Anda di halaman 1dari 9

Makna Pertobatan menurut Kitab Yoël

Sidang Akademik

Aldi Cardinal Putra Samosir

2001

1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang penulisan

Seiring perkembangan zaman, makin banyak orang-orang yang berbuat dosa


khususnya terhadap alam, apalagi sebelum covid-19 ini menyerang. Dosanya seperti
pembakaran hutan, membuang sampah tidak pada tempatnya dan juga membunuh hewan
yang tidak layak dibunuh seperti harimau dan gajah beserta hewan lainnya. Hal ini mungkin
saja membuat Tuhan geram terhadap perbuatan kita sehingga Ia mengirimkan virus
mematikan ini yang memakan banyak korban supaya manusia takut dan diam di rumah/tidak
kemana-mana sehingga perbuatan atau tindakan sebelumnya tidak terulang lagi. Contohnya
Jakarta, polusi di Jakarta mulai berkurang saat covid datang karena masyarakat tidak ada
yang keluar rumah dan menyebabkan polusi. Hal ini ada kaitannya dengan pertobatan di
Yehuda, maka dari itu di makalah ini saya akan menyadarkan orang untuk bertobat sebelum
diberi malapetaka oleh Tuhan.

1.2 Rumusan masalah

Dalam masa pendemic ini, kita tidak bisa berkontak langsung dengan seseorang,
sementara itu dalam bertobat pada umumnya kita harus bertemu Pastur/bapa pengakuan
untuk mengaku dosa, pertanyaannya adalah bagaimana cara atau metode untuk bertobat pada
masa pandemic ini? Jikalau kita melakukan pertobatan atau sakramen tobat dengan
Pastur/bapa pengakuan, pasti kita akan mendapatkan sesuatu yaitu absolusi atas dosa-dosa
kita, sedangkan pada masa pandemic ini kita tidak bisa melakukan sakaramen tobat langsung,
maka dari itu apa yang kita dapatkan setelah kita bertobat sebagai pengganti absolusi yang
diberikan oleh Pastur/bapa pengakuan?

2
1.3 Tujuan penulisan
Dalam masa pandemic ini, banyak orang yang kebingungan bagaimana cara untuk
mengakui dosanya, hal ini dipengaruhi oleh ketakutan orang untuk bertemu satu sama
lain terutama saat mengaku dosa yang harus berinteraksi dan berkontak langsung dengan
Pastur/bapa pengakuan. Dalam sidang akademik ini saya akan membantu menjelaskan
metode atau cara kita untuk bertobat pada masa pandemic ini yang pasti juga berasal dari
sumber terpercaya. Orang-orang pasti ingin mendapatkan sesuatu setelah melakukan
suatu hal, terutama bertobat, dalam sidang akademik ini saya juga akan menjelaskan apa
yang kita dapat setelah kita bertobat.
1.4 Sistematika penulisan
Pada bab pertama saya akan membahas tentang latar belakang saya menulis atau
membahas tentang kitab Yoel, pertanyaan pertanyaan yang tertera pada rumusan
masalah, menjelaskan secara rinci tujuan penulisan pada bab 2. Di bab 2 yang berjudul
pertobatan zaman nabi Yoel saya akan membahas pengertian pertobatan dari beberapa
ahli dan juga sumber mulai dari bapa gereja dan juga teolog ataupun dokumen gereja. Di
subbab 2.1 saya akan membahas tentang pengertian pertobatan menurut beberapa ahli.
Pada subbab 2.2 saya akan memperkenalkan nabi Yoel melalui beberapa penjelasan.
Pada subbab 2.3 saya saya akan membahas tentang tulah yang menjadi pemicu
pertobatan di zaman nabi Yoel dan juga di dalamnya akan disebutkan cara bertobat di
zaman nabi Yoel atau di Yehuda. Pada bab 3 saya akan memberikan kesimpulan yang
isinya berupa simpulan, relevansi dari hidup berkomunitas, menggereja, dan
bermasyarakat. Serta memberikan rekomendasi dari dokumen gereja dan pemahaman
saya.

3
Bab II
Pertobatan di zaman nabi Yoël
2.1 Pengertian Pertobatan

Pertobatan pasti memiliki banyak definisi terutama dari para ahli, di sini saya akan
menyajikan definisi-definisi pertobatan dari para ahli mulai dari bapa gereja dan teolog.

2.1.1. Menurut Kbbi

Pertobatan adalah sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang salah atau jahat) dan
berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan1. Dapat disimpulkan bahwa pertobatan
menurut kbbi adalah penyesalan akan dosa dan penyesalan itu membuat kita berniat untuk
memperbaiki tingkah laku dan perbuatan yang menyebabkan dosa tersebut.

2.1.2. Menurut William Barclay

Menurut teolog dan penulis asal skotlandia ini dalam bukunya yang berjudul
“Pemahaman Alkitab setiap hari”, pertobatan adalah kembalinya seseorang kepada Allah. 2 Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pertobatan adalah kembalinya seseorang kepada
Allah seperti seorang anak yang hilang, setelah dia berfoya-foya dan membuat banyak dosa
diluar sana, dia akhirnya kembali kepada bapanya dan bertobat.

2.1.3. Menurut Paulus

Dalam kisahnya Paulus ditegur oleh Tuhan karena penganiayaan kepada umat jemaat
perdana yang berarti pengikut Yesus. Dia ditegur oleh Tuhan karena telah menganiaya umatnya.
Tuhan mengatakan bahwa “jika kamu menganiaya mereka maka kamu juga menganiaya aku”.
Maka setelah itu Paulus bertobat karena teguran yang diberikan oleh Tuhan dan rasa
bersalahnya. Seperti yang terjadi pada bangsa Yehuda, Paulus bertobat setelah diperingatkan
oleh Allah. maka ditekankan kembali bahwa sadarilah dosa kita sebelum Tuhan yang
menyadarkan kita.3

1
Lih. kbbi, Pengertian tobat, https://kbbi.web.id/tobat, (diakses tanggal 6 maret 2021 pukul 20.06)
2
Lih. William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap hari, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), 86.
3
Bdk. Hadi Dharma Setiawan, Rasul Paulus dan Teladannya bagi Generasi Muda. https://misi.sabda.org, (diakses
tanggal 10 maret 2021, pukul 19.59)

4
2.1.4. Menurut Kardinal Julius Darmaatmadja. SJ

Dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Katolik, Nasionalis, dan Pancasilais Sejati”,
pertobatan adalah mengakui, menyesali dan memperbaiki kesalahan.4 Dari pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa bertobat itu bukan hanya mengakui dan menyesali kesalahan saja,
tetapi juga memperbaikinya supaya dosa yang sebelumnya dilakukan tidak diulangi lagi.

2.1.5. Menurut Paus Fransiskus

Menurut Paus Fransiskus dalam dalam pidatonya setelah doa Angelus di lapangan Santo
Petrus, Vatikan, 6 Desember 2020 (saat minggu adven kedua) yang bertema Adven adalah
perjalanan pertobatan, dari dosa kepada cinta akan Tuhan. Pertobatan adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari dosa.5 Dapat disimpulkan bahwa bertobat itu harus memiliki suatu
keinginan yang kuat dan sepenuh hati, jika bertobat hanya formalitas saja, maka sama saja
bohong.

2.1.6. Kesimpulan

Dari semua pendapat itu dapat disimpulkan bahwa pertobatan adalah penyesalan yang
terjadi pada diri seseorang yang membuatnya kembali kepada Tuhan lalu dikuduskan dengan
pertobatan agar dirinya terbebas dari noda dosa.

2.2. Nabi Yoël

Nabi Yoel adalah anak dari Petuel. Dia adalah seorang Nabi kultis yang berarti Nabi yang
bekerja di sekitaran bait Allah. Nama Yoel sendiri berarti Tuhan adalah Allah. Nabi Yoel adalah
penulis kitab Yoel ini dan dia menulis kitab ini kira-kira tahun 400 SM. 6 Nabi Yoel tinggal di
Yerusalem. Dia yang menyerukan nubuat pertobatan kepada masyarakat Yehuda. Nubuatnya
berisi tentang Tulah yang akan datang memporak-porandakan Yehuda.

4
Lih. Kardinal Julius Darmaatmadja. SJ, Menjadi Katolik, Nasionalis, dan Pancasilais Sejati, (Yogyakarta:
Kanisius,2020), 81.
5
Lih. Penakatolik, Paus: Adven adalah perjalanan pertobatan, dari dosa kepada cinta akan Tuhan,
https://penakatolik.com/, (diakses tanggal 3 maret 2021 pukul 21.55)
6
Lih. Oscar Lukefahr, A Catholic Guide to the Bible, (Jakarta: Obor, 2010), 145.

5
2.3 Tulah Sebagai Pemicu Pertobatan Di Zaman Nabi Yoël

Dalam kitab Yoel dijelaskan bahwa tulah adalah bentuk murka dan teguran dari Tuhan
kepada penduduk di Yehuda. Sebelum mebahas lebih jauh, pengertian Tulah sendiri menurut
kbbi adalah kemalangan yang disebabkan oleh kutuk, karena perbuatan yang kurang baik
terhadap orang tua (orang suci dan sebagainya), atau karena perbuatan melanggar larangan. 7
Tuhan mengirimkan Tulah ke tanah Yehuda karena Tuhan sudah geram terhadap perbuatan
bangsa Yehuda yang sangat tidak terpuji, perbuatan-perbuatannya adalah sebagai berikut:
mabuk-mabukan, memusnahkan pohon, memusnahkan ladang yang membuat gandum, anggur
dan minyak ikut musnah, intinya adalah melenyapkan semua hasil alam milik Tuhan. Tuhanpun
akhirnya geram karena banyak sekali dosa dan kerusakan yang disebabkan oleh penduduk
Yehuda, oleh karena itu, Tuhan mengirimkan Tulah belalang ke tanah Yehuda sebagai wujud
pembalasan atas segala perbuatan tidak terpuji yang dilakukan bangsa Yehuda. Yoel sebagai
utusan Tuhan datang ke tanah Yehuda untuk menyerukan pertobatan di sana, akhirnya bangsa
Yehudapun bertobat karena seruan pertobatan yang Yoel berikan dan juga tulah yang Tuhan
berikan kepada mereka. Cara penduduk Yehuda bertobat adalah seperti yang dijelaskan pada
kitab Yoel bab 2: 12-13 “Berbaliklah kepadaku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa,
dengan menangis, dan dengan mengaduh.”8 Setelah bertobat, Tuhanpun mengampuni kesalahan
dan dosa-dosa penduduk Yehuda lalu mengembalikan keadaan Yehuda seperti semula dan
Tuhan juga memberikan berkatnya kepada penduduk Yehuda atas pertobatan yang dilakukan.
Sebagai penutup bab ini saya ingin menghimbau bahwa bertobatlah sebelum Tuhan bertindak
dan memberikan malapetaka bagi kita.

7
Lih. kbbi, Pengertian Tulah, https://kbbi.web.id/tulah, (diakses tanggal 4 maret 2021 pukul 20.35)
8
Lih YL 2: 12-13

6
Bab III
Kesimpulan
3.1. Simpulan

Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia biasa itu harus menjaga
lingkungan dan alam kita karena semua itu adalah milik Tuhan. Jika kita merusak milik Tuhan,
maka kejadiannya akan seperti bangsa Yehuda, terkena malapetaka. Sama juga seperti Indonesia
dan dunia yang sering merusak hutan, membunuh hewan dan juga membuang sampah
sembarangan yang pasti membuat Tuhan kesal dan mengirimkan virus ke dunia ini agar manusia
tidak keluar-luar rumah dan mengurangi jumlah kerusakan alam dan sampah yang berserakan di
jalan dan juga tertimbun di sungai.

3.2. Relevansi

3.2.1. Hidup berkomunitas

Dalam hidup berkomunitas kita pasti sering membuat kesalahan-kesalahan seperti tidur
saat misa/tidur disaat yang tidak tepat, memecahkan piring/gelas, dll. Ini mungkin membuat
formator geram sama seperti Tuhan mengirimkan Tulah, formatorpun membuat peraturan-
peraturan baru seperti kamar yang dikunci saat jam beraktivitas, studi dan juga kita harus
mengganti rugi piring/gelas yang pecah jika kita memecahkannya. Karena peraturan yang dibuat
ini akhirnya semua seminaris yang tadinya sering melakukan hal tersebutpun menjadi tidak
melakukannya lagi, dalam arti lain seminaris sudah bertobat.

3.2.2. Hidup menggereja

Di gereja, masih banyak orang-orang yang tertidur saat misa berlangsung. Contohnya
saja diri saya sendiri, saya terkadang tidur saat misa berlangsung dikarenakan rasa kantuk yang
sangat kuat. Tidur saat misa juga ada konsekuensinya yaitu tidak mendapatkan berkat yang
penuh, apalagi tidur saat homili, kita tidak akan tahu apa yang dibicarakan oleh pastur dan
membuat kita tidak mengetahui apa pesan yang didapat dari Injil yang dibacakan. Namun seiring
berjalannya waktu, saya juga sudah mulai tidak tertidur saat misa di Paroki dikarenakan adanya
teguran dari Frater maupun Pastur dan saya juga menyadari kesalahan saya.

7
3.2.3. Hidup bermasyarakat

Dalam hidup bermasyarakat masih banyak juga orang yang sering berbuat dosa khusunya
dosa yang merusak alam sekaligus merugikan manusia. Contohnya adalah masih banyak orang-
orang yang membuang sampah/limbah tidak pada tempatnya terutama membuang
sampah/limbah di sungai, hal ini dapat merusak ekosistem bawah air karena adanya zat kimia
yang masuk ke sana dan membuat ikan-ikan serta makhluk hidup bawah air lainnya mati. Hal ini
juga dapat merugikan manusia karena dengan banyaknya sampah di sungai akan membuat pintu
air di sungai tersumbat dan menyebabkan banjir yang pastinya merugikan manusia, apalagi jika
banjirnya tinggi, hal ini dapat menyebabkan orang-orang tidak dapat tinggal di rumahnya untuk
sementara waktu dan ada kemungkinan juga data-data penting terkena air dan hancur. Sampai
saat ini tragedi itu masih belum bisa dihilang kan dan ada kabar terbaru dari Jakarta yang terkena
banjir pada tanggal 19 Februari 2021 akibat adanya 338 meter kubik yang terkumpul di sungai
Ciliwung.9 Namun sampai saat ini belum ada kabar banjir terbaru lagi, hal ini mungkin
dikarenakan masyarakat yang sudah bertobat dan tidak membuang sampah di sungai lagi.

3.3. Rekomendasi

Dalam masa pandemic ini, pasti kita tidak bisa melaksanakan pertobatan langsung
menghadap kepada pastur, oleh karena itu harus diadakan pertobatan pribadi, metode/caranya
menurut Ensiklik Paus Yohanes Paulus II yang berjudul Redemptor Hominis (Penebus Umat
Manusia), pertobatan pribadi itu cukup dengan pengakuan dosa pribadi kepada Tuhan yang
diucapkan dengan sedalam-dalamnya yang bersumber langsung dari suara hati disertai kesadaran
bersalah dan kepercayaan setulus-tulusnya kepada Allah.10 Dalam pertobatan pribadi ini pasti
kita tidak mendapatkan absolusi yang biasanya kita dapatkan dari pastur/bapa pengakuan maka
yang kita dapatkan sebagai pengganti absolusi dari bapa pengakuan adalah sebuah kelegaan
tersendiri karena dosa kita sudah dihapuskan oleh Tuhan dan juga adanya perubahan dari hidup
kita atas penyesalan yang kita rasakan itu dan membuat diri kita menjadi lebih baik lagi.

9
Lih. Reza Gunadha, Banjir Jakarta, 338 Meter Kubik Sampah Diangkut dari Sungai Ciliwung,
https://www.suara.com/ (diakses tanggal 9 maret 2021 pukul 21.48).
10
Bdk. Yohanes Paulus II: Ensiklik, Redemptor Hominis (Penebus umat manusia), terj. R. Hardawiryna, S.J. Jakarta:
Departemen Dokumentasi Dan Penerangan KWI, 1995, No.20.

8
Daftar Pustaka

Pustaka Buku:
 Barclay, William. 2008, Pemahaman Alkitab setiap hari. PT BPK Gunung Mulia.
Jakarta.
 Darmaatmadja, Julius. 2020. Menjadi Katolik, Nasionalis, dan Pancasilais Sejati.
Kanisius. Yogyakarta.
 Lembaga Alkitab Indonesia. 2019. Kitab Yoël. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta.
 Paulus II, Yohanes: Ensiklik. 1995. Redemptor Hominis (Penebus Umat Manusia).
Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Jakarta.
Pustaka Internet:
 Gunadha, Reza. 2021. Banjir Jakarta, 338 Meter Kubik Sampah Diangkut dari Sungai
Ciliwung. https://www.suara.com/news/2021/02/20/201601/banjir-jakarta-338-meter-
kubik-sampah-diangkut-dari-sungai-ciliwung.
 Penakatolik. 2020. Paus: Adven adalah perjalanan pertobatan, dari dosa kepada cinta
akan Tuhan. https://penakatolik.com/2020/12/06/paus-adven-adalah-perjalanan-
pertobatan-dari-dosa-kepada-cinta-akan-tuhan/.

 Setiawan, Hadi Dharma. 2015. Rasul Paulus dan Teladannya bagi Generasi Muda.
https://misi.sabda.org/rasul-paulus-teladannya-bagi-generasi-muda.

Anda mungkin juga menyukai