Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DOGMATIKA 2

Disusun Oleh :

Steven Yosafat

Sekolah Tinggi Bethel Indonesia


Prodi Pendidikan Agama Kristen
Jakarta
2022/2023
WUJUD GEREJA DIMASA SEKARANG

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan jaman telah mengalami peningkatan yang sangat pesat, dimana media dan
alat komunikasi lainnya telah mengalami peningkatan. Setiap orang dapat berbicara dengan satu
sama lain dengan tidak terbatas jarak dan waktu. Tidak hanya itu kemajuan teknologi semakin
mudahnya menyaksikan berita atau konser ataupun kegiatan lainnya dari jauh, sehingga mereka
tidak perlu untuk keluar rumah. Satu sisi ini menjadi suatu bagian positif dari kemajuan
teknologi namun tidak menuntut kemungkinan hal ini juga berdampak negative.

Ketika Covid-19 masuk ke Indonesia, setiap kegiatan atau aktivitas lainnya banyak yang
diberhentikan dan diminta untuk dapat beraktivitas dalam rumah. Setiap pekerjaan diminta untuk
dilakukan melalui daring atau Work From Home. Hal ini juga berlaku dengan Gereja, selama
masa pandemic Gereja menjadi dilaksanakan secara online. Jemaat tidak lagi berkumpul dalam
suatu ruangan atau gedung yang sama, Ibadah dilaksanakan dengan media online untuk tetap
melaksanakan dan adanya kegiatan ibadah. Hal ini membantu jemaat untuk tetap dapat beribadah
setiap hari minggunya disaat terjadinya kelonjakan Covid-19.

Hal ini menjadi suatu bentuk kebiasaan dari masyarakat dimana semua pekerjaan lebih
mudah untuk dilaksanakan tanpa dilaksanakan secara langsung pada tempat. Hal ini juga terlihat
kepada masyarakat gereja, tidak sedikit yang menggap bahwa mereka lebih nyaman untuk
diadakan secara online saja. Dan hal ini juga didukung dengan kemajuan teknologi menjadi
Metaverse ( Reality Virtual). Hal ini yang menjadi pertanyaan yang patut untuk direnungkan,
yaitu bagaiamana bentuk dari gereja yang ada pada jaman sekarang ?.

Rumusan Masalah

1. Apa makna dari gereja ?


2. Bagimana kondisi gereja saat sekarang?
3. Apa yang gereja bisa lakukan ?

PEMBAHASAN

Makna gereja

Kita perlu adanya memahami bagaimana makna atau pengertian gereja mula-mula.
Dalam pengertiannya sendiri terdapat dua bentuk yang mengarah kepada bentuk gereja sendiri.
Pertama, Gereja dalam bahasa inggris adalah “Church” yang berasal dari bahasa Yunani
kuriakon/kuriakos, dalam bentuk netral ajektif kata “kurios” artinya Tuhan. Maka kata kuriakos
artinya milik Tuhan. Martin Luther berkata istilah kuriake pada mulanya dipakai untuk sebutan
bangunan gereja. Istilah ini dipakai oleh orang Kristen Yunani untuk menunjukan tempat ibadah.
(1 kor 11:20; Wahyu 1:10). Jadi berdasarkan pengertian tersebut mengarah kepada tempat
berkumpul bersama, yang menekankan tentang milik Allah atau rumah Allah.

Dalam pengertian kedua, Gereja berasal dari kata ekklesia kata kerjanya ekkaleo. kata ini
terdiri dari dua suku kata “ek” yang berarti keluar dari, dan “kaleo” yang berarti memanggil.
Kata ini secara harafiah berarti memanggil keluar. Istilah ini awalnya tidak memiliki makna
religius atau rohani. kata ini dalam dunia Yunani kuno untuk kelompok yang berkumpul untuk
bertemu. Namun kata ini mengalami perkembangan yang mengatakan bahwa ini adalah makna
gereja yang dimana orang-orang dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib.
1

Dari beberapa pengertian dapat dinyatakan bahwa gereja merupakan :

 Gereja adalah gedung atau tempat beribadah umat Kristen


 Gereja secara khusus adalah setiap orang percaya yang dipanggil dan dikuduskan oleh
Allah untuk memberitakan karya baik tentang penyelamatan Allah.
 Pribadi-pribadi yang dipanggil oleh Allah itu menyatukan diri dalam persekutuan
 setiap anggota saling menolong dan menguatkan.

1
Pdt. S. Jonar. Sejarah Gereja Umum.
Dari beberapa pengertian ini dalam terlihat bahwa gereja bukan hanya berbicara gedung namun
juga tempat dimana orang-orang percaya berkumpul.

Dalam sejarahnya berdasarkan Alkitab, bahwa makna gereja ini mulai muncul, dalam
kitab injil Sinoptik Yesus secara khusus menegaskan mengenai makna dari kerajaan Allah (Mat
16:18) Pengajaran Yesus mengenai Kerajaan Allah bersifat masa sekarang dan masa yg akan
datang. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua penyataan Kerajaan Allah dapat dihubungkan
dengan jemaat. Yesus adalah perwakilan pemerintahan Allah di bumi, murid-murid-Nya
bukanlah kerajaan. Kerajaan Allah termasuk dalam jemaat yg sempurna. Tetapi tidak semua yg
termasuk dalam jemaat belum tentu masuk dalam kerajaan surga. Namun dari sini bahwa jemaat
memperoleh dasarnya dalam kerjaan Allah.2 Kita dapat mengaitkan bahwa beberapa
perumpamaan tentang kerajaan Allah mencangkup gagasan tentang suatu jemaat, Seperti halnya
biji sesawi yang menyatakan bahwa kerjaan Allah telah mulai akan memperoleh pengaruh yang
luas, dan perumpamaan lainnya menjadi dasar pemahaman dari jemaat. Jemaat merupakan
perwujudan yang dari sautu tidak lengkap dari kerjaan Allah, karena murid-murid Yesus
memiliki tugas untuk memberitakan kedatangan kerjaan Allah. Dengan demikian bahwa
pemberitaan itu menjadi sebuah kegiatan dari suatu kelompok pengikut Yesus.

Pada jaman Paulus, ia menekankan bahwa Jemaat sebagai satu tubuh. Dalam suratnya 1
Korintus jemaat digambarkan sebagai tubuh, tubuh manusia memberikan hubungan kristus
dengan orang-orang percaya (1 kor 12:12). Gagasan ini menunjukan bahwa jemaat adalah suatu
kelompok yang mempunyai hubungan yang sangat erat. Anggota-anggoya tubuh bermacam-
macam diperlukan untuk kepentingannya masing masing yang dimana setiap anggotanya
memiliki karunia masing-masing dalam Kristus. Hal ini menjadi bukti bahwa jemaat menjadi
sebuah persatuan komunitas yang memiliki kerikatan dengan satu oknum yaitu Allah.

Maka gereja ada sebagai bentuk kesatuan dari jemaat, gereja menjadi tempat dimana
setiap anggota tubuh ini dapat berkumpul dan bersatu. Hal ini mengatakan bagaiamana peran
gereja menjadi bagian penting dari jemaat.

Kondisi Gereja Saat Pandemi

2
Donald G. “Teologi Perjanjian Baru”
Pandemi menjadi suatu bencana yang secara cepat menyerang setiap aspek dalam
kehidupan masyarkat, Karna akan hal ini masyarakat seolah-olah tidak siap menghadapi situasi
yang secara cepat mempengaruhi kehidupan, seperti halnya banyaknya pemberhentian para
pekerja, banyaknya wirausaha yang harus gulung tikar, dan meningkatnya angka kemiskinan
pada beberapa wilayah.

Hal ini juga dialami Gereja, penghentian paksa dan tiba-tiba dari beberapa bentuk
pelayanan mau membuat para Rohaniawan berhenti dari aktivitas pekerjaan setiap harinya. dan
hal ini membuat para pelayana dan hamba Tuhan harus kembali berpikir untuk mengatasi
permasalahan akan hal ini seperti halnya pengadaan ibadah melalui online, namun tidak sedikit
juga harus menutup tempat pelayanan mereka karna tidak mampunya membiayai tempat mereka
melayani. Hal ini membuat Gereja sulit untuk dapat bertahan salama masa pandemic. ada
beberapa fakta yang ditemukan dari kondisi pelayanan Gereja selama pandemic berlangsung :

1. Masa pandemic menujukan pelayanan gereja terfokus dan bergantung pada peran
Rohaniawan yang menjadi penjalan atau yang mengatifkan kegiatan pelayanan.
untuk dapat aktivitas gereja tetap dapat berlangsung para hamba Tuhan dan
pelayanan menjadi peran penting dalam pelayanan gereja, tanpa mereka
pelayanan gereja tidak dapat berjalan.
2. Fokus pelayanan Gereja menjadi lebih sempit. Fokus gereja terkuras kepada
penyediaan konten ibadah online digereja masing-masing. Gereja berusaha untuk
dapat bersaing menghadirkan konten ibadah daring yang lebih baik. Hal ini
disebabkan kekhawatiran jemaatnya lebih memilih ibadah dari dari gereja lain.
Sehingga gereja berusaha sedemikian rupa untuk bisa hadir secara online
3. Masa pandemic menunjukan adanya kesenjangan yang serius dari generasi tua
dan generasi muda. Seperti halnya dalam pelaksanaan ibadah dirumah seringkali
generasi tua tidak nyaman dengan ibadah yang diberlakukan secara online dan
juga kurangnya pemahaman akan penggunaan media online untuk dapat mengikut
ibadah.
4. Dan yang terakhir bahwa terlihat jelas bahwa Gereja pada umumnya tidak siap
menghadapi kemajuan teknologi. Tidak semua gereja bisa mengadakan ibadah
online karna tidak mempunyai infrastruktur yang cukup untuk mengadakan
ibadah online. Sehingga ada yang mengalami pemberhentian pelayanan gereja
selama beberapa saat dan ada yang akhirnya menuntup pelayanan gereja.3

Berdasarkan apa yang terjadi gereja mengalami mengalami masa-masa sukar dimana
tidak mudahnya pelayanan yang harus tetap dijalankan dengan banyaknya pembatasan yang
diberlakukan oleh pemerintah. Tidak hanya itu saja bahwa kondisi pelayanan gereja selama masa
pandemic mempengaruhi jumlah jemaat. Jemaat mengalami kemunduran dalam mengikuti
pelayanan gereja. Banyaknya akhirnya para jemaat yang tidak lagi mengikuti ibadah, karna
terjadinya proses kebiasaan yang akhirnya melupakan ibadah. Tidak hanya itu setelah akhrinya
pasca pandemic seperti saat ini akhirnya tidak sedikit jemaat yang akhirnya lebih nyaman dengan
kondisi ibadah melalui daring, karna mereka tidak perlu dituntut untuk rapi, displin secara waktu,
dan usaha untuk pergi ke gereja. Hal ini yang mengapa dampak akan hal ini bagi gereja bagian
yang buruk dari pertumbuhan kerohanian dan iman para jemaat.

Hingga akhirnya berkembangnya wujud gereja lainnya, bahwa para jemaat tidak perlu
untuk pergi kegereja dan berkumpul dan berjumpa mengalami interaksi secara langsung dengan
satu sama lainnya. Dengan kehadiran kemajuan teknologi yaitu “Metaverse”. Melalui media VR
(Virtual Reality) Para jemaat dapat bertemu dan mengikuti ibadah “Seakan-akan” secara
langsung. Hal ini masih banyaknya pihak yang kontra akan hal tersebut mengenai apakah bentuk
gereja seperti ini menjadi kudus?. Sebagai dasarnya kita akan kembali melihat pengertian dari
jemaat atau gereja sendiri bahwa gereja adalah suatu tempat dimana jemaat Tuhan dapat
berkumpul. Hal inilah yang ditarik oleh pihak-pihak yang pro akan bentuk gereja seperti ini.
Namun bukan berarti hal ini sudah menjadi kebijakan pasti yang akan disahkan oleh setiap
gereja.

Apa Yang Harus Dilakukan Gereja

Gereja harus segera sadar dan bangkit dari keterpurkan dan ketertinggalan, dampak yang
diakibatkan karna adanya pandemic sudah memberikan efek yang besar bagi gereja dan kepada
pertumbuhannya. Perlu adanya suatu perencanaan yang matang yang harus dipersiapkan oleh
setiap gereja untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada. Ada beberapa hal yang dapat

3
Michael Teng & Carmia Margaret, jurnal Teologi “ Sketsa pelayanan gereja sebelum, selama dan sesudah masa
Pandemi Covid-19
ditekankan oleh gereja untuk tetap dapat bangkit dan berkembang tanpa mengurangi kekudusan
dari pelayanan gereja itu sendiri.

1. Tetap mempertahankan Amanat Agung,


Gereja harus tetap menyampaikan Firman Allah dan menyelamatkan jiwa-jiwa yang
terhilang. Gereja harus tetap menjadi saksi kebenaran Firman Allah sehingga setiap orang
dapat percaya kepada Yesus Kristus yang sejatinya adalah Allah.
2. Gereja tetap menjalankan Tugasnya dalam bersaksi (Marturia), Bersekutu (Kainonia),
dan melayani (Diakonia).
ketiga unsur ini harus tetap menjadi bagian dan karakteristik dari gereja, sehingga Gereja
tetap menjadi tempat dimana jemaat Tuhan bersekutu, bersaksi dan melayani.
3. Tetap adanya karkateristik dari gereja
Gereja harus tetap mampu mempertahankan karakteristiknya sebagai bentuk dari
perwujudtan pertintah Allah dan menjaga kekudusan. Hal ini menjadi bagian penting
dalam pelayanan gereja
4. Gereja harus mampu mengupgrade pelayanan
Perlu adanya perkembangan dari suatu gereja tidak bisa hanya berada ditempat yang
sama, ketika pandemic melanda tentunya harus ada hal yang dilakukan gereja untuk tetap
pelayanan mereka berjalan, gereja harus dapat aktif dan kreatif. Maka hal ini harus tetap
menjadi bagian dalam gereja yang mau terus untuk diupgrade.
5. Gereja Harus tetap memperhatikan antar generasi
seringkali yang menjadi kendala dalam gereja terutama ketika masa pandemic, adanya
kesenjangan yang dimana biasanya ditemukan yang aktif dari hanya salah satu generasi
apakan itu generasi muda ataupun tua sehingga dari salah satu generasi dipinggirkan atau
kurang mendapatkan perhatian. Maka hal ini menjadi bagian penting dalam kemajuan
Gereja, bahwa semua generasi merupakan bagian penting dari jemaat.
6. Pelayan, Hamba Tuhan dan jemaat harus dapat bersatu
Setiap golongan harus mampu saling mengandalkan satu sama lain. Makna ekklesia atau
gereja sebenarnya harus dapat tertanam dalam gereja. Setiap orang harus menyatukan hati
dan saling bergantung satu sama lain untuk mempertahankan pelayanan gereja.
Berdasarkan bagian-bagian tersebut diharapkan gereja dapat mempertahankan bentuknya
yaitu tempat dimana jemaat Allah terkumpul dalam suatu komunitas, dimana setiap orang
percaya menjadi bagian atau anggota tubuh dari gereja ini. Setiap aspek dan tugas masing-
masing harus terus mengalami perkembangan tidak hanya setelah masa pandemic selesai namun
hingga seterusnya dan selamanya gereja terus mengalami perkembangan dan penyesuaian
dengan kemajuan jaman, sehingga apa yang Tuhan minta terhadap umatNya dapat tercipta
dengan baik dan gereja mampu menjadi garam dan terang dunia.

PENUTUP

Kesimpulan

Masa pandemic merupah aspek kehidupan masyarakat, gereja juga turut terkena
dampaknya. Namun gereja harus tetap menyadari bagaiamana kebutuhan dan perannya hadir
dalam masyarakat. Dengan apapun kondisinya gereja harus tetap mampu menjadi sumber
kerohanian setiap jemaat Tuhan. Sehingga tidak adanya penurunan ataupun pengurangan iman
dari setiap jemaat Allah. Gereja tetap terus bisa bangkit dan berkembang jika mereka terus mau
menyadari kekurangan mereka dalam pelayanannya. Bagiamana pun bentuk gereja, gereja harus
tetap menjadi bagian atau tempat dimana komunitas umat Allah dapat bersatu menajdi satu
anggota tubuh.

Anda mungkin juga menyukai