PRODI D3 KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dan
karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun dari judul makalah ini adalah “Konsep Stress dan Adaptasi”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah, Ibu Eyllonggia Mawene, S.ST,
M.Kes yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
A. Latar Belakang
Stres adalah suatu bentuk tekanan fisik dan psikologis yang dapat
timbul karena adanya konflik dan frustasi dikarenakan adanya tuntutan
kesulitan atau ancaman terhadap bahaya kehidupan yang semakin sulit
dihadapi. Kepekaan seseorang dalam merasakan stres dan menyikapinya
tidaklah sama, ada yang kuat dalam menyikapinya dan ada yang lebih
rapuh, hal itu tergantung pada kondisi individu yang turut menentukan
juga penampila gangguan kesehatan jiwa. Pemahaman yang baik
terhadap stres dan adaptasi dapat membantu seseorang dalam
menghadapi dan mengetahui cara beradaptasi ketika stres tersebut
menyerang seseorang, maka melalui penanganan yang tepat individu
tidak akan terkena dampak negatif dari stres.
B. Rumusan Masalah
1. Defensi stres
Hans Selye (dalam Anto, 2015) menyatakan bahwa stress
merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap
tuntutan atau beban atasnya. Jadi, seseorrang dapat dikatakan stress
apabila ia tidak dapat menyelesaikan beban atau masalah yang
dibebankan kepadanya sehingga tubuhnya akan merespon
ketidakmampuan itu yang berakibat pada sikap orang tersebut. Respons
atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis. Stress dapat
menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan dengan apa yang
diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat
menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan
masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa
memiliki.
Stres adalah reaksi atau respons psikososial (tekanan mental atau
beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk
menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak
disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subyektif terhadapat
stres. Konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan
stimulus yang membuat stres,semuanya sebagai sistem (WHO,158).
Dalam KBBI Stres diartikan sebagai gangguan atau kekacauan
mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar yang
menyebabkan ketegangan. Dengan demikian, stress merupakan suatu
respon tubuh dan psikis yang terjadi karena adanya tekanan yang
menyebabkan ketegangan dalam diri individu.
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri seseorang yang
berlangsung terus menerus untuk memenuhi segala kebutuhanya dengan
tetap memelihara hubungan yang harmonis pada situasi lungkunganya.
Proses adaptasi dibutuhkan kemampuan seseorang untuk mentesuaikan
diri dengan lungkungan (Pieter dan Herrie,2010).
2. Sumber-sumber stres
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stress
psikologis, yaitu :
Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral
melintang. Frustasi ada yang bersifat intrinsic (cacat badan dan
kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian
orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran,
perselingkuhan, dan lain-lain).
Konflik
Timbulnya karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam
keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach
conflict, approach-avoidance conflict, atau avoidance-avoidance
conflict.
Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal
dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu
tinggi. Tekanan yang berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua
menuntut anaknya agar di sekolah selalu ranking satu atau istri menuntut
uang belanja yang berlebihan kepada suami.
Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stress pada
individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan
penyakit yang harus segera dioperasi.
Menerima kehamilannya
Membina hubungan dengan janin
Menyesuaikan perubahan fisik
Menyesuaikan perubahan hubungan suami istri
Persiapan melahirkan dan menjadi orang tua
Kehamilan dapat sebagai :
Krisis
Krisis merupakan ketidakseimbangan psikologis yang dapat disebabkan
oleh situasi atau oleh tahap perkembangan.
Stresor
Model konseptual menyatakan bahwa krisis psikologis dan sosial
dipertimbangkan, sebagai kejadian yang kritis tapi tidak selalu
ditunjukkan dengan masalah psikologis dan interpersonal yang nyata.
Setiap perubahan yang terjadi pada seseorang dapat merupakan stresor.
Kehamilan membawa perubahan yang signifikan pada ibu sehingga
dapat dinyatakan sebagai stresor, yang juga mempengaruhi psikologis
anggota keluarga lainnya.
Transisiperan
Terjadi perubahaninteraksi rutin dalam keluarga, dengan adanya anggota
keluarga yang baru sehingga terjadi perubahan peran masing-masing
anggota keluarga; ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lainnya.
Terjadi perubahan interaksi rutin dalam keluarga, dengan adanya
anggota keluarga yang baru sehingga terjadi perubahan peran masing-
masing anggota keluarga; ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lainnya
Tahapan Perubahan Peran dalam Kehamilan
Tahapan perubahan peran selama kehamilan menurut Reva Rubin adalah
sebagai berikut:
a. Tahap antisipasi atau anticipatory stage
Tahap antisipasi merupakan tahap sosialisasi atau latihan untuk
penampilan peran yang diasumsikan pasangan (suami/istri)
berkaitan dengan fantasi. Wanita akan mengawali peran barunya
dengan merubah peran sosialnya melalui latihan informal dan
informasi melalui model peran. Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan yang lainnya akan mempercepat prosesadaptasi dalam
penerimaan peran barunya sebagai ibu.
c. Letting go period
Di alami setelah tiba ibu dan bayi dirumah. Ibu mulai secara penuh
menerima tanggung jawab sebagai ‘’seorang ibu’’ dan menyadari
atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.
Hal-hal yang harus dapat di penuhi selama masa nifas adalah sebagai
berikut :
Psikososial
Depresi post partum sering terjadi pada masa ini. Menurut para ahli
mereka didiagnosis menderita depresi post partum. Depresi merupakan
gangguan afeksi yang paling sering dijumpai pada msa post partum
(gorrie,1998). Walaupun insidensinya sulit untuk dketahui secara pasti,
namun diyakini 10-15 % ibu yang melahirkan mengalami gangguan ini
(green dan adams, 1993). Angka kejadian depresi post partum
diindonesia sendiri juga belum dapat diketahui secara pasti hingga kini,
mengingat belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian
terhadap kasus tersebut.
C.Mekanisme Koping
1. Defenisi koping
Mekanisme koping adalah suatu mekanisme pertahanan diri
dari setiap individu dalam menghadapi suatu masalah untuk
melindungi diri.
Kemampuan koping diperlukan setiap manusia untuk mampu
bertahan hidup dalam lingkungan yang selalu berubah dengan
cepat. Koping adalah proses pemecahan dimana seseorang
mempergunakanya untuk mengelola kondisi stress. Derajat stress
ditentukan oleh perbandingan apa yang terjadi (sumber stressor)
orang akan sadar atau tidak sadar untuk mengatasi situasi tersebut.
(Smeltzer.2001)
Mekanisme koping adalah sebagai apa yang dilakukan oleh
individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu
tantangan, luka, kehilangan, atau ancaman (Siswanto, 2007).
Mekanisme koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk
mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang
membangkitkan emosi. Penyesuaian diri dalam mengahadapi stres,
dalam konsep kesehatan mental dikenal dengan istilah koping
(Lubis, 2006).
Jadi menurut Siswanto dan Lubis mekanisme koping adalah
cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah,
mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam,
baik secara kognitif maupun perilaku.
2. Klasifikasi koping
Klasifikasi Mekanisme Koping berdasarkan penggolongannya dibagi
menjadi 2 (Stuart dan Sundeen (1995) di kutip dalam Nasir (2011) yaitu:
3. Jenis-jenis koping
Mekanisme koping adalah semua upaya yang diarahkan untuk
mengelola stress yang dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Tiga
jenis utama mekanisme koping yaitu :
4. Gaya koping
Gaya koping menurut Nasir dan Muhith (2011) adalah penentuan gaya
seseorang atau ciri-ciri tertentu dari seseorang dalam memecahkan suatu
masalah berdasarkan tuntutan yang dihadapi. Gaya koping dibagi
menjadi dua yaitu gaya koping positif dan gaya koping negatif.
a. Gaya koping positif
Gaya koping positif adalah gaya koping yang mampu mendukung
integritas ego, gaya koping positif mempengaruhi mekanisme koping
adaptif. Beberapa kelompok dalam gaya koping positif diantaranya :
a. Usia
Usia berhubungan dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis
stresor yang paling mengganggu. Usia dewasa biasanya lebih mampu
mengontrol stres dibanding dengan usia anak-anak dan usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita biasanya memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap stres
dibanding dengan pria terutama wanita-wanita di usia produktif karena
hormon-hormon masih bekerja secara normal.
c. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, toleransi dan pengontrolan
terhadap stres biasanya lebih baik
d. Tingkat kesehatan
Orang yang sakit lebih mudah menderita akibat stres dibandingkan
orang yang sehat.
e. Kepribadian
Seseorang dengan kepribadian tipe A (tertutup) lebih mudah terkena
stres daripada orang dengan kepribadian tipe B (terbuka).
f. Harga diri
Harga diri yang rendah cenderung membuat efek stres lebih besar
dibandingkan dengan orang yang memiliki harga diri yang tinggi.
Faktor organisasional
Tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur
organisasi, kepemimpinan dalam organisasi.
Faktor individual
Faktor-faktor dalam kehidupan pribadi karyawan, yang berasal dari
masalah keluarga, masalah ekonomi, dan karakteristik kepribadian yang
inheren.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berupa ketidakpastian lingkungan yang akan
mempengaruhi desain dari struktur organisasi. Faktor tersebut meliputi
ketidakpastian ekonomis, politik, dan teknologi.
7. Fungsi Mekanisme koping
Fungsi mekanisme koping, adalah untuk mepertahankan atau
memulihkan keseimbangan antara tuntutan-tuntutan dengan sumber-
sumber yang tersedia. Fungsi tersebut dapat diselesaikan dengan baik
dengan cara:
8. Sumber koping
Menurut Stuart & Sundeen (1998), sumber koping adalah suatu
evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseremaja. Macam-
macam sumber koping yang dapat digunakan adalah kemampuan
personal, dukungan sosial, asset materi, keyakinan positif.
Sedangkan menurut Susilo (2009) sumber koping adalah suatu
evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseremaja. Individu dapat
mengatasi stres dan ansietas dengan menggunakan sumber kuping di
lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk
menyelesaikan masalah. Selain itu dokungan sosial, keyakinan dan
budaya dapat membantu seseremaja mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasiL
Secara psikologi
Perubahan : Kekangan berlebihan pergaulan dari orang tua
(overprotective), putus cinta, kegagalan Pendidikan (ujian),broken
home.
Respon stres : sakit kepala, cemas, mudah marah, pemurung, sedih
berlebihan, menangis, nafsu makan berkurang, gangguan tidur,frustasi,
putusasa, bunuh diri
Penanggulangan : Datang ke psikolog, support/perhatian yang lebih dari
pihak keluarga dan orang2 sekitar, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
dan positive thinking
2. Contoh khasus pada masa pranikah :
Secara psiokologi :
Perubahan : pertengkaran karena adanya perbedaan pendapat antara
pasangan yang akan menikah tentang pernikahan mereka, terlalu banyak
campur aduk calon pengantin pada proses persiapan pernikahan, dan
tidak siap untuk menikah.
Respon stres : Timbul keraguan pada calon suami/istri, cemas, sulit
tidur, sedih, bimbang, kelelahan hingga jatuh sakit, emosi tinggi dan
sesak nafas.
Penanggulangan : berkomunikasi dengan baik, saling menghargai dan
menghormati, bantuan dari pihak keluarga dalam mempersiapkan nya,
bersikap lebih dewasa menerima kekurangan dan kelebihan calon
suami/istri dan saling introfeksi diri.
Secara psikologi
Perubahan : Perubahan peran(Menjadi ibu baru), kehidupan seksual pada
masa kehamilan, interaksi dengan janin yang dikandung, rutin
memeriksakan kehamilan ke posyandu/bida, ingin perhatian lebih
(meminta sesuatu yang aneh-aneh(ngidam)) dan akan mengalami proses
persalinan.
Respon stres : Bingung, resah, tidak PD, sulit tidur, mudah marah,
mudah tersinggung, sakit kepala, sedih, takut.
Penanggulangan : Meminta penjelasan kepada bidan tentang apa yang
ibu hamil tidak ketahui, perhatian yang lebih dari keluarga dan suami,
dampingi selalu ,meyakini bahwa berinteraksi dengan janin yang
dikandung adalah suatu hal yang menyenangkan dan meyakini bahwa
melahirkan adalah suatu yang biasa bagi para wanita dan tidak perlu di
takuti.
Secara psiokologi
Perubahan : Menjadi ibu yang sebenarnya, harus memiliki rasa tanggung
jawab yang lebih tinggi terhadap anaknya
Respon stres : Takut , sedih, kecewa, depresi, frustasi
Penanggulangan : support dari suami/keluarga,dampingi selalu
pemberian pengarahan dari bidan
5. Contoh khasus pada masa menyusui
Secara fisik
Perubahan : Pembesaran payudara, asi tidak keluar dan terkadang terasa
sakit
Respon stres : Menggerutu, sedih, resah,cemas
Penanggulangan : Adanya penjelasan dari bidan tentang seluk beluk
menyusui dan menyadari bahwa menyusui bayi kita adalah salah satu
hal mengurangi rasa sakit pada payudara
Secara psikolog
Perubahan : harus menyusui anaknya
Respon stres : takut dan cemas akan payudara turun sehingga tidak
ingin menyusui anaknya, dan malas karena timbulnya rasa sakit pada
payudara
Penanggulangan : suami selalu mendampingi agar si ibu merasa
nyaman, adanya penjelasan dari bidan tentang seluk beluk menyusui dan
menyakini bahwa menyusui anak itu suatu yang sangat membahagiakan
bagi si ibu.
Secara piskologi
Perubahan : Emotional, melemahnya daya ingat, gairah seks menurun,
sampai perubahan emosi seperti; cemas, depresi dan mudah tersinggung
Respon stres : Mudah tersinggung dan ingin diperhatikan.
Penganggulangan : keluarga dan bidan memberi pengertian bahwa
menopause adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua
wanita.
7.