Anda di halaman 1dari 35

BERKAT DARI PENDERITAAN

GMAHK Sungailiat, Kab. Bangka


Sabat, 12 Agustus 2023
PENDAHULUAN
◦ Allah tidak pernah merencanakan
“penderitaan” menjadi bagian dari hidup yang
harus dialami oleh umat manusia.
◦ Penderitaan ada, hanyalah merupakan
“HASIL” dari pelanggaran manusia terhadap
Hukum Allah, yang sebenarnya dibuat untuk
kebaikan manusia dan seluruh ciptaan-Nya.
◦ Bumi ini telah diciptakan Allah begitu
sempurna, penuh kedamaian dan kebahagiaan.
Yakobus 1:12

“Berbahagialah orang yang


bertahan dalam pencobaan, sebab
apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan
yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia.”
◦ Allah memberitahukan kepada pasangan
manusia yang pertama itu bahwa mereka
memiliki kebebasan untuk memilih dan
memutuskan:
- Apakah mereka mau menuruti Allah dan
hidup untuk selamanya dalam rumah
mereka yang penuh damai dan suka cita itu
di Eden, atau
- Tidak menuruti DIA dan menderita oleh
karena dosa dan akibatnya mereka akan
kembali kepada asal mereka, yaitu debu.
Beberapa Pertanyaan untuk didalami:

◦ Apakah ada alasannya mengapa Allah mengizinkan penderitaan itu


terjadi kepada umat manusia, khususnya juga bagi umat-umat-Nya?
◦ Apakah ada maksud tersembunyi dari penderitaan yang kita alami?

◦ Apakah penderitaan itu bernilai?


◦ Apakah ada hal-hal yang baik yang akan saudara dapatkan, pada
saat saudara punya masalah yang sangat rumit?
5 Berkat Penderitaan:
1. PENDERITAAN, BERGUNA BAGI KESELAMATAN KITA
Lukas 9:23. “KataNya kepada mereka semua: “Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
-Suatu agama yang tidak mengerjakan apapun, tidak
memberi apapun, tidak mengeluarkan biaya apapun dan
tidak menderita apapun, tidak bernilai sama sekali.

-A religion that does nothing, gives nothing, costs nothing


and suffers nothing is worth nothing.
Early Writings, p. 47.

◦ “Kita harus ambil bahagian dari


penderitaan Kristus di sini jika kita
mau berbagi kemuliaanNya
selanjutnya."
◦ "We must be partakers of Christ's
sufferings here if we would share in
His glory hereafter."
oBerbicara mengenai Firdaus, Ellen White berkata:
"Tidak akan ada disana yang tidak seperti Musa,
dipilih untuk menderita bersama dengan umat
Tuhan." 1T78.

"None will be there who have not, like Moses,


chosen to suffer affliction with the people of God."

oMelalui tulisan Roh Nubuat ini dapat kita ambil


indikasi bahwa “tanpa penderitaan kita tidak akan
mungkin diselamatkan.”
o Musa memilih untuk menderita. Sekiranya dia
memilih untuk tidak mengalami penderitaan,
sekiranya Musa tinggal tenang di istana Firaun, maka:
-Dia tidak akan pernah melihat muzizat di laut merah,
-Dia tidak akan pernah melihat tiang api,
-Dia tidak akan pernah membuat muzizat tongkat
menjadi ular.

o Tetapi dia lebih memilih untuk menderita dan hidup


bersama domba gembalaannya 40 tahun di padang
belantara.
o Sekiranya Musa memilih bersenang-senang di istana
Firaun dan tidak mau menderita dengan umatnya,
maka Musa sudah menjadi mummi saat ini.
Mari Kita Membuka Ibrani 11:24,25

◦ “Karena iman maka Musa, setelah dewasa,


menolak disebut anak puteri Firaun, karena
ia lebih suka menderita sengsara dengan
umat Allah daripada untuk sementara
menikmati kesenangan dari dosa.”
◦ Musa diselamatkan oleh penderitaan.
Dimana Musa sekarang?
◦ Musa tidak berada di salah satu
mummi yang ada di Mesir. Saat ini
Musa hidup, dia berada di Surga,
karena dia telah memilih untuk
menderita dengan umat-umat Allah.
◦ Saudara, umat Allah memang harus
mengalami penderitaan, karena
penderitaan dan kesusahan akan
menghasilkan keselamatan dan
hidup kekal.
◦ Buku Wahyu berbicara mengenai orang-
orang kudus.
◦ Tentu saja saudara berharap bahwa orang-
orang kudus itu akan mengalami
pengecualian dan tidak akan menderita.
◦ Tetapi menurut Wahyu 7:14, orang-orang
kudus sekalipun tidak terkecuali, mereka
juga mengalami penderitaan. ”Mereka ini
adalah orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar
2. RASA SAKIT MEMBUAT SURGA LEBIH
BERHARGA
1 Tawarikh 4:10
“Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya:
"Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah
dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu
menyertai aku, dan melindungi aku daripada
malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa
aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
oYabes berdoa agar dirinya dilepaskan dari
malapetaka dan penyakit. Nampaknya Yabes
sangat menderita dan Yabes akan menikmati surga
di mana tidak akan ada lagi penyakit. ..
3. PENDERITAAN MEMBUAT KITA
MENJADI LEBIH BAIK.
◦ Penderitaan adalah merupakan suatu proses Ilahi untuk membuat kita menjadi lebih
baik.
◦ Alkisah di sebuah lepas pantai, beberapa ekor kerang kecil sedang bermain-main
diterjang ombak pantai yang terlihat tenang. Namun, dalam sebuah sapuan ombak
yang tiba-tiba datang, satu kerang tiba-tiba menjerit kesakitan. Rupanya, ombak yang
menerjangnya membawa pasir laut yang tajam masuk ke dalam tubuh di
cangkangnya.
◦ Kerang kecil itu pun mengadu pada ibunya. Sambil terus menangis, ia berkata pada
ibunya, “Ibu, tolong aku. Pasir tajam ini benar-benar menyiksaku. Tolong keluarkan
benda kecil ini dari dalam tubuhku. Aku ingin kembali bebas bermain-main dengan
kawan-kawanku.”
◦ Hari itu berlalu menjadi hari yang amat menyakitkan bagi kerang kecil itu. Nasihat
ibunya sudah dituruti. Namun, sakit akibat tusukan sudut tajam pasir itu terus
menyiksanya. Begitu seterusnya. Saat sakit masih menyiksa, saat itu pulalah si kerang
kecil terus berusaha membalut pasir itu dengan getah lembut yang dimilikinya.
◦ Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, si kerang kecil harus menahan
siksaan yang sangat pedih. Namun, karena memang hanya itulah satu-satunya jalan
yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit, maka si kerang kecil terus berupaya
bertahan.
Yakobus 1:2-4

◦ “Saudara-saudara, anggaplah sebagai suatu


kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam
berbagai pencobaan, sebab kamu tahu,
bahwa ujian terhadap imanmu itu,
menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah
ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna
dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Saudara,
◦ Dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang telah
berhasil melalui penderitaan yang mereka
alami. Misalnya saja Rasul Paulus, barangkali:
-Dialah yang terbesar diantara para rasul,
-Dia menulis lebih ½ dari buku Perjanjian Baru,
-Dia menulis paling banyak bila dibandingkan
dengan seluruh rasul-rasul.
-Dia adalah seorang besar, tetapi saat yang sama
dia pulalah yang paling menderita dari antara
rasul-rasul.
Pada saat saat yang paling sulit, dia berhasil
menulis surat yang besar.
Marthin Luther:

◦ Seorang Reformator besar, dia


juga telah melakukan hal besar.
◦ Dia menerjemahkan Alkitab ke
dalam bahasa Jerman, tetapi dia
juga mengalami penderitaan.
◦ Di tahun 1932, pada saat Thomas A. Dorsey baru berusia 32 tahun dan belum lama menikah, dia
bersama dengan isterinya Nettie tinggal di sebuah apartemen kecil di selatan kota Chicago.
◦ Di bulan Agustus yang panas dia harus meninggalkan isterinya yang sedang mengandung
menjelang melahirkan anak mereka yang pertama, untuk mengambil bagian sebagai penyanyi
vocal solo utama dalam kumpulan kebangunan rohani yang diadakan di kota St. Louis. Tapi
ketika baru memasuki kawasan jalan Raya utama menuju ke St. Louis, dia baru sadar bahwa tas
yang berisi lembaran-lembaran musiknya telah tertinggal sehingga dia harus kembali.
◦ Dia sebenarnya tidak mau meninggalkan isterinya, Nettie, yang sedang hamil tua itu, tapi
mengingat banyak orang mengharapkan kehadirannya, maka dengan berat hati, dia terpaksa
meninggakan isterinya.
◦ Ketika memasuki kamar tidurnya dia mendapati isterinya sedang tertidur nyenyak sekali.
Kelihatan wajahnya sangat pucat dan lemas, dia menjadi ragu-ragu apakah dia harus tinggal di
rumah saja, atau dia harus pergi, tapi dia menguatkan hatinya dan dengan tidak membangunkan
Nettie, dia menyelinap perlahan-lahan meninggalkan rumah itu.
◦ Keesokan malamnya hadirin meminta dia berulang kali menyanyikan lagu-
lagu rohani populer yang telah diciptakannya.
◦ Ketika akhirnya dia sempat duduk, seseorang menyodorkan sebuah
telegram kepadanya.
◦ Pada kertas telegram Western Union yang berwarna kuning itu tertera
kata-kata yang mencekam dan menyayat hatinya:
◦ Anda boleh bayangkan bagaimana perasaan Tommy Dorsey pada waktu itu.
◦ Sementara seluruh hadirin sedang menyanyi dengan bersuka sambil bertepuk tangan dalam
auditorium yang penuh sesak itu, dia meratap dengan hati hancur, namun suaranya ditelan
gemuruh riuh suara nyanyian hadirin dalam aula itu sehingga tidak ada seorang pun yang
mendengarnya dan mengetahui apa yang sedang terjadi kepada penyanyifavorit mereka itu.
◦ Setelah berhasil mengekang perasaannya yang seolah-olah telah mengoyak jiwanya itu, dia
berlari menuju ke telepon yang terdapat di auditorium itu, dan menghubungi rumahnya dimana
jawaban yang didengarnya dari balik sana hanyalah: “Nettie is dead. Nettie is dead.”
◦ Waktu dia kembali kerumahnya dia diberitahukan bahwa Nettie telah melahirkan seorang anak
lelaki. Hatinya bersuka dicampur sedih, tapi pada malam harinya anak itu pun meninggal.
Hatinya sekarang benar-benar remuk redam.
◦ Setelah menguburkan isteri dan anaknya, Tommy Dorsey mengurung dirinya dalam rumah dan
tidak mau berjumpa dengan siapa pun. Dia merasa sangat kecewa dan marah. Dia merasa Tuhan
tidak adil. Dia begitu setia dalam bersaksi untuk-Nya. Tapi mengapa hal ini bisa terjadi? Tuhan
itu tidak adil, demikian pikirnya!!
◦ Dalam keadaan berduka dan dipresi yang hebat pada saat itu, dia
mengambil keputusan untuk tidak lagi menulis atau menyanyikan lagu-lagu
rohani, dan akan kembali ke dunia Jazz dimana dia berkecimpung sebelum
dia bertobat menjadi orang Kristen.
◦ Dia bersumpah tidak akan mau mendengar suara Tuhan dan tidak mau
mengenal Dia lagi. Tetapi hal itu pun tidak dapat mengurangi perasaan
sedih-nya sedikitpun.
◦ Setiap orang sangat baik kepadanya, terutama sekali seorang kawannya
yang bernama Professor Fry. Rupanya Prof. Fry tahu apa sebenarnya yang
dibutuhkan oleh Tommy Dorsey untuk menghilangkan perasaan dukanya
yang amat hebat itu. Pada satu hari dia diajak mengunjungi Malone’s Poro
College, sebuah Sekolah Musik yang terletak tidak jauh dari rumah mereka.
◦ Saat itu suasana dalam ruangan Studio Sekolah itu sangat sunyi dan
matahari sedang memancarkan cahaya lembutnya sebelum terbenam.
Tommy Dorsey duduk di samping Piano dan tangannya mulai meraba-
raba tuts piano dengan tidak ada tujuan tertentu.
◦ Akan tetapi dengan sekonyong-konyong dia merasa seolah-olah ada orang
lain disampingnya yang ingin mendengarkan apa yang akan
dimainkannya.
◦ Dia tidak dapat mengingat satu lagu pun saat itu, karena begitu
berdukanya hatinya, tapi tanpa disadarinya, dia mulai memainkan satu
nada lagu yang belum pernah didengarnya sebelumnya, dan bersamaan itu
kata-kata berikut mendengung ditelinganya yang kemudian dia tuliskan:
◦ Precious Lord, take my hand…lead me on, let me stand,
I am tired, I am weak, I am worn,
Through the storm, through the night, lead me on to the light,
Take my hand, precious Lord, Lead me home.
◦ When my way grows drear, Precious Lord, linger near,
When my life is almost gone,
Hear my cry, hear my call, Hold my hand lest I fall:
Take my hand, precious Lord, Lead me home.
◦ When the darkness appears, And the night draws near,
And the day is past and gone, At the river I stand,
Guide my feet, hold my hand
Take my hand, precious Lord, Lead me home.
◦ Sementara Tuhan memberikan kepadanya kata-
kata lagu itu, pada saat yang sama Dia
menyembuhkan luka hatinya.
◦ Dia merasa seperti seorang anak kecil yang
sedang sakit parah dan mengigau karena demam
hebat, dan tidak mengetahui bahwa justru pada
saat itulah ayah dan ibunya sedang berada sangat
dekat dengan kasih sayang dan perhatian yang
terbesar mereka sedang dipusatkan kepadanya.
◦ Tommy Dorsey saat itu menjadi sangat terharu
dan meminta ampun kepada Tuhan dan
meneruskan karirnya sebagai penyanyi dan
pengarang lagu rohani sampai mendekati saat
menutup mata dalam usia 94 tahun.
◦ Lagu ini meyakinkan bahwa Tuhan tetap
mengasihi kita dan telah rela untuk menderita
penderitaan yang terhebat dan kematian yang
paling kejam untuk membebaskan kita dari
penderitaan sampai selama-lamanya nanti
apabila Dia kembali untuk membawa kita
kerumahNya yang telah disediakan bagi kita
dimana tidak ada lagi kesakitan, air mata,
penderitaan dan kematian.
◦ 1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang
kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia.” Saudara,
kita tidak akan memikul penderitaan yangn berat
yang tidak dapat kita pikul bersama dengan Yesus.

◦ Maleaki 3:2,3. “Siapakah yang dapat tahan akan


hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat
tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab
ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti
sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang
yang memurnikan dan mentahirkan perak …”
4. PENDERITAAN MENGAJARKAN
PENURUTAN

oBegitulah caranya kita belajar untuk menurut.


Kita akan menurut jika kita sudah mengalami
penderitaan.

oAlkitab berkata tentang Yesus dalam

Ibrani 5:8:
”Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar
menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya.”
Saudara,
◦ Tiga kali Paulus meminta kepada Tuhan
agar Tuhan menyingkirkan penderitaan dan
penyakit dari dalam tubuhnya. Apakah
Tuhan menyingkirkannya? Tidak bukan?

2 Korintus 12:9.
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah
kasih karuniaKU bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasaKu menjadia sempurna.
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya Kristus turun menaungi
aku.”
◦ Tuhan dapat meluputkan kita dari segala pencobaan dan
penderitaan tapi kadang-kadang Dia membiarkan kita menderita
karena Dia tahu kita akan tabah menghadapinya dan dapat menjadi
saksiNya kepada orang lain yang lemah imannya agar berharap
kepada janjiNya. Kalau kita bersungut dan berputus asa dalam
penderitaan kita, maka kita bukannya menerima berkat melainkan
menerima laknat sebagai ketambahan diatas penderitaan yang
sudah menjadi bahagian dari semua manusia didunia ini. Tapi
kalau kita tabah dan memuji Dia, kita menguatkan orang lain dan
menambahkan berkat limpah bagi diri kita sendiri.
◦ Setiap pencobaan dan penderitaan yang diizinkan Tuhan
datang kepada kita, itu adalah karena Tuhan mau menguji
kita dan melalui pencobaan itu kita dibersihkan dan
dimurnikan seperti emas yang dimurnikan dengan api.

◦ Setiap pencobaan dan penderitaan yang kita hadapi dan


menangkan dalam Dia, menyebabkan kita untuk
bertambah kuat dan membawa kemuliaan bagi Tuhan dan
menguatkan orang lain yang mengenal kita.

◦ Pada waktu kita tiba di Sorga nanti, kita akan melihat ke


belakang dan mengakui bahwa setiap penderitaan yang
kita lalui itu sebenarnya adalah untuk kebaikan kita
sendiri, dan kita akan bersyukur untuk selamanya atas
kebijaksanaan dan kasih sayang Tuhan kita.
◦ Penderitaan kita yang hanya
sementara di dalam duniaiini
adalah untuk kemuliaan namaNya.
Hal tidak ada artinya bila
dibandingkan dengan kehidupan
kekal di Sorga dengan Dia, dimana
nantinya tidak akan ada lagi
kesusahan dan penderitaan untuk
selama-lamanya.
◦ Bila beban yang saudara pikul rasanya
mustahil untuuk dipertahankan,
janganlah putus asa, melainkan
pandanglah ke atas pada Tuhan yang
pasti akan memberikan pertolongan
◦ Dia tahu apa yang engkau perlukan
Karena engkau adalah anakNya, Dia tak
pernah gagal, bila kau panggil nama-
Nya.
◦ Carilah terus wajahNya,
◦ Dia tetap disampingmu, pujilah Dia! Kau
akan menang pada akhirnya!
Yakobus 1:12

“Berbahagialah orang yang


bertahan dalam pencobaan,
sebab apabila ia sudah tahan
uji, ia akan menerima mahkota
kehidupan yang dijanjikan
Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia.”

Anda mungkin juga menyukai