Tugas-Naskah Khotbah-PL3-Yonatan Gamaliel Welan.2023
Tugas-Naskah Khotbah-PL3-Yonatan Gamaliel Welan.2023
OLEH
YONATAN GAMALIEL WELAN
MALANG, INDONESIA
29 NOVEMBER 2023
NASKAH KHOTBAH
Shalom selamat sore teman-teman yang saya kasihi dalam Kristus Yesus. Sore hari ini kita
bertemu kembali dalam ibadah youth dan apakah semuanya dalam sukacita? Puji Tuhankarena
hari ini kita besukacitabersama karena Tuhan baik dalam hidup kita. Namun sebenarnya negara
kita terlebih khusus masyarakat yang tinggal di daerah Bromo merasa duka cita yang sangat
mendalam. Ada yang tau tentang ini? Savana Bromo yang indah mengalami kebakaran Hebat.
Kebakaran ini disebabkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, di tangah musim
kemarau. Sudah tau musim kemarau tetapi datang ke Bromo pakai flare Yang dapat memicu
kebakaran, yang awalnya hanya ingin terlihat bagus dalam foto preweding. Memang benar yah
teman-teman bahwa Manusia itu jarang peduli dengan Alam, padahal alam memberikan
kontribusi besar bagi manusia. Manusia kerap kali mencari kesenangan pribadi tanpa perduli
akibatnya terhadap Alam. Umumnya peristiwa ekologis yang menyebabkan krisis banyak terjadi
di Indonesia karena ulah manusia, sungguh miris yah. Lantas sebagai pemuda-pemudiKristen apa
Eksegesis Ayub 12
Dalam bagian ini, tentunya semua tau siapa Ayub? Ia adalah seorang yang taat dansaleh,
tetapi pada suatu ketika ia mendapatkan pencobaan yang begitu hebat Ayub 1:22. Pada awalnya
ia tetap saleh dan tetap kuat menjalani semunya, sampai tibalah sahabat- sahabatnya dengan
bumi yang dicerminkan dalam pujian bagi chaos yang disebabkan oleh Allah sendiri. Dalam
ayat 13-25 ini. Ayub menggambarkan kekuasaan Allah berjalan tanpa pilih bulu dan tak
dapat di tolak, menghancurkan bumi dalam bentuk bencana-bencana alam. Kekuasaan Allah
hanya kepada kekuasaan hanya untuk kemudian menjatuhkan dan menggilas mereka
seterusnya, dan menempatkan para pemimpin umat yang tidak tahu tentang jalan yang
mereka ambil lebih dari orang yang meraba-raba, dalam gelap atau sedang mabuk1.
Membawa mereka hanya kepada kekuasaan hanya untuk kemudian menjatuhkan dan
menggilas mereka seterusnya, dan menempatkan para pemimpin umat yang tidak tahu
tentang jalan yang mereka ambil lebih dari orang yang meraba-raba, dalam gelap atau sedang
mabuk.2
Ayub 12:1-8. Ayub meyakini dan sadar, bahwa ketika ia mendengarkan belajar
dari alam akan memberikan pengajaran dan hikmat. Suara suara alam yang
diperdengarkan di sini tidak hanya terkait hikmat dan pengajaran, tetapi juga rintihan
dan keluhan bumi. Dengan mendengar rintihan dan keluhan ibu pertiwi, manusia
merintih sehingga
1
C.S.P Heavenor, W.B Sijabat, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi (Jakarta: Yayasan Bina
Komunikasi/OMF, 1991), 83.
2
Ibid., 83.
3
Agustina Raplina Samosir, Listen To The Earth, Listen To The Mother: Sebuah Usaha Ekofeminis
untuk Merespons Rintihan Bumi, Vol.10,No.1, (Juli 2022), hal 66, diakses 03 Oktober 2023.
manusia mesti mendengarkan kerusakan ekosistem yang terjadi. Ayat 13-25 merupakan
sebuah gambaran dari kekacauan yang dibuat oleh Allah. Dalam pujian Ayub tersebut
dalam hikmat-Nya, Ia bertindak sebagai seorang pahlawan dan berhasil atas segala yang Ia
rencanakan.4 Alam dan masyarakat sama-sama dikuasai oleh Allah, Ia membangun dan
membongkarnya lagi.5 Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah bekerja dalam
ketidakteraturan untuk mendatangkan keteraturan di dalam bumi yang telah rusak oleh dosa
manusia.
Teman-teman yang saya kasihi dalam Tuhan, kita sudah melihat dampak yang
ditimbulkan oleh kerusakan alam terlebih khusus yang terjadi di Bromo. Kerugian yang
mencapai Miliaran rupiah, terhentinya sektor wisata, banyak orang yang kehilangan
pekerjaan dan banyak sekali hal yang dipengaruhi oleh permasalahan ini. Intinya masyarakat
Nyatanya Ayub juga merasakan hal yang sama bahwa ia menderita atas apa yang ia
alami. Ayub menggambarkan kekuasaan Allah berjalan tanpa pilih bulu dan tak dapat di
tolak, menghancurkan bumi dalam bentuk bencana-bencana alam. Ayub beranggapan bahwa
Allah yang mengontrol segalanya termasuk alam semesta tetapi Allah yang
menghancurkannya. Kalau begitu kita melihat kejadian di Bromo, apakah Allah yang
4
Barth-Frommel, Ayub: Bergumul dengan Penderitaan, Bergumul dengan Allah, 68.
5
Ibid.,69.
Allah memang berkuasa atas alam semesta tetapi bukan berarti Allah yang
menyebabkan semua bencana Alam yang terjadi. Sesungguhnya manusia bertanggung jawab
atas banyak kerusakan alam yang terjadi. Allah memberikan tanggung jawab kepada
manusia untuk merawat dan mengelola bumi dan bukan membabi buta Alam dengan
mengeksploitasinya. Meskipun Allah bukanlah penyebab langsung dari krisis ekologi dan
bencana alam, Allah masih bertanggung jawab dan ikut ambil bagian didalamnya. Allah
Aplikasi
Ayub mengakui bahwa ia belum ada apa-apanya di bandingkan Allah dan hikmatNya
yang besar. Allah mencobai Ayub untuk tujuan memperteguh Iman Ayub dan membawa
Ayub kedalam keteguhan Iman, meskipun misteri Allah masih begitu sulit untuk di jelaskan
dan dipahami. Begitu pun dengan kita anak muda, haruslah kita memahami bahwa Allah
Kejadian di Bromo menyadarkan kita tentang pentingnya menjaga ekosistem alam dan tidak
malah merusaknya, alam merupakan tanggung jawab manusia dan tentunya ada rencana
Allah yang indah namun sulit untuk di pahami terlebih khusus untuk masyarakat Bromo yang
berduka.
Penutup
Kebakaran hutan memanglah membawa dampak negatif, tetapi kebakaran hutan juga
dapat membawa pengaruh positif yaitu kesuburan dan memberi banyak pertumbuhan bagi
tunas-tunas muda untuk tumbuh, hama akan lenyap dalam kebakaran sehingga tanaman akan
menjadi lebih baik dan itu semua tidak terlepas dari campur tangan Allah dan peran Allah
dalam menata kembali keindahan dan mendatangkan kebaikan bagi manusia dan alam.
Tujuan Khotbah : Belajar dari kisah Ayub tentang pentingnya kerendahan hati dan ikut
terlibat dalam menjaga dan merawat alam sekitar.
Lagu Penutup : Tak selamanya Mentari bersinar.
Koordinator Youth
(Otniel Alfan)
Daftar Pustaka
Heavenor, C.S.P., W.B Sijabat., Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan
Bina Komunikasi/OMF, 1991.
Samosir, Agustina Raplina. ”Listen To The Earth, Listen To The Mother: Sebuah Usaha
Ekofeminis untuk Merespons Rintihan Bumi”, Vol.10,No.1, Juli 2022, diakses 03
Oktober 2023.