Anda di halaman 1dari 4

Nama : Syella Elnida Depari

Nim : 1911110487
Kelas : A 2019 1
Matkul : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Stressor Pada Tahapan Tumbuh Kembang

1. Stress pada Bayi


Stress yang dialami bayi merupakan akibat pengaruh lingkungan tidak ramah, dan
adanya keharusan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan atau peraturan orangtua.
Tuntutan atau peraturan pada masa bayi, diantaranya adalah :
a) Masa- masa disapih oleh ibu
b) Belajar cara makan dan keteraturan jadwal waktunya
c) Berlatih buang air pada tempatnya dan membersihkan diri setelahnya (toilet
training)

Kemampuan penyesuaian diri bayi terhadap tuntutan-tuntutan tersebut


membutuhkan proses yang tidak jarang menimbulkan kesulitan. Pada saat inilah bayi
cenderung mengalami stress.

Stress pada bayi ini dapat memunculkan kondisi yang tidak menyenangkan.
Sehingga dalam teori psikososial bayi akan membentuk kepribadian mintrust (pada
tahap trust vc mintrust) atau ketidakpercayaan terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Stress pada Anak


Stress pada anak cenderung bersumber dari keluarga, sekolah, atau teman
sepermainan. Stress yang bersumber dari keluarga seperti : kurang kasih sayang dari
orang tua, dan perubahan status keluarga, misalnya keluarga yang awalnya serba
kecukupan menjadi serba kekurangan, atau yang mulanya keluarga bahagia menjadi
broken home.
Selain itu, stress yang bersumber dari sekolah dapat disebabkan karena misalnya,
sikap dan perlakuan guru yang kasar, suasana yang tercipta antara guru dan siswa
tidak kondusif sehingga anak cenderung tertekan, kesulitan dalam menuntaskan tugas-
tugas yang diberikan, kondisi sekolah yang tidak mendukung seperti terlalu bising,
kumuh, kurang sehat.
3. Stress pada Remaja
Masa remaja merupakan masa-masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini seseorang cenderung mencari jati dirinya. Seperti
pada teori Psikososial Erikson menyatakan bahwasanya masa remaja berada pada
tahap identity vs identity confussion (identitas vc kebingungan identitas). Pada tahap
pencarian jati diri, akan memunculkan kondisi stress dalam perjalanan pencarian jati
diri remaja. Yang menjadi sumber stress utama pada masa ini adalah konflik atau
pertentangan antara dominasi, peraturan atau tuntutan orang tua dengan kebutuhan
remja untuk bebas, atau independence dari peratutan tersebut.
4. Stress pada Usia Dewasa Muda
Perhatian kesehatan psikososial pada dewasa muda sering berkaitan dengan stress
pekerjaan dan keluarga. Stres sangat penting karna memotivasi pasien untuk berubah.
Namun, jika stress berkepanjangan dan pasien tidak dapat beradaptasi dengan stresor,
akan timbul masalah kesehatan.beberapa ganguan kesehatan mental seperti tingginya
tingkatdepresi juga dimulai pada kelompok usia ini. Kondisi ini dapat
dimanifestasikan selama masa dewasa muda, namun gejala dan pengobatan dapat
berlanjut sampai masa dewasa pertengahan dan seterusnya.
a. Stres pekerjaan.
Stres karna pekerjaan bisa terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Sebagian besar orang dewasa muda mampu menangani krisis sehari- hari.
Situasi stress pekerjaan terjadi ketika ada atasan baru masuk tempat kerja,
menjelang habisa waktu (deadline), atau pekerja memilikmi tanggung jawab
baru yang lebih besar. Trend baru baru ini di dunia bisnis dan faktor resiko
untuk stres kerja adalah perampingan perusahaan, yang menyebabkan
meningkatnya tanggung jawab bagi karyawan dengan posisi yang lebih
sedikit didalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi ketika
seorang menjadi tidak pusa dengan hasil pekerjaan atau yang berkaitan
dengan tanggung jawabnya. Karena individu mempersepsikan pekerjaan
berbeda, jenis-jenis stres pekerjaan bervariasi dari satu pasien ke pasien lain.
Penilaian andar terhadap seorang dewasa muda mencakup deskripsi pekerjaan
yang biasa dilakukan. Penilaian pekerjaan juga mencakup kondisi dan jam
lamanya bekerja, perubahan kebiasaan tidur atau makan, yang ditandai
peningkatan iritabilitas atau kegelisahan.
b. Stres keluarga
Oleh karna berbagai keragaman perubahan hubungan dan struktur dalam
keluarga dewasa muda yang muncul, kejadian stres sering tinggi. Stresor
situasional terjadi selama kejadian seperti kelahiran, kematian, sakit,
perkawinan,dan kehilangan pekerjaan. Stres sering berhubungan dengan
sejumlah variabel, meliputi, jalur karier suami dan istri, yang mengaruh pada
kegagalankeluarga dewasa muda. Ketika seorang pasien mencari perawatan
keselamatan dan tampak adanya gejala yang berhubungan dengan stres,
perawat perlu mengkaji terjadinya perubahan dalam kehidupan.
5. Stress pada Usia Dewasa
Stress yang dialami orang dewasa pada umumnya bersumber dari faktor-faktor.
Kegagalan perkawinan, ketidakharmonisan hubungan dalam keluarga, masalah
nafkah hidup atau kehilangan pekerjaan, ketidakpuasan dalam hubungan seks, pen
yimpangan seksual suami atau isteri, perselingkuhan suami atau isteri, keadaan hamil,
menopause, gangguang kesehatan fisik, dan anak yang tidak sesuai harapan, misalnya
anakyang nakal, anak yang kurang dapat membanggakan dirinya sebagai orang tua.
6. Stress pada Tahap Lanjut Usia
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Salah satu tanda penurunan
fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan dan merupakan tahap akhir
dari siklus kehidupan manusia sering ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak
sesuai harapan. Hal ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan
depresi. Stressor yang dialami lansia antara lain modernisasi (adanya pola keluarga
besar ke keluarga kecil yang terdiri antara ayah, ibu, dan anak dapat menempatkan
lansia diluar sistem keluarga kecil tersebut sehingga lansia merasa diabaikan),
kesepian (adanya ibu rumah tangga yang bekerja, meninggalkan beban pekerjaan
pada lansia), pekerjaan (pensiun sering disamakan dengan kehilangan kegiatan,
penghasilan, kedudukan, berkurangnya harga diri, dan tidak mempunyai peran).
Stuart dan Laraira (2005) menyebutkan predisposisi stress diperngaruhi 3 faktor,
yaitu:
a) Biologi
Faktor yang dapat memengaruhi stress pada lansia yang dilihat dari faktor
keturunan, status nutrisi, dan kesehatan.
b) Psikologi
Sedangkan dari psikologi meliputi kemampuan verbal, pengetahuan moral,
personal terhadap dirinya sendiri, dorongan/motivasi.
c) Sosial – budaya
Sedangkan menurut sosial budaya meliputi faktor-faktor umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, posisi sosial, latar belakang budaya, agama, serta
pengetahuan.

Sumber :

1. Muhith, Abdul. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : CV.


Andi Offset
2. Vidya, Diana. 2019. Kesehatan Mental. Surabaya : Duta Media Publishing
3. Potter,Perry.2020.Dasar Dasar Keperawatan.Singapore.Elsevier

Anda mungkin juga menyukai