Anda di halaman 1dari 5

RABU, 22 FEBRUARI 2023

RABU ABU (ABU/TANPA WARNA)


PERSEMBAHAN KHUSUS DANA MISI
Panggilan Berbakti : Amsal 15:3
Penyegaran Iman : Ayub 34:21
Responsoria : Mazmur 51: 1-17
Pembacaan Epistel : 2 Korintus 5:20-6:10
Khotbah PL : Yoel 2:1-2, 12-17

BERTOBAT DAN KEMBALILAH

1. Pendahuluan

Penulis disini menyajikan khotbah dari kitab Yoel 2:1-2, 12-17. Nats khotbah hari ini
secara khusus menyinggung tentang hari Tuhan yang sudah dekat agar umat bertobat. Kehidupan
umat Tuhan pada zaman nabi Yoel sangatlah memprihatinkan. Kemerosatan moral merajalela,
para pemimpin umat tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga mereka tidak
dapat menjadi panutan bagi umat dalam menjaga dan memelihara kekudusan. Allah memakai
nabi Yoel untuk memperingatkan umat Tuhan bahwa jika tidak ada pertobatan maka hukuman
Allah telah tersedia bagi mereka, dan hal itu tidak dapat ditunda-tunda lagi. Dalam
pemberitaannya, Yoel mengajak umat untuk melihat realita yang sedang terjadi bahwa
kekeringan serta serangan belalang yang menghancurkan sendi-sendi perekonomian mereka
adalah sebuah peringatan dari Tuhan.Setelah menyampaikan keadaan pada hari Tuhan, yoel
menyerukan pertobatan kepada umat, ia mengajak umat agar berbalik kepada Tuhan dengan
segenap hati. Untuk itu Tujuan dari penulisan kitab Yeol salah satunya untuk menasehati agar
orang-orang bertobat dan dengan rendah hati kembali kepada Tuhan Allah dengan cara berpuasa,
menangis, berkabung, dan bersyafaat memohon kemurahan Allah. Pertobatan yang diseruhkan
Yoel ialah pertobatan yang nyata dan konkret yakni dengan berbalik kepada Allah serta
meninggalkan semua yang tidak di kehendaki Allah.
2. Isi

1. Pemberitahuan tentang tanda yang terjadi (ay.1-2)

Pada nats ini, suatu peringatan mengenai hari Tuhan di masa depan yang akan tiba,
dengan tiupan terompet melambangkan bunyi suatu tanda bahaya di bukit sion yang suci yaitu
tempat kediaman Allah. Bilamana sangkakala ditiup untuk memberikan tanda bahwa bahaya
mendekat kepada suatu negeri atau kota, dan secara khusus berhubungan dengan hari Tuhan.
Seruan ini dibunyikan supaya penduduk siap siaga. Bencana yang akan segera terjadi di
Yerusalem dalam tanda matahari menjadi gelap gulita, bumi bergoncang. Dan menggambarkan
“hari TUHAN” yang akan datang waktu ketika Allah akan dengan tuntas mengatasi kejahatan
dan membawa keselamatan bagi dunia, Yoel mendesak umat Allah untuk bertobat dan berdoa.
Kepada mereka yang memberontak terhadap Allah,dimana “hari TUHAN” membawa
peringatan dan ketakutan , “hari gelap gulita dan kelam kabut”.

2. Rendah hati kembali kepada Tuhan Allah (Ay 12-14)

Seruan dengan kata berbalik membuktikan bahwa umat belum menyadari kedatangan
hari Tuhan yang benar-benar akan terjadi. Pertobatan seperti apa yang Tuhan mau? Bertobat
dengan segenap hati, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh (ay 12). Puasa
adalah salah satu cara untuk membuktikan kesungguhan pertobatan. Menangis dan mengadu
adalah tanda rasa pedih, sakit, dan penyesalan akibat dosa, nabi yoel menyeruhkan kepada
bangsa itu untuk menanggapi panggilan Allah dari lubuk hati mereka. Ini merupakan pertobatan
yang sejati yang berasal dari hati. Mengkoyakan pakaian adalah cara yang lazim digunakan
untuk mengungkapkan rasa duka pribadi atau kesedihan seseorang, seperti yang di lakukan pada
(ay 13) ini merupakan sikap dukacita mereka yang mendalam dan pertobatan atas
pemberontakan mereka kepada Tuhan. ini dapat dijelaskan bahwa pada waktu nabi Yoel
berbicara kepada bangsa Yehuda dan Yerusalem bahwa mereka dulu mengoyakkan/memperbaiki
hati, sedang berlangsung memperbaiki hati, dan terus-menerus memperbaiki hati dan bukan
pakaian mereka karena pakaian digunakan untuk menutup badan mereka secara
berkesinambungan. Rasa duka itu berasal dari kesadaran akan sifat dan karya Allah. Yoel kurang
lebih mengutip dari penyataan Allah di hadapan Musa dalam( Kel 34:6). Pada saat itu, Israel
telah membalas anugerah keselamatan Allah bagi mereka dengan membuat berhala anak lembu
emas (Keluaran 32). Disini di dijelaskan jika Israel berbalik, Tuhan juga dapat berbalik dan
memberkati (ay 14)supaya ibadah yang memuliakan nama-Nya dapat diberlakukan kembali.
Sehingga Allah akan bertindak kepada mereka.

3. Berseruh kepada Allah ( ay. 15-17)

Dapat dijelaskan bahwa TUHAN memerintahkan nabi Yoel untuk meniup trompet yang
dimilikinya untuk mengadakan puasa demi menyucikan diri dan mengendalikan diri dari
tindakan kejahatan yang pernah mereka perbuat. Ungkapan di atas dalam bahasa Ibrani harus
dilakukan secara terus-menerus, baik saat diberi himbauan, saat tidak diperintahkan dan
selanjutnya untuk dilaksanakannya.Pertama, puasa itu adalah puasa yang kudus (ay. 15). Apa
artinya kudus? Secara sederhana kudus berarti dipisahkan. Orang yang menguduskan diri adalah
orang yang memisahkan diri (sementara) agar dapat berkenan di hadapan Tuhan. Demikian juga
ketika kita memutuskan untuk berpuasa. Kita harus memiliki motivasi yang benar, bukan karena
keinginan daging kita, bukan karena kita ingin dipuji Tuhan (Mat 6:16-18). Kita berpuasa karena
kita ingin lebih lagi memiliki waktu dengan Tuhan, yaitu ketika kita mengurangi waktu makan
kita dan menggunakannya untuk bersekutu dengan Tuhan. Itulah mengapa dalam Alkitab, kata
puasa pasti berhubungan erat dengan doa (Mat 17:21, Kis 14:23). Kedua, puasa bisa dilakukan
oleh siapa saja, baik orang dewasa, orang yang sudah tua, bahkan anak-anak . Ini artinya siapa
saja yang sudah mengerti kebenaran Firman Tuhan, boleh berpuasa. Puasa dalam ajaran Kristiani
tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, dan apapun. Bahkan secara ekstrim,juga mengatakan
bahwa pengantin baru saja juga boleh berpuasa di hadapan Tuhan. Semua orang percaya punya
hak dan juga kewajiban untuk berpuasa, sepanjang orang tersebut sudah mengerti esensi puasa
yang benar di hadapan Tuhan. Saat nabi Yoel meniup terompet, maka rakyat Yehuda dan
Yerusalem, baik orangtua, anak-anak balita, remaja, dan pemuda, anak-anak bayi, pengantin
laki-laki maupun pengantin perempuan harus menyucikan dirinya dan berkumpul untuk
persekutuan di hadapan TUHAN.Ketiga, puasa (salah satunya) bertujuan untuk bertobat dan
meminta belas kasihan Tuhan (ay. 17). Dalam Alkitab, puasa lebih cenderung terkait dengan
pertobatan. Orang yang bertobat umumnya merendahkan diri dengan berpuasa. Ayat 17 juga
menyebutkan bahwa penting bagi para imam dan pelayan-pelayan Tuhan menangis antara balai
depan (tempat jemaat Tuhan) dan mezbah (lambang kehadiran Tuhan). Artinya adalah imam dan
pelayan Tuhan juga harus menjadikan puasa (sebagai lambang merendahkan diri dan meminta
pertolongan Tuhan), untuk mendoakan jemaat Tuhan di hadapan Tuhan. Dalam kata lain, para
pelayan Tuhan sebenarnya berdiri di antara Tuhan dan jemaat, sehingga mereka pun harus
memiliki kerinduan agar Tuhan tidak hanya melawat mereka, tetapi juga melawat jemaat yang
mereka layani. Dalam konteks ketika kitab Yoel ditulis, Tuhan ingin agar para hamba-hamba
Tuhan juga berdoa bagi keselamatan bangsa Israel, serta berdoa dan berpuasa agar Tuhan tetap
menyertai bangsa Israel dan tidak meninggalkan mereka, dan salah satu cara untuk meminta hal
tersebut adalah dengan doa dan puasa, karena doa ditambah puasa adalah tingkatan tertinggi dari
doa manusia kepada Tuhan.

3. Aplikasi/Refleksi

1. Hampir setiap hari kita mendengar berita bencana di mana-mana. Gempa bumi, banjir
bandang, tanah longsor, gunung meletus silih berganti menghiasi berita. Apakah bumi yang
semakin tua? Atau ulah manusia semakin menggila mengeksploitasi bumi demi uang? Atau
Tuhan mulai bosan dengan tingkah polah kita? Semuanya hanya tanya bagi kita. Apa makna
terjadinya bencana bagi kita? Apa pula hikmah yang bisa kita petik dari petaka yang terjadi?
Tuhan bisa memakai banyak cara, termasuk melalui bangsa-bangsa lain sebagai alat
penghukuman-Nya bagi mereka yang tetap tinggal dalam dosa. Mengingat hukuman Tuhan juga
menimpa mereka yang mengaku umat Tuhan, maka kita perlu menyadari apakah kita sudah
menjadi umat yang mengalami pertobatan? Pemulihan Tuhan bagi umat yang bertobat bukan
sekadar pemulihan secara fisik, tetapi yang lebih penting adalah pemulihan hati dan relasi kita
dengan Tuhan.

2. Abu adalah tanda kerapuhan manusia yang mudah jatuh dalam kelemahan dan dosa. Abu juga
adalah tanda pertobatan. Kita memulai masa tobat dengan berpuasa, bermatiraga, beramal kasih
dan meningkatkan kehidupan doa. Masa puasa adalah masa kita berbenah diri dan hidup kita
sebagai orang beriman. Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra Paskah (Lent). Lent adalah masa
pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri bagi Kebangkitan
Kristus dan Penebusan dosa kita.Marilah kita menjalani hari Rabu Abu ini dengan kesadaran dan
pengakuan dalam pertobatan, sehingga selama sekitar 40 hari mendatang menjadi sebuah masa
persiapan hati dan pikiran kita, Hal ini sangat perlu dilakukan sebagai upaya kita sebagai
manusia untuk menerima kehadiran-Nya. Terlebih lagi, masa pra-Paskah menjadi sebuah
kesempatan bagi umat Kristen untuk mempersiapkan diri dalam menghayati pengorbanan
Kristus yang mendatangkan keselamatan bagi setiap manusia. Dalam kehidupan saat ini juga
kebanyakan manusia yang bertobat, atau lebih khususnya lagi berbuat kebaikan hanya formalitas
saja dan untuk mencari nama didepan banyak orang. Yesus telah menyempurnahkan semua
kebiasaan, ajaran, dan hukum- hukum tersebut menjadi hukum terbesar yang telah kita kenal
yaitu hukum kasih. selamat memasuki masa pra-paskah Tuhan Yesus memberkati.

Anda mungkin juga menyukai