Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

MATA KULIAH
PENGANTAR BISNIS

PANDANGAN BISNIS E-COMMERCE PADA SAAT


PANDEMI BERAKHIR

Daftar Nama Kelompok :


1. Marina C. Marpaung (640210025)
2. Dinda Syailina (640210042)
3. Aditya (640210034)
4. Mersella (640210039)
5. Iga Rahayu (640210044)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU BISNIS DAN EKONOMI
PANGKALPINANG
2021/2022
I. Rumusan masalah:
Pandangan bisnis e-commerce jika suatu saat masa pandemi ini berakhir, apakah
bisnis e-commerce tetap stabil atau mengalami bangkrut/collabs?
II. Landasan teori
Menurut Laudon dan Laudon (1998), e-commerce adalah suatu proses
membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis.
Menurut Hidayat (2008:7), ada beberapa kelebihan yang dimiliki e-commerce
dan tidak dimiliki oleh transaksi bisnis yang dilakukan secara offline, beberapa hal
tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Produk: Banyak jenis produk yang bias dipasarkan dan dijual melalui internet
seperti pakaian, mobil, sepeda dll.
2. Tempat menjual produk: tempat menjual adalah internet yang berarti harus
memiliki domain dan hosting.
3. Cara menerima pesanan: email, telpon, sms dan lain-lain.
4. Cara pembayaran: Credit card, Paypal, tunai.
5. Metode pengiriman: Menggunakan Pos Indonesia, EMS, atau JNE.
6. Costumer service: email, Contact us, Telepon, Chat jika tersedia dalam software.

Adapun jenis dalam penggolongan e-commerce pada umumnya dilakukan


berdasarkan sifat transaksinya. Menurut Laudon dan Laudon (2008:63),
penggolongan e-commerce dibedakan sebagai berikut:
1. Business to Costumer (B2C), biasanya perusahaan B2B lebih dekat pada sektor
industri. Salah satu contoh dari B2B ini, yaitu Bizzy.co.id. Marketplace ini
menyediakan ribuan produk dari ratusan pedagang dengan lima kategori utama,
yaitu office supplies, electronics, cleaning, pantry, dan services.

2. Business to Business (B2B), B2C lebih berfokus pada pengguna atau pelanggan.
Salah satu contoh dari B2C ini, yaitu amazon.com. E-commerce ini tidak hanya
menawarkan buku, melainkan juga berbagai produk kebutuhan sehari-hari, konten
hiburan digital, Amazon Prime, layanan cloud Amazon Web Services (AWS), dan
lain sebagainya.

3. Consumer to Consumer (C2C), C2C ini merupakan jenis e-commerce yang paling
banyak digunakan di Indonesia. Salah satu contoh dari C2C ini, yaitu Shoppe. E-
commerce tersebut hanya sebagai penghubung bertemunya kedua consumer
tersebut dan tidak melayani transaksi online di dalamnya.
4. Peer-to-peer (P2P), P2P merupakan singkatan dari Peer-to-Peer atau teknologi dari
“ujung” ke “ujung” pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi -
aplikasi “berbagi-berkas” seperti Napster dan KaZaA. Pada konteks ini teknologi P2P
memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas.

5. Mobile Commerce (M-Commerce), Mobile Commerce adalah sistem perdagangan


elektronik dengan menggunakan peralatan portabel/mobile. Salah satu contoh dari M-
Commerce, yaitu layanan mobile banking.
III. Pembahasan
Menurut pandangan kelompok kami terhadap bisnis e-commerce yg sedang in pada masa pandemi, lalu
bagaimana apabila pandemi ini berakhir maka bagaimana dengan bisnis e-commerce ini. Akankah tetap
stabil atau mengalami collabs?
Jawab:
1. Ada yang menggalami collabs dan juga mengalami stabil/meningkat. Tergantung jenis dari produk
itu sendiri, sebagian produk yang dimasa memasuki dan selama masa pandemi ini meningkat, bisa
kita lihat perminat akan masker kesehatan, sabun cuci tangan antiseptic, beberapa jenis handsanitizer,
bahan makanan sehat, suplemen makanan, karena semakin sadarnya akan kebersihan dan memlihara
kesehatan dalam masyarakat. Minimnya kegiatan di rumah berakibat meningkat kebutuhan sepatu,
baju seragam, tas kerja dibanding memelihara hewan-hewan peliharaan dalam rumah, akan berbeda
kebutuhan akan perlengkapan tersebut saat pandemi berakhir.

2. Semakin tingginya aktivitas masyarakat, memungkinkan tersebarnya lapangan kerja yang meluas dari
berbagai bidang industri maupun bisnis di Indonesia yang membutuhkan kuota karyawan/pekerja di
kantor atau lapangan. Maka akan kembalinya aktivitas ‘normal’ semula yang berpacu pada jam kerja
diluar rumah yang membuat minimnya membeli kebutuhan rumah tangga di tempat pusat
perbelanjaan.

3. Perkembangan yang semakin maju dibidang teknologi smartphone dewasa ini. Untuk memperkuat
asumsi kelompok kami memperoleh beberapa data statistic perkembangan smartphone menurut
sumber yang kami peroleh dari website,

a. Artikel dari Kominfo yakni:


Sumber:https://kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-
asia/0/sorotan_media [Tanggal 02-10-2015]
b. Mari kita lihat peningkatan pada data statistik pengguna smartphone dan pengguna internet,
berikut penggalan artikel dari Hootsuite (We are Social) yang diterjemahkan dan disederhanakan
kedalam bahasa Indonesia oleh andi.link, selain peningkatan smartphone didapat pula
peningkatan pengguna internet di tahun 2019 yakni:

Hootsuite secara berkala menyajikan data dan tren yang kita butuhkan untuk memahami internet,
media sosial, mobile, dan perilaku e- commerce di tiap tahunnya. Biasanya, Hootsuite
menerbitkan data dan tren tentang internet dan media sosial pada akhir bulan pertama setiap
tahunnya. Seperti di tahun 2019. Hootsuite mengeluarkan data tren tentang internet dan media
sosial pada akhir Januari 2019.
Berikut rangkuman/resume dari data tren internet dan media sosial tahun 2019 di dunia:
 Total Populasi (jumlah penduduk): 7,676 Miliar
 Pengguna Mobile Unik: 5,112 Miliar
 Pengguna Internet: 4,388 Miliar
 Pengguna Media Sosial Aktif: 3,484 Miliar
 Pengguna Media Sosial Mobile: 3,256 Miliar

Rangkuman/resume data tren internet dan media sosial tahun 2019 di Indonesia:
 Total Populasi (jumlah penduduk): 268,2 juta (naik 1% atau sekitar 3 juta populasi dari tahun
2018)
 Pengguna Mobile Unik: 355,5 juta (turun 19% atau sekitar 83 juta dari tahun 2018)
 Pengguna Internet: 150 juta (naik 13% atau sekitar 17 dari tahun 2018)
 Pengguna Media Sosial Aktif: 150 juta (naik 15% atau sekitar 20 dari tahun 2018)
 Pengguna Media Sosial Mobile: 130 juta (naik 8,3% atau sekitar 10 dari tahun 2018)
Sumber: https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2019/
 Pada 24 April 2019 yang lalu, Hootsuite (We are Social) merilis update data statistik digital dan
pengguna internet di dunia tahun 2019 Kuartal Kedua (Q2). Terdapat beberapa perkembangan
dari data yang dirilis pada Januari 2019 (kuartal pertama – Q1) sebelumnya,

Berikut rangkuman/resume dari data digital dan pengguna internet tahun 2019 di dunia pada kuartal ke
2:
 Total Populasi (jumlah penduduk): 7,697 Miliar
 Pengguna Mobile Unik: 5,110 Miliar
 Pengguna Internet: 4,437 Miliar
 Pengguna Media Sosial Aktif: 3,499 Miliar
 Pengguna Media Sosial Mobile: 3,429 Miliar

Sumber: https://andi.link/data-statistik-digital-dan-pengguna-internet-di-dunia-tahun-2019-kuartal-
kedua-q2/
c. Bisa kita lihat kembali peningkatan pada data statistik pengguna smartphone dan pengguna
internet, saat memasuki masa pandemi berikut penggalan artikel dari Hootsuite (We are Social)
yang diterjemahkan dan disederhanakan kedalam bahasa Indonesia oleh andi.link, selain
peningkatan smartphone didapat pula peningkatan pengguna internet di tahun 2020 yakni:
Gambar dibawah ini menjelaskan data tren internet dan media sosial tahun 2020 di dunia:

 Total Populasi (jumlah penduduk): 7,750 Miliar


 Pengguna Mobile Unik: 5,190 Miliar
 Pengguna Internet: 4,540 Miliar
 Pengguna Media Sosial Aktif: 3,800 Miliar
Gambar dibawah ini menjelaskan data tren internet dan media sosial tahun 2020 di Indonesia:
 Total Populasi (jumlah penduduk): 272,1 juta
 Pengguna Mobile Unik: 338,2 juta
 Pengguna Internet: 175,4 juta
 Pengguna Media Sosial Aktif: 160 juta

Sumber: https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2020/

d. Pada saat pandemic di 2021 pun masih menggalami peningkatan pada data statistik pengguna
smartphone dan pengguna internet, berikut penggalan artikel dari Hootsuite (We are Social) yang
diterjemahkan dan disederhanakan kedalam bahasa Indonesia oleh andi.link, selain peningkatan
smartphone didapat pula peningkatan pengguna internet di tahun 2021 yakni:

Gambar dibawah ini data tren pengguna internet dan media sosial tahun 2021 di seluruh dunia:
 Total Populasi (jumlah penduduk): 7,83 Miliar
 Pengguna Mobile Unik: 5,22 milyar (66,6% dari jumlah populasi di dunia)
 Pengguna Internet: 4,66 Miliar (59,5% dari jumlah populasi di dunia)
 Pengguna Media Sosial Aktif: 4,20 Miliar (53,6% dari jumlah populasi di dunia)
Gambar dibawah ini memperlihatkan data tren penguna internet dan media sosial pada tahun 2021 di
Indonesia:

 Total Populasi (jumlah penduduk): 274,9 juta


 Pengguna Mobile Unik: 345,3 juta (125,6% dari jumlah populasi di Indonesia)
 Pengguna Internet: 202,6 juta (73,7% dari jumlah populasi di Indonesia)
 Pengguna Media Sosial Aktif: 170 juta (61,8% dari jumlah populasi di Indonesia)
Sumber : https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2021/
IV. Kesimpulan
Dalam pandangan bisnis e-commerce saat pandemi berakhir ada 2 pandangan yakni, bisa saja
mengalami peningkatan dan bisa juga mengalami kebangkrutan/collabs, dengan 3 asumsi
pandangan yaitu tergantung jenis produk yang akan dipasarkan, kembalinya aktivitas ‘normal’
masyarakat yang mengakibatkan tingginya aktivitas dan semakin tingginya pengguna smartphone
dibarengi dengan meningkatnya pengguna internet.

Anda mungkin juga menyukai