KONSELING KRISIS
S1
KEPERAWATAN
DIBUAT OLEH:
Nama : MARIANA HUTAPEA
NIM : 04202011
KONSELING KRISIS
KRISIS
A. Pengertian Krisis
Dalam kamus psikologi C.P. Chaplin (1993:117), krisis di definisikan sebagai “titik balik
ditandai olehkemajuan atau kemunduran yang tajam.” Selanjutnya Chaplin (ibid:118)
menyebutkan juga bahwa krisis adalah “satu keputusan yang besar dan sangat penting
bagi seseorang.” Sedangkan pengertian krisis dalam Kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI, 1997) adalah “keadaan yang berbahaya, keadaan genting, kemelut, dengan suram
dalam berbagai hal seperti ekonomi dan moral.”
Business Dictionary mendefinisikan krisis adalah “kejadian atau peristiwa penting dan
genting atau titik pengambilan keputusan, dimana jika tidak diatasi dengan cara dan
waktu yang tepat (atau bahkan tidak diatasi sama sekali), maka akan mengakibatkan
bencana dan tragedi.” Webster mendefinisikan krisis sebagai suatu masa yang
gawat/kritis sekali dan suatu titik balik dalam sesuatu. Istilah ini sering dipakai untuk
menunjukkan suatu reaksi dalam diri seseorang terhadap suatu bahaya dari luar. Krisis
dapat membawa kesempatan dan juga bahaya. Kesempatan untuk bertumbuh menjadi
lebih baik jika ditangani dengan benar dan bahaya jika penangannya tidak benar. Menurut
Wikipedia, krisis adalah situasi dari suatu sistem yang kompleks (keluarga, ekonomi,
masyarakat) yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga penting mengambil keputusan
segera, namun penyebab disfungsi ini tidak diketahui.
Unsur-unsur yang umum dalam sebuah krisis, menuru Norman Wright (1993) dalam
Haksasi (2010:9-10) adalah:
Sedangkan dalam Wikipedia dijelaskan unsur – unsur krisis, mempunyai ciri khas sebagai
berikut:
a. Krisis terjadi pada sistem yang kompleks (Sistem yang simpel atau sederhana tidak
dapat dikenai krisis). Misalnya kita dapat menyebut terjadi krisis moral dan nilai-nilai,
krisis ekonomi, krisis politik, krisis pangan, tapi tidak dapat dikatakan krisis makanan
kecil.
b. Tidak berfungsinya sistem-sistem dengan baik. Perlu diingat, pada saat krisis suatu
sistem tetap berfungsi dan tidak sampai berhenti sama sekali, walaupun kinerjanya
buruk.
c. Keputusan yang cepat sangat penting diambil untuk menghentikan hancurnya suatu
sistem lebih jauh.
d. Penyebab krisis sangat banyak dan tidak diketahui sehingga tidak mungkin diambil
keputusan rasional dan familiar untuk membalikkan keadaan tersebut.
Krisis memiliki beberapa karakteristik. Menurut Seeger, Sellnow dan Ulmer “krisis
memiliki tiga karakter, yaitu spesifik, tidak terduga, dan bukan kejadian yang terjadi
setiap hari atau rangkaian kejadian yang menimbulkan tingkat ketidakpastian yang tinggi
dan mengancam atau dianggap mengancam tujuan yang paling utama dari suatu
organisasi.” Dengan kata lain suatu kejadian dikatakan krisis jika memiliki 3 karakteristik
berikut: (1) tidak terduga (mengejutkan); (2) menimbulkan ketidakpastian; (3) dipandang
sebagai ancaman terhadap tujuan-tujuan yang penting. Venette menyatakan bahwa “krisis
adalah suatu proses transformasi dimana sistem lama tidak dapat dipertahankan lagi.”
Oleh karena itu, karakteris ke empat adalah kebutuhan akan perubahan. Jika perubahan
tidak diperlukan, maka kejadian atau situasi tersebut dapat dikatakan sebagai suatu
kegagalan.
Terdapat dua jenis krisis yang masuk dalam kategori ini, yaitu:
a. Krisis karena tidak memiliki pekerjaan. Krisis ini dapat mengakibatkan seseorang
tidak memiliki tempat tinggal atau menjadi gelandangan. Kesulitan keuangan juga
dapat mengarahkan seseorang pada kekurangan gizi dan makanan, mengalami
depresi, dan mengalami berbagai penyakit.
b. Krisis karena pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan kualifikasi seseorang.
Misalnya seorang sarjana bekerja sebagai tukang batu atau kuli bangunan. Krisis
ini sering kali terjadi akibat kurangnya lapangan pekerjaan. Akibat dari krisis ini
seseorang dapat merasa rendah diri, mengalami stress mental, dan tidak banyak
melakukan kontak sosial dengan sesama pekerja karena minder.
2. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi adalah transisi yang tajam dimana terjadi penurunan siklus bisnis dan
secara umum memperlambat kegiatan perekonomian.
3. Krisis Lingkungan
Terdapat tiga jenis krisis yang masuk dalam kategori ini, yaitu:
b. Bencana Alam: adalah bencana yang diakibatkan secara alami oleh alam
(misalnya meledaknya gunung berapi, gempa bumi, dan longsor). Bencana alam
dapat mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, harta benda, ketidakstabilan
sistem politik dan ekonomi.
c. Terancam Punahnya Beberapa Spesies: adalah populasi dari suatu organisme yang
terancam punah antara lain diakibatkan karena semakin berkurang jumlahnya,
terancam oleh perubahan lingkungan, dan terbatasnya sumber makanan.
4. Krisis Internasional
Krisis ini didefinisikan secara bebas sebagai suatu keadaan atau situasi dimana
muncul persepsi adanya ancaman, meningkatnya kecemasan, kemungkinan
munculnya tindak kekerasan, dan keyakinan bahwa tindakan apapun yang muncul
dapat memperluas akibat yang ditimbulkan. Contoh krisis internasional adalah krisis
ekonomi global, terorisme, tsunami samudra hindia (tsunami aceh 2004).
5. Krisis Pribadi. Krisis pribadi dapat muncul akibat peristiwa luar biasa yang terjadi
pada kehidupan seseorang, yang menyebabkan ketegangan dan stress yang sangat
besar, dimana keadaan ini membutuhkan pengambilan keputusan yang penting dan
tindakan yang tepat sebagai jalan keluarnya. Misalnya kehilangan pekerjaan, kesulitan
ekonomi, kecanduan alkohol dan napza.
Menurut Nova (2009:110-111) ada lima tahapan dalam siklus hidup krisis, yang
dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan dari konseling krisis adalah berkisar pada memberikan bantuan segera dan dalam
berbagai bentuk kepada orang yang membutuhkan misalnya psikologis, keuangan dan
hukum. "Apa yang terjadi selama krisis menentukan apakah krisis akan menjadi wadah
penyakit yang akan berubah menjadi kondisi yang kronis dan bersifat jangka panjang atau
tidak. Pada awalnya konselor menggunakan teori dasar krisis untuk membantu "orang
dalam krisis mengenali dan membetulkan penyimpangan afektif, tingkah laku, kognitif
yang temporer yang disebabkan peristiwa traumatis (Gladding, 2012).
Pelayanan ini berbeda dengan konseling singkat, yang mencoba membantu orang
menemukan penyembuhan atas masalah yang sedang terjadi. Penyesuaian jangka panjang
dan kesehatan membutuhkan tindak lanjut cukup banyak dari pihak konselor krisis atau
ahli spesialis lainnya.
Diam sebagai suatu teknik untuk menyatakan atau mempersilakan konseli untuk terus
melanjutkan pembicaraan atau empati terhadap ungkapan perasaan konseli. Diam bukan
berarti membiarkan konseli. Diam adalah sikap menghargai. Selain itu tidak jarang
konseli tiba-tiba diam (tidak bersuara) dalam konseling. Konseling yang diam memiliki
banyak makna dalam konseling, yaitu :
Konseli dalam keadaan bingung.
Konseli menolak pembicaraan tertentu. Konseli kehabisan kata-kata atau ide
danragu-ragu mengatakan selanjutnya.
Terlanjur mengatakan sesuatu yang sebelumnya tidak perlu disampaikan.
Konseli mengharapkan sesuatu dari konselor tapi konselor tidak memberikan.
Konseli sedang memikirkan apa yang akan dikatakan.
Konseli baru menyadari akan ekspresi emosional sebelumnya. with Pdt Chris
Hukubun Konseling Krisis 31
Teknik simpulan sebagian (summry) Teknik yang digunakan konselor untuk membuat
kesimpulan setelah konseli menyatakan beberapa respon (verbal/nonverbal). Ini
dilakukan agar konselor dan konseli tidak segera melupakan pernyataan sebelumnya,
sebelum melanjutkan ke pernyataan berikutnya. Teknik ini terutama dilakukan pada
langkah sintesa. Contoh : Konselor : “Tadi kamu mengatakan bahwa tempat kos kamu
sekarang tidak kondusif untuk belajar, teman-teman di kos selalu rebut, sehingga kamu
berniat untuk pindah kos. Bukankah demikian ?” with Pdt Chris Hukubun Konseling
Krisis 32