Anda di halaman 1dari 6

IBADAT PENUTUP

TAPP 2016

1. LAGU : Teks “Merenda Kasih”


2. P : Dalam Nama bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin
3. PENGANTAR :

Para suster yangterkasih,


Yesus telah memenuhi janjinya untuk mengutus Roh Penghibur. Kini misi besar
sudah di tangan orang-orang Percaya. Murid-murid yang telah dipenuhi oleh Roh
Kudus membagi tugas dalam pemberitaan kabar sukacita.

“Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”

Demikian Tuhan Allah semesta alam berseru kepada Yesaya pada saat
pengutusannya untuk menjadi nabi di tengah-tengah bangsa Israel. Yesaya
mengetahui itu adalah tugas yang berat. Tetapi ketika Serafim menyentuhkan
bara ke mulut Yesaya sebagai simbol bahwa dosanya telah diampuni, dia
menjawab: “Ini aku, utuslah aku”. Sebuah jawaban yang menuntut tanggung
jawab dan kesediaan diri. Itulah yang Yesaya ucapkan dan itu jugalah yang ia
laksanakan.

Para suster yang terkasih kiranya pertanyaan yang sama juga telah di ajukan
kepada kita masing masing. Dengan caraNya Allah telah memanggil dan
member penugasan kepada kita masing-masing.

Panggilan serta pertanyaan yang menantang, yang mengajak kita untuk melihat
kembali mereflelsi jawaban serta kesanggupan kita yang telah kita jalani dalam
dalam kehidupan nyata sebagai yang terpanggil dalam bingkai spiritualitas
tarekat kita melalui penghayatan kaul-kaul hidup panggilan kita.

Para suster yang terkasih, untuk itulah pada kesempatan di hari-hari ini, kita
akan bersama dengan rendah hati kembali melihat mutu jawaban
kesanggupan kita.

o Sudahkah aku melaksanakan tugas perutusanku…?


o Bagaimana aku melaksanakan serta menghayati perutusanku dalam
kehidupanku setiap hari …?

1
4.DOA PEMBUKAAN (bersama)

Allah Bapa kami, kami bersyukur kepada-Mu


untuk pemeliharaanMu dalam seluruh hidup panggilan kami.
Secara khusus kami bersyukur kepadaMu
karena rahmatMu yang senantiasa Kau limpahkan
dalam dalam tugas perutusan
yang Kau percayakan kepada kami.
Kami menyadari bahwa semua itu tak pernah lepas
dari bimbingan kasihMu yang terus menyertai kami.
Kami bersyukur untuk caramu mendampingi dan menyertai kami masing-
masing.
Baik dalam segala kelimpahan yang membawa rasa syukur…
Ataupun pada Salib yang mengajari kami,
untuk senantiasa teguh dalam iman.
Kami mohon kepadaMu,…
Semoga karena kasih setiamu yang telah kami alami
Akan semakin menguatkan kami
di dalam perjalanan yang akan kami lalui.
Bantulah kami untuk senantiasa setia dalam panggilan
dan di dalam karya pelayanan kami, apapun bentuknya.
Agar kami senantiasa setia untuk mengenali kehadiran-Mu dalam kehidupan
harian kami dan mereka semua yang kami layani
Dan kami jumpai.
Sebab Engkaulah Allah yang setia yang senantiasa hadir menyertai kami kini
dan sepanjang segala masa. Amin.

5. BACAAN I: Wahyu 2: 1-5


Kepada jemaat di Efesus
2:1 inilah firman dari Dia yag memegang ketujuh bintang itu di tangan kanannya dan berjalan
diantara ketujuh kaki dian emas itu. 2:2 aku tahu segala pekerjaanmu; baik jerih payahmu maupun
ketekunanmu. Aku tahu bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa
engkau telah mencobai mereka yag menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereks pendusta   2:3 dan engkau tetap sabar dan
menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 2:4 namun demikian Aku
mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yag semula. 2:5 sebab itu ingatlah
betapa dalamnya engkau telah jatuh? Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau
lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jika engkau tidak bertobat.
6.LAGU : Teks “Spiritualitas FSGM”
7.BACAAN ll : Lukas 10:38-42
10:38 ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah ia disebuah kampung. Seorang
perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 perempuan itu mempunyai

2
seorng saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
perkataan-Nya. 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata:
“Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?
suruhlah dia membantu aku”. 10:40 Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta..Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara. 10:40 tetapi hanya satu saja yag perlu: Maria telah
memilih bagian yag terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.

8.RENUNGAN :

9.DOA PENUTUP :

Ya Allah yang Mahakuasa,


puji syukur kami sampaikan kepadaMu,
karena Engkau telah mengutus PutraMu yang tunggal
kepada bangsa-bangsa.
Kasihanilah kami,
biarlah kasihMu senantiasa menyertai kami
Pakailah kami ya Allah menjadi alatMu
Untuk mewartakan bagi dunia Bahwa di tengah perjuangan hidup manusia
dewasa ini , masih ada: Kasih dan damai Keadilan dan kebenaran ...yang
menjadi kerinduan setiap manusia.
Semoga terang kemuliaanMu bercahaya
atas bangsa-bangsa......
Bantulah kami supaya kami mempercayakan diri kami kepadaMu
Karuniakanlah Roh Kudus ke dalam hati kami,
agar kami bertekun dalam iman dan kasih yang benar
sebagaimana ditunjukkan oleh Yesus,PutraMu .
Sebab Engkau Allah yang berkuasa , yang senantiasa hadir ditengah kami kini
dan sepanjang segala masa.Amin

11. LAGU PENUTUP : Teks “O Kristusku” (Bait 1,3,5 dan 6)

3
IBADAT PENUTUP

1.LAGU :
2.DOA PEMBUKAAN :
3.BACAAN : Markus 4:35-41
4.LAGU :
5.RENUNGAN :
Injil Markus 4:35-41 menceritakan perjalanan para murid bersama Yesus
menggunakan perahu yang dihantam badai dan angin ribut. Para murid gelisah,
tapi Yesus tidur nyenyak di buritan perahu. Mungkin begitu dahsyatnya badai,
para murid menjadi tidak yakin bersama Yesus pasti selamat.

Kegelisahan para murid memberanikan mereka untuk membangunkan Yesus


dan seketika Yesus mengetahui harapan mereka. Angin ribut dan ombak badai
pun diperintahkan berhenti. Melalui semuanya ini, Kristus membuktikan diri-Nya
sebagai Allah. Ia, yang menciptakan lautan, mampu membuat lautan menjadi
teduh. Keberanian yang selalu menyapa Yesus merupakan kekuatan tersendiri
dalam situasi yang sangat buruk.

Kisah perahu yang mengarungi danau dan dihantam badai itu merupakan
gambaran Gereja masa kini. Dari waktu ke waktu, kita menyadari kehadiran

4
Gereja sebagai kehadiran yang berhadapan dengan ombak dan badai.
Kehendak Kristus pada kita untuk melanjutkan perjalanan bersama-Nya dalam
karya misi sekaligus adalah perjalanan sebuah perahu (Gereja) yang harus
berani melewati danau/lautan yang kadang diterjang badai.

Gereja adalah “perahu” yang ditumpangi para murid di tengah dunia,


meneruskan misi Yesus pada dunia. “Mari kita bertolak ke seberang” (Ayb 35).
Artinya, perjalanan untuk mewartakan Kerajaan Allah tak hanya berhenti di tepi
danau, melainkan dilanjutkan ke seberang, diteruskan pada mereka yang ada di
depan sana. Karena itu, Gereja yang didirikan Yesus dimaksudkan untuk hadir
dan berkarya sebagai institusi yang kelihatan. Yesus sendiri tak hanya menyuruh
para murid pergi sendiri mengarungi samudra, melainkan Dia menyertai mereka.

Kisah “perahu” yang diombang-ambing badai adalah kisah misi, perjalanan


mewartakan kabar gembira, kisah Gaudium Evangelii. Kisah ini begitu
manusiawi. Kita melihat perjalanan rohani para murid dalam perahu itu.
Pertumbuhan rohani dan pengenalan kita akan Yesus memang tidak terjadi
dengan sekejap. Ketika Tuhan seolah surut tak terlibat, kita diuji untuk
menghayati bahwa sesungguhnya Dia peduli dan terlibat penuh. 

Seandainya Tuhan tidak tidur, tapi langsung bertindak menolong setiap masalah
yang dialami para pengikut-Nya, apa dampaknya bagi pembentukan iman
mereka? Jika Dia surut sesaat, di saat itulah kita punya dua kesempatan, yakni
menyadari pentingnya Dia bagi kita dan mengungkapkan ketergantungan kita
kepada- Nya. Mengapa demikian? Karena misi Gereja adalah bagaimana Kristus
dan ajarannya sampai ke seberang, sampai ke tujuannya, yaitu bagaimana
Yesus yang adalah Injil menjadi kegembiraan dunia.

Yesus sebagai Injil (Kabar Gembira) meringkas seluruh makna pewartaan iman.
Kerajaan Allah yang kedatangannya diwartakan Yesus adalah kabar yang
sungguh menggembirakan para pendengar- Nya. Sebab kabar ini berasal dari
yang Maha baik dan bicara tentang Allah di surga yang penuh dengan kasih
sayang dan kebapaan bagi semua orang di bumi. “Allah mencintai

6.DOA PENUTUP :

5
Hari itu, khotbah yang disampaikan adalah tentang Marta dan Maria (Lukas 10:38-42).
Aku sebenarnya sudah cukup sering mendengarkan kisah mereka, bahkan suka
menyanyikan lagunya. Hati kecilku terusik oleh sebuah suara: “Apakah kamu hidup
bersama Tuhan?”

Dengan sigap pikiranku menjawab, “Jelas aku sudah bersama Tuhan. Aku sudah
melayani Tuhan, bahkan Senin sampai Minggu aku selalu datang ke rumah Tuhan.”

Lalu aku terdiam.

Firman Tuhan hari itu menembus hatiku dalam-dalam.

“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya
satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil
dari padanya.” (Lukas 10:41-42).

Dengan malu aku harus mengakui bahwa aku sama seperti Marta yang lebih memilih
“sibuk di dapur” daripada “duduk mendengarkan perkataan Yesus”. Inilah hal penting
yang aku lupakan: Aku melakukan segala sesuatu untuk Tuhan, tetapi tidak bersama
dengan Tuhan.

Tidak ada keterangan bahwa Tuhan Yesus menyalahkan Marta atas pelayanannya. Tuhan
Yesus juga tidak berusaha menghentikannya. Perkataan Yesus lebih banyak menyiratkan
kasih dibanding penghakiman. Dia prihatin melihat Marta yang sepertinya mulai lelah
dan jengkel. Hal yang sangat bisa kumaklumi sebagai orang yang juga selalu aktif
melayani. Kesibukan pelayanan bisa membuat kita lelah dan mulai membanding-
bandingkan banyaknya pekerjaan yang sudah kita lakukan dibanding orang lain.

Yesus tidak menghakimi Marta, namun Dia mengingatkan Marta: terlalu sibuk dengan
berbagai aktivitas yang baik dapat membuat Marta kehilangan bagian yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai