Anda di halaman 1dari 38

VENY ELITA, MN (MH)

DEPT. KEPERAWATAN JIKOM-PSIK UR



TUJUAN
Memahami pengertian krisis dan jeisnya
Menjelaskan fase2 terjadinya krisis
Menjelaskan faktor2 penyebab krisis
Menjelaskan asuhan keperawatan krisis
2
Definisi
Krisis = kejadian tiba2 dalam kehidupan seseorang
yang mengubah homeostasis, yang terjadi ketika
mekanisme koping yang biasa digunakan tidak
berhasil menyelesaikan permasalahan (Lagerquist,
2001, p.340).

3
lanjutan
Krisis adalah reaksi berlebihan
terhadap situasi yang mengancam saat
kemampuan menyelesaikan masalah
yang dimiliki klien dan respons
kopingnya tidak adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan
psikologis (Stuart & Sundeen, 1998)

4
Fase-fase krisis
(Caplan 1964 dalam Townsend, 2005)
1. Individu terpapar pada suatu faktor
presipitasi stress. Kecemasan , individu
menggunakan teknik pemecahan masalah
sebelumnya.
2. Ketika teknik problem-solving
sebelumnya gagal kecemasan
semakin meningkat

5
Fase-fase krisis
3. Seluruh sumber baik internal maupun eksternal
digunakan untuk mengatasi masalah dan
mengurangi rasa tidak nyaman. Jika efektif,
resolusi dapat terjadi
4. Jika resolusi tidak tercapai di fase 4, kecemasan
akan mencapai level panik. Fungsi kognitif
terganggu, emosi labil dan perilaku dapat
menunjukkan adanya pemikiran psikotik.
6
Faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis
pada seseorang
1. Persepsi individu terhadap suatu
kejadian
2. Adanya pendukung situasional
3. Adanya mekanisme koping yang
adekuat
7
Tipe-tipe krisis (Townsend, 2003
and Shives, 1998)
1. Krisis disposisional (penempatan yang salah):
sebuah respon akut terhadap stressor eksternal
yang sifatnya situasional :
2. Krisis yang terjadi karena antisipasi transisi
kehidupan : transisi siklus kehidupan normal
yang dapat diantisipasi namun berakhir karena
individu kekurangan kontrol :
mis: kuliah di tempat yang jauh/ jauh dari orang
tua
8
Tipe-tipe Krisis
3. Akibat stress traumatik : krisis yang dicetuskan oleh
stressor eksternal melebihi kontrol individu dan
individu merasa sangat terbebani oleh stressor
tersebut : diperkosa, dicerai, PHK,kehilangan rumah
karena angin topan, gempa, banjir
4. Krisis maturasi atau perkembangan: krisis yang terjadi
sebagai respons terhadap situasi yang mentrigger
emosi berhubungan dengan konflik dalam kehidupan
seseorang : remaja, perkawinan, usia lanjut
5. Reflek psikopatologi : kondisi psikopatologi yg
merupakan predisposisi tjdnya krisis: neurosis,
skizofrenia
6. Kedaruratan psikiatri: krisis dimana fungsi umum
telah terganggu dan individu tidak mampu untuk
memegang tanggung jawab personalnya: usaha bunuh
diri, overdosis obat, dll

9

Jenis krisis (Stuart&Sundeen, 1998)

Krisis perkembangan terjadi sebagai
respons terhadap transisi dari satu
tahap maturasi ke tahap lain dalam
siklus kehidupan (misalnya., beranjak
dari remaja ke dewasa).
10
lanjutan
Krisis situasional terjadi sebagai respons terhadap
kejadian yang tiba-tiba dan tidak terduga dalam
kehidupan seseorang. Kejadian tersebut biasanya
berkaitan dengan pengalaman kehilangan (misalnya.,
kematian orang yang dicintai).
Krisis adventisius terjadi sebagai respons terhadap
trauma berat atau bencana alam. Krisis ini dapat
memengaruhi individu, masyarakat, bahkan negara.


11
Kontinuum respons pada Krisis
Respons Adaptif respons Maladaptif


Pertumbuhan fungsi prekrisis disorganisasi

Pertumbuhan : krisis dapat diselesaikan
Fungsi prekrisis : Kondisi sebelum krisis
Disorganisasi : ketidakmampuan menyelesaikan
masalah
Gejala umum individu yang mengalami Krisis
Gejala Fisik Keluhan somatik (mis., sakit kepala, gastrointestinal, rasa
sakit)
Gangguan nafsu makan (mis., peningkatan atau penurunan
berat badan yang signifikan)
Gangguan tidur (mis., insomnia, mimpi buruk)
Gelisah; sering menangis; iritabilitas
Gejala
Kognitif
Konfusi; sulit berkonsentrasi
Pikiran yang kejar mengejar
tidak mampu mengambil keputusan,
Gejala
Perilaku
Disorganisasi
impulsif ledakan kemarahan.
Sulit menjalankan tanggung jawab dan peran yang biasa, menarik
diri dari interaksi sosial
Gejala
Emosional
Ansietas : marah, merasa bersalah,
Sedih: depresi
Paranoia:curiga
Putus Asa : tidak berdaya
Pertimbangan Umum
Krisis terjadi pada semua individu pada suatu saat atau
saat yang lain
Krisis tidak selalu bersifat patologis, krisis juga dapat
menjadi stimulus
Krisis sangat terbatas dalam hal waktu (4-6 minggu)
Persepsi individu terhadap masalah yang dihadapi
dapat menentukan krisis
Faktor penyeimbang merupakan hal yang penting
dalam memprediksi hasil dari respons individu
terhadap krisis
Urutan perkembangan krisis:

Periode prakrisis : individu memiliki
keseimbangan emosional
Periode krisis : individu dengan
pengalaman subjektif berupa kekecewaan
Periode paska krisis: resolusi krisis
Konseling Krisis
Konseling krisis merupakan proses pemberian
bantuan seseorang kepada orang lain dalam suatu
masalah melalui pemahaman terhadap fakta, harapan,
kebutuhan dan perasaan pasien.

Intervensi Krisis
A. Bantuan
- U/ individu yang mengalami krisis meliputi konseling
melalui telepon, hotlines, dan konseling krisis singkat (1
sampai 6 sesi).
Bantuan untuk kelompok atau komunitas yang mengalami
krisis.
- Kelompok Komunitas
Tim bantuan krisis
Tim interdisipliner inimemberikan layanan bagi kelompok
atau komunitas yang mengalami kejadian krisis tertentu.
Tim bantuan bencana
Tim ini memiliki rencana yang terorganisir untuk membantu
segmen-segmen besar populasi yang terkena bencana alam.
Konseling stres akibat krisis
Bantuan ini ditujukan untuk kelompok profesional, seperti
petugas rumah sakit, polisis dan pemadam kebakaran, yang
terlibat dalam situasi krisis.

B. Peran perawat

Perawat memberikan layanan langsung pada orang-orang
yang mengalami krisis da bertindak sebagai anggota tim
intervensi krisis (ANA, 1994).

Perawat di lingkungan rumah sakit akut dan kronik
membantu individu dan keluarga berespons terhadap
krisis penyakit yang serius, hospitalisasi, dan kematian.
Perawat di lingkunagn masyarakat (mis., kantor, klinik
rumah, sekolah, kantor) memnerikan bantuan pada
individu dan keluarga yang mengalami krisis situasional
dan perkembangan.

Lanjutan..
Perawat yang bekerja dengan sekelompok klien
tertentu harus mengantisipasi situasi dimana krisis
dapat terjadi.
Keperawatan ibu dan anak.
Perawat harus mengantisipasi krisis seperti kelahiran
bayi prematur atau lahir mati, keguguran dan lahir
abnormal
Keperawatan pediatrik.
Perawat harus mengantisipasi krisis seperti awitan
penyakit serius, penyakit kronis atau melemahkan,
cedera traumatik, atau anak menjelang ajal.


lanjutan

Keperawatan medikal-bedah.
Perawat harus mengantisipasi krisis seperti
diagnosis penyakit serius, penyakit yang
melemahkan, hospitalisasi karena penyakit akut
atau kronis, kehilangan bagian atau fungsi tubuh,
kematian dan menjelang ajal.
Keperawatan gerontologi.
Perawat harus mengantisipasi krisis seperti
kehilangan kumulatif, penyakit yang melemahkan,
ketergantungan, dan penempatan di rumah
perawatan.



lanjutan
Keperawatan darurat.
Perawat harus mengantisispasi krisis seperti trauma
fisik, penyakit akut, krisis perkosaan, dan kematian.
Keperawatan psikiatri.
Perawat harus mengantisipasi krisis seperti
hospitalisasi akibat penyakit jiwa, stressor kehidupan
karena sakit jiwa yang serius, dan bunuh diri.
Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lain untuk membantu individu mengatasi situasi
krisis.
Prinsip intervensi krisis

1. Tujuan intervensi krisis adalah mengembalikan individu
ke tingkat fungsi sebelum krisis.
2. Penekanan intervensi ini adalah memperkuat dan
mendukung aspek-aspek kesehatan dari fungsi individu.
3. Dalam intervensi krisis, pendekatan pemecahan masalah
digunakan secara sistematis (serupa dengan proses
keperawatan), yang meliputi:
a. mengkaji persepsi individu terhadap masalah, serta
mengkaji: kelebihan dan kekurangan sistem pendukung
individu dan keluarga.

lanjutan
b. Merencanakan hasil yang spesifik dan tujuan
yang didasarkan pada prioritas.
c. Memberikan penanganan langsung(mis.,
menyediakan rumah singgah bila klien diusir
rumah, merujuk klien ke rumah perlindungan
bila terjadi penganiyaan oleh suami atau istri).
d. Mengevaluasi hasil dari intervensi.


lanjutan
4. Hierarki Maslow.
Kerangka kerja hierarki Maslow tentang kebutuhan
dapat membantu menentukan prioritas intervensi.

a. Sumber daya fisik diperlukan untuk bertahan hidup
(mis., makanan, rumah singgah, keselamatan).
b. Sumber daya sosial diperlukan untuk mendapatkan
kembali rasa memiliki (mis., dukungan keluarga,
jaringan kerja sosial, dukungan komunitas).
c. Sumber daya psikologis diperlukan untuk
mendapatkan kembali harga diri (mis., penguatan
yang positif, pencapaian tujuan).


Lanjutan..
5. Petugas intervensi krisis. Peran petugas intervensi
krisis mencakup berbagai fungsi berikut ini.
a. Membentuk hubungan dan mengomunikasikan
harapan serta optimisme.
b. Melaksanakan peran yang aktif dan mengarahkan,
bila perlu.
c. Memberikan anjuran dan alternatif (mis., membuat
rujukan ke lembaga yang tepat, seperti lembaga
kesejahteraan anak atau klinik medis).
d. Membantu klien memilih alternatif.
e. Bekerja sama dengan profesional lain untuk
mendapatkan layanan dan sumber daya yang
diperlukan klien.

Proses Keperawatan Krisis
8 langkah dasar
Intervensi langsung
Mengambil tindakan
Mencegah suatu kehancuran
Membangun harapan dan kemungkinan masa
depan yang positif
Memberi dukungan
Pemecahan masalah yang terfokus
Membangun harga diri
Menanamkan rasa percaya diri
Asuhan Keperawatan Krisis
A. Pengkajian
Identifikasi kejadian pencetus dam situasi krisis
Tentukan persepsi klien tentang krisis yang dihadapi,
meliputi kebutuhan utama yang terancam krisis, tingkat
gangguan hidup, dan gejala-gejala yang dialami klien.
Tentukan faktor-faktor penyeimbang yang ada, meliputi
apakah klien memiliki persepssi yang realistis terhadap
krisis yang terjadi, dukungan situasional (mis, keluarga,
teman, sumber daya finansial, sumber daya spiritual,
dukungan masyarakat), dan penggunaan mekanisme
koping.
Identifikasi kelebihan klien
Pengkajian
PRINSIP
Data tentang sifat dan efek dari krisis
Identifikasi area yang butuh intervensi krisis dan area
yang butuh penanganan lanjut
Bentuk dan bina hubungan yang positif
AREA KAJIAN
a) Stressor
Harga diri, role mastering, ketergantungan, fungsi
biologis
Fokus : kehilangan, ancaman atau tantangan
Cara:
Ada apa anda datang hari ini?
Coba ceritakan kejadiannya
Kapan hal itu terjadi?
Apakah sebelumnya pernah terjadi?
b) Persepsi pada kejadian
Fokus : pandangan/perasaan individu terhadap
kejadian
Cara : coba jelaskan bagaimana perasaan anda setelah
kejadian?
c) Sumber koping yang dimiliki
Fokus : kekuatan dan keterampilan koping
Cara :
Apakah hal yang sama pernah terjadi?
Bagaimana anda mengatasi yang lalu?
Apakah sudah anda coba?
Apa yang telah Anda coba selama ini untuk mengatasi krisis
tersebut ?
Jika sudah dicoba bagaimana hasilnya?
d) Sumber sistem pendukung
Fokus : sistem pendukung : sosial dan institusional
Cara :
Apakah anda tinggal sendiri/klg/teman?
Siapa orang yg plg dekat dg anda?
Siapa org yag dpt membantu anda?
Siapa yang Anda rasa sangat banyak membantu atau
mendukung Anda?
B. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh
2. Koping komunitas tidak efektif
3. Koping individu tidak efektif
4. Ketidakberdayaan
5. Keputusasaan
6. Ketakutan
7. Sindrom trauma perkosaan
8. Perubahan kinerja peran
9. Distres spiritual
10. Resiko kekerasan

C. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan :
Menyelesaikan krisis
Mengembalikan kepada fungsi sebelum krisis
Meningkatkan fungsi lebih tinggi dari prekrisis

Langkah-langkah:
1. Gunakan pendekatan orientasi realita : here and now
2. Temani individu selama panik
3. Bentuk hubungan kerja terapeutik
4. Hindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele
5. Ciptakan suasana u/ mengungkapkan perasaan
6. Tindakan khusus untuk kekerasan, bunuh diri dan panik


lanjutan
7. Klarifikasi masalah klien
8. Bantu individu menetapkan faktor presipitasi
9. Hindari reinforcement ttg perasaan marah, bersalah, tidak
berdaya dan putus asa
10. Bimbing menyelesaikan masalah:
a) bantu individu menghadapi sumber krisis
b) dukung individu melakukan perubahan
c) dukung mengidentifikasi hal2 yg tdk dpt diubah
d) bantu mengidentifikasi koping
e) diskusikan alternatif strategi penyelesaian masalah disertai
keuntungan dan kerugian
f ) bantu memilih yang cocok u/individu
11. Identifikasi sumber2 lain :
a) sistem pendukung
b) hub. Sosial yang baru
12. Dukung kelebihan klien dan penggunaan tindakan
koping
13. Gunakan pendekatan pemecahan masalah.
14. Lakukan intervensi untuk mencegah rencana menyakiti
diri sendiri atau bunuh diri.
a. Kenali tanda-tanda bahaya akan adanya kekerasan
terhadap diri sendiri.(mis ; klien secara langsung
mengatakan akan melakukan bunuh diri, menyatakan
secara tidak langsung bahwa ia merasa kalau orang lain
akan lebih baik jika ia tidak ada, atau adanya tanda-tanda
depresi)
b. Lakukan pengkajian tentang kemungkinan bunuh diri
c. singkirkan semua benda yang membahayakan dari
tempat atau sekitar klien.
d. Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan jiwa untuk
menentukan apakah hospitalisasi perlu dilakukan atau
tidak.

Lanjutan..
Lakukan Intervensi untuk mencegah rencana
menyakiti diri sendiri atau bunuh diri:
Kenali tanda2 bahaya akan adanya kekerasan terhadap
diri sendiri
Lakukan pengkajian ttg kemungkinan bunuh diri
Singkirkan semua benda yang membahayakan dari
sekitar klien
Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan jiwa untuk
menentukan apakah hospitalisasi perlu dilakukan atau
tidak.
Evaluasi hasil
Keselamatan klien, keluarga, dan masyarakat dapat
dipertahankan sebagai hasil dari intervensi yang adekuat
terhadap ekspresi perilaku yang tidak terkendali.
Klien mengidentifikasi hubungan antara stresor dengan
gejalayang dialami selama krisis.
Klien mengevaluasi solusi yang mungkin dilakukan untuk
mengatasi krisis.
klien memilih berbagai pilihan solusi.
Klien kembali ke keadaan sebelum krisis atau
memperbaikisituasi atau perilaku.


Fasilitas Intervensi Krisis
1. Setting :
maternitas, anak, geriatri
IGD,ICU,ICCU
Komunitas & klg
2. Terapi modalitas krisis
Program Mobile Crisis
Kerja kelompok (TAK)
HOT Line
TIM DISASTER
Pendidikan kesehatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai