Markus 2:1-12
Kisah dalam Markus 2:1-12 ini merupakan salah satu kejadian yang mengagumkan dalam
perjalanan Yesus. Dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan Yesus, berjumpa dengan banyak
orang, mengajar, melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lainnya, Yesus
dipertemukan dengan aksi 4 sahabat yang membawa seorang pria lumpuh dan menurunkannya
melalui atap. Beruntungnya pada saat kejadian dalam Markus 2:1-12 ini belum ada virus Korona.
Saudara bisa bayangkan, jika saat itu ada korona, semua orang pakai masker, PSBB,
PPKM,Vaksin, pcr/swab menjadi syarat penting dalam kegiatan di ruang publik. PSBB : Pasti
Segala Bencana Berlalu, lalu PPKM Pernah Pergi Kemudian Kembali, Pelan Pelan Kita
Melupakan. Yaa apapun kepanjangan dan singkatannya, ini hanya bentuk kita menghibur diri
berhadapan dengan situasi pandemi. Bayangkan jika saat itu mereka berada disituasi korona.
Tiba-tiba Patroli PP lewat dan membubarkan. Bagaimana nasib Si Lumpuh ini?
Yesus berada di Kapernaum dan ketika berada di sana orang-orang berkerumun untuk
melihat dan mendengarkan-Nya mengajar. Orang-orang yang ada disitu berdempetan dan tidak
ada tempat untuk bisa di lewati. Lalu mereka melihat atap di buka dan seorang pria lumpuh yang
berada dalam tilamnya diturunkan di hadapan Yesus. Keempat sahabat ini membawa si Lumpuh
kepada Yesus. Keempat sahabat ini melakukan hal yang tidak biasa. Mengapa? Mereka
bertindak dengan cara yang mengagumkan. Yesus tidak menunjukkan kekagetannya dan tidak
marah karena saat itu Yesus sedang berbicara. Yesus justru tersentuh dengan aksi ke empat
sahabat dari atap ini. Aksi mereka ini menunjukkan wujud dari kasih, kecerdikan, iman yang
keras kepala, semangat untuk dapat melakukan apapun. Dengan cerdik dan heroik, mereka
menemukan solusi untuk menolong si Lumpuh.
Keajaiban dialami Si Lumpuh ketika Yesus berkata pada ayat 5, Hai anak-Ku, dosamu
sudah diampuni. Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah. Tanpa basa-basi, ia
melakukannya. Keajaiban. Keajaiban bertemu dengan keajaiban lainnya. Keajaiban yang
dilakukan oleh Para Sahabat dan Keajaiban yang di alami si Lumpuh tadi, berhadapan dengan
Ahli Taurat dan Orang Farisi yang protes dengan keadaan tersebut. Apa yang mereka proteskan
tentang Keajaiban ini? Pernyataan Yesus bahwa dosa si lumpuh sudah di ampuni. Mereka tidak
menerima bahwa keajaiban ini mengubah kehidupan si lumpuh. Bagi mereka perkara dosa
adalah hal yang fatal. Nah, kira-kira dosa apakah yang sebenarnya di lakukan si Lumpuh tadi?
Orang lumpuh ini adalah seorang tukang batu, seorang yang juga beriman. Namun pada hari
Sabat, ia tetap bekerja bagi raja Herodes. Pekerjaan pada hari Sabat tentu saja bertentangan
dengan hukum Yahudi atau Taurat akan tetapi ia berhadapan dengan kekuasaan Herodes dan
Pemerintahan Romawi yang tidak memberikan toleransi pada para pekerja upahan. Lalu dalam
aktivitasnya sebagai tukang batu yang bekerja pada hari Sabat, ia mengalami cedera dan
berakibat pada kelumpuhannya. Hal ini semakin membuatnya bersalah. Kelalaian rohani
berdampak pada penderitaan fisiknya. Itulah ketika Yesus menyembuhkannya, Ia berkata,
Anakku dosamu sudah di ampuni. Keajaiban yang alami si Lumpuh ialah kesembuhan total, fisik
dan imannya = pengampunan dan pemulihan kehidupan. Yesus tidak hanya mengurus
kesembuhan fisiknya, tetapi juga menyembuhkan jiwanya yang tertekan karena keadaan yang di
alami si lumpuh.
Kita perlu memperhatikan Potret dari Kepahlawanan Kasih Kristen melalui cara kreatif ke empat
sahabat ini.
Ketiga, Para sahabat dari atap adalah Pelayan dan Pahlawan. Pelayan dan Pahlawan karena
mereka bertindah sesuai point 1 dan 2, Kecermatan dan Kegigihan.
Apakah kita berharap mendapatkan Sahabat rasa Pahlawan dalam hidup kita?
Apakah kita dapat menjadi Sahabat yang Cermat, Gigih dan berjiwa Pahlawan-Pelayan?
Keluarga kita membutuhkan itu, Gereja membutuhkan itu. Pemerintah membutuhkan itu. Jadilah
sahabat-sahabat yang membawa keajaiban, apalagi di masa pandemi ini. Menjadi sahabat yang
membawa keajaiban itu Kesempatan. Ada pepatah mengatakan : Jika kita tidak dapat menolong
orang lain, maka janganlah kita menambah susah. Jika tidak dapat melakukan kebaikan,
janganlah menambah duka. Jika kita dapat melakukan kebaikan, janganlah menghitung.
Kebaikan dilakukan karena kita telah menerima kebaikan-kebaikan yang kita sudah lupakan atau
tidak kita hitung. Memang tidak mudah menjadi Sahabat yang membawa keajaiban tapi
setidaknya jangan membawa kesusahan dalam hidup orang lain. Mari belajar dari Para Sahabat
dan belajar dari Yesus menolong si Lumpuh. Jangan belajar hidup seperti orang Farisi dan Ahli
Taurat, berkomentar tentang kerajaan Sorga namun tidak menghadirkan kedamaian sebaliknya
hadir untuk berprotes, hadir untuk mencari kelemahan orang lain, hadir untuk melihat sisi negatif
untuk dapat menjadi cela.
Jemaat yang dikasihi Tuhan… Mari bercermin dari dari kisah Para Sahabat ini. Mari menjadi
Sahabat bagi keluarga, anak-anak, gereja, pemerintah dan para pahlawan covid. Kita cermat, kita
gigih berjuang bersama, kita hadirkan prinsip pelayanan dan kepahlawanan – berjuang untuk
sama-sama melewati masa sulit karena pandemi ini. Tidak mudah memang, tapi kita harus
melewatinya. Jika kita tidak mampu sendiri, kita perlu bersama-sama melewatinya untuk saling
menguatkan. Tuhan Yesus ada bersama kita. Tuhan Yesus hadir melalui sahabat-sahabat kita,
melalui gereja, melalui para nakes : semangat menjadi sahabat sehat ya untuk para nakes! Tuhan
menjadi sahabat kalian juga. Tuhan Yesus menghadirkan para pahlawan kehidupan baik itu
orang tua, keluarga. Termasuk para medis. Pemerintah untuk berdaya upaya berjuang bagi
kehidupan bersama kalau bisa kita jangan melawan, kita jangan mencaci tapi kita mendoakan
dan mensupport segala upaya untuk kebaikan bersama. Selamat merayakan Kemerdekaan. Tuhan
Yesus memberkati.
Bahasa Cinta