Anda di halaman 1dari 9

Konselin

g Kritis
Daema Rizky Aulia ( 20010014075 )
Farah Octa Suroiyya ( 20010014021 )
Reta Lismaya ( 20010014015 )
Tesalonika Elva ( 20010014017 )
pengertian
Konseling krisis merupakan proses yang dilakukan oleh profesional terlatih dalam
hubungan saling percaya terhadap individu yang mengalami tekanan sehingga
berpengaruh negatif terhadap kemampuan individu untuk berfikir, merencanakan,
dan mengatasi masalah secara efektif.
Definisi Krisis dan Sintesis
 Kamus Umum Bahasa Indonesia (2008) mendefinisikan krisis sebagai keadaan
yang berbahaya/ parah sekali/ genting/ suram.
 James (2008) mendefinisikan krisis yaitu persepsi atau pengalaman akan suatu peristiwa
atau situasi sebagai kesulitan yang tidak dapat ditoleransi, yang melebihi sumber daya
dan kemampuan seseorang untuk mengatasinya pada saat itu.
● Menurut Klein dan Lindemann (1961) istilah krisis yaitu untuk kondisi akut dan
gangguan berkepanjangan yang mungkin terjadi pada individu atau orbit sosial sebagai
akibat dari bahaya emosional.
- DR.H. Norman Wright mengemukakan krisis sebagai suatu titik balik yang memungkinkan individu
untuk tumbuh dan berkembang, atau menyebabkan dirinya merasa tidak puas, gagal, dan
kehidupannya kacau balau. Krisis dapat terjadi karena mekanisme coping individu tidak dapat
berfungsi dengan baik atau tidak mendapat dukungan dari oranglain saat ia membutuhkannya,

●SINTENSIS

●Krisis adalah keadaan / pengalaman/ situasi yang tidak terduga dan tidak dapat ditoleransi yang
mengakibatkan individu secara mendadak tidak mampu menggunakan sumber daya dan kemampuannya
untuk menyelesaikan masalah sehingga menyebabkan individu merasa gagal atau kacau atau malah
menjadi titik balik untuk individu tumbuh berkembang.
Jenis-Jenis
Baldwin Krisis
(1978) mengembangkan taksonomi tentang krisis yang menekankan dampak pada individu daripada
sifat bahaya (Burgess & Baldwin, 1981).
• Krisis Disposisional
• Transisi Kehidupan Yang Diantisipasi
• Stres Traumatis
• Krisis Kematangan Perkembangan
• Krisis Yang Mencerminkan Psikopatologi
• Kedaruratan Psikiatri
Menurut Brammer dalam Wiber (2003), terdapat tiga tipe krisis yaitu :
• Krisis Perkembangan
• Krisis Situasional
• Krisis EKsistensial
• Simtomatologi :

Simtomatologi adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai segala gejala fisik yang terlihat yang mengindikasikan
adanya gangguan mental yang dialami seseorang. Gejala fisik ini dapat berbentuk berkeringat secara berlebihan, berdebar, pingsan
dan lain sebagainya.

Simtom merupakan manifestasi dari penyakit atau gangguan yang mungkin dialami individu secara internal, namun dapat
diobservasi secara eksternal. Gejala ini bukanlah sebab satu satunya seseorang mengalami gangguan mental. Namun suatu
penyebab gangguan dapat dipelajari gejala gejala yang dinampakkan.

• Klasifikasi Simtom :

1. Simtom organogenik : gejala gejala penyakit yang ditimbulkan oleh adanya gangguan pada sistem organ yang gejala gejala
awalnya berhubungan dengan perubahan perubahan pada jaringan otak. Simtom ini terlihat pada ganguan kognisi yang
meliputi gangguan pikiran yang menggambarkan perubahan nyata dari fungsi awalnya.
2. Simtim psikogenik : gejala gejala yang muncul dan berasal dari adanya gangguan gangguan dalam fungsi psikologis. Simtom
ini adalah ungkapan dari alam tak sadar.
Respon terhadap krisis :
1. Kebingungan (bewilderment) : Kondisi ini biasanya berbentuk kebingungan memahami apa yang sedang terjadi, dan kesulitan menemukan
gambaran penyelesaian dari stresnya
2. Bahaya ( Danger) : individu memandang kondisis krisis sebagai bahaya yang mengancam, merasa terancam, bahkan seolah olah tidak dapat
menahan datangnya malapetaka yang luar biasa. Pada akhirnya individu mengalami luka fisik maupun psikis yang sulit diatasi.
3. Bingung ( Confusion) : Terhadap krisis yang dialami umunya, individu mengalami mengajukan alasan dan memformulasikan rencaa penyelesaian
krisis.
4. Kebuntuan (impase) : individu mengalami perasaan tertikam dan tidak dapat menerapkan strategi penyelesaian masalah. Ada perasaan selalu gagal
dan tidak berdaya.
5. Putus asa : tidak mampu mengalami masalah secara logis dan bahkan membuang solusi yang dipandang memungkinkan untuk mengatasi masalah.
6. Acuh tak acuh (apathy) : individu berhenti berusha dan menolak bergabagai upaya untuk menyelesaikan krisis yang dihadapi.
7. Tidak berdaya (helpness) : kecenderungan mereka tidak dapat menolong dirinya sendiri. Dan mengharap bantuan orang lain
8. Menganggap penting pertolongan (urgency) : Individu cenderung membutuhkan solusi problem baik dengan berusaha maupun dengan bantuan
orang lain.
9. Merasa tidak nyaman (discomfort) :individu tidak tenang dan mereka mengalami kesulitan utuk berfikir secara efektif untuk mengatasi masalah.
 
Pengertian intervensi krisis

 1. Secara umum, intervensi berarti suatu upaya untuk mencampuri dan mempengaruhi
pihak lain dengan tujuan tertentu terhadap pihak yang diintervensi.
 2. Intervensi krisis merupakan pemberian bantuan kepada mereka (individu maupun
kelompok) yang sedang mengalami masa krisis, bantuan/penanganan harus cepat dan
segera diberikan sehingga timbul keseimbangan psikis dalam diri mereka.
 3. Intervensi krisis dilakukan oleh konselor dengan keahlian/cara yang khusus dan
membutuhkan peran yang cukup berbeda dari konseling biasa.
 4. Intervensi krisis membutuhkan penyesuaian jangka panjang dengan mengambil
tindakan atau campur tangan dari pihak konselor krisis, pihak yang berada dalam
krisis dan ahli spesialis lainnya.
Bentuk intervensi krisis

 Salah satu model intervensi krisis yang efektif adalah model ABC dari Kristi Kanel. Model ini meliputi beberapa tahap, “A”:
mengembangkan dan mempertahankan hubungan baik dengan menggunakan keterampilan attending, parafrase dan refleksi. “B”:
mengindentifikasi sifat krisis dan proses perubahan kognisi. “C”: Mengatasi krisis dengan resolusi, referal dan dukungan kelompok.
 Beberapa teknik intervensi umum; (a) melakukan fungsi pencegahan berupa pemberian informasi dan gambaran tentang perbedaan
apa yang akan dialami dalam masa transisi,
(b) melakukan bimbingan antisipasi, (c) mendefinisikan dan mengeksplorasi masalah,
(d) mendengarkan secara aktif, (e) menyediakan dukungan dengan berkomunikasi klien,
(f) membantu klien dalam mengeksplorasi pilihan-pilihan dan alternatif lain, (g) memastikan keselamatan klien, (h) membantu klien
berkomitmen terhadap dirinya sendiri untuk menentukan tindakan positif, (i) ahli tangan kasus, dsb.
 Keterampilan koping
1) Koping yang berfokus pada penilaian, yaitu analisis logis dan persiapan mental; redefinisi kognitif; penghindaran atau penolakan
kognitif
2) Koping yang berfokus pada masalah, yaitu mencari informasi dan dukungan; mengambil tindakan pemecahan masalah;
mengidentifikasi kepuasan alternatif.
3) Koping yang berfokus pada emosi, yaitu regulasi afektif; pelepasan emosional; dan penerimaan atau penyerahan diri.

Anda mungkin juga menyukai