Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ignatius Gilang Andika Prabowo

NIM : 042893288

Tugas 2

1. Apakah bencana alam itu merupakan penyataan kemurkaan Tuhan kepada manusia?
Jelaskan jawaban anda!
2. Buatlah deskripsi pembinaan Iman di paroki dimana anda tinggal! Berilah data dan
dokumentasi yang berkenaan dengan hal tersebut!

Jawab:

1. Ada yang percaya bahwa Tuhan menggunakan bencana alam untuk menghukum umat
manusia. Ada juga yang menolak pernyataan tersebut, sedangkan lainnya ada juga
yang tidak tahu apa yang harus dipercayai. Kebanyakan tradisi agama mengaki bahwa
tidak seorangpun bisa dengan yakin mengatakan apakah bencana alam itu merupakan
kehendak Tuhan. Maka dari situ, alkitab menyediakan jawaban yang baik untuk kita
mengerti dan membantu kita untuk memahami lebih dalam apakah Tuhan
mendatangkan bencana alam untuk menghukum manusia. Alkitab juga membantu kita
memahami mengapa banyak orang menderita.
Semua yang dilakukan Tuhan kepada bumi dan kita sendiri adalah sebuah peringatan
untuk kita di dunia, tetapi Tuhan memberikan kita bencana alam tidak sekedar
memberikan bencana, Tuhan pasti memiliki alasannya kenapa Ia memberikan kita
bencana alam. Dari situ, Tuhan pun pasti tetap memberi perlindungan kepada umat-
Nya yang taat kepada-Nya.
Sebagai contohnya adalah banjir besar pada jaman Nabi Nuh. Sebagai peringatan,
puluhan tahun sebelum Air Bah, Allah meberi tahu Nabi Nuh, “mengenai aku, lihat,
aku akan mendatangkan air bah ke atas bumi untuk membinasakan seuruh mahluk”
(kejadian 6:17) Nuh, “seorang pemberita keadilbenaran”, memperingatkan orang-
orang, tetapi mereka “tidak memberikan perhatian”.- 2 Petrus 2:5; Matius 24:39. Dari
situ kita tau bahwa Tuhan sudah memberikan peringatan kepada umat-Nya. Alasan
Tuhan menurunkan Air Bah tidak lain karena bumi penuh dengan kekerasan “akhir
dari segala mahluk telah tiba di hadapanKu, karena bumi penuh dengan kekerasan
oleh karena mereka” – Kejadian 6:13. Tetapi Tuhan tidak lupa dengan umat-Nya yang
taat kepadanya, Allah memberi Nuh petunjuk terperinci untuk membuat bahtera agar
selamat dari Air Bah “Nuh serta mereka yang ada bersamanya di dalam bahtera akan
tetap hidup” – Kejadian 7:23.
Segala bencana alam memiliki hubungan erat dengan Tuhan rasanya menjadi keyakinan
banyak orang dari dulu sampai sekarang. Tuhan itu mahakuasa. Segala sesuatu di dunia
terjadi hanya atas kehendak-Nya. Konsekuensinya, berkat, anugerah, dan hal-hal positif yang
kita alami berasal dari-Nya, tetapi juga bencana alam dan hal-hal negatif lainnya.
Bencana, dalam hal ini yang kita bicarakan adalah bencana alam, adalah hukuman Tuhan atas
dosa-dosa manusia. Ketika manusia mulai tergoda untuk berbuat dosa, Tuhan mula-mula
memberikan peringatan dan teguran halus kepada mereka, sayangnya sering kali tidak
dipedulikan.
Tuhan pun murka karenanya. Digoyang-goyangkan-Nya bumi, diledakkan-Nya
gunung-gemunung, dinaikkan-Nya air sungai dan lautan untuk menyapu habis
makhluk-makhluk yang tidak tahu diri itu. Dengan tindakan tersebut, Tuhan
menunjukkan keadilan-Nya. Yang baik diberi-Nya berkat, yang jahat diberi-Nya
hukuman. Semakin besar kesalahan seseorang, semakin besar pula hukuman yang
harus ditanggungnya. Dapat disimpulkan bahwa kalau begitu orang-orang yang
terkena musibah adalah orang-orang berdosa yang sedang dihukum Tuhan.
Hutan digunduli, hewan-hewannya diburu, pohon-pohonnya diganti tanaman industri.
Sungai-sungai pun sekarang tidak lagi dipenuhi air dan ikan, melainkan sampah.
Kalau kemudian terjadi banjir, tanah longsor, perubahan iklim maupun pemanasan
global, jangan salahkan Tuhan. Salahkanlah diri sendiri, sebab keengganan kita untuk
memelihara bumilah yang menjadi penyebabnya. Solusi untuk menangani bencana
macam ini sangat jelas: kita harus mulai bekerja sama merawat alam.
Kesimpulannya, Tuhan memberikan kita bencana alam karena diri kita sendiri yang
ingin bencana alam tersebut ada. Kita banyak berbuat dosa yang membuat Tuhan
murka akan kita. Dari situ kita harus lebih baik lagi dalam menjalani hidup dan
perbanyak berbuat baik kepada sesame kita serta mengikuti Tuhan seturut dengan
kehendak-Nya.

2. Saya tinggal di Legenda Wisata Cibubur, dan termasuk dalam Paroki Maria Bunda
Segala Bangsa Kota Wisata. Di dalam paroki saya, paroki memberikan banyak
kegiatan atau acara untuk pembinaan Iman umat-Nya untuk menjadi lebih baik dan
lebih dekat dengan Tuhan.
Dimulai dari yang paling mudah yaitu
Koor dan petugas Tata Tertib. Di
setiap lingkungan pasti memiliki umat
yang mengikuti atau menjadi petugas
Koor dan Tata Tertib. Dengan ikut
ambil bagian dari kegiatan tersebut,
kita juga turut ambil bagian dari
kegiatan gereja dan membantu
jalannya perayaan Ekaristi setiap minggunya. Dengan begitu kita bisa mendekatkan
diri kita kepada Tuhan.
Bagi yang masih bersekolah SD atau
SMP pun bisa mendaftar dan masuk
untuk menjadi putra-putri altar. Dari
situ kita belajar untuk melayani
Romo yang memimpin ekaristi.
Pembinaan iman kita bisa mulai dari
kecil dengan mengikuti kegiatan yang ada di gereja. Dengan begitu kita ikut aktif saat
kita merayakan Ekaristi dan focus mengikuti perayaan Ekaristi tersebut.
Kegiatan selanjutanya yaitu kegiatan
di luar Ekaristi mingguan yang ada.
Ketika kita mulai beranjak dewasa
pun tetap ada kegiatan yang bisa kita
ikuti, seperti Orang Muda Katolik
(OMK). Di dalamnya terdapat
banyak kegiatan lainnya. OMK bisa
menjadi sarana bagi kita untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan menggereja.
Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah mengajar sekolah minggu, camping Iman
dan masih banyak lainnya.
Di gereja saya juga mengadakan ekaristi
harian, dimana kita bisa mengikutinya
setiap hari. Mendalami setiap Bacaan dari
kitab suci dan mengenang perjamuan
malam terakhir Yesus sebelum wafat di
kayu Salib.
Masih bnayak lagi kegiatan gereja yang bisa kita ikuti. Dengan adanya kegiatan itu,
kita bisa membangun iman kita menjadi lebih baik lagi. Mendekatkan diri kepada
Tuhan dengan mengikuti kegiatan gereja, dengan begitu pembinaan iman kita sendiri
pun ikut berkembang menjadi lebih baik. Pembinaan Iman sangatlah penting. Di
jaman sekarang ini, kita sering sibuk dengan pekerjaan, sehingga lupa untuk membina
iman kita. Dari situ kita mulai jauh dari Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai