITAS ALLAH DALAM ALAM SEMESTA

MAKALAH INI DISERAHKAN KEPADA


YAHYA AFANDI, M.A., M.TH.
UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MATA KULIAH
TAFSIR KITAB SYAIR DAN HIKMAT

OLEH
YONATAN GAMALIEL WELAN

MALANG, INDONESIA
29 NOVEMBER 2023
NASKAH KHOTBAH

Pengkhotbah : Sdr. Yonatan Gamaliel Welan


Teks Khotbah : Ayub 12:1-25
Judul Khotbah : Sentralitas Allah dalam Alam Semesta
AT : Hikmat dan Kebesaran Allah yang tidak dapat diselami Ayub
AK : Menyadarkan Jemaat untuk rendah hati serta rela menjalani proses Tuhan
Tempat : GSJA ”Kasih Karunia” Wirotaman
Waktu : Sabtu 4 November 2023
Pendahuluan : Isu Ekologis Kebakaran Taman Nasional Bromo

Shalom selamat sore teman-teman yang saya kasihi dalam Kristus Yesus. Sore hari ini kita

bertemu kembali dalam ibadah youth dan apakah semuanya dalam sukacita? Puji Tuhankarena

hari ini kita besukacitabersama karena Tuhan baik dalam hidup kita. Namun sebenarnya negara

kita terlebih khusus masyarakat yang tinggal di daerah Bromo merasa duka cita yang sangat

mendalam. Ada yang tau tentang ini? Savana Bromo yang indah mengalami kebakaran Hebat.

Kebakaran ini disebabkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, di tangah musim

kemarau. Sudah tau musim kemarau tetapi datang ke Bromo pakai flare Yang dapat memicu

kebakaran, yang awalnya hanya ingin terlihat bagus dalam foto preweding. Memang benar yah

teman-teman bahwa Manusia itu jarang peduli dengan Alam, padahal alam memberikan

kontribusi besar bagi manusia. Manusia kerap kali mencari kesenangan pribadi tanpa perduli

akibatnya terhadap Alam. Umumnya peristiwa ekologis yang menyebabkan krisis banyak terjadi

di Indonesia karena ulah manusia, sungguh miris yah. Lantas sebagai pemuda-pemudiKristen apa

yang harus kita perbuat?

Eksegesis Ayub 12

Dalam bagian ini, tentunya semua tau siapa Ayub? Ia adalah seorang yang taat dansaleh,

tetapi pada suatu ketika ia mendapatkan pencobaan yang begitu hebat Ayub 1:22. Pada awalnya

ia tetap saleh dan tetap kuat menjalani semunya, sampai tibalah sahabat- sahabatnya dengan

tuduhan terhadapnya. Sahabat-sahabat Ayub berasumsi bahwa ia


melakukan dosa dan mendapatkan murka Allah sehingga Ayub kesal dan tidak mengerti

mengapa ia mengalami penderitaan.

Pasal 12:13-25 merupakan serangan Ayub terhadap pemerintahan Allah atas

bumi yang dicerminkan dalam pujian bagi chaos yang disebabkan oleh Allah sendiri. Dalam

ayat 13-25 ini. Ayub menggambarkan kekuasaan Allah berjalan tanpa pilih bulu dan tak

dapat di tolak, menghancurkan bumi dalam bentuk bencana-bencana alam. Kekuasaan Allah

ini menghancurkan pengaruh orang bijaksana, berkuasa, terhormat. Membawa mereka

hanya kepada kekuasaan hanya untuk kemudian menjatuhkan dan menggilas mereka

seterusnya, dan menempatkan para pemimpin umat yang tidak tahu tentang jalan yang

mereka ambil lebih dari orang yang meraba-raba, dalam gelap atau sedang mabuk1.

Kekuasaan Allah ini menghancurkan pengaruh orang bijaksana, berkuasa, terhormat.

Membawa mereka hanya kepada kekuasaan hanya untuk kemudian menjatuhkan dan

menggilas mereka seterusnya, dan menempatkan para pemimpin umat yang tidak tahu

tentang jalan yang mereka ambil lebih dari orang yang meraba-raba, dalam gelap atau sedang

mabuk.2

Penjelasan dan Eksposisi

Ayub 12:1-8. Ayub meyakini dan sadar, bahwa ketika ia mendengarkan belajar

dari alam akan memberikan pengajaran dan hikmat. Suara suara alam yang

diperdengarkan di sini tidak hanya terkait hikmat dan pengajaran, tetapi juga rintihan

dan keluhan bumi. Dengan mendengar rintihan dan keluhan ibu pertiwi, manusia

memperoleh hikmatdan pengajaran untuk menjaga dan melestarikan alam.3 Bumi

merintih sehingga

1
C.S.P Heavenor, W.B Sijabat, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi (Jakarta: Yayasan Bina
Komunikasi/OMF, 1991), 83.

2
Ibid., 83.

3
Agustina Raplina Samosir, Listen To The Earth, Listen To The Mother: Sebuah Usaha Ekofeminis
untuk Merespons Rintihan Bumi, Vol.10,No.1, (Juli 2022), hal 66, diakses 03 Oktober 2023.
manusia mesti mendengarkan kerusakan ekosistem yang terjadi. Ayat 13-25 merupakan

sebuah gambaran dari kekacauan yang dibuat oleh Allah. Dalam pujian Ayub tersebut

seakan-akan Allah sendirilah yang menghancurkan ciptaan-Nya. Allah dibesarkan kerana

dalam hikmat-Nya, Ia bertindak sebagai seorang pahlawan dan berhasil atas segala yang Ia

rencanakan.4 Alam dan masyarakat sama-sama dikuasai oleh Allah, Ia membangun dan

membongkarnya lagi.5 Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah bekerja dalam

ketidakteraturan untuk mendatangkan keteraturan di dalam bumi yang telah rusak oleh dosa

manusia.

Interelasi Teks dengan Isu Kebakaran Taman Nasional Bromo

Teman-teman yang saya kasihi dalam Tuhan, kita sudah melihat dampak yang

ditimbulkan oleh kerusakan alam terlebih khusus yang terjadi di Bromo. Kerugian yang

mencapai Miliaran rupiah, terhentinya sektor wisata, banyak orang yang kehilangan

pekerjaan dan banyak sekali hal yang dipengaruhi oleh permasalahan ini. Intinya masyarakat

yang ada di sana merasakan penderitaan dan pilu yang mendalam.

Nyatanya Ayub juga merasakan hal yang sama bahwa ia menderita atas apa yang ia

alami. Ayub menggambarkan kekuasaan Allah berjalan tanpa pilih bulu dan tak dapat di

tolak, menghancurkan bumi dalam bentuk bencana-bencana alam. Ayub beranggapan bahwa

Allah yang mengontrol segalanya termasuk alam semesta tetapi Allah yang

menghancurkannya. Kalau begitu kita melihat kejadian di Bromo, apakah Allah yang

menyebabkannya? Menyebabkan penderitaan masyarakat? Tentunya tidak! Ayub lah yang

kurang berhikmat dan menuduh Allah sebagai penyebab dari segalanya.

4
Barth-Frommel, Ayub: Bergumul dengan Penderitaan, Bergumul dengan Allah, 68.
5
Ibid.,69.
Allah memang berkuasa atas alam semesta tetapi bukan berarti Allah yang

menyebabkan semua bencana Alam yang terjadi. Sesungguhnya manusia bertanggung jawab

atas banyak kerusakan alam yang terjadi. Allah memberikan tanggung jawab kepada

manusia untuk merawat dan mengelola bumi dan bukan membabi buta Alam dengan

mengeksploitasinya. Meskipun Allah bukanlah penyebab langsung dari krisis ekologi dan

bencana alam, Allah masih bertanggung jawab dan ikut ambil bagian didalamnya. Allah

berperan untuk menata kembali Chaos menuju keteraturan dan keindahan.

Aplikasi

Ayub mengakui bahwa ia belum ada apa-apanya di bandingkan Allah dan hikmatNya

yang besar. Allah mencobai Ayub untuk tujuan memperteguh Iman Ayub dan membawa

Ayub kedalam keteguhan Iman, meskipun misteri Allah masih begitu sulit untuk di jelaskan

dan dipahami. Begitu pun dengan kita anak muda, haruslah kita memahami bahwa Allah

berperan penting dalam membawa kebaikan dalam keberlangsungan hidup manusia.

Kejadian di Bromo menyadarkan kita tentang pentingnya menjaga ekosistem alam dan tidak

malah merusaknya, alam merupakan tanggung jawab manusia dan tentunya ada rencana

Allah yang indah namun sulit untuk di pahami terlebih khusus untuk masyarakat Bromo yang

berduka.

Penutup

Kebakaran hutan memanglah membawa dampak negatif, tetapi kebakaran hutan juga

dapat membawa pengaruh positif yaitu kesuburan dan memberi banyak pertumbuhan bagi

tunas-tunas muda untuk tumbuh, hama akan lenyap dalam kebakaran sehingga tanaman akan

menjadi lebih baik dan itu semua tidak terlepas dari campur tangan Allah dan peran Allah

dalam menata kembali keindahan dan mendatangkan kebaikan bagi manusia dan alam.
Tujuan Khotbah : Belajar dari kisah Ayub tentang pentingnya kerendahan hati dan ikut
terlibat dalam menjaga dan merawat alam sekitar.
Lagu Penutup : Tak selamanya Mentari bersinar.

Koordinator Youth

(Otniel Alfan)
Daftar Pustaka

Heavenor, C.S.P., W.B Sijabat., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan
Bina Komunikasi/OMF, 1991.

Samosir, Agustina Raplina. ”Listen To The Earth, Listen To The Mother: Sebuah Usaha
Ekofeminis untuk Merespons Rintihan Bumi”, Vol.10,No.1, Juli 2022, diakses 03
Oktober 2023.

Marie-Claire Barth-Frommel. Ayub: Bergumul dengan Penderitaan, Bergumul dengan Allah,


BERGUMUL DENGAN ALLAH. Jakarta: Literatur Pekantas. 2011.

Anda mungkin juga menyukai