Tingkat : III
JAWABAN
1. Arti Krisis adalah: Krisis (bahasa Yunani) merupakan bentuk kata Sifat: Kritis dalam
setiap peristiwa yang sedang terjadi (diperkirakan) mengarah pada situasi tidak stabil dan
berbahaya yang memengaruhi individu, kelompok , komunitas atau seluruh masyarakat.
3. Ciri-ciri orang yang mampu dan yang tidak mampu menyelesaikan masalahadalah:
pertama dari mereka yang tidak begitu berhasil mengatasi krisis ialah mereka
hampir tenggelam didalam krisis. Sebelum ada krisis itu, mereka secara
emosional memang lemah. Mereka menanggapi dengan cara yang memperburuk
permasalahan, tetapi menurut pandangan mereka, mereka melakukan hal yang
seefisien mungkin. Ini karena mereka terlalu emosional.
kedua dari mereka yang tidak begitu berhasil mengatasi krisis mereka adalah
yang mempunyai fisik yang buruk. Orang-orang yang menderita secara penyakit
fisik kurang mempunyai sumber kekuatan untuk digunakan pada waktu krisis.
ketiga orang-orang yang lari dari kenyataan mengalami kesulitan dalam
mengatasi krisis. Lari dari kenyataan adalah usaha mereka untuk menghindari
sakit atau hancur secara financial atau anak-anak mereka yang terlibat didalam
obat-obatan terlarang atau didalam sakit yang tidak tersembuhkan.
keempat. Ia menyebutnya “keajaiban mulut”, yaitu kecenderungan untuk makan,
minum, merokok, dan berbagai berlebihan-berlebihan. Ketika kesulitan memasuki
kehidupan orang-orang ini . kelihatan mereka mundur ketingkah laku kanak-
kanak dan dalam satu atau lain hal, mulut mereka yang mengambil peran.
kelima ialah pendekatan yang tidak realistis terhadap waktu.
keenam orang yang bergumul dengan rasa bersalah yang berlebih-lebihan.
ketujuh orang yang suka menyalahkan orang lain, cirir khas
kedelapan mereka sangat bergantung pada orang lain, atau mereka yang sangat
mandiri.
Dan satu lagi adalah TEOLOGI seorang akan mempengaruhi bagaimana ia
mengatasi krisis.
4. Pengertian Konseling Krisi dalam prespektif Alkitab(PL) : Perjanjian Lama
beberapa kali menjelaskan Tuhan Allah Israel sebagai gembala atau penuntun bangsa
Israel sebagaimana didalam Maz. 23, dimana Daud mengungkapkan bahwa: ”Tuhan
adalah gembala-Nya yang baik, yang menuntunnya ke padang yang berumput hijau dan
ke air yang tenang.
PB: Pada waktu Yesus pertama kali bertemu dengan orang-orang, Ia menerima mereka
sebagaimana keadaan mereka. Dengan kata lain, Ia percaya kepada mereka dan apa yang
akan jadi atas mereka. Ciri penerimaan-Nya ini nampak dalam Yohanes 4, Yohanes 8,
dan Lukas 19. Ketika Yesus bertemu dengan perempuan samaria, Ia menerima
perempuan itu sebagaimana keadaanya, tanpa menghakimi dia. Ia menerima perempuan
yang kedapatan berzinah, Ia juga menerima Zakheus, seorang pemungut cukai yang tidak
jujur itu. Pribadi-pribadi merupakan priorotas yang tertinggi bagi Yesus. Ia
memperlihatkan prioritas ini dan menghargai mereka dengan lebih mengutamakan
kebutuhan-kebutuhan mereka daripada hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan oleh para pemimpin agama. Ia melibatkan diri-Nya sendiri dalam kehidupan
orang-orang yang paling berdosa, dan Ia menjumpai mereka ketika mereka memerlukan
pertolongan. Dengan melakukan hal ini, Ia menolong mereka mengangkat rasa harga diri
mereka.