Nama Kelompok:
1. Naomi Kristi
2. Nia Sefti Muhrom
3. Novi Yanti Monalisa Silalahi
Adaptasi Terhadap Stres
Adaptasi merupakan perubahan yang menyertai dalam berespons terhadap
perubahan yang ada dilingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh,
baik fisiologis maupun psikologis yang menghasilkan perilaku adaptasi, berupa
semua respons yang berusaha mempertahankan keseimbangan keadaan.
Selain itu, adaptasi merupakan totalitas respons manusia sebagai makhluk
holistik.
Adaptasi Fisiologis
Merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah untuk mempertahankan
keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau memengaruhi
keadaan tidak seimbang. Tahan adaptasi fisiologis meliputi:
1. Alarm reaction
Tahap awal dari proses adaptasi yang ditandai dengan kesiapan individu
untuk menghadapi stresor yang akan masuk ke dalam tubuh
2. Tahap resistensi (stage of resistsnce)
Pada tahap ini, tubuh melakukan proses penyesuaian dengan
mengadakan berbagai perubahan dalam tubuh untuk mengatasi stresor
yang ada
3. Tahap akhir (stage of exhaustion)
Tahap yang dapat ditandai dengan kelelahan yang efeknya dapat
menyebabkan kematian, bila tubuh tidak dapat beradaptasi dengan
stresor yang ada
Adaptasi Psikologis
Adalah proses penyesuaian secara psikologis akibat stresor yang ada, dengan
cara membangkitkan mekanisme pertahanan diri untuk melindungi atau
bertahan dari serangan yang tidak menyenangkan
Reaksi individu untuk mempertahankan diri dari stresor psikologis
meliputi:
1. Task-oriented reaction
Individu bereaksi melalui koping untuk mengatasi masalah dengan
berorientasi pada proses penyelesaian masalah,termasuk
masalah,kongnitif,dan psikomotor
2. Ego-oriented reaction
Reaksi ini dikenal dengan mekanisme pertahanan diri secara psikologis
sehingga psikologis yang lebih dalam tidak terganggu
Kehilangan (Loss)
Adalah situasi yang aktual dan potensial terhadap nilai atau objek atau
orang, dan merupakan sesuatu yang tidak dapat dicapai atau
kesempatan yang berubah. Dalam kondisi ini, individu terpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik yang
terjadi sebagian maupun keselurhan.
Kehilangan berarti situasi putusnya hubungan atau perpisahan dengan
orang lain atau benda, baik potensial ataupun aktual yang dapat
menimbulkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
Kehilangan orang yang berarti, kehilangan kesejahteraan fisik dan
psikologis, serta kehilangan milik pribadi merupakan bentuk kehilangan
yang dapat dialami klien.
Marah, pada tahap marah individu marah dan mengalami periode amuk atau
perilaku kekerasan. Individu dapat bertanya: mengapa saya harus mengalami
seperti ini? Mengapa harus sekarang? Siapa yang harus disalahkan? Individu
seling kali iri pada individu yang muda dan sehat; individu dapat memcaci maki
anggota keluarga atau tenaga kesehatan. Terkadang, individu yang
menghadapi sakit terminal masih muda, yang menimbulkan stress tambahan.
Kemarahan yang ditunjukan oleh individu sering kali dipicu oleh perasaan
keputusasaan dan ketikdak berdayaan yang muncul dalam situasi tersebut dan
bukan oleh tindakan anda sebagai perawat atau individu lain yang mencoba
membantu. Saat menghadapi individu yang sakit terminal dan dampak marah,
emosi, atau berargumentasi, penting untuk memahami bahwa individu
tersebut mungkin bereaksi didalam tahap normal kematian dan menjelang
ajal.
Depresi, dicapai ketika individu menyadari bahwa ia akan meninggal dan tidak
ada lagi yang dapat dilakukan untuk menghentikannya. Sentiment tahap
tersebut dapat berupa saya sangat sedih, saya tidak memiliki harapan untuk
sembuh.
Perpisahan, yang sering kali tidak disadari terjadi ketika individu secara
bertahap terpisah dari dunia sehingga komunikasi dua arah tidak lagi terjadi
dengan orang disekitar mereka. Individu yang menjelang ajal mungkin tidak
berrespon selama masa ini, sehingga asuhan dari individu lain(termaksud
asuhan keperawatan) terutama diarahkan pada kebutuhan fisik.