Anda di halaman 1dari 22

KONSELING KRISIS

KEHILANGAN SESEORANG
YANG DICINTAI (GRIEF
COUNSELING)
STUDI KASUS NAOMI
DALAM KITAB RUT
TUGAS MATA KULIAH KONSELING DASAR
OLEH ERMIET JUNAEDHY
NANIEK
APAKAH ARTI KRISIS

• Webster mendefinisikan kata ‘krisis’ sebagai suatu masa yang


gawat/kritis sekali dan suatu titik balik dalam sesuatu
• Secara etimologi bisa berarti : Keadaan yang berbahaya (dalam
menderita sakit) parah sekali; keadaan yang genting/kemelut
• Suatu krisis biasanya meliputi hilangnya kemampuan untuk
mengatasi masalah selama sementara waktu dengan perkiraan
bahwa gangguan fungsi emosi dapat kembali seperti semula
Krisis akibat kehilangan seseorang yang
dicintai :

• Apabila seseorang kehilangan orang atau sesuatu yang dicintainya,


seringkali ia merasa terpukul dengaan kejadian tersebut
• Kecintaan yang sangat mendalam pada seseorang atau kepada
sesuatu menyebabkan orang tidak mau berpisah dengan yang
dicintainya tersebut.
• Apabila kehilangan itu terjadi, maka orang tersebut akan
mengalami krisis.
• Dalam hal, kelompok kami mengambil studi kasus yang dihadapi
oleh Naomi dalam Kitab Rut.
• Naomi dalam Kitab Rut mengalami berbagai krisis, baik
secara pribadi maupun sosial. Krisis pertama yang
dialaminya adalah krisis duka akibat kehilangan suami
dan kedua anak laki-lakinya. Menurut Elisabeth Kubler
Ross dan David Kessler, dalam proses berduka, individu
akan mengalami lima tahap, yaitu: denial (penyangkalan),
anger (marah), bargaining (tawar-menawar), depression
(depresi), dan acceptance (penerimaan).
Tahapan berduka menurut Elisabeth Kubler Ross dan
David Kessler (2003:7- 24) terdapat 5 tahapan, yaitu:
• Denial (Penolakan) Individu yang baru saja mengalami kehilangan akan
berpikir “ini tidak mungkin terjadi.” Reaksi penolakan ini adalah sebuah reaksi
yang normal dilakukan banyak orang yang sedang dipenuhi dengan emosi.
Penolakan atau denial merupakan salah satu mekanisme pertahanan yang
biasa dilakukan individu untuk melindungi hal yang ia yakini. Individu yang
sedang berada dalam tahap ini belum bisa mempercayai peristiwa yang
dialami sekaligus menarik diri dari semua orang. Tahap ini adalah respons
sementara yang membawa individu pada gelombang rasa sakit yang pertama.
Reaksi pertama antara lain: kaget, tidak percaya, atau mengingkari
kenyataan. Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun.
• Anger (Marah) Memudarnya efek penyangkalan dan isolasi akan diiringi
dengan rasa sakit yang belum bisa diterima individu. Individu dengan rasa
sakit rentan terpicu emosi untuk melampiaskan rasa sakitnya melalui
kemarahan. Rasa marah kadang diarahkan pada orang yang berkaitan dengan
peristiwa yang dialami individu tersebut. Seperti membenci orang yang
sudah meninggal serta merasa kecewa akan peristiwa yang terjadi.
• Bargaining (Penawaran) Pada tahap ini individu akan membuat
kesepakatan dengan Tuhan sebagai upaya melindungi diri dari rasa
sakit. Fase ini adalah fase pertahanan yang paling lemah dalam
melindungi individu dari kenyataan yang menyakitkan. Pada fase
ini, seseorang mulai percaya terhadap apa yang sudah
menimpanya. Setelah kemarahan mulai pudar, akan timbul
perasaan bersalah atau penyesalan dan biasanya diiringi dengan
pikiran “kalau saja...” seperti “kalau saja saya sadar
sebelumnya...” dan sebagainya.
• Depression (Depresi) Tahap ini berisi kesedihan, kekhawatiran, dan
kegelisahan. Fase ini dapat berakhir ketika individu mendapatkan
klarifikasi dan jaminan yang mampu meyakinkannya bahwa hidup
mereka akan baik-baik saja. Fase ini bisa jadi sebuah persiapan
untuk melepas dan menerima seluruh keadaan. Fase ini dapat
berkurang dengan afeksi berupa pelukan dan pujian. Individu
dapat menunjukkan sikap menarik diri, bersikap sangat penurut,
menyatakan keputusasaan, kesedihan, keragu-raguan, bahkan
merasa tidak berharga.
• Acceptance (Penerimaan) Penerimaan tidak selalu menjadi tahap
yang membahagiakan atau membangkitkan semangat. Tahap ini
tidak berarti seseorang telah melewati kesedihan. Individu
mungkin akan merasakan perubahan besar dalam hidupnya.
Perasaan kurang puas dalam fase ini dapat diminimalisir apabila
individu sudah berfikir bahwa masalah ini tidak akan terlalu berat
jika dibandingkan hal buruk lainnya yang untungnya tidak mereka
alami atau berhasil mereka lewati sebelumnya. Tahapan ini akan
memikirkan objek yang hilang beralih ke objek lain, dan menerima
kenyataan kehilangan. Serta individu sudah mulai lebih fokus
dalam memandang masa depan.
KRISIS YANG TERJADI PADA NAOMI :
• MENGALAMI BENCANA KELAPARAN HEBAT
• MEMAKSA ELIMELEKH (SUAMI NAOMI) BESERTA NAOMI DAN KEDUA ANAK LAKI-LAKI
MEREKA : MAHLON DAN KILYON UNTUK MENGUNGSI KE MOAB MENINGGALKAN
BETLEHEM YEHUDA (RUT 1:1-2)
• KEHILANGAN ELIMELEKH (RUT 1:3)  menjadikannya janda di negeri asing
• KEHILANGAN KEDUA ANAKNYA (RUT 1:5)  Ia harus menanggung hidup 3 janda
dalam 1 rumah
• KEMATIAN ELIMELEKH BESERTA KEDUA ANAKNYA BERLANGSUNG DALAM RENTANG
WAKTU 10 TAHUN DI MOAB
• TIDAK MUNGKIN BISA MENERUSKAN NAMA KELUARGA  MILIK PUSAKA
• NAOMI KEMBALI BERSAMA RUT DALAM KEADAAN SANGAT MISKIN (1:21)
• HARUS HIDUP DENGAN MEMUNGUT JELAI DI LADANG BOAS (2:1-12)
• DAN BERENCANA MENJUAL TANAH MILIK PUSAKA KELUARGANYA (4:3)
Naomi mengalami kehilangan dalam
kehilangan :

• Dalam budaya bangsa israel, milik pusaka (tanah yang diberikan


pada masing2 suku dan keluarga pada saat menduduki tanah
Kanaan – Bilangan 33:54-Bilangan 34) dan anak laki-laki adalah 2
hal yang sangat bernilai. Bahkan lebih bernilai dari harta apapun.
• Naomi bukan saja kehilangan suami dan kedua anaknya, tetapi ia
ditinggalkan tanpa memiliki keturunan cucu laki-laki. Untuk itulah
ia mengungkapkan kesedihan tersebut kepada Rut dan Orpa (1:11-
13)
• Naomi hanya memiliki tanah milik kaum keluarga suaminya,
namun itupun terpaksa ia (akan) jual demi bertahan hidup.
REAKSI NAOMI TERHADAP KRISIS KEHILANGAN :

• Reaksi pertama dari Naomi setelah kehilangan suami dan kedua anaknya tercatat
setelah Ia hendak kembali ke Betlehem Yehuda ketika akan berpisah dengan kedua
menantunya :
• 11 Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan
aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan
suamimu nanti?
• 12 Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami.
Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami,
bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki,
• 13 masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus
menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku,
bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu (1), sebab tangan TUHAN
teracung terhadap aku?“(2)
Ketika Naomi dan Rut telah tiba, Naomi mengulangi perkataan yang serupa,
namun dengan penyebutan yang lebih menunjukkan kemarahan dan depresi :

• 2:20 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku


Naomi (3); sebutkanlah aku Mara (4), sebab Yang Mahakuasa telah
melakukan banyak yang pahit kepadaku. (5)
• 21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan
yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu
menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi
menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan
malapetaka kepadaku.“(6)
Keenam reaksi tersebut :
1. Pernyataan pengalaman pahit Naomi, supaya kedua menantunya tidak
merasakan hal serupa
2. Mengindentifikasikan pengalaman pahit tersebut adalah kehendak Tuhan
3. Meminta untuk tidak menyebutnya Naomi. Naomi berarti : kesukaanku,
sukacitaku
4. Mengganti penyebutan namanya menjadi Mara yang berarti pahit
5. Mengindetifikasikan hidupnya (namanya) dengan kemarahan (tangan
teracung) Tuhan terhadap dirinya
6. Menyimpulkan bahwa Tuhan-lah yang telah berencana mendatangkan
celaka terhadap Naomi.
Hal-hal yang menolong Naomi bertahan :
• Kehadiran Rut sebagai menantu orang Moab (asing) yang bersedia bekerja
mencari makan untuk mereka berdua. Dalam Budaya bangsa Israel orang
asing atau pendatang bisa disebut Kafir dan warga kelas dua, namun Rut
dengan tegas menyebut : "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan
pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke
situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:16)
• Rut menjadi menantu yang senantiasa hadir dalam kehidupan Naomi.
• Rut selalu terhubung dengan Naomi demikian pula dengan Naomi
• Imannya kepada Allah masih ada, meskipun ia diselimuti kekecewaan
• Ia berkata demikian :"Di mana engkau memungut dan di mana engkau
bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan
engkau itu!“ (2:19); "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela
mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang
mati." "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan
kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." (2:20) ; Lalu
kata mertuanya itu: "Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau
mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan
berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.“ (3:18)
• Iman inilah yang telah dilihat Rut sewaktu di Moab, sehingga ia memilih
meninggalkan allahnya dan mengikuti Allah orang Israel
• Naomi menolak menyerah meskipun dalam kondisi hampir habis, namun ia
kembali ke Betlehem Yehuda dengan sisa-sisa imannya.
Naomi melewati kondisi krisis

• Boas bersedia menjadi penebus bagi keluarga Naomi


• “Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus,
tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang
lebih dekat dari padaku. Tinggallah di sini malam ini; dan besok
pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus;
tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan
menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur
sampai pagi.“ (3:12-13)
• Boas mengambil Rut sebagai istrinya sebagai hak dari penebus
• Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua
orang di situ: "Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala
milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari
tangan Naomi; juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku
peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang
telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu
tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara
warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.“ (4:9-10)
• Rut melahirkan seorang anak laki-laki bagi Boas dan meneruskan
hak milik pusaka keluarga Naomi
• Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan
dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu
mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu
perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN,
yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang
penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. (4:13-14)
Tuhan memulihkan Naomi secara keseluruhan :

• 15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara


engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang
mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih
berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."
• 16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletakkannya pada
pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya.
• 17 Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak
itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; (4:15-
17)  Naomi tidak disebutkan lagi sebagai Mara, namun ‘Pada Naomi
telah lahir seorang anak laki-laki’  Dukacita diganti sukacita
Pemulihan berkelanjutan :

• Daud merupakan keturunan dari Boas, anak Isai anak


Salmon
• Dari kaum keluarga Daud, janji Allah mengenai Penebus
digenapi
KESIMPULAN :
• Krisis yang disebabkan kehilangan yang dialami Naomi menyebabkan Naomi mengalami
kesedihan, kemarahan dan depresi dan kemudian menyalahkan Tuhan untuk semua hal
yang dialaminya
• Krisis yang dialami oleh Naomi bukan hanya karena kehilangan orang-orang yang
dikasihinya, namun ia juga terancam (sudah merasa) akan kehilangan segala-galanya
termasuk penerus keluarga dan hak pusaka keluarga.
• Keberadaan Rut dan iman yang tersisa dalam diri Naomilah yang telah menolongnya
melewati masa krisis dan berubah menjadi sukacita yang melimpah.
• Rentang waktu masa krisis setiap orang berbeda-beda sampai dengan masa penerimaan
(acceptance) bahwa yang dicintai memang telah tiada. Dan hal yang paling penting untuk
diberikan adalah : pendampingan dari keluarga terdekat atau seseorang yang dipercayai
yang bersedia hadir dan memberikan dukungan secara penuh layaknya Rut. Selain itu
iman harus terus ditumbuhkan dalam diri konseli, karena hal itulah yang akan benar-
benar membuat perubahan atau titik balik : pemulihan atau luka yang
tersimpan/terpendam

Anda mungkin juga menyukai