Anda di halaman 1dari 27

APOSTOLIC EXHORTATION ANJURAN APOSTOLIK

LAUDATE DEUM LAUDATE DEUM

OF THE HOLY FATHER DARI BAPA SUCI


FRANCIS PAUS FRANSISKUS

TO ALL PEOPLE OF GOOD WILL KEPADA SEMUA ORANG YANG BERKEHENDAK BAIK
ON THE CLIMATE CRISIS TENTANG KRISIS IKLIM

1. “Praise God for all his creatures”. This was the 1. "Pujilah Tuhan karena semua ciptaan-Nya". Ini
message that Saint Francis of Assisi proclaimed by adalah pesan yang disampaikan Santo Fransiskus
his life, his canticles and all his actions. In this way, dari Asisi melalui kehidupannya, kotbah-kotbahnya,
he accepted the invitation of the biblical Psalms dan semua tindakannya. Dengan cara ini, ia
and reflected the sensitivity of Jesus before the menjawab undangan yang terdapat di dalam Kitab
creatures of his Father: “Consider the lilies of the Masmur dan menunjukkan kepekaan Yesus di
field, how they grow; they neither toil nor spin, yet hadapan ciptaan Bapa-Nya: " Perhatikanlah bunga
I tell you, even Solomon in all his glory was not bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan
clothed like one of these” (Mt 6:28-29). “Are not tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu:
five sparrows sold for two pennies? Yet not one of Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak
them is forgotten in God’s sight” (Lk 12:6). How berpakaian seindah salah satu dari bunga itu"
can we not admire this tenderness of Jesus for all (Mat. 6:28-29). "Bukankah burung pipit dijual lima
the beings that accompany us along the way! ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak
seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah"
(Luk. 12:6). Bagaimana mungkin kita tidak
mengagumi kelembutan Yesus terhadap semua
makhluk yang menemani kita di sepanjang jalan!

2. Eight years have passed since I published the 2. Delapan tahun telah lewat sejak saya
Encyclical Letter Laudato Si’, when I wanted to menerbitkan Surat Ensiklik Laudato Si', ketika saya
share with all of you, my brothers and sisters of ingin berbagi dengan Anda semua, saudara dan
our suffering planet, my heartfelt concerns about saudari di bumi kita yang sedang menderita,
the care of our common home. Yet, with the keprihatinan saya yang tulus mengenai kepedulian
passage of time, I have realized that our responses terhadap rumah kita bersama. Namun, dengan
have not been adequate, while the world in which berlalunya waktu, saya menyadari bahwa
we live is collapsing and may be nearing the tanggapan kita belum memadai, sementara dunia
breaking point. In addition to this possibility, it is tempat kita hidup sedang runtuh dan mungkin
indubitable that the impact of climate change will mendekati titik kehancurannya. Selain
increasingly prejudice the lives and families of kemungkinan tersebut, tidak dapat dipungkiri
many persons. We will feel its effects in the areas bahwa dampak perubahan iklim akan semakin
of healthcare, sources of employment, access to merugikan kehidupan dan keluarga banyak orang.
resources, housing, forced migrations, etc. Kita akan merasakan dampaknya di bidang
kesehatan, sumber pekerjaan, akses terhadap
sumber daya, perumahan, migrasi paksa, dll.

1
3. This is a global social issue and one intimately 3. Ini adalah sebuah masalah sosial global dan isu
related to the dignity of human life. The Bishops of yang berkaitan erat dengan martabat kehidupan
the United States have expressed very well this manusia. Para Uskup Amerika Serikat telah
social meaning of our concern about climate mengungkapkan dengan sangat baik makna sosial
change, which goes beyond a merely ecological dari kepedulian kita terhadap perubahan iklim,
approach, because “our care for one another and yang lebih daripada hanya pendekatan ekologis
our care for the earth are intimately bound semata, karena "kepedulian kita terhadap satu
together. Climate change is one of the principal sama lain dan kepedulian kita terhadap bumi saling
challenges facing society and the global erat berkaitan. Perubahan iklim merupakan salah
community. The effects of climate change are satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat
borne by the most vulnerable people, whether at dan komunitas global. Dampak dari perubahan
home or around the world”. [1] In a few words, the iklim ini ditanggung oleh orang-orang yang paling
Bishops assembled for the Synod for Amazonia rentan, baik di dalam negeri maupun di seluruh
said the same thing: “Attacks on nature have dunia". [1] Dalam beberapa kata, para Uskup yang
consequences for people’s lives”. [2] And to berkumpul dalam Sinode untuk Amazonia
express bluntly that this is no longer a secondary mengatakan hal yang sama: "Serangan terhadap
or ideological question, but a drama that harms us alam membawa akibat bagi kehidupan manusia".
all, the African bishops stated that climate change [2] Dan untuk mengungkapkan secara terus terang
makes manifest “a tragic and striking example of bahwa ini bukan lagi pertanyaan sekunder atau
structural sin”. [3] ideologis, tetapi sebuah drama yang merugikan kita
semua, para uskup Afrika menyatakan bahwa
perubahan iklim merupakan "sebuah contoh tragis
dan mencolok dari dosa struktural". [3]

4. The reflection and information that we can 4. Refleksi dan informasi yang dapat kami
gather from these past eight years allow us to kumpulkan selama delapan tahun terakhir ini
clarify and complete what we were able to state memungkinkan kami untuk memperjelas dan
some time ago. For this reason, and because the melengkapi apa yang telah kami nyatakan
situation is now even more pressing, I have wished beberapa waktu yang lalu. Karena alasan ini, dan
to share these pages with you. karena kini situasinya semakin mendesak, saya
ingin membagikan halaman-halaman ini kepada
Anda.

1. The Global Climate Crisis 1. Krisis Iklim Global

5. Despite all attempts to deny, conceal, gloss over 5. Terlepas dari semua upaya untuk menyangkal,
or relativize the issue, the signs of climate change menyembunyikan, mengabaikan atau merelatifkan
are here and increasingly evident. No one can masalah ini, tanda-tanda perubahan iklim
ignore the fact that in recent years we have memang ada di sini dan nampak semakin jelas.
witnessed extreme weather phenomena, frequent Tidak ada yang bisa mengabaikan kenyataan
periods of unusual heat, drought and other cries of bahwa dalam beberapa tahun terakhir kita telah
protest on the part of the earth that are only a few menyaksikan fenomena cuaca ekstrem, sering
palpable expressions of a silent disease that affects terjadinya masa-masa panas yang tidak biasa,
everyone. Admittedly, not every concrete kekeringan, dan teriakan protes lainnya di bumi
catastrophe ought to be attributed to global yang hanya merupakan beberapa ungkapan nyata
climate change. Nonetheless, it is verifiable that dari penyakit diam-diam yang menjangkiti semua
specific climate changes provoked by humanity are orang. Memang harus diakui, bahwa tidak semua
notably heightening the probability of extreme bencana yang terjadi harus dikaitkan dengan
phenomena that are increasingly frequent and perubahan iklim global. Meskipun demikian, dapat
intense. For this reason, we know that every time dibuktikan bahwa perubahan iklim tertentu yang

2
the global temperature increases by 0.5° C, the dipicu oleh umat manusia secara khusus
intensity and frequency of great rains and floods meningkatkan kemungkinan terjadinya fenomena
increase in some areas and severe droughts in ekstrem yang semakin sering dan hebat. Oleh
others, extreme heat waves in some places and karena itu, kita tahu bahwa setiap kali suhu global
heavy snowfall in others. [4] If up to now we could meningkat 0,5 ° C, intensitas dan frekuensi hujan
have heat waves several times a year, what will besar dan banjir meningkat di beberapa daerah
happen if the global temperature increases by 1.5° dan kekeringan parah di daerah lain, gelombang
C, which we are approaching? Those heat waves panas ekstrem di beberapa tempat dan hujan salju
will be much more frequent and with greater lebat di tempat lain. [4] Jika saat ini saja kita dapat
intensity. If it should rise above 2 degrees, the mengalami gelombang panas beberapa kali dalam
icecaps of Greenland and a large part of setahun, apa yang akan terjadi jika suhu global
Antarctica [5] will melt completely, with meningkat 1,5°C, yang sedang kita dekati?
immensely grave consequences for everyone. Gelombang panas tersebut akan lebih sering
terjadi dan dengan kekuatan yang lebih besar. Jika
suhu meningkat di atas 2 derajat, lapisan es di
Greenland dan sebagian besar Antartika [5]
seluruhnya akan mencair dengan akibat yang
sangat parah bagi semua orang.

Resistance and confusion Perlawanan dan kebingungan


6. In recent years, some have chosen to deride 6. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa orang
these facts. They bring up allegedly solid scientific memilih untuk mencemooh fakta-fakta ini. Mereka
data, like the fact that the planet has always had, mengemukakan data ilmiah yang mereka yakini
and will have, periods of cooling and warming. benar, seperti misalnya fakta bahwa planet ini
They forget to mention another relevant datum: selalu dan akan mengalami masa pendinginan dan
that what we are presently experiencing is an pemanasan. Mereka lupa menyebutkan kenyataan-
unusual acceleration of warming, at such a speed kenyataan lain yang relevan: bahwa apa yang kita
that it will take only one generation – not centuries alami saat ini adalah percepatan pemanasan yang
or millennia – in order to verify it. The rise in the tidak biasa, dengan kecepatan yang sedemikian
sea level and the melting of glaciers can be easily rupa sehingga hanya perlu satu generasi - bukan
perceived by an individual in his or her lifetime, berabad-abad atau ribuan tahun - untuk
and probably in a few years many populations will membuktikannya. Kenaikan permukaan air laut dan
have to move their homes because of these facts. mencairnya gletser dapat dengan mudah dirasakan
oleh setiap orang selama masa hidupnya, dan
mungkin dalam beberapa tahun mendatang ,
banyak penduduk harus pindah tempat tinggal
karena kenyataan ini.

7. In order to ridicule those who speak of global 7. Untuk mengolok-olok mereka yang berbicara
warming, it is pointed out that intermittent periods tentang pemanasan global, dikatakan bahwa masa
of extreme cold regularly occur. One fails to dingin yang ekstrem secara berkala terjadi secara
mention that this and other extraordinary teratur. Orang gagal untuk menyebutkan bahwa ini
symptoms are nothing but diverse alternative dan gejala-gejala luar biasa lainnya tidak lain
expressions of the same cause: the global adalah wujud lain yang beragam dari penyebab
imbalance that is provoking the warming of the yang sama, yaitu ketidakseimbangan global yang
planet. Droughts and floods, the dried-up lakes, memicu pemanasan bumi ini. Kekeringan dan
communities swept away by seaquakes and banjir, danau-danau yang mengering, komunitas
flooding ultimately have the same origin. At the yang tersapu oleh gempa laut dan banjir pada
same time, if we speak of a global phenomenon, akhirnya memiliki asal-muasal yang sama. Pada
saat yang sama, jika kita berbicara tentang

3
we cannot confuse this with sporadic events fenomena global, kita tidak dapat mencampur
explained in good part by local factors. adukkan dengan peristiwa-peritiwa yang tidak
menentu yang sebagian besar diterangkan dengan
penyebab setempat.

8. Lack of information leads to confusion between 8. Kurangnya informasi menyebabkan kebingungan


large-scale climate projections that involve long antara proyeksi iklim berskala besar yang
periods of time – we are talking about decades at melibatkan periode waktu yang panjang -
least – with weather forecasts that at most can setidaknya kita berbicara tentang beberapa puluh
cover a few weeks. When we speak of climate tahun - dengan prakiraan cuaca yang paling banyak
change, we are referring to a global reality – and mencakup beberapa minggu. Ketika kita berbicara
constant local variations – that persists for several tentang perubahan iklim, kita mengacu pada
decades. realitas global - dan variasi lokal yang konstan -
yang bertahan selama beberapa puluh tahun.

9. In an attempt to simplify reality, there are those 9. Dalam upaya untuk menyederhanakan
who would place responsibility on the poor, since kenyataan, tidak sedikit orang yang menyalahkan
they have many children, and even attempt to orang miskin karena memiliki terlalu banyak anak
resolve the problem by mutilating women in less dan bahkan mencoba menyelesaikan masalah
developed countries. As usual, it would seem that dengan memutilasi perempuan di negara-negara
everything is the fault of the poor. Yet the reality is yang kurang berkembang. Seperti biasa, tampaknya
that a low, richer percentage of the planet orang miskin yang harus disalahkan. Namun
contaminates more than the poorest 50% of the kenyataannya, beberapa persen orang terkaya di
total world population, and that per capita planet ini mencemari lebih banyak daripada 50
emissions of the richer countries are much greater persen penduduk termiskin di dunia, dan emisi per
than those of the poorer ones. [6] How can we kapita negara-negara terkaya berkali-kali lipat lebih
forget that Africa, home to more than half of the tinggi daripada emisi per kapita negara-negara
world’s poorest people, is responsible for a termiskin. [6] Bagaimana mungkin kita lupa bahwa
minimal portion of historic emissions? Afrika, rumah bagi lebih dari separuh penduduk
termiskin di dunia, bertanggung jawab atas
sebagian kecil emisi historis?

10. It is often heard also that efforts to mitigate 10. Sering juga terdengar bahwa upaya-upaya
climate change by reducing the use of fossil fuels mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi
and developing cleaner energy sources will lead to penggunaan bahan bakar fosil dan
a reduction in the number of jobs. What is mengembangkan sumber-sumber energi yang lebih
happening is that millions of people are losing their bersih akan menyebabkan berkurangnya jumlah
jobs due to different effects of climate change: pekerjaan. Yang terjadi adalah jutaan orang
rising sea levels, droughts, and other phenomena kehilangan pekerjaan karena berbagai efek
affecting the planet have left many people adrift. perubahan iklim: naiknya permukaan air laut,
Conversely, the transition to renewable forms of kekeringan, dan fenomena lain yang memengaruhi
energy, properly managed, as well as efforts to planet ini telah membuat banyak orang
adapt to the damage caused by climate change, terombang-ambing. Sebaliknya, transisi ke bentuk
are capable of generating countless jobs in energi terbarukan, yang dikelola dengan baik, serta
different sectors. This demands that politicians and upaya untuk beradaptasi dengan kerusakan yang
business leaders should even now be concerned disebabkan oleh perubahan iklim, mampu
themselves with it. menghasilkan lapangan kerja yang tak terhitung
jumlahnya di berbagai sektor. Hal ini menuntut
para politisi dan pemimpin bisnis untuk mulai
memikirkannya.

4
Human causes Penyebabnya manusia
11. It is no longer possible to doubt the human – 11. Tidak mungkin lagi meragukan bahwa
“anthropic” – origin of climate change. Let us see penyebab perubahan iklim adalah manusia -
why. The concentration of greenhouse gases in the "antropis". Mari kita lihat alasannya. Konsentrasi
atmosphere, which causes global warming, was gas rumah kaca di atmosfer, yang menyebabkan
stable until the nineteenth century, below 300 pemanasan global, stabil hingga abad kesembilan
parts per million in volume. But in the middle of belas, dengan volume di bawah 300 bagian per
that century, in conjunction with industrial juta. Namun pada pertengahan abad tersebut,
development, emissions began to increase. In the bersamaan dengan perkembangan industri, emisi
past fifty years, this increase has accelerated mulai meningkat. Dalam lima puluh tahun terakhir,
significantly, as the Mauna Loa observatory, which peningkatan ini telah melonjak secara berarti,
has taken daily measurements of carbon dioxide seperti yang ditegaskan oleh observatorium
since 1958, has confirmed. While I was Mauna Loa, yang telah melakukan pengukuran
writing Laudato Si’, they hit a historic high – 400 harian karbon dioksida sejak tahun 1958. Ketika
parts per million – until arriving at 423 parts per saya menulis Laudato Si', angka tersebut mencapai
million in June 2023. [7] More than 42% of total titik tertinggi dalam sejarah - 400 bagian per juta -
net emissions since the year 1850 were produced hingga mencapai 423 bagian per juta pada bulan
after 1990. [8] Juni 2023. [7] Lebih dari 42% dari total emisi sejak
tahun 1850 dihasilkan setelah tahun 1990. [8]

12. At the same time, we have confirmed that in 12. Pada saat yang sama, kami telah memastikan
the last fifty years the temperature has risen at an bahwa dalam jangka waktu lima puluh tahun
unprecedented speed, greater than any time over terakhir suhu telah meningkat dengan kecepatan
the past two thousand years. In this period, the yang belum pernah terjadi sebelumnya, lebih besar
trend was a warming of 0.15° C per decade, double dari waktu kapan pun selama dua ribu tahun
that of the last 150 years. From 1850 on, the global terakhir. Pada masa ini, kecenderungannya adalah
temperature has risen by 1.1° C, with even greater terjadi pemanasan sebesar 0,15°C setiap
impact on the polar regions. At this rate, it is dasawarsa, dua kali lipat dari peningkatan yang
possible that in just ten years we will reach the terjadi selama 150 tahun terakhir. Sejak tahun
recommended maximum global ceiling of 1.5° 1850, suhu global telah meningkat sebesar 1,1°C,
C. [9] This increase has not occurred on the earth’s dengan dampak yang lebih besar pada wilayah
surface alone but also several kilometres higher in kutub. Dengan laju ini, ada kemungkinan bahwa
the atmosphere, on the surface of the oceans and hanya dalam waktu sepuluh tahun kita akan
even in their depths for hundreds of metres. Thus mencapai batas maksimum global yang
the acidification of the seas increased and their direkomendasikan yaitu 1,5°C. [9] Peningkatan ini
oxygen levels were reduced. The glaciers are tidak hanya terjadi di permukaan bumi, tetapi juga
receding, the snow cover is diminishing and the beberapa kilometer lebih tinggi di atmosfer, pada
sea level is constantly rising. [10] permukaan samudra, dan bahkan di kedalamannya
hingga ratusan meter. Dengan demikian,
pengasaman lautan meningkat dan kadar
oksigennya berkurang. Gletser-gletser mulai
mencair, lapisan salju mulai berkurang dan
permukaan air laut terus meningkat. [10]

13. It is not possible to conceal the correlation of 13. Tidak mungkin untuk menyembunyikan korelasi
these global climate phenomena and the antara fenomena iklim global ini dan percepatan
accelerated increase in greenhouse gas emissions, peningkatan emisi gas rumah kaca, terutama sejak
particularly since the mid-twentieth century. The pertengahan abad kedua puluh. Mayoritas
overwhelming majority of scientists specializing in ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam bidang

5
the climate support this correlation, and only a iklim mendukung korelasi ini, dan hanya sebagian
very small percentage of them seek to deny the kecil dari mereka yang berusaha untuk menyangkal
evidence. Regrettably, the climate crisis is not bukti-bukti tersebut. Sayangnya, krisis iklim
exactly a matter that interests the great economic bukanlah masalah yang menarik bagi negara-
powers, whose concern is with the greatest profit negara besar yang memiliki kekuatan ekonomi
possible at minimal cost and in the shortest besar, yang lebih mementingkan keuntungan
amount of time. sebesar mungkin dengan biaya seminimal mungkin
dan dalam waktu sesingkat mungkin.

14. I feel obliged to make these clarifications, 14. Saya merasa berkewajiban untuk membuat
which may appear obvious, because of certain klarifikasi ini, yang mungkin tampak jelas, karena
dismissive and scarcely reasonable opinions that I adanya pendapat-pendapat yang meremehkan dan
encounter, even within the Catholic Church. Yet we hampir tidak masuk akal yang saya temui, bahkan
can no longer doubt that the reason for the di dalam Gereja Katolik. Namun kita tidak dapat
unusual rapidity of these dangerous changes is a lagi meragukan bahwa alasan untuk kecepatan
fact that cannot be concealed: the enormous yang tidak biasa dari perubahan berbahaya ini
novelties that have to do with unchecked human adalah sebuah fakta yang tidak dapat
intervention on nature in the past two centuries. disembunyikan: hal-hal baru yang sangat besar
Events of natural origin that usually cause yang berkaitan dengan campur tangan manusia
warming, such as volcanic eruptions and others, yang tidak terkendali terhadap alam dalam dua
are insufficient to explain the proportion and abad terakhir. Peristiwa-peristiwa yang berasal dari
speed of the changes of recent decades. [11] The alam yang biasanya menyebabkan pemanasan,
change in average surface temperatures cannot be seperti letusan gunung berapi dan lainnya, tidak
explained except as the result of the increase of cukup untuk menjelaskan proporsi dan kecepatan
greenhouse gases. perubahan dalam beberapa dekade terakhir.
[11]Perubahan suhu permukaan rata-rata tidak
dapat dijelaskan kecuali sebagai akibat dari
peningkatan gas rumah kaca.

Damages and risks Kerusakan dan risiko


15. Some effects of the climate crisis are already 15. Beberapa dampak krisis iklim sudah tidak dapat
irreversible, at least for several hundred years, dipulihkan, setidaknya selama beberapa ratus
such as the increase in the global temperature of tahun, seperti peningkatan suhu global lautan,
the oceans, their acidification and the decrease of pengasamannya, dan penurunan oksigen. Perairan
oxygen. Ocean waters have a thermal inertia and lautan memiliki kelembaman termal dan
centuries are needed to normalize their dibutuhkan waktu berabad-abad untuk
temperature and salinity, which affects the survival menormalkan suhu dan salinitasnya, yang
of many species. This is one of the many signs that mempengaruhi kelangsungan hidup banyak
the other creatures of this world have stopped spesies. Ini adalah salah satu dari banyak tanda
being our companions along the way and have bahwa makhluk lain di dunia ini telah berhenti
become instead our victims. menjadi teman kita selama ini dan malah menjadi
korban kita.

16. The same can be said about the decrease in the 16. Hal yang sama dapat dikatakan tentang
continental ice sheets. The melting of the poles will penurunan lapisan es di benua. Mencairnya kutub
not be able to be reversed for hundreds of years. tidak akan bisa dibalik selama ratusan tahun.
As for the climate, there are factors that have Mengenai iklim, ada beberapa faktor yang telah
persisted for long periods of time, independent of berlangsung dalam jangka waktu yang lama,
the events that may have triggered them. For this terlepas dari peristiwa yang mungkin memicunya.
reason, we are now unable to halt the enormous Karena alasan ini, kita sekarang tidak dapat

6
damage we have caused. We barely have time to menghentikan kerusakan besar yang telah kita
prevent even more tragic damage. sebabkan. Kita hampir tidak punya waktu untuk
mencegah kerusakan yang lebih tragis lagi.

17. Certain apocalyptic diagnoses may well appear 17. Diagnosis apokaliptik tertentu mungkin tampak
scarcely reasonable or insufficiently grounded. This hampir tidak masuk akal atau tidak cukup
should not lead us to ignore the real possibility beralasan. Hal ini seharusnya tidak membuat kita
that we are approaching a critical point. Small mengabaikan kemungkinan nyata bahwa kita
changes can cause greater ones, unforeseen and sedang mendekati titik kritis. Perubahan kecil
perhaps already irreversible, due to factors of dapat menyebabkan perubahan yang lebih besar,
inertia. This would end up precipitating a cascade tak terduga dan mungkin sudah tidak dapat
of events having a snowball effect. In such cases, it diubah, karena faktor kelembaman. Hal ini pada
is always too late, since no intervention will be akhirnya akan memicu serangkaian peristiwa yang
able to halt a process once begun. There is no memiliki efek bola salju. Dalam kasus seperti itu,
turning back. We cannot state with certainty that selalu terlambat, karena tidak ada intervensi yang
all this is going to happen, based on present dapat menghentikan proses yang telah dimulai.
conditions. But it is certain that it continues to be a Tidak ada jalan untuk kembali. Kita tidak dapat
possibility, if we take into account phenomena menyatakan dengan pasti bahwa semua ini akan
already in motion that “sensitize” the climate, like terjadi, berdasarkan kondisi saat ini. Namun yang
the reduction of ice sheets, changes in ocean pasti, hal itu terus menjadi kemungkinan, jika kita
currents, deforestation in tropical rainforests and memperhitungkan fenomena yang sudah terjadi
the melting of permafrost in Russia, etc. [12] yang "membuat peka" iklim, seperti berkurangnya
lapisan es, perubahan arus laut, penggundulan
hutan di hutan hujan tropis, dan mencairnya
lapisan es di Rusia, dll. [12]

18. Consequently, a broader perspective is 18. Oleh karena itu, perspektif yang lebih luas
urgently needed, one that can enable us to esteem sangat dibutuhkan, yang memungkinkan kita untuk
the marvels of progress, but also to pay serious menghargai keajaiban kemajuan, tetapi juga
attention to other effects that were probably memberikan perhatian serius terhadap dampak
unimaginable a century ago. What is being asked lain yang mungkin tidak terbayangkan seabad yang
of us is nothing other than a certain responsibility lalu. Apa yang diminta dari kita tidak lain adalah
for the legacy we will leave behind, once we pass tanggung jawab atas warisan yang akan kita
from this world. tinggalkan, setelah kita meninggalkan dunia ini.

19. Finally, we can add that the Covid-19 pandemic 19. Akhirnya, kita dapat menambahkan bahwa
brought out the close relation of human life with pandemi Covid-19 menunjukkan hubungan erat
that of other living beings and with the natural antara kehidupan manusia dengan makhluk hidup
environment. But in a special way, it confirmed lainnya dan dengan lingkungan alam. Namun,
that what happens in one part of the world has secara khusus, pandemi ini menegaskan bahwa apa
repercussions on the entire planet. This allows me yang terjadi di satu bagian dunia berdampak pada
to reiterate two convictions that I repeat over and seluruh planet ini. Hal ini memungkinkan saya
over again: “Everything is connected” and “No one untuk mengulangi dua keyakinan yang saya ulangi
is saved alone”. lagi dan lagi: "Segala sesuatu itu terhubung" dan
"Tidak ada yang selamat sendirian".

7
2. A Growing Technocratic Paradigm 2. Paradigma Teknokratis yang Berkembang

20. In Laudato Si’, I offered a brief resumé of the 20. Dalam Laudato Si', saya menawarkan sebuah
technocratic paradigm underlying the current resume singkat tentang paradigma teknokratis
process of environmental decay. It is “a certain yang mendasari proses kerusakan lingkungan saat
way of understanding human life and activity [that] ini. Paradigma ini merupakan "cara tertentu untuk
has gone awry, to the serious detriment of the memahami kehidupan dan aktivitas manusia [yang]
world around us”. [13] Deep down, it consists in telah menjadi kacau, sehingga merugikan dunia di
thinking “as if reality, goodness and truth sekitar kita". [13] Pada dasarnya, hal ini terdiri dari
automatically flow from technological and pemikiran "seolah-olah realitas, kebaikan, dan
economic power as such”. [14] As a logical kebenaran secara otomatis mengalir dari kekuatan
consequence, it then becomes easy “to accept the teknologi dan ekonomi". [14] Sebagai konsekuensi
idea of infinite or unlimited growth, which proves logisnya, maka menjadi mudah "untuk menerima
so attractive to economists, financiers and experts ide pertumbuhan yang tak terbatas atau tak
in technology”. [15] terbatas, yang terbukti sangat menarik bagi para
ekonom, pemodal, dan ahli teknologi". [15]

21. In recent years, we have been able to confirm 21. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah
this diagnosis, even as we have witnessed a new dapat mengkonfirmasi diagnosis ini, bahkan ketika
advance of the above paradigm. Artificial kita telah menyaksikan kemajuan baru dari
intelligence and the latest technological paradigma di atas. Kecerdasan buatan dan inovasi
innovations start with the notion of a human being teknologi terbaru dimulai dengan gagasan tentang
with no limits, whose abilities and possibilities can manusia yang tidak memiliki batas, yang
be infinitely expanded thanks to technology. In this kemampuan dan kemungkinannya dapat diperluas
way, the technocratic paradigm monstrously feeds tanpa batas berkat teknologi. Dengan cara ini,
upon itself. paradigma teknokratis secara mengerikan
memakan dirinya sendiri.

22. Without a doubt, the natural resources 22. Tidak diragukan lagi, sumber daya alam yang
required by technology, such as lithium, silicon and dibutuhkan oleh teknologi, seperti litium, silikon,
so many others, are not unlimited, yet the greater dan banyak lagi, tidaklah terbatas, namun masalah
problem is the ideology underlying an obsession: yang lebih besar adalah ideologi yang mendasari
to increase human power beyond anything sebuah obsesi: untuk meningkatkan kekuatan
imaginable, before which nonhuman reality is a manusia melebihi apa pun yang dapat
mere resource at its disposal. Everything that exists dibayangkan, di mana realitas non-manusia hanya
ceases to be a gift for which we should be thankful, menjadi sumber daya yang dapat digunakan.
esteem and cherish, and instead becomes a slave, Segala sesuatu yang ada tidak lagi menjadi
prey to any whim of the human mind and its anugerah yang harus kita syukuri, hargai, dan
capacities. hargai, dan sebaliknya menjadi budak, menjadi
mangsa dari segala keinginan pikiran manusia dan
kapasitasnya.

23. It is chilling to realize that the capacities 23. Sungguh mengerikan untuk menyadari bahwa
expanded by technology “have given those with kapasitas yang diperluas oleh teknologi "telah
the knowledge and especially the economic memberi mereka yang memiliki pengetahuan dan
resources to use them, an impressive dominance terutama sumber daya ekonomi untuk
over the whole of humanity and the entire world. menggunakannya, sebuah dominasi yang
Never has humanity had such power over itself, yet mengesankan atas seluruh umat manusia dan
nothing ensures that it will be used wisely, seluruh dunia. Tidak pernah umat manusia

8
particularly when we consider how it is currently memiliki kekuatan seperti itu atas dirinya sendiri,
being used… In whose hands does all this power namun tidak ada yang menjamin bahwa kekuatan
lie, or will it eventually end up? It is extremely risky itu akan digunakan dengan bijaksana, terutama
for a small part of humanity to have it”. [16] ketika kita mempertimbangkan bagaimana
kekuatan itu saat ini digunakan... Di tangan siapa
semua kekuatan ini berada, atau pada akhirnya
akan berakhir? Sangat berisiko jika kekuasaan itu
berada di tangan sebagian kecil umat manusia".
[16]

Rethinking our use of power Memikirkan kembali penggunaan kekuasaan kita


24. Not every increase in power represents 24. Tidak semua peningkatan kekuatan merupakan
progress for humanity. We need only think of the kemajuan bagi umat manusia. Kita hanya perlu
“admirable” technologies that were employed to memikirkan teknologi "mengagumkan" yang
decimate populations, drop atomic bombs and digunakan untuk memusnahkan populasi,
annihilate ethnic groups. There were historical menjatuhkan bom atom, dan memusnahkan
moments where our admiration at progress kelompok-kelompok etnis. Ada saat-saat bersejarah
blinded us to the horror of its consequences. But di mana kekaguman kita akan kemajuan
that risk is always present, because “our immense membutakan kita terhadap kengerian
technological development has not been konsekuensinya. Namun risiko itu selalu ada,
accompanied by a development in human karena "perkembangan teknologi kita yang luar
responsibility, values and conscience... We stand biasa tidak disertai dengan perkembangan
naked and exposed in the face of our ever- tanggung jawab manusia, nilai-nilai dan hati
increasing power, lacking the wherewithal to nurani... Kita berdiri telanjang dan terekspos di
control it. We have certain superficial mechanisms, hadapan kekuatan kita yang terus meningkat,
but we cannot claim to have a sound ethics, a tanpa memiliki kemampuan untuk
culture and spirituality genuinely capable of setting mengendalikannya. Kita memiliki mekanisme
limits and teaching clear-minded self- tertentu yang dangkal, tetapi kita tidak dapat
restraint”. [17] It is not strange that so great a mengklaim memiliki etika yang baik, budaya dan
power in such hands is capable of destroying life, spiritualitas yang benar-benar mampu menetapkan
while the mentality proper to the technocratic batasan dan mengajarkan pengendalian diri yang
paradigm blinds us and does not permit us to see berpikiran jernih". [17] Tidaklah aneh jika
this extremely grave problem of present-day kekuasaan yang begitu besar di tangan yang
humanity. demikian mampu menghancurkan kehidupan,
sementara mentalitas yang sesuai dengan
paradigma teknokratis membutakan kita dan tidak
mengizinkan kita untuk melihat masalah yang
sangat gawat bagi umat manusia saat ini.

25. Contrary to this technocratic paradigm, we say 25. Berlawanan dengan paradigma teknokratis ini,
that the world that surrounds us is not an object of kita mengatakan bahwa dunia yang mengelilingi
exploitation, unbridled use and unlimited kita bukanlah objek eksploitasi, pemanfaatan yang
ambition. Nor can we claim that nature is a mere tak terkendali dan ambisi yang tak terbatas. Kita
“setting” in which we develop our lives and our juga tidak dapat mengklaim bahwa alam hanyalah
projects. For “we are part of nature, included in it "latar" tempat kita mengembangkan kehidupan
and thus in constant interaction with it”, [18] and dan proyek-proyek kita. Karena "kita adalah bagian
thus “we [do] not look at the world from without dari alam, termasuk di dalamnya dan dengan
but from within”. [19] demikian selalu berinteraksi dengannya", [18] dan
dengan demikian "kita [tidak] melihat dunia dari
luar tetapi dari dalam". [19]

9
26. This itself excludes the idea that the human 26. Hal ini dengan sendirinya meniadakan gagasan
being is extraneous, a foreign element capable bahwa manusia adalah sesuatu yang asing, elemen
only of harming the environment. Human beings asing yang hanya mampu merusak lingkungan.
must be recognized as a part of nature. Human life, Harus diakui bahwa manusia adalah sebuah
intelligence and freedom are elements of the bagian dari alam. Kehidupan, kecerdasan, dan
nature that enriches our planet, part of its internal kebebasan manusia adalah elemen-elemen alam
workings and its equilibrium. yang memperkaya planet kita, bagian dari cara
kerja internal dan keseimbangannya.

27. For this reason, a healthy ecology is also the 27. Untuk alasan ini, ekologi yang sehat juga
result of interaction between human beings and merupakan hasil interaksi antara manusia dan
the environment, as occurs in the indigenous lingkungan, seperti yang terjadi pada budaya-
cultures and has occurred for centuries in different budaya asli dan telah terjadi selama berabad-abad
regions of the earth. Human groupings have often di berbagai wilayah di bumi. Kelompok-kelompok
“created” an environment, [20] reshaping it in manusia sering kali "menciptakan" suatu
some way without destroying it or endangering it. lingkungan, [20] membentuknya kembali dengan
The great present-day problem is that the cara tertentu tanpa merusak atau
technocratic paradigm has destroyed that healthy membahayakannya. Masalah besar saat ini adalah
and harmonious relationship. In any event, the bahwa paradigma teknokratis telah
indispensable need to move beyond that menghancurkan hubungan yang sehat dan
paradigm, so damaging and destructive, will not be harmonis tersebut. Bagaimanapun, kebutuhan
found in a denial of the human being, but include yang sangat diperlukan untuk bergerak melampaui
the interaction of natural systems “with social paradigma tersebut, yang sangat merusak dan
systems”. [21] destruktif, tidak akan ditemukan dalam
penyangkalan terhadap manusia, tetapi mencakup
interaksi sistem alam "dengan sistem sosial". [21]

28. We need to rethink among other things the 28. Kita perlu memikirkan kembali, antara lain,
question of human power, its meaning and its pertanyaan tentang kekuasaan manusia,
limits. For our power has frenetically increased in a maknanya, dan batas-batasnya. Karena kekuatan
few decades. We have made impressive and kita telah meningkat pesat dalam beberapa
awesome technological advances, and we have not dekade. Kita telah membuat kemajuan teknologi
realized that at the same time we have turned into yang mengesankan dan mengagumkan, dan kita
highly dangerous beings, capable of threatening tidak menyadari bahwa pada saat yang sama kita
the lives of many beings and our own survival. telah berubah menjadi makhluk yang sangat
Today it is worth repeating the ironic comment of berbahaya, yang mampu mengancam kehidupan
Solovyov about an “age which was so advanced as banyak makhluk dan kelangsungan hidup kita
to be actually the last one”. [22] We need lucidity sendiri. Hari ini, kita perlu mengulangi komentar
and honesty in order to recognize in time that our ironis dari Solovyov tentang "zaman yang begitu
power and the progress we are producing are maju yang sebenarnya adalah zaman terakhir". [22]
turning against us. [23] Kita membutuhkan kejernihan dan kejujuran untuk
menyadari pada waktunya bahwa kekuatan kita
dan kemajuan yang kita hasilkan berbalik melawan
kita. [23]

The ethical goad Tongkat estafet etis


29. The ethical decadence of real power is 29. Kemerosotan etika dari kekuasaan yang
disguised thanks to marketing and false sesungguhnya tersamarkan berkat pemasaran dan
information, useful tools in the hands of those with informasi palsu, alat yang berguna di tangan

10
greater resources to employ them to shape public mereka yang memiliki sumber daya yang lebih
opinion. With the help of these means, whenever besar untuk menggunakannya dalam membentuk
plans are made to undertake a project involving opini publik. Dengan bantuan cara-cara ini, setiap
significant changes in the environment or high kali rencana dibuat untuk melaksanakan proyek
levels of contamination, one raises the hopes of yang melibatkan perubahan signifikan dalam
the people of that area by speaking of the local lingkungan atau tingkat kontaminasi yang tinggi,
progress that it will be able to generate or of the seseorang meningkatkan harapan orang-orang di
potential for economic growth, employment and daerah itu dengan berbicara tentang kemajuan
human promotion that it would mean for their lokal yang akan dapat dihasilkan atau potensi
children. Yet in reality there does not seem to be pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan
any true interest in the future of these people, peningkatan kualitas hidup yang akan berarti bagi
since they are not clearly told that the project will anak-anak mereka. Namun pada kenyataannya,
result in the clearing of their lands, a decline in the tampaknya tidak ada kepentingan yang nyata
quality of their lives, a desolate and less habitable terhadap masa depan masyarakat tersebut, karena
landscape lacking in life, the joy of community and mereka tidak diberitahu dengan jelas bahwa
hope for the future; in addition to the global proyek tersebut akan mengakibatkan pembukaan
damage that eventually compromises many other lahan mereka, penurunan kualitas hidup mereka,
people as well. bentang alam yang sunyi dan kurang layak huni,
kurangnya kehidupan, kegembiraan komunitas dan
harapan untuk masa depan; di samping kerusakan
global yang pada akhirnya membahayakan banyak
orang lain.

30. One need but think of the momentary 30. Kita hanya perlu memikirkan kegembiraan
excitement raised by the money received in sesaat yang ditimbulkan oleh uang yang diterima
exchange for the deposit of nuclear waste in a sebagai imbalan atas penimbunan limbah nuklir di
certain place. The house that one could have suatu tempat. Rumah yang seharusnya dapat dibeli
bought with that money has turned into a grave dengan uang tersebut telah berubah menjadi
due to the diseases that were then unleashed. And kuburan karena penyakit yang ditimbulkannya. Dan
I am not saying this, moved by a overflowing saya tidak mengatakan ini karena tergerak oleh
imagination, but on the basis of something we imajinasi yang meluap-luap, tetapi berdasarkan
have seen. It could be said that this is an extreme sesuatu yang telah kita lihat. Dapat dikatakan
example, but in these cases there is no room for bahwa ini adalah contoh yang ekstrem, tetapi
speaking of “lesser” damages, for it is precisely the dalam kasus ini tidak ada ruang untuk berbicara
amassing of damages considered tolerable that has tentang kerusakan yang "lebih rendah", karena
brought us to the situation in which we now find justru pengumpulan kerusakan yang dianggap
ourselves. dapat ditoleransi yang telah membawa kita ke
situasi di mana kita sekarang berada.

31. This situation has to do not only 31. Situasi ini tidak hanya berkaitan dengan fisika
with physics or biology, but also with the economy atau biologi, tetapi juga dengan ekonomi dan cara
and the way we conceive it. The mentality of kita memahaminya. Mentalitas untuk
maximum gain at minimal cost, disguised in terms mendapatkan keuntungan maksimal dengan biaya
of reasonableness, progress, and illusory promises, minimal, yang disamarkan dalam bentuk
makes impossible any sincere concern for our kewajaran, kemajuan dan janji-janji ilusi, membuat
common home and any real preoccupation about mustahil adanya kepedulian yang tulus terhadap
assisting the poor and the needy discarded by our rumah kita bersama dan keasyikan yang nyata
society. In recent years, we can note that, untuk membantu orang miskin dan orang yang
astounded and excited by the promises of any membutuhkan yang diabaikan oleh masyarakat
number of false prophets, the poor themselves at kita. Dalam beberapa tahun terakhir, kita dapat

11
times fall prey to the illusion of a world that is not mencatat bahwa, karena terpesona dan
being built for them. bersemangat oleh janji-janji dari sejumlah nabi
palsu, orang miskin sendiri kadang-kadang menjadi
mangsa ilusi dari sebuah dunia yang tidak dibangun
untuk mereka.

32. Mistaken notions also develop about the 32. Gagasan yang keliru juga berkembang
concept of “meritocracy”, which becomes seen as mengenai konsep "meritokrasi", yang kemudian
a “merited” human power to which everything dilihat sebagai kekuatan manusia yang "pantas"
must be submitted, under the rule of those born yang kepadanya segala sesuatu harus tunduk, di
with greater possibilities and advantages. A bawah kekuasaan orang-orang yang terlahir
healthy approach to the value of hard work, the dengan berbagai peluang dan kelebihan.
development of one’s native abilities and a Pendekatan yang sehat terhadap nilai kerja keras,
praiseworthy spirit of initiative is one thing, but if pengembangan kemampuan asli seseorang dan
one does not seek a genuine equality of semangat inisiatif yang terpuji adalah satu hal,
opportunity, “meritocracy” can easily become a tetapi jika seseorang tidak mencari kesetaraan
screen that further consolidates the privileges of a kesempatan yang sejati, "meritokrasi" dapat
few with great power. In this perverse logic, why dengan mudah menjadi tabir yang semakin
should they care about the damage done to our mengukuhkan hak-hak istimewa dari segelintir
common home, if they feel securely shielded by orang yang memiliki kekuatan besar. Dalam logika
the financial resources that they have earned by yang sesat ini, mengapa mereka harus peduli
their abilities and effort? dengan kerusakan yang terjadi pada rumah kita
bersama, jika mereka merasa terlindungi dengan
aman oleh sumber daya keuangan yang telah
mereka peroleh dengan kemampuan dan usaha
mereka?

33. In conscience, and with an eye to the children 33. Dalam hati nurani, dan dengan memperhatikan
who will pay for the harm done by their actions, anak-anak yang akan membayar kerugian yang
the question of meaning inevitably arises: “What is disebabkan oleh tindakan mereka, pertanyaan
the meaning of my life? What is the meaning of my tentang makna pasti muncul: "Apa arti hidup saya?
time on this earth? And what is the ultimate Apa makna dari waktu saya di bumi ini? Dan apa
meaning of all my work and effort?” makna akhir dari semua pekerjaan dan usaha
saya?"

3. The Weakness of International Politics 3. Kelemahan Politik Internasional

34. Although “our own days seem to be showing 34. Meskipun "zaman kita sendiri tampaknya
signs of a certain regression… each new generation menunjukkan tanda-tanda kemunduran tertentu...
must take up the struggles and attainments of past setiap generasi baru harus mengambil perjuangan
generations, while setting its sights even higher. dan pencapaian generasi masa lalu, sambil
This is the path. Goodness, together with love, mengarahkan pandangannya lebih tinggi lagi. Inilah
justice and solidarity, are not achieved once and jalannya. Kebaikan, bersama dengan cinta, keadilan
for all; they have to be realized each day”. [24] For dan solidaritas, tidak dapat dicapai sekali dan
there to be solid and lasting advances, I would untuk selamanya; mereka harus diwujudkan setiap
insist that, “preference should be given to hari". [24] Agar ada kemajuan yang solid dan
multilateral agreements between States”. [25] langgeng, saya akan bersikeras bahwa, "preferensi
harus diberikan pada perjanjian multilateral antar
Negara". [25]

12
35. It is not helpful to confuse multilateralism with 35. Tidaklah berguna untuk mengacaukan
a world authority concentrated in one person or in multilateralisme dengan otoritas dunia yang
an elite with excessive power: “When we talk terkonsentrasi pada satu orang atau pada elit yang
about the possibility of some form of world memiliki kekuasaan yang berlebihan: "Ketika kita
authority regulated by law, we need not berbicara tentang kemungkinan adanya suatu
necessarily think of a personal authority”. [26] We bentuk otoritas dunia yang diatur oleh hukum, kita
are speaking above all of “more effective world tidak perlu memikirkan otoritas pribadi". [26] Yang
organizations, equipped with the power to provide kita maksud di sini adalah "organisasi dunia yang
for the global common good, the elimination of lebih efektif, yang dilengkapi dengan kekuatan
hunger and poverty and the sure defence of untuk menyediakan kebaikan bersama secara
fundamental human rights”. [27] The issue is that global, penghapusan kelaparan dan kemiskinan,
they must be endowed with real authority, in such serta pembelaan yang pasti terhadap hak-hak asasi
a way as to “provide for” the attainment of certain manusia yang mendasar". [27] Masalahnya adalah
essential goals. In this way, there could come bahwa mereka harus diberkahi dengan otoritas
about a multilateralism that is not dependent on yang nyata, sedemikian rupa untuk "menyediakan"
changing political conditions or the interests of a pencapaian tujuan-tujuan penting tertentu.
certain few, and possesses a stable efficacy. Dengan cara ini, akan tercipta sebuah
multilateralisme yang tidak tergantung pada
perubahan kondisi politik atau kepentingan
segelintir orang, dan memiliki keampuhan yang
stabil.

36. It continues to be regrettable that global crises 36. Sangat disesalkan bahwa krisis global disia-
are being squandered when they could be the siakan ketika krisis tersebut dapat menjadi
occasions to bring about beneficial kesempatan untuk membawa perubahan yang
changes. [28] This is what happened in the 2007- bermanfaat. [28] Inilah yang terjadi pada krisis
2008 financial crisis and again in the Covid-19 keuangan 2007-2008 dan sekali lagi pada krisis
crisis. For “the actual strategies developed Covid-19. Karena "strategi aktual yang
worldwide in the wake of [those crises] fostered dikembangkan di seluruh dunia setelah [krisis-krisis
greater individualism, less integration and tersebut] menumbuhkan individualisme yang lebih
increased freedom for the truly powerful, who besar, integrasi yang lebih rendah, dan peningkatan
always find a way to escape unscathed”. [29] kebebasan bagi mereka yang benar-benar
berkuasa, yang selalu menemukan cara untuk
melarikan diri tanpa cedera". [29]

Reconfiguring multilateralism Mengkonfigurasi ulang multilateralisme


37. More than saving the old multilateralism, it 37. Lebih dari sekedar menyelamatkan
appears that the current challenge is to multilateralisme lama, tampaknya tantangan saat
reconfigure and recreate it, taking into account the ini adalah mengkonfigurasi ulang dan
new world situation. I invite you to recognize that menciptakannya kembali, dengan
“many groups and organizations within civil society mempertimbangkan situasi dunia yang baru. Saya
help to compensate for the shortcomings of the mengajak Anda untuk menyadari bahwa "banyak
international community, its lack of coordination in kelompok dan organisasi dalam masyarakat sipil
complex situations, and its lack of attention to yang membantu mengimbangi kekurangan
fundamental human rights”. [30] For example, the komunitas internasional, kurangnya koordinasi
Ottawa Process against the use, production and dalam situasi yang kompleks, dan kurangnya
manufacture of antipersonnel mines is one perhatian terhadap hak-hak asasi manusia yang
example that shows how civil society with its mendasar". [30] Sebagai contoh, Proses Ottawa
organizations is capable of creating effective yang menentang penggunaan, produksi, dan
dynamics that the United Nations cannot. In this pembuatan ranjau anti-personil adalah salah satu

13
way, the principle of subsidiarity is applied also to contoh yang menunjukkan bagaimana masyarakat
the global-local relationship. sipil dengan organisasi-organisasinya mampu
menciptakan dinamika yang efektif yang tidak
dapat dilakukan oleh PBB. Dengan cara ini, prinsip
subsidiaritas diterapkan juga pada hubungan
global-lokal.

38. In the medium-term, globalization favours 38. Dalam jangka menengah, globalisasi
spontaneous cultural interchanges, greater mutual mendukung pertukaran budaya yang spontan,
knowledge and processes of integration of pengetahuan bersama yang lebih besar dan proses
peoples, which end up provoking a multilateralism integrasi masyarakat, yang pada akhirnya
“from below” and not simply one determined by mendorong multilateralisme "dari bawah" dan
the elites of power. The demands that rise up from tidak hanya ditentukan oleh elit kekuasaan.
below throughout the world, where activists from Tuntutan-tuntutan yang muncul dari bawah di
very different countries help and support one seluruh dunia, di mana para aktivis dari berbagai
another, can end up pressuring the sources of negara yang berbeda saling membantu dan
power. It is to be hoped that this will happen with mendukung satu sama lain, pada akhirnya dapat
respect to the climate crisis. For this reason, I menekan sumber-sumber kekuasaan. Diharapkan
reiterate that “unless citizens control political hal ini akan terjadi sehubungan dengan krisis iklim.
power – national, regional and municipal – it will Untuk alasan ini, saya tegaskan kembali bahwa
not be possible to control damage to the "kecuali jika warga negara mengendalikan
environment”. [31] kekuasaan politik - nasional, regional dan kota -
maka tidak akan mungkin untuk mengendalikan
kerusakan lingkungan". [31]

39. Postmodern culture has generated a new 39. Budaya postmodern telah menghasilkan
sensitivity towards the more vulnerable and less kepekaan baru terhadap mereka yang lebih rentan
powerful. This is connected with my insistence in dan kurang kuat. Hal ini terkait dengan desakan
the Encyclical Letter Fratelli Tutti on the primacy of saya dalam Surat Ensiklik Fratelli Tutti tentang
the human person and the defence of his or her keutamaan pribadi manusia dan pembelaan
dignity beyond every circumstance. It is another martabatnya di luar segala situasi. Ini adalah cara
way of encouraging multilateralism for the sake of lain untuk mendorong multilateralisme demi
resolving the real problems of humanity, securing menyelesaikan masalah-masalah nyata
before all else respect for the dignity of persons, in kemanusiaan, dengan menjamin di atas segalanya
such a way that ethics will prevail over local or penghormatan terhadap martabat manusia,
contingent interests. sedemikian rupa sehingga etika akan menang di
atas kepentingan-kepentingan lokal atau kontingen.

40. It is not a matter of replacing politics, but of 40. Ini bukan masalah menggantikan politik, tetapi
recognizing that the emerging forces are becoming mengakui bahwa kekuatan-kekuatan yang muncul
increasingly relevant and are in fact capable of menjadi semakin relevan dan pada kenyataannya
obtaining important results in the resolution of mampu memperoleh hasil yang penting dalam
concrete problems, as some of them penyelesaian masalah-masalah konkret, seperti
demonstrated during the pandemic. The very fact yang ditunjukkan oleh beberapa di antaranya
that answers to problems can come from any selama pandemi. Fakta bahwa jawaban atas
country, however little, ends up presenting masalah dapat datang dari negara mana pun,
multilateralism as an inevitable process. betapapun kecilnya, pada akhirnya menampilkan
multilateralisme sebagai proses yang tak
terelakkan.

14
41. The old diplomacy, also in crisis, continues to 41. Diplomasi lama, yang juga berada dalam krisis,
show its importance and necessity. Still, it has not terus menunjukkan kepentingan dan
succeeded in generating a model of multilateral kebutuhannya. Namun, diplomasi lama belum
diplomacy capable of responding to the new berhasil menghasilkan model diplomasi
configuration of the world; yet should it be able to multilateral yang mampu menanggapi konfigurasi
reconfigure itself, it must be part of the solution, baru dunia; namun jika diplomasi lama mampu
because the experience of centuries cannot be cast mengkonfigurasi ulang dirinya sendiri, ia harus
aside either. menjadi bagian dari solusi, karena pengalaman
berabad-abad juga tidak dapat dikesampingkan.

42. Our world has become so multipolar and at the 42. Dunia kita telah menjadi begitu multipolar dan
same time so complex that a different framework pada saat yang sama begitu kompleks sehingga
for effective cooperation is required. It is not diperlukan kerangka kerja yang berbeda untuk
enough to think only of balances of power but also kerja sama yang efektif. Tidaklah cukup hanya
of the need to provide a response to new problems memikirkan perimbangan kekuatan, tetapi juga
and to react with global mechanisms to the kebutuhan untuk memberikan tanggapan terhadap
environmental, public health, cultural and social masalah-masalah baru dan bereaksi dengan
challenges, especially in order to consolidate mekanisme global terhadap tantangan-tantangan
respect for the most elementary human rights, lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, budaya
social rights and the protection of our common dan sosial, terutama untuk mengkonsolidasikan
home. It is a matter of establishing global and penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia
effective rules that can permit “providing for” this yang paling mendasar, hak-hak sosial dan
global safeguarding. perlindungan terhadap rumah kita bersama. Ini
adalah masalah menetapkan aturan global dan
efektif yang dapat memungkinkan "menyediakan"
perlindungan global ini.

43. All this presupposes the development of a new 43. Semua ini mengandaikan pengembangan
procedure for decision-making and legitimizing prosedur baru untuk pengambilan keputusan dan
those decisions, since the one put in place several melegitimasi keputusan-keputusan tersebut,
decades ago is not sufficient nor does it appear karena prosedur yang telah ada beberapa dekade
effective. In this framework, there would yang lalu tidak memadai dan juga tidak efektif.
necessarily be required spaces for conversation, Dalam kerangka kerja ini, diperlukan ruang-ruang
consultation, arbitration, conflict resolution and untuk percakapan, konsultasi, arbitrasi,
supervision, and, in the end, a sort of increased penyelesaian konflik dan pengawasan, dan pada
“democratization” in the global context, so that akhirnya, semacam "demokratisasi" yang lebih luas
the various situations can be expressed and dalam konteks global, sehingga berbagai situasi
included. It is no longer helpful for us to support dapat diekspresikan dan diikutsertakan. Tidak ada
institutions in order to preserve the rights of the gunanya lagi bagi kita untuk mendukung lembaga-
more powerful without caring for those of all. lembaga yang bertujuan untuk melindungi hak-hak
mereka yang lebih berkuasa tanpa memperhatikan
hak-hak yang lain.

4. Climate Conferences: 4. Konferensi Iklim:


Progress and Failures Kemajuan dan Kegagalan

44. For several decades now, representatives of 44. Selama beberapa dekade ini, perwakilan dari
more than 190 countries have met periodically to lebih dari 190 negara telah bertemu secara berkala
address the issue of climate change. The 1992 Rio untuk membahas masalah perubahan iklim.

15
de Janeiro Conference led to the adoption of the Konferensi Rio de Janeiro tahun 1992
United Nations Framework Convention on Climate menghasilkan adopsi Konvensi Kerangka Kerja
Change (UNFCCC), a treaty that took effect when Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan
the necessary ratification on the part of the Iklim (UNFCCC), sebuah perjanjian yang mulai
signatories concluded in 1994. These States meet berlaku setelah ratifikasi yang diperlukan oleh para
annually in the Conference of the Parties (COP), penandatangannya selesai pada tahun 1994.
the highest decision-making body. Some of these Negara-negara ini bertemu setiap tahun dalam
Conferences were failures, like that of Copenhagen Konferensi Para Pihak (COP), badan pengambil
(2009), while others made it possible to take keputusan tertinggi. Beberapa Konferensi ini
important steps forward, like COP3 in Kyoto mengalami kegagalan, seperti yang terjadi di
(1997). Its significant Protocol set the goal of Kopenhagen (2009), sementara yang lain
reducing overall greenhouse gas emissions by 5% memungkinkan untuk mengambil langkah penting
with respect to 1990. The deadline was the year ke depan, seperti COP3 di Kyoto (1997).
2012, but this, clearly, was not achieved. Protokolnya yang signifikan menetapkan tujuan
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara
keseluruhan sebesar 5% dari tahun 1990. Batas
waktunya adalah tahun 2012, namun ternyata
tidak tercapai.

45. All parties also committed themselves to 45. Semua pihak juga berkomitmen untuk
implementing programmes of adaptation in order melaksanakan program-program adaptasi untuk
to reduce the effects of climate change now taking mengurangi dampak perubahan iklim yang sedang
place. Provisions were also made for aid to cover terjadi. Ketentuan-ketentuan juga dibuat untuk
the costs of the measures in developing countries. memberikan bantuan untuk menutupi biaya dari
The Protocol actually took effect in 2005. tindakan-tindakan tersebut di negara-negara
berkembang. Protokol ini mulai berlaku pada tahun
2005.

46. Afterwards, it was proposed to create a 46. Setelah itu, diusulkan untuk membuat
mechanism regarding the loss and damage caused mekanisme mengenai kerugian dan kerusakan yang
by climate change, which recognizes as those disebabkan oleh perubahan iklim, yang mengakui
chiefly responsible the richer countries and seeks negara-negara kaya sebagai pihak yang paling
to compensate for the loss and damage that bertanggung jawab dan berusaha untuk
climate change produces in the more vulnerable mengkompensasi kerugian dan kerusakan yang
countries. It was not yet a matter of financing the disebabkan oleh perubahan iklim di negara-negara
“adaptation” of those countries, but of yang lebih rentan. Hal ini bukan masalah
compensating them for damage already incurred. pembiayaan "adaptasi" dari negara-negara
This question was the subject of important tersebut, tetapi masalah kompensasi atas
discussions at various Conferences. kerusakan yang telah terjadi. Pertanyaan ini
menjadi topik diskusi penting di berbagai
Konferensi.

47. COP21 in Paris (2015) represented another 47. COP21 di Paris (2015) merupakan momen
significant moment, since it generated an penting lainnya, karena menghasilkan kesepakatan
agreement that involved everyone. It can be yang melibatkan semua pihak. Hal ini dapat
considered as a new beginning, given the failure to dianggap sebagai awal yang baru, mengingat
meet the goals previously set. The agreement took kegagalan untuk memenuhi tujuan yang telah
effect on 4 November 2016. Albeit a binding ditetapkan sebelumnya. Kesepakatan tersebut
agreement, not all its dispositions are obligations mulai berlaku pada tanggal 4 November 2016.
in the strict sense, and some of them leave ample Meskipun merupakan perjanjian yang mengikat,

16
room for discretion. In any case, properly speaking, tidak semua disposisi yang ada di dalamnya
there are no provisions for sanctions in the case of merupakan kewajiban dalam arti yang sebenarnya,
unfulfilled commitments, nor effective instruments dan beberapa di antaranya memberikan ruang
to ensure their fulfilment. It also provides for a yang cukup untuk kebijaksanaan. Dalam hal apa
certain flexibility in the case of developing pun, sebenarnya, tidak ada ketentuan untuk sanksi
countries. dalam hal komitmen yang tidak terpenuhi, atau
instrumen yang efektif untuk memastikan
pemenuhannya. Hal ini juga memberikan
fleksibilitas tertentu dalam kasus negara
berkembang.

48. The Paris Agreement presents a broad and 48. Perjanjian Paris memiliki tujuan yang luas dan
ambitious objective: to keep the increase of ambisius: untuk menjaga kenaikan suhu global
average global temperatures to under 2° C with rata-rata di bawah 2°C dibandingkan dengan
respect to preindustrial levels, and with the aim of tingkat pra-industri, dan dengan tujuan untuk
decreasing them to 1.5° C. Work is still under way menurunkannya hingga 1,5°C. Upaya-upaya masih
to consolidate concrete procedures for monitoring terus dilakukan untuk mengkonsolidasikan
and to facilitate general criteria for comparing the prosedur-prosedur konkret dalam melakukan
objectives of the different countries. This makes it pemantauan dan memfasilitasi kriteria umum
difficult to achieve a more objective (quantitative) untuk membandingkan tujuan-tujuan berbagai
evaluation of the real results. negara. Hal ini menyulitkan untuk mencapai
evaluasi yang lebih obyektif (kuantitatif) terhadap
hasil yang sebenarnya.

49. Following several Conferences with scarce 49. Setelah beberapa Konferensi dengan hasil yang
results, and the disappointment of COP25 in minim, dan kekecewaan terhadap COP25 di Madrid
Madrid (2019), it was hoped that this inertia would (2019), diharapkan kelambanan ini akan berbalik
be reversed at COP26 in Glasgow (2021). In effect, pada COP26 di Glasgow (2021). Hasilnya, hasilnya
its result was to relaunch the Paris Agreement, put adalah peluncuran kembali Perjanjian Paris, yang
on hold by the overall effects of the pandemic. tertunda oleh dampak pandemi secara
Furthermore, there was an abundance of keseluruhan. Selain itu, terdapat banyak sekali
“recommendations” whose actual effect was "rekomendasi" yang efeknya sulit diprediksi.
hardly foreseeable. Proposals tending to ensure a Proposal yang cenderung memastikan transisi yang
rapid and effective transition to alternative and cepat dan efektif ke bentuk energi alternatif yang
less polluting forms of energy made no progress. lebih sedikit polusi tidak mengalami kemajuan.

50. COP27 in Sharm El Sheikh (2022) was from the 50. COP27 di Sharm El Sheikh (2022) sejak awal
outset threatened by the situation created by the terancam oleh situasi yang diciptakan oleh invasi
invasion of Ukraine, which caused a significant Ukraina, yang menyebabkan krisis ekonomi dan
economic and energy crisis. Carbon use increased energi yang signifikan. Penggunaan karbon
and everyone sought to have sufficient supplies. meningkat dan semua orang berusaha untuk
Developing countries regarded access to energy memiliki persediaan yang cukup. Negara-negara
and prospects for development as an urgent berkembang menganggap akses ke energi dan
priority. There was an evident openness to prospek pembangunan sebagai prioritas yang
recognizing the fact that combustible fuels still mendesak. Ada keterbukaan yang nyata untuk
provide 80% of the world’s energy, and that their mengakui fakta bahwa bahan bakar yang mudah
use continues to increase. terbakar masih menyediakan 80% energi dunia,
dan penggunaannya terus meningkat.

17
51. This Conference in Egypt was one more 51. Konferensi di Mesir ini merupakan satu lagi
example of the difficulty of negotiations. It could contoh sulitnya negosiasi. Dapat dikatakan bahwa
be said that at least it marked a step forward in setidaknya konferensi ini menandai sebuah langkah
consolidating a system for financing “loss and maju dalam mengkonsolidasikan sebuah sistem
damage” in countries most affected by climate untuk mendanai "kerugian dan kerusakan" di
disasters. This would seem to give a new voice and negara-negara yang paling terkena dampak
a greater role to developing countries. Yet here bencana iklim. Hal ini tampaknya memberikan
too, many points remained imprecise, above all the suara baru dan peran yang lebih besar bagi negara-
concrete responsibility of the countries that have negara berkembang. Namun di sini pun masih
to contribute. banyak hal yang belum jelas, terutama tanggung
jawab konkret negara-negara yang harus
berkontribusi.

52. Today we can continue to state that, “the 52. Saat ini kita dapat terus menyatakan bahwa,
accords have been poorly implemented, due to "kesepakatan-kesepakatan tersebut tidak
lack of suitable mechanisms for oversight, periodic diimplementasikan dengan baik, karena kurangnya
review and penalties in cases of noncompliance. mekanisme yang sesuai untuk pengawasan,
The principles which they proclaimed still await an tinjauan berkala dan hukuman dalam kasus-kasus
efficient and flexible means of practical ketidakpatuhan. Prinsip-prinsip yang mereka
implementation”. [32] Also, that “international nyatakan masih menunggu cara yang efisien dan
negotiations cannot make significant progress due fleksibel untuk implementasi praktis". [32] Juga,
to positions taken by countries which place their bahwa "negosiasi internasional tidak dapat
national interests above the global common good. mencapai kemajuan yang signifikan karena posisi
Those who will have to suffer the consequences of yang diambil oleh negara-negara yang
what we are trying to hide will not forget this menempatkan kepentingan nasional mereka di atas
failure of conscience and responsibility”. [33] kepentingan bersama global. Mereka yang harus
menanggung akibat dari apa yang kita coba
sembunyikan tidak akan melupakan kegagalan hati
nurani dan tanggung jawab ini". [33]

5. What to Expect from COP28 in Dubai? 5. Apa yang Diharapkan dari COP28 di Dubai?

53. The United Arab Emirates will host the next 53. Uni Emirat Arab akan menjadi tuan rumah
Conference of the Parties (COP28). It is a country Konferensi Para Pihak (COP28) berikutnya. Ini
of the Persian Gulf known as a great exporter of adalah sebuah negara di Teluk Persia yang dikenal
fossil fuels, although it has made significant sebagai pengekspor bahan bakar fosil yang besar,
investments in renewable energy sources. meskipun telah melakukan investasi yang signifikan
Meanwhile, gas and oil companies are planning dalam sumber energi terbarukan. Sementara itu,
new projects there, with the aim of further perusahaan-perusahaan gas dan minyak
increasing their production. To say that there is merencanakan proyek-proyek baru di sana, dengan
nothing to hope for would be suicidal, for it would tujuan untuk meningkatkan produksi mereka.
mean exposing all humanity, especially the Mengatakan bahwa tidak ada yang bisa diharapkan
poorest, to the worst impacts of climate change. di sana sama saja dengan bunuh diri, karena itu
berarti mengekspos seluruh umat manusia,
terutama yang paling miskin, pada dampak
terburuk dari perubahan iklim.

54. If we are confident in the capacity of human 54. Jika kita yakin akan kapasitas manusia untuk
beings to transcend their petty interests and to melampaui kepentingan-kepentingan kecilnya dan
think in bigger terms, we can keep hoping that berpikir dalam kerangka yang lebih besar, kita

18
COP28 will allow for a decisive acceleration of dapat terus berharap bahwa COP28 akan
energy transition, with effective commitments memungkinkan percepatan transisi energi yang
subject to ongoing monitoring. This Conference menentukan, dengan komitmen yang efektif dan
can represent a change of direction, showing that tunduk pada pemantauan yang berkelanjutan.
everything done since 1992 was in fact serious and Konferensi ini dapat mewakili perubahan arah,
worth the effort, or else it will be a great menunjukkan bahwa semua yang telah dilakukan
disappointment and jeopardize whatever good has sejak tahun 1992 sebenarnya serius dan sepadan
been achieved thus far. dengan usaha yang dilakukan, atau jika tidak maka
akan menjadi kekecewaan besar dan
membahayakan segala hal baik yang telah dicapai
sejauh ini.

55. Despite the many negotiations and 55. Meskipun sudah banyak negosiasi dan
agreements, global emissions continue to increase. kesepakatan, emisi global terus meningkat. Tentu
Certainly, it could be said that, without those saja, dapat dikatakan bahwa, tanpa perjanjian-
agreements, they would have increased even perjanjian tersebut, mereka akan meningkat lebih
more. Still, in other themes related to the banyak lagi. Namun, dalam tema-tema lain yang
environment, when there was a will, very berkaitan dengan lingkungan, ketika ada kemauan,
significant results were obtained, as was the case hasil yang sangat signifikan diperoleh, seperti
with the protection of the ozone layer. Yet, the halnya perlindungan lapisan ozon. Namun, transisi
necessary transition towards clean energy sources yang diperlukan menuju sumber energi bersih
such as wind and solar energy, and the seperti energi angin dan matahari, dan
abandonment of fossil fuels, is not progressing at meninggalkan bahan bakar fosil, tidak berjalan
the necessary speed. Consequently, whatever is dengan kecepatan yang diperlukan. Akibatnya, apa
being done risks being seen only as a ploy to pun yang sedang dilakukan berisiko dilihat hanya
distract attention. sebagai taktik untuk mengalihkan perhatian.

56. We must move beyond the mentality of 56. Kita harus bergerak melampaui mentalitas yang
appearing to be concerned but not having the terlihat peduli namun tidak memiliki keberanian
courage needed to produce substantial changes. yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan
We know that at this pace in just a few years we yang substansial. Kita tahu bahwa dengan laju
will surpass the maximum recommended limit of seperti ini, hanya dalam beberapa tahun saja kita
1.5° C and shortly thereafter even reach 3° C, with akan melampaui batas maksimum yang
a high risk of arriving at a critical point. Even if we direkomendasikan yaitu 1,5°C dan tidak lama
do not reach this point of no return, it is certain kemudian bahkan mencapai 3°C, dengan risiko
that the consequences would be disastrous and yang tinggi untuk mencapai titik kritis. Bahkan jika
precipitous measures would have to be taken, at kita tidak mencapai titik kritis ini, sudah pasti
enormous cost and with grave and intolerable konsekuensinya akan menjadi bencana dan
economic and social effects. Although the tindakan-tindakan yang sangat penting harus
measures that we can take now are costly, the cost diambil, dengan biaya yang sangat besar dan
will be all the more burdensome the longer we dengan dampak ekonomi dan sosial yang besar
wait. sekali dan tidak dapat ditoleransi. Meskipun
langkah-langkah yang dapat kita ambil sekarang
mahal, biayanya akan semakin membebani
semakin lama kita menunggu.

57. I consider it essential to insist that “to seek only 57. Saya menganggap penting untuk menegaskan
a technical remedy to each environmental problem bahwa "hanya mencari solusi teknis untuk setiap
which comes up is to separate what is in reality masalah lingkungan yang muncul berarti
interconnected and to mask the true and deepest memisahkan apa yang pada kenyataannya saling

19
problems of the global system”. [34] It is true that berhubungan dan menutupi masalah yang
efforts at adaptation are needed in the face of evils sebenarnya dan terdalam dari sistem global". [34]
that are irreversible in the short term. Also some Memang benar bahwa upaya adaptasi diperlukan
interventions and technological advances that dalam menghadapi kejahatan yang tidak dapat
make it possible to absorb or capture gas dipulihkan dalam jangka pendek. Selain itu,
emissions have proved promising. Nonetheless, we beberapa intervensi dan kemajuan teknologi yang
risk remaining trapped in the mindset of pasting memungkinkan untuk menyerap atau menangkap
and papering over cracks, while beneath the emisi gas telah terbukti menjanjikan. Meskipun
surface there is a continuing deterioration to which demikian, kita berisiko terjebak dalam pola pikir
we continue to contribute. To suppose that all untuk menempelkan dan menutup retakan,
problems in the future will be able to be solved by sementara di bawah permukaan ada kerusakan
new technical interventions is a form of homicidal yang terus berlanjut dan kita terus berkontribusi.
pragmatism, like pushing a snowball down a hill. Menganggap bahwa semua masalah di masa depan
akan dapat diselesaikan dengan intervensi teknis
baru adalah bentuk pragmatisme yang mematikan,
seperti mendorong bola salju menuruni bukit.

58. Once and for all, let us put an end to the 58. Untuk selamanya, mari kita akhiri cemoohan
irresponsible derision that would present this issue yang tidak bertanggung jawab yang akan
as something purely ecological, “green”, romantic, menampilkan isu ini sebagai sesuatu yang murni
frequently subject to ridicule by economic ekologis, "hijau", romantis, yang sering menjadi
interests. Let us finally admit that it is a human and bahan ejekan oleh kepentingan ekonomi. Mari kita
social problem on any number of levels. For this akui bahwa ini adalah masalah manusia dan sosial
reason, it calls for involvement on the part of all. In di berbagai tingkatan. Untuk alasan ini, diperlukan
Conferences on the climate, the actions of groups keterlibatan semua pihak. Dalam konferensi-
negatively portrayed as “radicalized” tend to konferensi tentang iklim, tindakan kelompok-
attract attention. But in reality they are filling a kelompok yang digambarkan secara negatif sebagai
space left empty by society as a whole, which "radikal" cenderung menarik perhatian. Namun
ought to exercise a healthy “pressure”, since every pada kenyataannya, mereka mengisi ruang yang
family ought to realize that the future of their ditinggalkan oleh masyarakat secara keseluruhan,
children is at stake. yang seharusnya memberikan "tekanan" yang
sehat, karena setiap keluarga harus menyadari
bahwa masa depan anak-anak mereka
dipertaruhkan.

59. If there is sincere interest in making COP28 a 59. Jika ada minat yang tulus untuk menjadikan
historic event that honours and ennobles us as COP28 sebagai peristiwa bersejarah yang
human beings, then one can only hope for binding menghormati dan memuliakan kita sebagai
forms of energy transition that meet three manusia, maka kita hanya dapat berharap untuk
conditions: that they be efficient, obligatory and bentuk-bentuk transisi energi yang mengikat yang
readily monitored. This, in order to achieve the memenuhi tiga syarat: efisien, wajib, dan mudah
beginning of a new process marked by three dipantau. Hal ini untuk mencapai awal dari sebuah
requirements: that it be drastic, intense and count proses baru yang ditandai dengan tiga persyaratan:
on the commitment of all. That is not what has bahwa proses tersebut harus drastis, intens, dan
happened so far, and only a process of this sort can mengandalkan komitmen semua pihak. Hal ini
enable international politics to recover its tidak terjadi sejauh ini, dan hanya proses semacam
credibility, since only in this concrete manner will it ini yang dapat memungkinkan politik internasional
be possible to reduce significantly carbon dioxide untuk memulihkan kredibilitasnya, karena hanya
levels and to prevent even greater evils over time. dengan cara yang konkret inilah yang
memungkinkan untuk mengurangi tingkat karbon

20
dioksida secara signifikan dan mencegah kejahatan
yang lebih besar dari waktu ke waktu.

60. May those taking part in the Conference be 60. Semoga mereka yang ikut serta dalam
strategists capable of considering the common Konferensi ini adalah para ahli strategi yang
good and the future of their children, more than mampu mempertimbangkan kebaikan bersama
the short-term interests of certain countries or dan masa depan anak-anak mereka, lebih dari
businesses. In this way, may they demonstrate the kepentingan jangka pendek negara atau bisnis
nobility of politics and not its shame. To the tertentu. Dengan demikian, semoga mereka
powerful, I can only repeat this question: “What menunjukkan kemuliaan politik dan bukan
would induce anyone, at this stage, to hold on to kehinaannya. Kepada mereka yang berkuasa, saya
power, only to be remembered for their inability to hanya bisa mengulangi pertanyaan ini: "Apa yang
take action when it was urgent and necessary to akan mendorong siapa pun, pada tahap ini, untuk
do so?” [35] mempertahankan kekuasaan, hanya untuk
dikenang karena ketidakmampuan mereka untuk
mengambil tindakan ketika hal itu mendesak dan
perlu dilakukan?" [35]

6. Spiritual Motivations 6. Motivasi Spiritual

61. I cannot fail in this regard to remind the 61. Dalam hal ini, saya tidak bisa tidak
Catholic faithful of the motivations born of their mengingatkan umat beriman Katolik akan motivasi-
faith. I encourage my brothers and sisters of other motivasi yang lahir dari iman mereka. Saya
religions to do the same, since we know that mendorong saudara-saudari saya yang beragama
authentic faith not only gives strength to the lain untuk melakukan hal yang sama, karena kita
human heart, but also transforms life, transfigures tahu bahwa iman yang otentik tidak hanya
our goals and sheds light on our relationship to memberi kekuatan pada hati manusia, tetapi juga
others and with creation as a whole. mengubah hidup, mengubah tujuan-tujuan kita,
dan menerangi hubungan kita dengan orang lain
dan dengan ciptaan secara keseluruhan.

In the light of faith Dalam terang iman


62. The Bible tells us: “God saw everything that he 62. Alkitab mengatakan kepada kita: "Allah melihat
had made, and indeed, it was very good” segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu, sungguh
( Gen 1:31). His is “the earth with all that is in it” amat baik" (Kej. 1:31). Milik-Nya adalah "bumi
( Deut 10:14). For this reason, he tells us that, “the dengan segala isinya" (Ul. 10:14). Untuk alasan ini,
land shall not be sold in perpetuity, for the land is Dia memberi tahu kita bahwa, "tanah itu tidak
mine; with me you are but aliens and tenants” boleh dijual untuk selama-lamanya, karena tanah
( Lev 25:23). Hence, “responsibility for God’s earth itu milik-Ku, dan kamu hanyalah pendatang dan
means that human beings, endowed with penggarap" (Im. 25:23). Oleh karena itu, "tanggung
intelligence, must respect the laws of nature and jawab atas bumi Allah berarti bahwa manusia, yang
the delicate equilibria existing between the dikaruniai kecerdasan, harus menghormati hukum
creatures of this world”. [36] alam dan keseimbangan yang halus yang ada di
antara makhluk-makhluk di dunia ini". [36]

63. At the same time, “the universe as a whole, in 63. Pada saat yang sama, "alam semesta secara
all its manifold relationships, shows forth the keseluruhan, dalam semua hubungan yang
inexhaustible richness of God”. Hence, to be wise, beraneka ragam, menunjukkan kekayaan Allah
“we need to grasp the variety of things in their yang tidak ada habis-habisnya". Oleh karena itu,

21
multiple relationships”. [37] Along this path of untuk menjadi bijaksana, "kita perlu memahami
wisdom, it is not a matter of indifference to us that berbagai hal dalam berbagai hubungannya". [37] Di
so many species are disappearing and that the sepanjang jalan kebijaksanaan ini, bukanlah suatu
climate crisis endangers the life of many other hal yang tidak penting bagi kita bahwa begitu
beings. banyak spesies yang menghilang dan bahwa krisis
iklim membahayakan kehidupan banyak makhluk
lainnya.

64. Jesus “was able to invite others to be attentive 64. Yesus "mampu mengajak orang lain untuk
to the beauty that there is in the world because he memperhatikan keindahan yang ada di dunia ini
himself was in constant touch with nature, lending karena Ia sendiri selalu berhubungan dengan alam,
it an attraction full of fondness and wonder. As he meminjamkan daya tarik yang penuh dengan
made his way throughout the land, he often kesukaan dan keajaiban. Ketika Ia berjalan di
stopped to contemplate the beauty sown by his seluruh negeri, Ia sering berhenti untuk
Father, and invited his disciples to perceive a merenungkan keindahan yang ditaburkan oleh
divine message in things”. [38] Bapa-Nya, dan mengundang para murid-Nya untuk
melihat pesan ilahi dalam segala sesuatu". [38]

65. Hence, “the creatures of this world no longer 65. Oleh karena itu, "makhluk-makhluk di dunia ini
appear to us under merely natural guise, because tidak lagi menampakkan diri kepada kita dengan
the risen One is mysteriously holding them to kedok alamiah, karena Dia yang telah bangkit
himself and directing them towards fullness as secara misterius menggandeng mereka kepada diri-
their end. The very flowers of the field and the Nya sendiri dan mengarahkan mereka kepada
birds which his human eyes contemplated and kepenuhan sebagai tujuan akhir mereka. Bunga-
admired are now imbued with his radiant bunga di padang dan burung-burung yang
presence”. [39] If “the universe unfolds in God, direnungkan dan dikagumi oleh mata manusia
who fills it completely… there is a mystical sekarang diilhami oleh kehadiran-Nya yang
meaning to be found in a leaf, in a mountain trail, bercahaya". [39] Jika "alam semesta terbentang di
in a dewdrop, in a poor person’s face”. [40] The dalam Tuhan, yang mengisinya sepenuhnya ... ada
world sings of an infinite Love: how can we fail to makna mistik yang dapat ditemukan dalam sehelai
care for it? daun, di jejak gunung, di setetes embun, di wajah
orang miskin". [40] Dunia bernyanyi tentang Cinta
yang tak terbatas: bagaimana mungkin kita gagal
merawatnya?

Journeying in communion and commitment Perjalanan dalam persekutuan dan komitmen


66. God has united us to all his creatures. 66. Allah telah mempersatukan kita dengan semua
Nonetheless, the technocratic paradigm can isolate ciptaan-Nya. Meskipun demikian, paradigma
us from the world that surrounds us and deceive teknokratis dapat mengisolasi kita dari dunia yang
us by making us forget that the entire world is a mengelilingi kita dan menipu kita dengan membuat
“contact zone”. [41] kita lupa bahwa seluruh dunia adalah "zona
kontak". [41]

67. The Judaeo-Christian vision of the cosmos 67. Visi Yudaeo-Kristen tentang kosmos
defends the unique and central value of the human mempertahankan nilai unik dan sentral dari
being amid the marvellous concert of all God’s manusia di tengah-tengah konser yang
creatures, but today we see ourselves forced to mengagumkan dari seluruh ciptaan Allah, tetapi
realize that it is only possible to sustain a “situated hari ini kita melihat diri kita dipaksa untuk
anthropocentrism”. To recognize, in other words, menyadari bahwa hanya mungkin untuk
that human life is incomprehensible and mempertahankan sebuah "antroposentrisme yang

22
unsustainable without other creatures. For “as part ditempatkan". Dengan kata lain, mengakui bahwa
of the universe… all of us are linked by unseen kehidupan manusia tidak dapat dipahami dan tidak
bonds and together form a kind of universal family, dapat dipertahankan tanpa adanya makhluk-
a sublime communion which fills us with a sacred, makhluk lain. Karena "sebagai bagian dari alam
affectionate and humble respect”. [42] semesta ... kita semua dihubungkan oleh ikatan
yang tidak terlihat dan bersama-sama membentuk
semacam keluarga universal, persekutuan luhur
yang memenuhi kita dengan rasa hormat yang
sakral, penuh kasih sayang, dan rendah hati". [42]

68. This is not a product of our own will; its origin 68. Ini bukanlah produk dari kehendak kita sendiri;
lies elsewhere, in the depths of our being, since asalnya terletak di tempat lain, di kedalaman
“God has joined us so closely to the world around keberadaan kita, karena "Allah telah menyatukan
us that we can feel the desertification of the soil kita dengan dunia di sekitar kita sehingga kita
almost as a physical ailment, and the extinction of dapat merasakan penggurunan tanah hampir
a species as a painful disfigurement”. [43] Let us seperti penyakit fisik, dan kepunahan suatu spesies
stop thinking, then, of human beings as sebagai cacat yang menyakitkan". [43] Maka,
autonomous, omnipotent and limitless, and begin marilah kita berhenti berpikir bahwa manusia
to think of ourselves differently, in a humbler but adalah makhluk yang otonom, mahakuasa, dan
more fruitful way. tidak terbatas, dan mulai berpikir tentang diri kita
sendiri secara berbeda, dengan cara yang lebih
rendah hati tetapi lebih bermanfaat.

69. I ask everyone to accompany this pilgrimage of 69. Saya meminta semua orang untuk menemani
reconciliation with the world that is our home and ziarah rekonsiliasi ini dengan dunia yang
to help make it more beautiful, because that merupakan rumah kita dan untuk membantu
commitment has to do with our personal dignity membuatnya lebih indah, karena komitmen
and highest values. At the same time, I cannot tersebut berkaitan dengan martabat pribadi dan
deny that it is necessary to be honest and nilai-nilai tertinggi kita. Pada saat yang sama, saya
recognize that the most effective solutions will not tidak dapat menyangkal bahwa perlu untuk jujur
come from individual efforts alone, but above all dan mengakui bahwa solusi yang paling efektif
from major political decisions on the national and tidak akan datang dari upaya individu saja, tetapi di
international level. atas semua itu dari keputusan politik besar di
tingkat nasional dan internasional.

70. Nonetheless, every little bit helps, and avoiding 70. Meskipun demikian, setiap tindakan kecil dapat
an increase of a tenth of a degree in the global membantu, dan menghindari kenaikan
temperature would already suffice to alleviate sepersepuluh derajat pada suhu global sudah
some suffering for many people. Yet what is cukup untuk meringankan penderitaan banyak
important is something less quantitative: the need orang. Namun, yang lebih penting adalah sesuatu
to realize that there are no lasting changes without yang tidak terlalu kuantitatif: kebutuhan untuk
cultural changes, without a maturing of lifestyles menyadari bahwa tidak ada perubahan yang
and convictions within societies, and there are no langgeng tanpa perubahan budaya, tanpa
cultural changes without personal changes. pendewasaan gaya hidup dan keyakinan di dalam
masyarakat, dan tidak ada perubahan budaya
tanpa perubahan pribadi.

71. Efforts by households to reduce pollution and 71. Upaya-upaya yang dilakukan oleh rumah tangga
waste, and to consume with prudence, are untuk mengurangi polusi dan limbah, serta
creating a new culture. The mere fact that mengkonsumsi dengan bijaksana, menciptakan

23
personal, family and community habits are budaya baru. Fakta bahwa kebiasaan pribadi,
changing is contributing to greater concern about keluarga, dan masyarakat berubah berkontribusi
the unfulfilled responsibilities of the political pada keprihatinan yang lebih besar terhadap
sectors and indignation at the lack of interest tanggung jawab yang tidak terpenuhi dari sektor-
shown by the powerful. Let us realize, then, that sektor politik dan kemarahan terhadap kurangnya
even though this does not immediately produce a minat yang ditunjukkan oleh mereka yang
notable effect from the quantitative standpoint, berkuasa. Maka, marilah kita sadari bahwa
we are helping to bring about large processes of meskipun hal ini tidak segera menghasilkan efek
transformation rising from deep within society. yang menonjol dari sudut pandang kuantitatif, kita
membantu mewujudkan proses transformasi besar
yang muncul dari dalam masyarakat.

72. If we consider that emissions per individual in 72. Jika kita mempertimbangkan bahwa emisi per
the United States are about two times greater than individu di Amerika Serikat sekitar dua kali lebih
those of individuals living in China, and about besar daripada emisi per individu yang tinggal di
seven times greater than the average of the Tiongkok, dan sekitar tujuh kali lebih besar
poorest countries, [44] we can state that a broad daripada rata-rata negara termiskin, [44] kita dapat
change in the irresponsible lifestyle connected menyatakan bahwa perubahan besar dalam gaya
with the Western model would have a significant hidup tidak bertanggung jawab yang terkait dengan
long-term impact. As a result, along with model Barat akan memiliki dampak jangka panjang
indispensable political decisions, we would be yang signifikan. Sebagai hasilnya, bersama dengan
making progress along the way to genuine care for keputusan politik yang sangat diperlukan, kita akan
one another. membuat kemajuan dalam perjalanan menuju
kepedulian yang tulus terhadap satu sama lain.

73. “Praise God” is the title of this letter. For when 73. "Pujilah Allah" adalah judul surat ini. Karena
human beings claim to take God’s place, they ketika manusia mengklaim untuk menggantikan
become their own worst enemies. Allah, mereka menjadi musuh terburuk mereka
sendiri.

Given in Rome, at the Basilica of Saint John Diberikan di Roma, di Basilika Santo Yohanes
Lateran, on 4 October, the Feast of Saint Francis of Lateran, pada tanggal 4 Oktober, Pesta Santo
Assisi, in the year 2023, the eleventh of my Fransiskus dari Asisi, pada tahun 2023, tahun
Pontificate. kesebelas masa kepausan saya.

FRANCIS FRANSISKUS

[1] UNITED STATES CONFERENCE OF CATHOLIC [1] KONFERENSI UMAT KATOLIK AMERIKA SERIKAT,
BISHOPS, Global Climate Change Background, Latar Belakang Perubahan Iklim Global, 2019.
2019.

[2] SPECIAL ASSEMBLY FOR THE PAN-AMAZONIAN [2] MUSYAWARAH KHUSUS UNTUK WILAYAH PAN-
REGION, Final Document, October 2019, 10: AAS AMERIKA, Dokumen Akhir, Oktober 2019, 10: AAS
111 (2019), 1744. 111 (2019), 1744.

[3] SYMPOSIUM OF EPISCOPAL CONFERENCES OF [3] SYMPOSIUM OF EPISCOPAL CONFERENCES OF


AFRICA AND MADAGASCAR (SECAM), African AFRICA AND MADAGASCAR (SECAM), Komunike
Climate Dialogues Communiqué, Nairobi, 17 Dialog Iklim Afrika, Nairobi, 17 Oktober 2022.
October 2022.

24
[4] Cf. INTERGOVERNMENTAL PANEL ON CLIMATE [4] Lih. PANEL ANTAR PEMERINTAH TENTANG
CHANGE (IPCC), Climate Change 2021, The Physical PERUBAHAN IKLIM (IPCC), Perubahan Iklim 2021,
Science Basis, Cambridge and New York, 2021, Dasar Ilmu Pengetahuan Fisik, Cambridge dan New
B.2.2. York, 2021, B.2.2.

[5] Cf. ID., Climate Change 2023, Synthesis Report, [5] Lihat ID, Perubahan Iklim 2023, Laporan Sintesis,
Summary for Policymakers, B.3.2. For the 2023 Ringkasan untuk Para Pembuat Kebijakan, B.3.2.
Report, see https://www.ipcc.ch/report/ar6 Untuk Laporan 2023, lihat
/syr/downloads/report/IPCC_AR6_SYR_SPM.pdf. https://www.ipcc.ch/report/ar6
/syr/downloads/report/IPCC_AR6_SYR_SPM.pdf.

[6] Cf. UNITED NATIONS ENVIRONMENT [6] Lihat UNITED NATIONS ENVIRONMENT
PROGRAM, The Emissions Gap Report 2022: PROGRAM, Laporan Kesenjangan Emisi 2022:
https://www.unep.org/resources/emissions-gap- https://www.unep.org/resources/emissions-gap-
report-2022. report-2022.

[7] Cf. National Oceanic and Atmospheric [7] Lihat National Oceanic and Atmospheric
Administration, Earth System Research Administration, Earth System Research
Laboratories, Global Monitoring Laboratory, Laboratories, Global Monitoring Laboratory, Trends
Trends in Atmospheric Carbon Dioxide: in Atmospheric Carbon Dioxide:
https://www.gml.noaa.gov/ccgg/trends/. https://www.gml.noaa.gov/ccgg/trends/.

[8] Cf. IPCC, Climate Change 2023, Synthesis [8] Bdk. IPCC, Perubahan Iklim 2023, Laporan
Report, Summary for Policymakers, A.1.3. Sintesis, Ringkasan untuk Para Pembuat Kebijakan,
A.1.3.

[9] Cf. ibid., B.5.3. [9] Lihat ibid, B.5.3.

[10] These are data of the IPCC, based on 34,000 [10] Ini adalah data dari IPCC, berdasarkan 34.000
studies: INTERGOVERNMENTAL PANEL ON CLIMATE penelitian: PANEL ANTAR PEMERINTAH TENTANG
CHANGE (IPCC); cf. Synthesis Report of the Sixth PERUBAHAN IKLIM (IPCC); lih. Laporan Sintesis
Assessment Report (20/03/2023): AR6 Synthesis Laporan Penilaian Keenam (20/03/2023): Laporan
Report: Climate Change 2023 (ipcc.ch). Sintesis AR6: Perubahan Iklim 2023 (ipcc.ch).

[11] Cf. IPCC, Climate Change 2023, Synthesis [11] Lih IPCC, Perubahan Iklim 2023, Laporan
Report, Summary for Policymakers, A.1.2. Sintesis, Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan, A.1.2.

[12] Cf. ibid. [12] Bdk. ibid.

[13] Encyclical Letter Laudato Si’ (24 May 2015), [13] Surat Ensiklik Laudato Si' (24 Mei 2015), 101:
101: AAS 107 (2015), 887. AAS 107 (2015), 887.

[14] Ibid., 105: AAS 107 (2015), 889. [14] Ibid, 105: AAS 107 (2015), 889.

[15] Ibid. 106: AAS 107 (2015), 890. [15] Ibid. 106: AAS 107 (2015), 890.

[16] Ibid., 104: AAS 107 (2015), 888-889. [16] Ibid, 104: AAS 107 (2015), 888-889.

[17] Ibid., 105: AAS 107 (2015), 889. [17] Ibid, 105: AAS 107 (2015), 889.

25
[18] Ibid., 139: AAS 107 (2015), 903. [18] Ibid, 139: AAS 107 (2015), 903.

[19] Ibid., 220: AAS 107 (2015), 934. [19] Ibid: AAS 107 (2015), 934.

[20] Cf. S. SÖRLIN-P. WARDE, “Making the [20] Lih S. SÖRLIN-P. WARDE, "Menjadikan
Environment Historical. An Introduction”, in S. Lingkungan Hidup Bersejarah. Sebuah Pengantar",
SÖRLIN-P. WARDE, eds., Nature’s End: History and dalam S. SÖRLIN-P. WARDE, eds., Nature's End:
the Environment, Basingstroke-New York, 2009, 1- History and the Environment, Basingstroke-New
23. York, 2009, 1-23.

[21] Encyclical Letter Laudato Si’ (24 May 2015), [21] Surat Ensiklik Laudato Si' (24 Mei 2015), 139:
139: AAS 107 (2015), 903. AAS 107 (2015), 903.

[22] Cf. War, Progress and the End of History, [22] Bdk Perang, Kemajuan dan Akhir Sejarah,
Including a Short Story of the Anti-Christ. Three Termasuk Kisah Singkat Anti-Kristus. Tiga Diskusi
Discussions by Vladimir Soloviev, London, 1915, p. oleh Vladimir Soloviev, London, 1915, hal. 197.
197.

[23] Cf. SAINT PAUL VI, Address to FAO on its 25th [23] Bdk SAINT PAULUS VI, Pidato kepada FAO pada
Anniversary (16 November 1970), 4: AAS 62 (1970), Hari Ulang Tahunnya yang ke-25 (16 November
833. 1970), 4: AAS 62 (1970), 833.

[24] Encyclical Letter Fratelli Tutti (3 October 2020), [24] Surat Ensiklik Fratelli Tutti (3 Oktober 2020), 11:
11: AAS 112 (2020), 972. AAS 112 (2020), 972.

[25] Ibid., 174: AAS 112 (2020), 1030. [25] Ibid, 174. [26] Ibid: AAS 112 (2020), 1030.

[26] Ibid., 172: AAS 112 (2020), 1029. [26] Ibid, 172. [27] Ibid: AAS 112 (2020), 1029.

[27] Ibid. [27] Ibid.

[28] Cf. ibid., 170: AAS 112 (2020), 1029. [28] Bdk. ibid, 170: AAS 112 (2020), 1029.

[29] Ibid. [29] Ibid.

[30] Ibid., 175: AAS 112 (2020), 1031. [30] Ibid, 175. Bdk: AAS 112 (2020), 1031.

[31] Encyclical Letter Laudato Si’ (24 May 2015), [31] Surat Ensiklik Laudato Si' (24 Mei 2015), 179:
179: AAS 107 (2015), 918. AAS 107 (2015), 918.

[32] Ibid., 167: AAS 107 (2015), 914. [32] Ibid, 167. [33] Ibid: AAS 107 (2015), 914.

[33] Ibid., 169: AAS 107 (2015), 915. [33] Ibid, 169. [34] Ibid: AAS 107 (2015), 915.

[34] Ibid., 111: AAS 107 (2015), 982. [34] Ibid: AAS 107 (2015), 982.

[35] Ibid., 57: AAS 107 (2015), 870. [35] Ibid, 57: AAS 107 (2015), 870.

[36] Ibid., 68: AAS 107 (2015), 874. [36] Ibid, 68: AAS 107 (2015), 874.

26
[37] Ibid., 86: AAS 107 (2015), 881. [37] Ibid, 86: AAS 107 (2015), 881.

[38] Ibid., 97: AAS 107 (2015), 886. [38] Ibid: AAS 107 (2015), 886.

[39] Ibid., 100: AAS 197 (2015), 887. [39] Ibid, 100: AAS 197 (2015), 887.

[40] Ibid., 233: AAS 107 (2015), 938. [40] Ibid, 233. [41] Ibid: AAS 107 (2015), 938.

[41] Cf. D. J. HARAWAY, When Species Meet, [41] Lih D. J. HARAWAY, When Species Meet,
Minneapolis, 2008, pp. 205-249. Minneapolis, 2008, hlm. 205-249.

[42] Encyclical Letter Laudato Si’ (24 May 2015), 89: [42] Surat Ensiklik Laudato Si' (24 Mei 2015), 89: AAS
AAS 107 (2015), 883. 107 (2015), 883.

[43] Apostolic Exhortation Evangelii Gaudium (24 [43] Anjuran Apostolik Evangelii Gaudium (24
November 2013), 215: AAS 105 (2013), 1109. November 2013), 215: AAS 105 (2013), 1109.

[44] Cf. UNITED NATIONS ENVIRONMENT [44] Lih. UNITED NATIONS ENVIRONMENT
PROGRAM, The Emissions Gap Report 2022: PROGRAM, Laporan Kesenjangan Emisi 2022:
https://www.unep.org/resources/emissions-gap- https://www.unep.org/resources/emissions-gap-
report-2022. report-2022.

27

Anda mungkin juga menyukai