Anda di halaman 1dari 76

KONSELING DASAR ADIKSI

NAPZA
Vinna Caturinata, M.Psi., Psikolog

TUJUAN PEMBELAJARAAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
konseling dasar adiksi.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Menjelaskan kriteria konselor (4)
Menjelaskan tahap-tahap perubahan perilaku (7)
Menjelaskan prinsip dasar konseling (23)
Menjelaskan konseling adiksi (38)
Cara mengatasi resistensi (67)

Pokok Bahasan
1. Kriteria menjadi seorang konselor
2. Tahap perubahan perilaku
3. Prinsip dasar konseling
4. Konseling dasar narkotika

Pokok Bahasan 1 : Kriteria Menjadi


Seorang Konselor
Konselor mampu menjadi pendengar aktif
Berempati pada klien
Proses konseling bersifat rahasia
Tidak bersikap judgmental
Bersikap hangat
Memiliki rasa hormat
Bertanggungjawab
Bersikap jujur
Memiliki sensitivitas terhadap kebutuhan klien
Bersikap fleksibel

MODEL-MODEL
KONSELOR
Trained counselor:
Psikiater, Psikolog, Pekerja Sosial Profesional
Para counselor/ Co-Trained:
Perawat, Pekerja Sosial, Certified counselor
Peer counselor:
Teman sebaya

Therapeutic Alliance
Hubungan teraputik antara konselor dan klien
dengan ciri sebagai berikut:
Kelekatan interpersonal yang positif antara konselor
dan klien
Rasa empati dalam keterlibatan konselor
Keterlibatan yang aktif antara konselor dan klien
dalam proses konseling
Kesepakatan (Agreement) tujuan dari proses
konseling antara konselor dan klien

Kompetensi Konselor
Sudah mengikuti pelatihan yg tersertifikasi
dan supervisi.
Delapan dimensi praktik yg perlu untuk kinerja yg
efektif dari peran konselor:
(1) Evaluasi klinis, mencakup screening dan assesment
(2) Perencanaan treatment
(3) Rujukan
(4) Koordinasi layanan
(5) Konseling individu, kelompok, dan keluarga
(6) Edukasi klien, keluarga, dan komunitas
(7) Dokumentasi
(8) Tanggungjawab etik dan profesional

POKOK BAHASAN 2 : TAHAP


PERUBAHAN PERILAKU
James O. Prochaska, John C. Norcross dan
Carlo C. DiClemente :
Tahap Pra-perenungan (precontemplation)
Tahap Perenungan (contemplation)
Tahap Persiapan (preparation)
Tahap Aksi (action)
Tahap Mempertahankan (maintenance)
Kekambuhan (recycling and relapse)

Konselor pada tahap


perubahan .
Memahami tahap kesiapan
Mengetahui respon yang tepat dalam
memfasilitasi individu bergerak ke sebuah tahap
kesiapan yg lebih tinggi.

10

Tahap-tahap Perubahan

1. Pre-Contemplation
6. Relapse
2. Contemplation

5. Maintenance
3. Preparation
4. Action

(Source: Prochaska & DiClemente, 1982; 1986)

Pre-contemplation
Saya tidak mempunyai
masalah.

Individu tidak mempertimbangkan atau


tidak ingin mengubah perilaku khusus.

11

Contemplation

12

Mungkin saya mempunyai


masalah.

Contemplation Individu sedang

PreContemplation

mempertimbang
kan tentang
mengubah
sebuah perilaku

13

Preparation
Saya harus
melakukan
sesuatu.

Preparation

Contemplation

PreContemplation

Individu dg sungguhsungguh mempertimbangkan dan


merencanakan untuk
mengubah sebuah
perilaku dan telah
mengambil langkahlagkah ke arah
perubahan.

14

Action
Action
Saya siap
Preparation
memulai.

Individu secara
aktif melakukan
sesuatu untuk
mengubah atau
memodifikasi
perilaku.

Contemplation

PreContemplation

107

Maintenance

15

Bagaimana
saya
meneruskan?

Action

Maintenance
Preparation

Contemplation

PreContemplation

Individu terus
mempertahankan
perubahan
perilaku sampai
perilaku itu
menjadi
permanen.

16

Relapse
Action
Maintenance

Relapse

Preparation

Contemplation

Apa yang salah?

PreContemplation

Individu
kembali ke pola
perilaku yang ia
telah mulai
ubah.

Pre-contemplation
Penyangkalan atau kurangnya kesadaran pasien
Tantangan teraputik :
Penyampaian informasi, membentuk trust, menciptakan
keraguan
Mengedukasi pasien mengenai pengaruh dan risiko
narkotika.
Memotivasi klien untuk melakukan gaya hidup sehat
(healthy life style)
Memotivasi klien membangun konsep diri dan identifikasi
hambatan pemulihan

Contemplation
Klien mulai menyadari bahwa dirinya
bermasalah dan berkeinginan untuk
menyelesaikannya.
Tantangan Teraputik :
Beri dukungan dalam proses perubahan klien
Beri umpan balik yg positif (positif feedback),
lakukan konfrontasi dengan cara yang proper.
Berikan Reinforcement (peguatan) untuk
perjuangan dan keberhasilan klien

Preparation
Klien sudah membuat keputusan untuk
melakukan perubahan
Tantangan Teraputik :
Memperkuat motivasi untuk berubah
Mengidentifikasi hambatan yg ada
Menolong klien membuat perencanaan
perilaku dalam
Mendukung perubahan

Action
Awal dari proses pemulihan Klien bekerja
sama dengan konselor dalam mengevaluasi,
merencanakan dan melakukan sebuah
rencana konseling

Tantangan Teraputik :
Mendukung usaha perubahan dan menguatkan
komitmen
Mengidentifikasi faktor yang bisa menjadi ancaman
dalam program pemulihannya sehingga mencetuskan
kekambuhan

Maintenance
Pasien telah membuat perubahan kognitif yang mendukung mereka
bebas dari penggunaan narkotika
Tantangan Teraputik :
Konselor harus mengenali ketidaknyamanan yang dialami klien
Beberapa klien bahkan membutuhkan pertolongan sotf-skills
untuk meningkatan sense of empowerment/ Keberdayaan
klien
Mis : komunikasi yang efektif, cara untuk memecahkan
masalah, atau keterampilan relasional lainnya.

Kekambuhan
Hasil perubahan belum menetap karena
individu berada pada situasi risiko tinggi
Klien mengalami ambivalensi (kegamangan)
untuk mencoba lagi
Tantangan Teraputik :
Pertanyaan penting pada tahap ini: Apakah
tujuan dari perubahan saat ini?
Bantu klien dalam menghadapi ambivalensi
Evaluasi komitmen untuk berubah
Identifikasi dan atasi hambatan yang ada

Pokok Bahasan
3:
Prinsip Dasar Konseling

Konseling
Proses untuk membantu seseorang belajar
menyelesaikan masalah interpersonal,
emosional dan memutuskan hal tertentu, yg
merupakan proses dinamis berdasarkan
hubungan kolaboratif

Tujuan konseling
1. Membantu kemampuan klien untuk
mengambil keputusan yg realistik
2. Menuntun perilaku klien agar mampu
mengemban konsekuensinya
3. Memberikan informasi dan edukasi

Konseling melibatkan
beberapa hal
Hubungan yang interaktif antara konselor
dengan klien
Kolaborasi antara konselor dengan klien
Memiliki ketrampilan sebagai konselor dan
teknik mengajarkan
Memberi penguatan positif
Mendukung secara emosional
Terekam dengan baik
Sesi wajib tercatat dan ada supervisi

Fokus pada konseling


Tujuan terapi
Modalitas terapi yg akan digunakan
Perencanaan terapi
Jadwal utuk pertemuan/sesi
Frekuensi dan intensitas terapi
Potensi melibatkan orang lain yang bermakna
Terminasi dari terapi

Kriteria Konseling
Fokus pada masalah klien
Percakapan dua arah (two way communication)
Terstruktur : menyambut, membahas,
membantu menetapkan pilihan, mengingatkan
Bertujuan membantu klien untuk mengenal
dirinya, memahami permasalahannya, melihat
peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya
Memerlukan kemampuan melakukan
komunikasi interpersonal
Dilakukan dalam suasana yang menjamin rasa
aman dan nyaman

Tugas seorang konselor dalam


konseling individual
Membuat kontrak dengan klien (waktu,
kedudukan antara klien dan konselor, tujuan)
Membentuk sebuah hubungan menolong
dengan klien di cirikan dengan :
kehangatan (warmth)
rasa hormat (respect)
sungguh-sungguh atau ikhlas (genuineness),
konkrit (concreteness)
Empati (empathy)

Lanjutan

Memfasilitasi keterlibatan klien di proses


treatment dan pemulihan
Bekerja dengan klien untuk membentuk
maksud yang realistik konsisten
mempertahankan pemulihan
Meningkatkan pengetahuan klien,
keterampilan, dan sikap yang memberi
kontribusi untuk sebuah perubahan positif
pada perilaku penggunaan Narkotika

Lanjutan.

Mendorong dan memperkuat aksi klien


Bekerja secara tepat dg klien untuk mengenali dan
menghindari perilaku yg tidak konsisten
Mengenali kapan, bagaimana,dan mengapa melibatkan
orang lain yg signifikan dalam mendukung rencana terapi
Meningkatkan pengetahuan klien, keterampilan, dan
sikap-sikap yg konsisten dg mempertahankan kesehatan
dan prevensi dari penyakit infeksi

Lanjutan.
Memfasilitasi pengembangan keterampilan dasar dan
keterampilan hidup berhubungan dg pemulihan
Adaptasi strategi konseling pada karakteristik individual
klien
Membuat respons terapeutik konstruktif bila perilaku klien
tidak konsisten
Menerapkan keterampilan manajemen krisis
Memfasilitasi strategi membantu klien memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yg diperlukan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


dalam proses konseling :
Hormati semua klien
Masalah penyalahgunaan narkotika pada sebuah kontinum
nonproblematik problematik
Penatalaksanaan yang bersifat individual dan multidimensial
Terbuka pada metode baru sebagai penemuan riset
Menghargai perbedaan kultur dan tata nilai (value)
Katakan tidak tahu apabila konselor tidak tahu jawaban
pertanyaan klien

Gaya bertanya dalam


konseling
Tidak dengan gaya interogasi atau yang
membuat klien merasa tertekan
Tidak terkesan menggurui
Tidak dianjurkan dengan gaya formal karena
membuat jarak
Sebaliknya jangan terlalu cepat akrab
Tidak bersifat menghakimi klien

Menjawab pertanyaan
dalam konseling
Usahakan tidak langsung menjawab
pertanyaan, terlebih yg mengharapkan
penyelesaian masalah secara instant
Pahami klien lebih mendalam terlebih
dahulu:
Motivasi dan karakternya dalam menjawab
dengan misalnya :
Menurut Anda seperti itu?
Menurut A sendiri kira-kira ..

Lanjutan

Dahului dengan mengajukan pertanyaan


terbuka/ open question
Pertanyaan tertutup dilakukan untuk
mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi

Percakapan dalam konseling


Pemberian saran :
Jangan terlalu dini
dapat dilakukan dengan memberikan
pertanyaan sehingga klien
mendapatkan pencerahan
Penyelesaian masalah :
Tidak pada fase awal
Adanya alternatif dan anjuran strategi
dalam penyelesaian masalah klien

Pokok Bahasan 4 : Konseling Dasar


Narkotika
Proses komunikasi antara klien dg konselor
dalam situasi konseling merupakan suatu
rangkaian peristiwa dua arah
Terminologi konseling adiksi
Konseling pada penyalahguna zat
Keterampilan dasar dalam konseling meliputi :
I. Mendengar aktif
II. Proses (Procesing)
III. Menanggapi (Responding)
IV. Mengajarkan klien

Terminologi
Konseling
Definisi: suatu proses komunikasi yg
didasari oleh hubungan saling percaya
& diarahkan pd pembahasan suatu
masalah
Konseling adiksi dipandang sbg salah
satu bagian dari rangkaian teknik &
strategi penanganan

Terminologi Adiksi
Definisi adiksi mengalami perkembangan
seiring dg waktu
Definisi 1: kondisi adaptasi fisiologis atas
kehadiran zat pada tubuh, sehingga
ketiadaan zat tersebut akan
mengakibatkan disfungsi fisiologis
Definisi 2: kumpulan gejala atas
ketidakmampuan melakukan kontrol
perilaku sehingga kondisi ini menggiring
seseorang ke arah situasi yg merugikan
/membahayakan dirinya &/ org lain

Terminologi Adiksi (2)


Definisi 3: kumpulan gejala yang berpusat
pada ketidakmampuan melakukan kontrol
atas perilaku reward-seeking (untuk
membedakan dari diagnosa Obsesive
Compulsive Disorder). Tidak bisa kontrol
perilaku karena pengaruh zat, sedangkan
orang OCD tidak menggunakan zat.

Ruang lingkup adiksi


Perilaku penggunaan zat (narkoba)
Judi
Internet/games
Aktivitas seksual

Faktor Penyebab seseorang


adiksi zat

........................

Tidak seorang pun berencana untuk


adiksi zat

....................................

KONSELING PADA
PENYALAHGUNAAN ZAT
Setiap org yg berminat dalam menangani
masalah penyalahgunaan zat harus
menguasai atau setidaknya mengetahui
prinsip-prinsip dasar konseling
Jenis konseling adalah:
konseling individual
konseling kelompok
konseling keluarga

KONSELING PADA PENYALAHGUNAAN


ZAT
Konseling Individual:
tujuan utamanya adalah melakukan
konfrontasi atas sistem mekanisme
pertahanan diri klien, dikombinasikan
dengan upaya utk menolong klien agar
dpt mengatasi masalahnya tanpa harus
menyalahgunakan zat

KONSELING PADA PENYALAHGUNAAN


ZAT
Konseling Kelompok:
tujuan utamanya adalah untuk
menganalisis perilaku penyalahgunaan
zat pada masing-masing klien dan
mengembangkan ketrampilan yang
kongkrit dan berguna (ketrampilan
penyelesaian masalah, kemampuan
bersikap asertif dll)

KONSELING PADA PENYALAHGUNAAN ZAT


Konseling Keluarga:
tujuan utamanya adalah untuk melihat
dinamika yang terjadi pada keluarga:
perilaku kelg yang dapat mendorong
dan yang dapat mencegah perilaku
penyalahgunaan zat.

Keterampilan dasar dalam konseling


meliputi:
I. Mendengar aktif
kemampuan untuk mendengar apa yg
dikatakan oleh klien baik secara verbal
maupun non verbal, memahaminya dan
mengkomunikasikan pemahaman itu dg
menunjukkan empati kepada klien
Mendengar secara aktif juga dapat
memberikan respon yg tepat kepada
klien

Bagian mendengar aktif adalah :


Hadir
baik verbal maupun non verbal
Kontak mata dan ekspresi wajah yg
sesuai
Postur yang relaks
dukungan atas perkataan klien dg
memberikan kata-kata seperti um-hmm
atau ya atau dg mengulang kata kunci
Observasi pada bahasa tubuh klien

Lanj. mendengar aktif


Parafrase
mengucapkan kembali isi dari pernyataan klien
dengan menggunakan kata yang mirip
tujuan parafrase mengkonfirmasi kepada klien
bahwa konselor mengerti apa yg dikatakan oleh
klien.

Lanj. mendengar aktif


Refleksi Perasaan
Ekspresi konselor thd perasaan klien, verbal
maupun non verbal
Konselor mencoba mengetahui emosi klien
dan merespon untuk menunjukkan
pemahaman tentang kondisi emosi klien
Konselor menggunakan tehnik
merefleksikan perasaan dan
mengekspresikan perasaan klien
Pada refleksi perasaan, elemen yang
menjadi fokus adalah emosi klien

Refleksi perasaan membantu konselor


untuk :
Memahami apakah konselor sudah
memahami emosi klien
Membawa masalah yg ada pada klien tanpa
klien merasa terpaksa

Refleksi perasaan membantu klien


untuk :
Mengetahui bahwa konselor memahami
perasaannya
Meningkatkan kesadaran tentang perasaan
klien
Mempelajari hubungan antara perasaan dan
perilaku

Lanj. Mendengar aktif


Rangkuman
Menyatukan bersama-sama apa yg sudah
dibicarakan
Meyakinkan bila klien sudah memahami isi
sesi dg baik
Menyiapkan klien untuk berpindah dari
suatu tahapan perubahan ke tahapan
perubahan selanjutnya

II. Prosesing
Dilakukan konselor bersama klien
diantara mendengarkan dan
memberikan respon kepada klien
Pada prosesing konselor harus dapat
mendata katalog mental klien berupa:
Keyakinan, pengetahuan, sikap dan
harapan klien
Informasi yang diberikan oleh
keluarga
Observasi terhadap klien

III. Responding
Konselor melakukan responding dg cara:
Memberikan empati
Melakukan probing
Melakukan interpretasi
Hening

Pada tahap responding konselor


memberikan umpan balik dan dukungan
emosional terhadap isu yang ada dan
mengajarkan keterampilan baru

Responding

Empati
berusaha untuk memahami perasaan,
pikiran dan perilaku dari orang lain dg
berusaha untuk menempatkan diri pd
posisi orang tersebut

Probing:
pertanyaan yg digunakan oleh konselor
secara langsung untuk mengeksplorasi
situasi klien secara lebih dalam

Lanj. Responding
Interpretasi
konselor menerangkan isu-isu yg ada pd
klien setelah memperoleh cukup
informasi
Langkah pertama dalam interpretasi menentukan
keyword yg digambarkan atau dinyatakan berulang
kali

Menentukan dan menyatukan kembali pesanpesan inti


Menambahkan ide-ide untuk referensi pola pikir
yang baru
Memvalidasi ide-ide tersebut dengan klien

Lanj. Responding
Hening
dapat menolong klien untuk refleksi dan
melanjutkan berbagi perasaan dg konselor
dapat membiarkan klien merasakan adanya
kekuatan dari kalimat berupa dukungan dari
konselor
Hening akan memiliki kekuatan yg lebih
apabila digabungkan dg kehadiran yg
adekuat dari konselor

IV. Mengajarkan klien


Konselor harus dapat mengenali kesulitan
dari klien dalam mengubah pola perilaku
pada penggunaan Narkotika, khususnya
apabila dalam keadaan putus zat
Pengulangan dan monitoring perlu dilakukan
Mempraktekan merupakan komponen yg
penting dalam pembelajaran

Hal yg perlu diperhatikan oleh


konselor

Konselor harus :
Menyediakan banyak kesempatan bagi
klien untuk mempraktekkan keterampilan
tsb, baik dalam maupun luar sesi
Memberikan kesempatan klien untuk
berlatih, meninjau kembali idenya,
meningkatkan perhatian dan umpan balik
dari konselor
Memberikan pekerjaan rumah sehingga
klien akan semakin dapat meningkatkan
keterampilan tersebut
Memonitor rencana kegiatan klien

Mengembangkan rencana
perubahan
Konselor dapat membantu klien untuk:
Menyediakan berbagai pilihan yg akan diubah
Mengembangkan perubahan perilaku dg bantuan worksheet
Kenali hambatan dalam melakukannya
Konselor menjelaskan pentingnya penerapan dan
penyelesaian tugas ini terkait sesi berikutnya
Tinjau ulang rencana klien

Pencatatan Evaluasi dan Indikator


Keberhasilan Proses Konseling
Pencatatan proses konseling
Pencatatan proses konseling, yg pada umumnya pada saat
proses konseling berjalan
Tulis kata kunci dan dan hasil pengamatan non verbal

Indikator Keberhasilan
Adanya therapeutic alliance pada proses konseling tersebut
Mematuhi kontrak yang dilakukan pada awal proses konseling
Mengenali esistensi dan dapat diatasi oleh konselor

Pokok Bahasan :
Cara Mengatasi
Resistensi

Bentuk resistensi
Resistensi sering hadir ketika klien
berada dlm tahap praperenungan atau
perenungan
Bentuknya:
Mendebat
Menyela/ menginterupsi
Menyangkal
Mengabaikan

Prinsip dasar mengatasi


resistensi:
Hindari argumentasi
Tidak bersikap menghakimi & tetap
menghargai klien
Mendorong klien utk tetap
mengemukakan pendapatnya & tetap
bertahan dlm proses pemulihan

Strategi mengatasi resistensi


Disebut sebagai bergulir dengan resistensi (rolling
with resistance)
Teknik:
Mendengar reflektif
Memindahkan fokus pembicaraan (shift the focus)
Menyetujui dengan berputar (agreeing with twist)
Mengubah kerangka pikir (reframing)
Menekankan pilihan dan kontrol personal (own
choice)

Penugasan
Peserta dibagi dalam kelompok kecil. Setiap
kelompok berisi 3-5 peserta yang masing-masing
akan berperan sebagai konselor, pasien/klien dan
observer.

Kasus 1 :
Andi (22 th) adalah seorang pekerja freelance. Datang
pertama kali ke layanan karena disuruh oleh
keluarganya. Andi rata2 dugem 2-3x setiap minggu
bersama teman2nya, mereka mengkonsumsi shabu
dan kadang juga mengkonsumsi alkohol. Andi
sebenarnya merasa tidak masalah dengan
penggunaan zatnya ini, tapi keluarga dan pacarnya
mulai komplain dan marah dengan kebiasaannya ini.
Saat ini beberapa temannya sudah ada yang
ditangkap petugas pada saat dugem, jadi mereka
berharap mendapatkan kartu sakti wajib lapor yang
membebaskan mereka bila tertangkap suatu saat
nanti.

Kasus 2 :

Budi adalah pasien lama RS A, sudah mengikuti program


terapi untuk ketergantungan amfetamin. Budi rutin datang
seminggu sekali. Saat ini kadang-kadang masih
menggunakan ekstasi 2 - 3 kali seminggu terutama saat
memiliki masalah dengan istrinya. Budi sudah berusaha
untuk menghentikan namun tetap merasa belum bisa
terutama bila sedang merasa sangat sedih. Dia juga minum
kamlet namun tidak rutin setiap hari. Budi sangat bimbang
apakah dia harus berhenti menggunakan ekstasi atau tidak
karena dia tahu dengan penggunaannya itu bisa
menghancurkan keluarganya. Setelah beberapa kali terapi,
Budi mencoba untuk bekerja kembali, walaupun tidak
setiap hari dan sudah berusaha untuk mengurangi
pemakaian ekstasi. Saat ini yang mendukung dirinya
adalah ibunya. Hal yang membuat dia mau berjuang untuk
tidak menggunakan ekstasi dan kamlet lagi adalah ia
merasa memiliki tanggung jawab sebagai seorang bapak.

Kasus 3
Surya adalah seorang mahasiswa semester 5 yang
tertangkap polisi sedang menggunakan narkoba.
Jenis zat yang digunakan adalah sabu. Ia sudah
menggunakan zat tersebut selama 2 tahun. Surya
tidak dipidanakan, namun disarankan untuk
mengikuti rehabilitasi. Respon keluarga mengetahui
surya terlibat masalah narkoba sangat marah dan
tidak mau membantu surya. Sikap surya sendiri
menerima dan pasrah mengenai keputusan yang
telah diberikan kepadanya, meskipun tanpa adanya
support dari keluarga dan belajar mengambil
hikmah dari kejadian tersebut.

Kasus 4
Santo adalah seorang pegawai di salah satu instansi
pemerintah. Ia direhabilitasi karena mengkonsumsi
ganja dan sabu. Santo sudah menjalani rehabilitasi
selama 2 bulan dan 1 bulan lagi program rehabilitasi
santo akan selesai. Santo terlihat cemas menjelang
waktu rehabilitasi yang akan selesai, dikarekanan
santo khawatir akan relaps kembali. Hal itu
dikarenakan rekan kerja ditempat santo berdinas
banyak yang pecandu. Santo merasa sulit untuk
menolak ajakan teman, apalagi bila diajak oleh
seniornya. Selain itu beban kerja yang dihadapi
cenderung membuat santo menjadi stress dan sulit
tidur. Santo memiliki keinginan yang kuat untuk dapat
mempertahankan pemulihannya dari narkoba.

Kasus 5
Soni merupakan anak dari keluarga tidak mampu
dan saat ini ia sudah menjalani rehabilitasi selama
3 bulan dan akan kembali ke keluarga. Ia
direhabilitasi karena mengkonsumsi ganja. Soni
merasa bingung mengenai apa yang akan ia
lakukan sepulang rehabilitasi nanti, dimana faktor
ekonomi menjadi salah satu faktor ia terlibat
narkoba dengan menjual ganja, selain itu ia tidak
memiliki keahlian khusus dan hanya tamatan smp.
Soni ingin mempertahankan pemulihannya,
namun ia tidak tahu mengenai cara untuk dapat
mempertahankan pemulihannya

Kasus 6
Tika adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki
2 orang anak dan seorang suami yang sangat
mencintainya. Tika sudah 7 tahun menggunakan sabu
dengan frekuensi pemakaian on off. Setelah menikah
dan kini memiliki anak tika clean dari adiksinya.
Kemudian Tika relaps kembali karena tika merasa
suaminya terlalu sibuk kerja sehingga tika merasa
kurang diperhatikan oleh suami dan tidak tahan
dengan sikap ibu mertua yang cenderung cuek
kepadanya. Tika memiliki keinginan untuk direhabilitasi
dan sudah mencari beberapa tempat rehabilitasi yang
cocok untuk dia dengan adanya dukungan dari
suaminya, namun ia ragu kalau ia direhalitasi anak
anaknya tidak ada yang mengurus.

Kasus 7
Susi merupakan anak tunggal, dalam pola
asuhnya susi sangat dimanjakan dimana semua
yang menjadi keinginan susi selalu dipenuhi oleh
orang tuanya. Susi sebelumnya merupakan
pecandu aktif selama 2 tahun dan sudah 2 kali
menjalani rehabilitasi. Pemicu relaps nya karena
faktor lingkungan dan relationship (pacar
pecandu). Saat ini susi kembali menjalani
rehabilitasi dan sudah menjalani rehabilitasi
selama 6 bulan dan akan kembali ke keluarga.
Keluarga belum siap menerima susi untuk pulang
karena khawatir kembali menggunakan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai