NAPZA
Vinna Caturinata, M.Psi., Psikolog
TUJUAN PEMBELAJARAAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
konseling dasar adiksi.
Pokok Bahasan
1. Kriteria menjadi seorang konselor
2. Tahap perubahan perilaku
3. Prinsip dasar konseling
4. Konseling dasar narkotika
MODEL-MODEL
KONSELOR
Trained counselor:
Psikiater, Psikolog, Pekerja Sosial Profesional
Para counselor/ Co-Trained:
Perawat, Pekerja Sosial, Certified counselor
Peer counselor:
Teman sebaya
Therapeutic Alliance
Hubungan teraputik antara konselor dan klien
dengan ciri sebagai berikut:
Kelekatan interpersonal yang positif antara konselor
dan klien
Rasa empati dalam keterlibatan konselor
Keterlibatan yang aktif antara konselor dan klien
dalam proses konseling
Kesepakatan (Agreement) tujuan dari proses
konseling antara konselor dan klien
Kompetensi Konselor
Sudah mengikuti pelatihan yg tersertifikasi
dan supervisi.
Delapan dimensi praktik yg perlu untuk kinerja yg
efektif dari peran konselor:
(1) Evaluasi klinis, mencakup screening dan assesment
(2) Perencanaan treatment
(3) Rujukan
(4) Koordinasi layanan
(5) Konseling individu, kelompok, dan keluarga
(6) Edukasi klien, keluarga, dan komunitas
(7) Dokumentasi
(8) Tanggungjawab etik dan profesional
10
Tahap-tahap Perubahan
1. Pre-Contemplation
6. Relapse
2. Contemplation
5. Maintenance
3. Preparation
4. Action
Pre-contemplation
Saya tidak mempunyai
masalah.
11
Contemplation
12
PreContemplation
mempertimbang
kan tentang
mengubah
sebuah perilaku
13
Preparation
Saya harus
melakukan
sesuatu.
Preparation
Contemplation
PreContemplation
14
Action
Action
Saya siap
Preparation
memulai.
Individu secara
aktif melakukan
sesuatu untuk
mengubah atau
memodifikasi
perilaku.
Contemplation
PreContemplation
107
Maintenance
15
Bagaimana
saya
meneruskan?
Action
Maintenance
Preparation
Contemplation
PreContemplation
Individu terus
mempertahankan
perubahan
perilaku sampai
perilaku itu
menjadi
permanen.
16
Relapse
Action
Maintenance
Relapse
Preparation
Contemplation
PreContemplation
Individu
kembali ke pola
perilaku yang ia
telah mulai
ubah.
Pre-contemplation
Penyangkalan atau kurangnya kesadaran pasien
Tantangan teraputik :
Penyampaian informasi, membentuk trust, menciptakan
keraguan
Mengedukasi pasien mengenai pengaruh dan risiko
narkotika.
Memotivasi klien untuk melakukan gaya hidup sehat
(healthy life style)
Memotivasi klien membangun konsep diri dan identifikasi
hambatan pemulihan
Contemplation
Klien mulai menyadari bahwa dirinya
bermasalah dan berkeinginan untuk
menyelesaikannya.
Tantangan Teraputik :
Beri dukungan dalam proses perubahan klien
Beri umpan balik yg positif (positif feedback),
lakukan konfrontasi dengan cara yang proper.
Berikan Reinforcement (peguatan) untuk
perjuangan dan keberhasilan klien
Preparation
Klien sudah membuat keputusan untuk
melakukan perubahan
Tantangan Teraputik :
Memperkuat motivasi untuk berubah
Mengidentifikasi hambatan yg ada
Menolong klien membuat perencanaan
perilaku dalam
Mendukung perubahan
Action
Awal dari proses pemulihan Klien bekerja
sama dengan konselor dalam mengevaluasi,
merencanakan dan melakukan sebuah
rencana konseling
Tantangan Teraputik :
Mendukung usaha perubahan dan menguatkan
komitmen
Mengidentifikasi faktor yang bisa menjadi ancaman
dalam program pemulihannya sehingga mencetuskan
kekambuhan
Maintenance
Pasien telah membuat perubahan kognitif yang mendukung mereka
bebas dari penggunaan narkotika
Tantangan Teraputik :
Konselor harus mengenali ketidaknyamanan yang dialami klien
Beberapa klien bahkan membutuhkan pertolongan sotf-skills
untuk meningkatan sense of empowerment/ Keberdayaan
klien
Mis : komunikasi yang efektif, cara untuk memecahkan
masalah, atau keterampilan relasional lainnya.
Kekambuhan
Hasil perubahan belum menetap karena
individu berada pada situasi risiko tinggi
Klien mengalami ambivalensi (kegamangan)
untuk mencoba lagi
Tantangan Teraputik :
Pertanyaan penting pada tahap ini: Apakah
tujuan dari perubahan saat ini?
Bantu klien dalam menghadapi ambivalensi
Evaluasi komitmen untuk berubah
Identifikasi dan atasi hambatan yang ada
Pokok Bahasan
3:
Prinsip Dasar Konseling
Konseling
Proses untuk membantu seseorang belajar
menyelesaikan masalah interpersonal,
emosional dan memutuskan hal tertentu, yg
merupakan proses dinamis berdasarkan
hubungan kolaboratif
Tujuan konseling
1. Membantu kemampuan klien untuk
mengambil keputusan yg realistik
2. Menuntun perilaku klien agar mampu
mengemban konsekuensinya
3. Memberikan informasi dan edukasi
Konseling melibatkan
beberapa hal
Hubungan yang interaktif antara konselor
dengan klien
Kolaborasi antara konselor dengan klien
Memiliki ketrampilan sebagai konselor dan
teknik mengajarkan
Memberi penguatan positif
Mendukung secara emosional
Terekam dengan baik
Sesi wajib tercatat dan ada supervisi
Kriteria Konseling
Fokus pada masalah klien
Percakapan dua arah (two way communication)
Terstruktur : menyambut, membahas,
membantu menetapkan pilihan, mengingatkan
Bertujuan membantu klien untuk mengenal
dirinya, memahami permasalahannya, melihat
peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya
Memerlukan kemampuan melakukan
komunikasi interpersonal
Dilakukan dalam suasana yang menjamin rasa
aman dan nyaman
Lanjutan
Lanjutan.
Lanjutan.
Memfasilitasi pengembangan keterampilan dasar dan
keterampilan hidup berhubungan dg pemulihan
Adaptasi strategi konseling pada karakteristik individual
klien
Membuat respons terapeutik konstruktif bila perilaku klien
tidak konsisten
Menerapkan keterampilan manajemen krisis
Memfasilitasi strategi membantu klien memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yg diperlukan
Menjawab pertanyaan
dalam konseling
Usahakan tidak langsung menjawab
pertanyaan, terlebih yg mengharapkan
penyelesaian masalah secara instant
Pahami klien lebih mendalam terlebih
dahulu:
Motivasi dan karakternya dalam menjawab
dengan misalnya :
Menurut Anda seperti itu?
Menurut A sendiri kira-kira ..
Lanjutan
Terminologi
Konseling
Definisi: suatu proses komunikasi yg
didasari oleh hubungan saling percaya
& diarahkan pd pembahasan suatu
masalah
Konseling adiksi dipandang sbg salah
satu bagian dari rangkaian teknik &
strategi penanganan
Terminologi Adiksi
Definisi adiksi mengalami perkembangan
seiring dg waktu
Definisi 1: kondisi adaptasi fisiologis atas
kehadiran zat pada tubuh, sehingga
ketiadaan zat tersebut akan
mengakibatkan disfungsi fisiologis
Definisi 2: kumpulan gejala atas
ketidakmampuan melakukan kontrol
perilaku sehingga kondisi ini menggiring
seseorang ke arah situasi yg merugikan
/membahayakan dirinya &/ org lain
........................
....................................
KONSELING PADA
PENYALAHGUNAAN ZAT
Setiap org yg berminat dalam menangani
masalah penyalahgunaan zat harus
menguasai atau setidaknya mengetahui
prinsip-prinsip dasar konseling
Jenis konseling adalah:
konseling individual
konseling kelompok
konseling keluarga
II. Prosesing
Dilakukan konselor bersama klien
diantara mendengarkan dan
memberikan respon kepada klien
Pada prosesing konselor harus dapat
mendata katalog mental klien berupa:
Keyakinan, pengetahuan, sikap dan
harapan klien
Informasi yang diberikan oleh
keluarga
Observasi terhadap klien
III. Responding
Konselor melakukan responding dg cara:
Memberikan empati
Melakukan probing
Melakukan interpretasi
Hening
Responding
Empati
berusaha untuk memahami perasaan,
pikiran dan perilaku dari orang lain dg
berusaha untuk menempatkan diri pd
posisi orang tersebut
Probing:
pertanyaan yg digunakan oleh konselor
secara langsung untuk mengeksplorasi
situasi klien secara lebih dalam
Lanj. Responding
Interpretasi
konselor menerangkan isu-isu yg ada pd
klien setelah memperoleh cukup
informasi
Langkah pertama dalam interpretasi menentukan
keyword yg digambarkan atau dinyatakan berulang
kali
Lanj. Responding
Hening
dapat menolong klien untuk refleksi dan
melanjutkan berbagi perasaan dg konselor
dapat membiarkan klien merasakan adanya
kekuatan dari kalimat berupa dukungan dari
konselor
Hening akan memiliki kekuatan yg lebih
apabila digabungkan dg kehadiran yg
adekuat dari konselor
Konselor harus :
Menyediakan banyak kesempatan bagi
klien untuk mempraktekkan keterampilan
tsb, baik dalam maupun luar sesi
Memberikan kesempatan klien untuk
berlatih, meninjau kembali idenya,
meningkatkan perhatian dan umpan balik
dari konselor
Memberikan pekerjaan rumah sehingga
klien akan semakin dapat meningkatkan
keterampilan tersebut
Memonitor rencana kegiatan klien
Mengembangkan rencana
perubahan
Konselor dapat membantu klien untuk:
Menyediakan berbagai pilihan yg akan diubah
Mengembangkan perubahan perilaku dg bantuan worksheet
Kenali hambatan dalam melakukannya
Konselor menjelaskan pentingnya penerapan dan
penyelesaian tugas ini terkait sesi berikutnya
Tinjau ulang rencana klien
Indikator Keberhasilan
Adanya therapeutic alliance pada proses konseling tersebut
Mematuhi kontrak yang dilakukan pada awal proses konseling
Mengenali esistensi dan dapat diatasi oleh konselor
Pokok Bahasan :
Cara Mengatasi
Resistensi
Bentuk resistensi
Resistensi sering hadir ketika klien
berada dlm tahap praperenungan atau
perenungan
Bentuknya:
Mendebat
Menyela/ menginterupsi
Menyangkal
Mengabaikan
Penugasan
Peserta dibagi dalam kelompok kecil. Setiap
kelompok berisi 3-5 peserta yang masing-masing
akan berperan sebagai konselor, pasien/klien dan
observer.
Kasus 1 :
Andi (22 th) adalah seorang pekerja freelance. Datang
pertama kali ke layanan karena disuruh oleh
keluarganya. Andi rata2 dugem 2-3x setiap minggu
bersama teman2nya, mereka mengkonsumsi shabu
dan kadang juga mengkonsumsi alkohol. Andi
sebenarnya merasa tidak masalah dengan
penggunaan zatnya ini, tapi keluarga dan pacarnya
mulai komplain dan marah dengan kebiasaannya ini.
Saat ini beberapa temannya sudah ada yang
ditangkap petugas pada saat dugem, jadi mereka
berharap mendapatkan kartu sakti wajib lapor yang
membebaskan mereka bila tertangkap suatu saat
nanti.
Kasus 2 :
Kasus 3
Surya adalah seorang mahasiswa semester 5 yang
tertangkap polisi sedang menggunakan narkoba.
Jenis zat yang digunakan adalah sabu. Ia sudah
menggunakan zat tersebut selama 2 tahun. Surya
tidak dipidanakan, namun disarankan untuk
mengikuti rehabilitasi. Respon keluarga mengetahui
surya terlibat masalah narkoba sangat marah dan
tidak mau membantu surya. Sikap surya sendiri
menerima dan pasrah mengenai keputusan yang
telah diberikan kepadanya, meskipun tanpa adanya
support dari keluarga dan belajar mengambil
hikmah dari kejadian tersebut.
Kasus 4
Santo adalah seorang pegawai di salah satu instansi
pemerintah. Ia direhabilitasi karena mengkonsumsi
ganja dan sabu. Santo sudah menjalani rehabilitasi
selama 2 bulan dan 1 bulan lagi program rehabilitasi
santo akan selesai. Santo terlihat cemas menjelang
waktu rehabilitasi yang akan selesai, dikarekanan
santo khawatir akan relaps kembali. Hal itu
dikarenakan rekan kerja ditempat santo berdinas
banyak yang pecandu. Santo merasa sulit untuk
menolak ajakan teman, apalagi bila diajak oleh
seniornya. Selain itu beban kerja yang dihadapi
cenderung membuat santo menjadi stress dan sulit
tidur. Santo memiliki keinginan yang kuat untuk dapat
mempertahankan pemulihannya dari narkoba.
Kasus 5
Soni merupakan anak dari keluarga tidak mampu
dan saat ini ia sudah menjalani rehabilitasi selama
3 bulan dan akan kembali ke keluarga. Ia
direhabilitasi karena mengkonsumsi ganja. Soni
merasa bingung mengenai apa yang akan ia
lakukan sepulang rehabilitasi nanti, dimana faktor
ekonomi menjadi salah satu faktor ia terlibat
narkoba dengan menjual ganja, selain itu ia tidak
memiliki keahlian khusus dan hanya tamatan smp.
Soni ingin mempertahankan pemulihannya,
namun ia tidak tahu mengenai cara untuk dapat
mempertahankan pemulihannya
Kasus 6
Tika adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki
2 orang anak dan seorang suami yang sangat
mencintainya. Tika sudah 7 tahun menggunakan sabu
dengan frekuensi pemakaian on off. Setelah menikah
dan kini memiliki anak tika clean dari adiksinya.
Kemudian Tika relaps kembali karena tika merasa
suaminya terlalu sibuk kerja sehingga tika merasa
kurang diperhatikan oleh suami dan tidak tahan
dengan sikap ibu mertua yang cenderung cuek
kepadanya. Tika memiliki keinginan untuk direhabilitasi
dan sudah mencari beberapa tempat rehabilitasi yang
cocok untuk dia dengan adanya dukungan dari
suaminya, namun ia ragu kalau ia direhalitasi anak
anaknya tidak ada yang mengurus.
Kasus 7
Susi merupakan anak tunggal, dalam pola
asuhnya susi sangat dimanjakan dimana semua
yang menjadi keinginan susi selalu dipenuhi oleh
orang tuanya. Susi sebelumnya merupakan
pecandu aktif selama 2 tahun dan sudah 2 kali
menjalani rehabilitasi. Pemicu relaps nya karena
faktor lingkungan dan relationship (pacar
pecandu). Saat ini susi kembali menjalani
rehabilitasi dan sudah menjalani rehabilitasi
selama 6 bulan dan akan kembali ke keluarga.
Keluarga belum siap menerima susi untuk pulang
karena khawatir kembali menggunakan narkoba.