Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH ILMIAH

“GEREJA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DI TENGAH MASYARAKAT”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Dosen Pengampu:

Obed Kristinantyo, M.Th

OLEH

LINDA PELMELAY

111201914

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI INDONESIA JAKARTA

Desember 2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...i

PASAL

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang……………………………………………………………………….......3

Rumusan Masalah……………………………………………………………………......3

Pembahasan Masalah……………………………………………………………….........3

2. PEMBAHASAN

A. Pengertian Gereja........................................................................................................4
B. Tujuan dan ciri-ciri Gereja…………………………………………………………..6
C. Pengertian Masyarakat……………………………………………………………...10
D. Peran Gereja sebagai Agen perubahan didalam
Masyarakat………………………………………………………………………….10

3. PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………......12

BIBLIOGRAFI.........……………………………………………………………….... .....13

ii
PASAL 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Kita tahu sekarang bahwa banyak Gereja yang masih dalam berjalan menuju
Transformasi. Allah menginginkan Gereja agar semakin relevan, praktis, dan Efektif dalam
menjangkau Masyarakat bagi Kristus. Perlu belajar melakukan dengan Prinsip-Prinsip dinamis
dan Alkitabiah. Sebagai Gereja harus berkomitmen kepada Jemaat dan pekabaran Injil. Tuhan
ingin agar melihat dampak menakjubkan dari Tindakan Sederhana Gereja dalam Mempraktikan
kasih Allah baik dalam Jemaat maupun Masyarakat Luas.

Mempraktekan Kasih Kristus yang memenuhi kebutuhan Masyarakat di sekitar mulai


menjadi cara Hidup. Gereja harus melakukan proyek yang dapat memperdayakan Masyarakat
sehingga dapat menjadi berkat, membawa jiwa-jiwa kedalam kerajaan Allah, dan memuliakan
Tuhan. Tuhan mengajar Gereja-Nya untuk bertindak social, yaitu kebaikan dan kebajikan dan itu
sangat berarti bagi-Nya. Didalam Tuhan atas segala sesuatu, peduli akan setiap segi kehidupan
seluruh Masyarakat dan struktur Organisasinya. Mengabaikan keterlibatan memberdayakan
Masyarakat akan memudarkan citra Kristus dan melawan Panggilan Kristus untuk menjangkau
dunia yang berkekurangan dalam segala hal baik kebutuhan rohani, social, dan ekonomi dengan
kasih yang berbela Rasa. Yang bisa kita lakukan untuk Allah adalah apa yang bisa kita lakukan
bagi sesama. Yaitu Gereja harus menjadi Agen perubahan bagi Masyarakat.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Pengertian Gereja
B. Tujuan dan ciri-ciri Gereja
C. Pengertian Masyarakat
D. Peran Gereja sebagai Agen perubahan didalam Masyarakat.
III. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Untuk mengetahui Pengertian Gereja
B. Untuk mengetahui ciri-ciri dan Tujuan Gereja
C. Untuk mengetahui Pengertian Masyarakat
D. Untuk mengetahui Gereja sebagai Agen perubahan didalam Masyarakat

3
PASAL 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GEREJA

Sejak zaman Rasul-rasul mendapatkan perintah dari Tuhan untuk mengabarkan injil
kabar sukacita, dari situlah Gereja sudah ada. Gereja mula-mula pada saat itu adalah
sekumpulan orang-orang percaya yang bersekutu untuk beribadah kepada Tuhan. Dengan
adanya perkembangan gereja yang semakin luas pada setiap jamannya, maka kemudian
gereja dibagi kedalam wilayah-wilayah dan tempat yang tetap untuk beribadah, dari hal itu
kemudian berkembanglah pengertian akan sebuah gereja, berbagai pengertian dan
pemaknaan tersebut sebenarnya menuju kepada esensi yang sama secara non fisik mengenai
arti gereja tersebut. Dalam perkembangannya, secara fisik orang mengenal gereja sebagai
sebuah bangunan tempat umat Kristiani berkumpul untuk beribadah. Gereja cenderung
memperlakukan dirinya sebagai tubuh ilahi yang tak boleh tercemari hal-hal duniawi. Gereja
memahami dirinya sebagai institusi yang harus steril dari anasir-anasir politik. Wilayah
kehidupan politik adalah dunia yang kotor. Dengan kata lain, gereja mengabaikan dan
menghindari bahkan menolak dimensi sosial eksistensinya. 1Sebenarnya bangunan gereja
tersebut merupakan representasi makna dari gereja sebagai jemaat yang dinaunginya. Tetapi
kemudian pada perkembangan selanjutnya gereja hanya dianggap sebagai sebuah bangunan
saja, dan hanya sedikit orang yang mengetahui makna dan arti dari gereja yang sebenarnya

Dilihat dari asal usulnya Gereja dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari
Bahasa Portugis “igreja”. Dalam Bahasa Portugis merupakan serapan dari Bahasa Latin yang
diserap pula dari Bahasa Yunani “ekklêsia” yang berarti dipanggil keluar (ek = keluar; klesia
dari kata kaleo = memanggil). Jadi ekklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar
(dari dunia ini) untuk dapat memuliakan nama Allah. Dalam perkembangannya, seperti yang
telah disinggung sebelumnya gereja dalam Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti:

Arti pertama ialah “umat” atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima
sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukan sebuah gedung.

1
Ronald L. Johnstone, Religion in Society – A Sociology of Religion (New Jersey: Prentice
Hall, 1992), hlm. 1-dyb.
4
Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat
di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, atau pun tempat rekreasi. Jadi, tidak melulu
mesti di sebuah gedung khusus ibadah.
Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Misalkan Gereja
Katolik, Gereja Protestan, dll. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah
mazhab Kristen. Misalkan kalimat “Gereja menentang perang Irak”.
Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat
bisa berdoa atau bersembahyang. Gereja (untuk arti pertama) terbentuk 50 hari setelah
kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang
dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.

Dalam Alkitab Perjanjian Baru kata gereja dipakai untuk menggambarkan sifat-sifat gereja
(jemaat) tersebut. Dapat diketahui beberapa macam sebutan gereja tersebut antara lain:

A. Gereja Universal

Gereja Universal adalah gereja yang terdiri dari semua orang yang memiliki hubungan
pribadi dengan Yesus Kristus. Di sini digambarkan bahwa seluruh jemaat yang percaya dan
mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah bagian dari gereja universal tersebut,
sehingga tidak ada perbedaan diantara tiap-tiap anggota gereja karena Kristus telah menjadi
pemersatu jemaat- jemaat tersebut.

B. Gereja Lokal

Gereja Lokal adalah perkumpulan/kelompok orang yang bertemu dalam sebuah tempat/lokasi
secara khusus. Gereja lokal merupakan bagian dari Gereja Universal. Dalam Perjanjian Baru,
yang dimaksud Gereja Lokal yaitu jemaat-jemaat di masing-masing kota pada jaman Perjanjian
Baru. Beberapa tulisan Paulus dalam Perjanjian Baru merupakan surat kiriman kepada beberapa
jemaat lokal, antara lain jemaat yang berada di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose,
Tesalonika. Berea, Tiatira, dll. Seperti dicontohkan dalam kitab Galatia 1:1-2 “Dari Paulus,
seorang rasul, ... dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-
jemaat di Galatia.”.

C. Gereja sebagai Sebuah Perhimpunan/Perkumpulan

5
Gereja sebagai perhimpunan/perkumpulan dimaksudkan sebagai perhimpunan dari individu-
individu untuk suatu tujuan. Hal ini dapat dilihat dalam kitab 1 Korintus 11:18 “…bahwa apabila
kamu berkumpul sebagai jemaat…” Arliyanus Larosa mengatakan bahwa Misi social Gereja
adalah usaha yang dilakukan Gereja secara sadar dalam mencegah dan mengatasi masalah-
masalah yang muncul dittengah masyarakat.2 Gereja yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya
telah memiliki banyak sekali perkembangan, dari hal tersebut maka sangatlah mungkin terjadi
pergeseran-pergeseran makna, tata cara bahkan esensi gereja itu sendiri. Dari perjalanan
perkembangan gereja tersebut didapat beberapa pergeseran makna yang sebenarnya bukan
merupakan makna yang sesungguhnya dari gereja, tetapi hal ini telah ada dan mengakar pada
masyarakat diseluruh dunia bahkan kemudian lebih dikenal sebagai arti sebenarnya mengenai
gereja.

B. TUJUAN DAN CIRI-CIRI GEREJA

Adam di ciptakan sesuai dengan citra Allah. ia kemudian ditunjuk sebagai wakil Allah untuk
menguasai Dunia.3 Tetapi, bukannya mencerminkan citra Allah dan menguasai dunia ini melalui
tindakan yang mempraktikan karakter Allah, Adam malah memberontak dan memulai satu
proses pilihan yang egois. Alkitab menunjukan bahwa persis ketika itulah semua yang telah
Allah citakan menjadi Rusak. Sejak itu, disepanjang sejarah, Allah menebus ciptaan-Nya,
memulihkan kerusakan yang dimulai oleh Adam. Ia membuat perjanjian. Ia memilih suatu
bangsa sebagai model. Ia mengirim Anak-Nya. Langkah demi langkah, Ia menyingkap rahasia
ilahi-Nya- Misteri-Nya – bagaimana Allah akan memperbaiki kehancuran yang memulihkan
segala sesuatu dengan diri-Nya.

Memperkenalkan Rahasia

Dalam suratnya kepada jemaat di efesus, Rasul Paulus memperkenalkan rahasia kehendak-
kehendak Allah, rencana-Nya untuk memulihkan dunia yang dihancurkan oleh dosa. Allah
mengungkapkan Rahasia-Nya kepada Paulus. Paulus ingin memberitahukannya kepada manusia.
Sekarang, itu bukan lagi rahasia ilahi! Paulus menulis: “…Ia telah menyatakan rahasia
kehendak-Nya kepada kita sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang
dari semula telah ditetapkan-Nya didalam Kristus”.
2
Arliyanus Larosa. Misi social Gereja” (Bandung: yahya Ramaldi, 2001) hlm 4-5
3
Wakil. Seseorang yang bertindak pada posisi Penguasa, pemerintah atau tuan.
6
“Rahasia” itu secara garis besar adalah: segala sesuatu yang telah hancur oleh pemberontakan
Adam akan di bawa kembali ke dalam kesatuan dan damai. Sebelum Pencitaan, Allah telah
bermaksud bahwa Kristus akan datang dan memulihkan segala sesuatu kepada-Nya. Ini akan
terjadi ketika semua ciptaan tunduk pada rencana, kehendak, dan pemerintahan Sang Pencipta
melalui Kristus. Marilah kita memperhatikan kata-kata Paulus. Tujuan Rahasia Allah kata Paulus
adalah “mempersatukan didalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu baik yang disurga
maupun yang dibumi. Betapa Besarnya Dia, dari sekadar menjadi juruselamat Nasional bangsa
Yahudi yang diharap-harapkan! Bahkan sebutan “Juruselamat dunia” tidaklah cukup memadai
digunakan untuk menunjuk kepada Dia: Ia adalah Juruselamat alam semesta.4. kita menjadi
bagian dari Rahasia itu! Ketika Paulus bersiap-siap menyatakan rahasia itu, ia berdoa agar mata
para pembacanya terbuka dan sepenuhnya bisa mengenal warisan besar ini serta mengenal kuasa
kebangkitan yang ada pada mereka yang melaksanakan rencana besar Tuhan Allah.

Mengungkapkan Rahasia Ilahi.

Rahasia itu kata Paulus adalah untuk mempersatukan didalam Kristus sebagai kepala segala
sesuatu, baik yang disurga maupun yang dibumi. Ia kemudian mengungkapkan Rinciannya
kepada jemaat di Efesus. Rencana Allah memulihkan segala sesuatu dan Hikmat Allah beragam
dimensi. Rencana Allah bukanlah satu dimensi melainkan multi dimensi. Misteri itu tersembunyi
dalam diri Allah, yaitu kebenarankebenaran ilahi yang merupakan rencana Allah dalam
kekekalan. Misteri-misteri yang ditujukan oleh istilah rāz ini adalah penyingkapan tentang
sejarah di dunia, dimana Allah akan membangun kerajaan-Nya di bumi. Penyingkapan ini
bersifat progresif5. Rencana ini meluas. Agenda Allah tidak saja bersifat Rohani melainkan
memulihkan segala sesuatu yang telah hancur ketika kejatuhan manusia kedalam dosa. Ketika
jemaat menaati maksud Kristus, jemaat menyelenggarakan Rahasia itu dan menjadi tahu akan
berbagai ragam Agenda Allah. implikasi eklesiastik (mengenai Gereja) dari ayat sedemikian itu
sangat mengejutkan.6

4
F. Davidson, A.M. Stibbs, dan E.F. Kevin. The New Bible Commentary. Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 1968, hlm.10-18
5
band. Millard Erickson, Consince Dictionary Of Christian Theology (Grand Rapids: Baker
Book House, 1986), 143
6
Graelein Frank E. The Expositor’s Bible commentary, Vol. 11, 47. Grand Rapids MI:
Zondervan, 1978.
7
Ciri – Ciri Gereja yang memenuhi Tujuan Allah.

Gereja mempunyai sebuah tujuan Besar untuk mempertahankan dan memajukan Agenda
Allah bagi pemulihan segala sesuatu. Ini bukanlah tugas gampang. Untuk memenuhi tujuan
Allah ini, gereja perlu mempunyai Kuasa dan karakter Allah. mereka perlu diperdayakan.
Mereka perlu peduli akan apa yang menjadi perhatian Yesus dan yang menjadi Agenda-Nya
sebagai Pemimpin. Kita telah melihat bagaimana Rasul Paulus memberi tahu jemaat di Efesus
mengenai peran Kunci Gereja. Sekarang ketika kita mempelajari lagi suratnya kepada jemaat
Efesus, kita menemukan empat ciri khas yang Gereja perlukan jika ingin Efektif dalam
pelayanan Sang Pemimpin:

Kerendahan Hati (Ef 2:1-9)

Melalui pasal kedua surat Efesus, Kita dan seluruh dunia yang telah hancur yang tidak taat
sehingga menjadi sasaran murka Allah. karena kebaikan-Nya yang luarbesar, kita telah
diselamatkan. Keselamatan tidak ada hubungannya dengan kebajikan atau perbuatan baik kita.
Apapun peran yang Allah berikan kepada kita, itu haruslah sesuatu yang kita terima dan
harapkan dengan kerendahan hati yang besar. Khususnya bagi seorang hamba Tuhan, dimana
seharusnya ia menampakkan sikap rendah hati, tulus dan yang sangat penting adalah sebagai
hamba Tuhan harus memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan. 7 Tuhan yang dapat diperlukan
adalah peran dan sikap yang baik dalam memberikan pengaruh bagi orang lain agar orang-orang
yang melihatnya dalam hal ini jemaat dan Masyarakat dapat terpengaruh untuk hidup dalam
kebenaran firman Tuhan.8 Kerendahan hati akan menolong kita untuk tidak memandang posisi
kepemimpinan dalam Gereja maupun Masyarakat sebagai panggilan utama kita.

Kasih (Ef. 3:17-19)

Paulus tahu kalau kasih adalah kepenuhan Allah. kasih ini sangat tinggi, lebar dan panjang.
Kasih melampaui kemampuan kita berpikir untuk bisa memahaminya. Karena kasih ini adalah
7
1Hals Evan R. Siahan, “Aktualisasi Pelayanan Karunia Di Era Digital”, Epighraphe: Jurnal
Teologi dan Pelayanan Kristiani, no.1 (2017): 24.
8
Katarina and Krido Siswanto, “Keteladanan Kepemimpinan Yesus dan Implikasinya Bagi
Kepemimpinan Gereja Pada Masa Kini”, Evang elika: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan
Warga Jemaat, no. 2 (2018): 89.
8
kasih Allah, maka kasih ini tidak terhingga. Kasih ini adalah batu penjuru dari Agenda-Nya
untuk memulihkan ciptaan-Nya yang rusak. Nyatanya karya Allah begitu mengasihi dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang Tunggal. Kasih ini adalah kasih yang berbelas
kasihan. Paulus berdoa agar kita, gereja bahkan masyarakat akan berakar dan dibangun dalam
Kasih Allah yang besar agar mampu mengungkapkan kasih atau kepenuhan Kristus.

Gereja memang tidak selalu mencerminkan kasih yang besar, tetapi Gereja mempunyai
potensi melalui ketaatannya untuk melakukan Kasih Kristus yang berdampak bagi Masyarakat.
Inilah yang dilihat oleh Pratt sebagai keunikan khas golongan Kristen, di mana kehidupan
mereka menyentuh banyak bidang kehidupan9. Gereja diselamatkan melalui iman dan Gereja
disucikan melalui ketaatan. Yesus berfirman: Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan
tinggal didalam kasihKu, seperti Aku menuruti Perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-
Nya. Kita harus menaati Kristus seperti Ia setia kepada Bapa-Nya. Ketika kita melakukannya,
kita dapat mencerminkan kepenuhan dari kasih Allah dan Kristus kepada Masyarakat. Ini adalah
Kasih yang sama yang memenuhi kita ketika Kristus menebus kita. Ketika Gereja mencerminkan
Kasih ini, Kuasa Allah dilimpahkan. Siap menjangkau Masyarakat. Van Gemeren mengatakan,
tidak peduli apa latar belakang kita atau asal usul etnis kita, komunitas baru di dalam Kristus
termasuk di dalamnya menerima janji-janji keselamatan Allah.10

Pekerjaan Baik (Efesus 2:10; 4:11-12)

Pewartaan dan perbuatan keduanya dibutuhkan untuk memberitahkan injil secara Penuh.
Pewartaan, berkhotbah atau mengajar adalah penting. Namun pesannya yang tersembunyi
kecuali bila diikuti dengan perbuatan nyata. Perbuatan nyata adalah mengungkapkan secara
praktis akan injil kasih Allah. tindakan itu mempraktikan keberadaan Allah dan mengesahkan
pesan injil itu. Kita, gereja diciptakan didalam Kristus Yesus untuk melalukan pekerjaan baik,
yang Allah persiapkan untuk kita sebelumnya. Kebetulan, Gereja harus melakukan pekerjaan
baik yaitu menjadi agen perubahan di tengah-tengah masyarakat. Pekerjaan Baik adalah unsur
yang penting dari injil. Pekerjaan baik adalah cara-cara Praktis yang melaluinya gereja dipakai
Allah agar menyelesaikan agenda-Nya mendamaikan segala sesuatu termasuk masyarakat harus

9
Richard L. Pratt, He Gave Us Stories (Surabaya: Momentum, 2005), 414.
Willem A Van Gemeren, Penginterpretasian Kitab Para Nabi (Surabaya: Momentum,
10

2007),312.
9
dipulihkan agar supaya Gereja menjadi jawaban. Gereja harus melakukan pekerjaan baik yang
telah Allah perintahkan untuk dilakukan. Bukan pekerjaan baik yang dipilih gereja itu dan
kemudian meminta Allah untuk menyetujui dan memberkatinya.

C. PENGERTIAN MASYARAKAT

salah satu defenisi dari Masyarakat pada awalnya adalah “a union of families” atau
masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-keluarga. Awal dari
masyarakatpun dapat kita katakana berasal dari hubungan individu, kemudian kelompok yang
lebih membesar lagi menjadi suatu kelompok besar orang-orang yang disebut dengan
masyarakat. (Khairuddin,2008).

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup karena proses masyarakat.
Mayarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan
bermasyarakat selalu dijumpai saling berpengharu antar kehidupan individu dengan Kehidupan
Bermasyarakat. (Soetome 2009). Mayarakat terbentuk karena adanya satu individu dengan
individu lainnya. Masyarakat ada karena adanya juga komunikasi.

D. PERAN GEREJA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DITENGAH MASYARAKAT.

Peran Gereja di tengah masyarakat yang berubah adalah menjadi krusial saat ini.
Persoalannya adalah apakah setiap Gereja memahami akan perannya? Jika di kaji lebih
mendalam sebetulnya tidak ada pilihan lain bagi gereja, sebab gereja adalah bagian dari
masyarakat, apa yang terjadi di masyarakat akan mempengaruhi gereja, begitu juga apa yang
terjadi di gereja akan berdampak juga ke masyarakat.

Melalui jabatan dan peran sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus dan umat kepunyaan Allah pada hakikatnya gereja sebagai Tubuh Kristus melaksanakan
tujuan khusus, yaitu: “supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1Petr. 2:9).
Dengan keempat jabatan tersebut gereja/umat percaya memperoleh otoritas/kuasa, peran dan
tanggungjawab untuk menyampaikan kabar baik tentang perbuatan-perbuatan besar dari Allah
yang telah dinyatakan oleh Kristus. Dalam karya penebusan Kristus, gereja berperan menyatakan
pembebasan dari kuasa kegelapan untuk menuju masyarakat yang baru di dalam Kristus. Gereja

10
dipanggil untuk membawa perubahan dan pembaruan dalam masyarakat/dunia sehingga hidup
dalam terang keselamatan Allah.

Tugas panggilan dan peran baru gereja adalah menyatakan pemerintahan Allah yang telah
dinyatakan di dalam Kristus. Sebab melalui Kristus, Allah menyatakan realitas Kerajaan-Nya di
tengah-tengah kehidupan umat manusia sepanjang abad. Di Lukas 11:20 Yesus berkata: “Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang
kepadamu.” Di dalam inkarnasi dan karya serta kehidupan Yesus realitas Kerajaan Allah hadir.
Makna “Kerajaan Allah” yang dimaksud adalah kehadiran pemerintahan Allah yang dinyatakan
dalam karya Yesus yang memulihkan, menyembuhkan, memberdayaakan dan membawa
kehidupan baru. Karena itu makna “Kerajaan Allah Sebaliknya makna “Kerajaan Allah” di
dalam Kristus menunjuk pada realitas kehidupan yang dilandasi oleh nilai-nilai, spiritualitas dan
karakter Allah dalam kuasa kasih, pengampunan, kemurahan, keadilan dan kekudusan-Nya.
Dengan demikian realitas kuasa dan nilai-nilai Kerajaan Allah seharusnya merembes, meresapi,
dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sehingga menghasilkan daya cipta yang
transformatif.

PASAL 3
PENUTUP

11
Kesimpulan
Gereja tidak boleh membanggakan diri dari segala yang telah dikerjakan atas nama
Kekristenan. Gereja telah sering bertobat dari kesalahannya. Meskipun demikian, gereja
mempunyai peran penting yang dilemban di dalam kisah Tuhan. Hakekat Gereja mengakui
bahwa injil itu akan mentransformasi kehidupan individu atau masyarakat. Gereja
konservatif kehilangan beberapa hubungan sejarahnya dengan gereja yang mengubah
masyarakat. Sedangkan gereja dipengharui teologi liberal kehilangan semangatnya atas
pertobatan rohani.
Allah mempunyai sebuah Agenda besar dan Ia memerintahkan gereja untuk
melaksanakannya, memperbaiki kehancuran, mentransformasi tiap orang dan masyarakat,
dan untuk memungkinkan terjadinya perubahan seandainya Yesus menjadi pemimpin
daerah. Gereja Berperan dalam Transformasi masyarakat dan budaya mereka secara
keseluruhan. Penting sekali gereja menjadi garam dan terang bagi Masyarakat. Sehingga
akhirnya Gereja dapat menjadi Jawaban bagi permasalahan Masyarakat yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

12
Ronald L. Johnstone. 1992. Religion in Society – A Sociology of Religion. New Jersey: Prentice
Hall.

Arliyanus Larosa.2001. Misi social Gereja” Bandung: yahya Ramaldi.

Davidson, A.M. 1968. The New Bible Commentary.Grand Rapids, MI: Eerdmans.

Millard Erickson, 1986. Consince Dictionary of Christian Theology. Grand Rapids: Baker Book
House.

Graelein Frank E. 1978. The Expositor’s Bible commentary, Vol. 11, 47. Grand Rapids MI:
Zondervan.

Hals Evan R. Siahan, “Aktualisasi Pelayanan Karunia Di Era Digital”, Epighraphe: Jurnal
Teologi dan Pelayanan Kristiani, no.1 (2017): 24.

Katarina and Krido Siswanto, “Keteladanan Kepemimpinan Yesus dan Implikasinya Bagi
Kepemimpinan Gereja Pada Masa Kini”, Evang elika: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan
Warga Jemaat, no. 2 (2018)

Richard L. Pratt. 2005. He Gave Us Stories. Surabaya: Momentum.

Willem A Van Gemeren. 2007. Penginterpretasian Kitab Para Nabi. Surabaya: Momentum.

13

Anda mungkin juga menyukai