Anda di halaman 1dari 3

Mengekspresikan rasa takutnya, takut ditolak, dan takut ditinggalkan.

2. Pribadi yang Krisis Perceraian

Para ahli memberikan rumusan yang bervariasi tentang apa yang dimaksud

dengan krisis. Clinebel,30 misalnya menuliskan :

“… a cricis accours a person when his usual problem solving activities are

blocked or ineffeltive, allowing the need tension to rise unabated”.

Kemudian Howard W. Stone,31 menyebutkan bahwa:

“… the person in cricis is one hes begun to lose perspective, feel anxious, frequently

without hope, whose future seems to be blocked out, who even as lost siht of some of

his own past”.

Dan Widi Artanto,32 menyebutkan krisis itu adalah selalu mempunyai dua

dimensi, yaitu menunjukkan adanya suatu yang berbahaya dan juga menunjukkan

adanya suatu kesempatan untuk terjadi perubahan.

Dari apa yang dikatakan oleh para ahli di atas bahwa orang yang mengalami

krisi ialah apabila kemampuannya menyelesaikan masalah sendiri tidak berfungsi lagi,

sudah terbendung, tidak bis berjalan atau “mengalir” lagi bagaimana biasa. Bukan

hanya itu, tetapi juga tidak bias mundur, tidak ad jalan keluar lagi. Semuanya saling

menghimpit, sesak, saling mengganggu antara yang satu dengan yang lain. Dengan kata

lain dapat dikatakan bahwa krisis ialah dimana “perjalanan” hidup seseorang

terbendung dengan tiba-tiba, tidak ada jalan keluar lagi, sehingga identitasnya menjadi

30
H.J. Clinebell, Basic Types of Pastoral Counseling, Nashville: Abingdom Press, 1970, hal 158
31
Howard W. Stone, Op-Cit. hal.7
32
Wini Artanto, Menjadi Gereja Missioner Dalam Kontkes Indonesia, Kanisius-BPK Gunung Mulia
Jakarta, 1997, hal. 7

85
goncang. Namun apabila adanya penanganan secara propesional akan mendapat

kesempatan yang baik kea rah pertumbuhan yang lebih sempurna.

3. Jenis Krisis

Menurut H. Norman Wright,33 mengatakan ada dua bentuk krisis itu antara lain :

a. Krisis Normal (developmental crisi).

Menurutnya krisis normal ini terjadi sebagai bahagian dari proses pertumbuhan

(hidup). Misalnya, penyesuaian diri dengan pernikahan, hamil pertama, pengalaman

menjadi ibu atau bapak, konflik oedipal, berada dalam unsure tertentu dalam

perkembangan, masa adolensensi, pergantian tugas, umur setengah baya menopause.

b. Krisis Abnormal (accidental situasional)

Krisis ini terjadi sebagai akibat dari kejadian yang tidak terduga, tiba-tiba tidak

diharapkan, tidak biasa terjadi, misalnya, kehilangan sumber penghasilan, kehilangan

pekerjaan, kecelakaan, bencana alam, perang, penyakit mental, penyakit yang

mengancam hidup, alkoholisme, balu, kematian akan, cacat fisik, dan lain sebagainya.

b.Faktor-faktor yang saling mempengaruhi terjadinya suatu krisis.

Factor-faktor yang saling mempengaruhi terjadinya krisis, antara lain dikatakan

oleh H.Norman Wright34 sebagai berikut:

1. Peristiwa atau kejadian berbahaya yang melahirkan suatu ancaman

33
H. Norman Wright, Op-Cit, hal. 12-13
34
H. Norman Wright, Ibid

86
2. Ancaman terhadap kebutuhan instinktif yang secara simbolis mempunyai mata

rantai dengan ancaman sebelumnya (mengakibatkan mudah tersinggung, atau

mudah jatuh pada suatu konflik).

3. Ketidak mampuan merespon sesuatu peristiwa dengan mekanisme penyesuian

yang memadai.

Dari uraian H. Norman Wright di atas kita memperoleh gambaran umum tentang

terjadinya suatu krisis, yaitu hasil evaluasi seseorang terhadap sesuatu peristiwa. Seperti

pernah disinggung diatas, bahwa pandangan hidup, kepercayaan dan norma-norma yang

terpengaruh dalam diri seseorang dan dalam masyarakat tentu sangat berpengaruh

dalam hasil evaluasinya terhadap kejadian yang mengancam itu. Sudah tentu standard

yang digunakan untuk mengevaluasi satu “stressor” tidak selalu sama bagi setiap orang.

Oleh karena itu tidak jarang terjadi bahwa “stressor” yang sama tidak menimbulkan

krisis yang sama bagi setiap orang.

Dengan berpegang kepada prinsip bahwa Tiur harus dipandang sebagai pribadi

yang unik dan yang sedang berada dalam situasi krisis, yaitu krisis abnormal

(accidental/situasional krisis) sebagaimana menurut uraian di atas, maka dapat diambil

kesimpulan antara lain :

Kesimpulan.

Dari analisa psikologs di atas, dapat disimpulkan bahwa Tiur mengalami emosi

yang tidak stabil, berhubungan dengan dirinya yang mandul,

87

Anda mungkin juga menyukai