Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Peran Agama Dalam Penanggulangan Bencana


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Islam dan Ekologi

Oleh kelompok 7

Elsa Maulidya : 4518014

Muhammad Rizky Silaban : 4518024

Dosen Pengampu:

Dr. Syafwan Rozi, M.Ag

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020/2021
1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan intensitas bencana yang cukup


tinggi. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia di antaranya seperti gempa
bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, angin puting
beliung, dll. Terkait dengan bencana alam, secara geografis, lingkungan fisik
Indonesia berpotensi tinggi untuk terjadinya bencana karena letaknya diantara
dua lempeng bumi yang terus menerus menunjukkan pergerakkan yaitu lempeng
Australia dan lempeng Asia. Konsekuensi logis dari letak geografis Indonesia ini
antara lain adalah sangat tingginya frekuensi gempa di Indonesia dan resiko
letusan gunung berapi yang aktif. Peristiwa – peristiwa alam ini menimbulkan
korban jiwa dan kerusakan bangunan tempat tinggal serta harta benda
masyarakat. Akibatnya gangguan psikologis yang ditimbulkan sangat berat bagi
anak-anak, remaja dan orang dewasa. 1

Kemudian musibah atau bencana berarti suatu hal yang tidak disenangi,
bencana yang melanda manusia di berbagai permukaan bumi ini seolah telah
menjadi peristiwa yang terus menerus bergulir. Bencana tersebut bisa berupa
bencana alam seperti gempa bumi, banjir bandang, dan virus, ada pula bencana
yang berupa bencana sosial, seperti korupsi, konflik sosial-politik dan lain
sebagainya.2 Dengan terlahir beragama didalam kehidupan, agama pada
dasarnya mengajarkan kepada umatnya untuk menjalankan hidup didunia
dengan amal perbuatan yang baik. Dalam permasalahan musibah pada dasarnya
setiap agama mempunyai pandangan yang berbeda dalam menanggapinya. Oleh
karena itu, untuk memahami menanggapi serta mencari solusi dari permasalahan
musibah tersebut, dengan tabah, sabar dalam menanggapinya tetapi harus
berusaha agar tidak putus asa dalam menghadapi permasalahan teersebut.3

1
Wening Wihartat, Dakwah pada Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial, JURNAL ILMU
DAKWAH, Vol. 34, No.1, Januari – Juni 2014 ISSN 1693-8054, hlm. 278
2
K.H. Muhadi Zainuddin, “Teologi Bencana Dalam Al-qur’an”, Jurnal Unisia, VolXXXV, No
78. Januari 2013, hal. 1
3
Nanang Zainuddin, “Musibah Dalam Perspektif Agama Islam dan Kristen”, (Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta, 2009), hal. 1
Aspek sosial demografis juga sangat berperan meningkatkan kerentanan
terhadap bencana. Pertama, keragaman budaya, etnis, serta agama, disatu sisi
menjadi kekayaan, namun di sisi lain menjadi potensi bencana jika tidak dikelola
dengan baik, karena bisa mengarah pada bencana sosial. Kedua, kesenjangan
perekonomian yang sangat tinggi serta tidak meratanya akses kepada berbagai
sumber daya hidup memaksa banyak kelompok masyarakat hidup di daerah
yang sangat rentan bencana, seperti wilayah perbukitan, bantaran sungai,
pembuangan limbah, atau wilayah kumuh perkotaan lainnya.4

Penanganan kesadaran pentingnya memelihara alam sepertinya tidak


dapat diabaikan dalam konteks meminimalisir akibat bencana. Tidak jarang
bencana yang terjadi karena akibat kesalahan manusia dalam menangani
lingkungannya. Itu sebabnya penelitian tentang memperlakukan alam semesta
atau lingkungan dalam konteks religiusitas menjadi hal yang penting untuk
diterapkan dalam masyarakat agamis, terutama masyarakat.5

2. Pembahasan
1) Pengertian Bencana

Organisasi kesehatan dunia WHO mendefinisikan bencana sebagai: ‘ An


occurrence disruptions of existence and causing a level of suffering that the capacity
of adjustment of the affected community’. Bencana kata lainnya adalah musibah
yaitu merupakan pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan karena dianggap
merugikan oleh korban yang terkena musibah. Berdasarkan asal katanya, musibah
berarti lemparan (arramyah) yang kemudian digunakan dalam makna bahaya,
celaka, atau bencana dan bala. Menurut Al-Qurtubi, musibah atau bencana adalah
apa saja yang menyakiti dan menimpa diri seseorang atau sesuatu yang berbahaya
yang menyusahkan manusia, betapapun kecilnya.6

4
Muzayin Nazaruddin, Jurnalisme Bencana di Indonesia, Setelah Sepululi Tahun, Jurnal
komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Oktober 2015. Hlm.79
5
Johannis Siahayadkk, Tuhan Ada di Mana-mana: Mencari Makna bagi Korban Bencana di
Indonesia, KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen), Vol. 6, No. 1, April 2020, hlm. 104
6
, Dakwah pada Korban Bencana Alam, hlm. 279.
Bencana diartikan sebagai peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis7

2) Macam-macam Bencana

Dari pendekatan agama, bencana dapat dibagi menjadi dua macam7:pertama,


bencana yang terjadi karena akibat campur tangan manusia, bencana ini terjadi
karena kesalahan yang dilakukan manusia sehingga manusia menanggung akibat
buruk dari perbuatannya sendiri. Bencana ini dikenal dengan hukum karma yakni
sebagai pembalasan kepada manusiayang melakukan kesalahan. Kedua, Bencana
sebagai akibat ujian dari Tuhan. Bencana ini tidak ada hubungannya dengan
kesalahan manusia.8

Betapapun baik dan bermanfaatnya perbuatan manusia, serta taatnya


menjalankan ibadah kepada Tuhan, bencana seperti ini akan dialami juga. Oleh
karena itu, musibah yang seperti ini dikaitkan dengan ketentua Tuhan atau
takdir.Secara umum, bencana terdiri dari dua jenis yaitu : bencana alam dan bencana
yang disebabkan oleh manusia (bencana sosial)8. Pertama, bencana alam. Bencana
alam sifat dari kejadiannya adalah diluar kendali manusia, disebabkan oleh kekuatan
alam dan seringkali terjadi tanpa adanya peringatan, misalnya : gunung meletus,
tanah longsor dll. Pada bencana alam ini masyarakat dapat mempersiapkan diri
terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. 9

Berdasarkan UU 24/2007/tentang Penanggulangan Bencana, yang dimaksud


dengan10 :

7
Ardia Putra, dkk, PERAN DAN KEPEMIMPINAN PERAWAT DALAM MANAJEMEN BENCANA
PADA FASE TANGGAP DARURAT, Idea Nursing Journal Vol2 No2 2016, hlm, 25
8
Ibid, hlm. 280
9
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), hlm.21
10
https://bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf
a) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
b) Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor.

·           Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana.

3) Pengertian Agama

Pengertian agama menurut KBBI, Agama merupakan sistem atau prinsip


kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama yang
lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kwajiban yang bertalian dengan
kepercayaan. Sedangkan pengertian agama Islam menurut bahasa ialah berasal dari
kata “asmala” yang berarti tunduk, patuh, dan berserah diri, sedangkan menurut
istilah agama Islam merupakan wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul-
Nya untuk disampaikan kepada manusia, untuk itu ajaran Islam yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW merupakan Wahyu Allah SWT yang terakhir
diturunkan secara sempurna dan tidak ada lagi wahyu yang akan diturunkan ke
muka bumi.11 Kemudian, tradisi-tradisi agama-agama banyak mengajarkan tentang
tanggung jawab kepada sesama dan berbagi ide yang sama terhadap gagasan tentang
integritas, nilai dan martabat seluruh manusia serta kewajiban (untuk membantu)
terhadap sesama yang menderita tanpa adanya membeda-bedakan.12

Fungsionalisasi agama menarik untuk disimak apa yang ditegaskan oleh


Karen Armstrong, bahwa Tuhan tiga agama Abrahamik (Yahudi, Kristen, Islam)
adalah Tuhan yang—dalambeberapa pengertian–berkata-kata (berfirman).
11
Amsul Arifin, “Pendidikan Agama Islam”, (Yogjakarta:CV Budi Utama, 2014), hal.5
12
Al Khanif dkk, “Hak Asasi Manusia Dialektika Universalisme vs Relativisme di Indonesia”,
(Yogjakarta:LkiS, 2017), hal.5
Armstrong mengatakan bahwa FirmanNya sangat krusial di dalam ketiga agama
besar itu13

c) Peran Agama Dalam Penanggulangan Bencana

Musibah secara kharfiah berarti suatu hal yang tidak disenangi, dengan
kata lain musibah ialah disebut bencana. Musibah adalah permasalahan manusia
yang sewaktu-waktu akan dapat menimpa, dan itu pun merupakan hal-hal yang
tidak menyenangkan yang terjadi didalam kehidupan manusia didalam
permasalahan musibah.

Pada dasarnya setiap agama mempunyai pandangan yang berbeda-beda


dalam menyikapi hal tersebut. Oleh karena itu di saat manusia didalam
kericuhan, kekecewaan, serta ketika manusia dihadapkan dalam suatu masalah
atau musibah agama mempunyai peran penting dalam dalam menanggapinya
dikarenakan agama adalah peganggan satu-satunya yang diyakini mampu
memberikan keselamatan dan ketentraman. Untuk memahaminya, dari situ
agama bisa berperan sebagai memberikan solusi yaitu dengan tabah, sabar dalam
menanggapinya, tetap terus berusaha dan tidak putus asa dalam menghadapi
permasalahan tersebut, terus mendekatkan diri kepada Tuhan dengan sarana
ritual yang memberikan jaminan dan keselamatan hidup di dunia maupun
diakhirat .14

Kemudian musibah tidak terlepas dari transendental, sebagai mana


manusia merupakan Homo religiusus, yang artinya bahwa manusia dilahirkan
dengan pembawaan beragama. Hal itu, memungkinkan manusia untuk selalu
mengkait-kaitkan masalah hidupnya dengan agama. Selanjutnya agama dapat
menjadi solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi, dikarenakan masalah
bagi manusia adalah musibah. ketergantungan manusia terhadap agama
menjadikan manusia berupaya menjelajahi alam transendental yang ada dalam
agama untuk mendapatkan kedamaian di dalamnya, maka dari itu manusia
dilahirkan di dunia ini dengan dibekali agama sebagai petunjuk teknis dan tata
13
Tuhan Ada di Mana-mana:.., hlm. 105
14
Nanang Zainuddin, Musibah Dalam Perspektif... hal. 6
cara menjalankan kehidupan di muka bumi ini dengan baik dan benar. 15 Pada
kenyataannya agama tetap saja menjadi solusi dan penolong ketika dalam
menghadapi kekecewaan, agama dapat menentramkan jiwa dan batin
seseorang.16

Adapun ayat-ayat Al-Qur’an dalam menanggulangi bencana, berbunyi:

Surah Ali- Imran ayat:120

‫ص ۡب ُکمۡ َسیِّئَۃٌ ی َّۡف َرح ُۡوا‬


ِ ُ‫اِ ۡن تَمۡ َس ۡس ُکمۡ َح َسنَۃٌ تَس ُۡؤہُمۡ ۫ َو اِ ۡن ت‬
‫ا ؕ ا َّن ہّٰللا‬q‫صبر ُۡوا و تَتَّقُ ۡوا اَل یضُرُّ ُکمۡ َک ۡی ُدہُمۡ َش ۡیٔـ‬
َ ِ rًٔ َ َ ِ ۡ َ‫بِہَا ؕ َو اِ ۡن ت‬
ٌ‫بِ َما یَ ۡع َملُ ۡو َن ُم ِح ۡیط‬
Artinya : “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih
hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika
kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah.”

d) Langkah Solusi Pencegahan Terhadap Bencana

Bahwa langkah solusi pencegahan terhadap bencana dapat berdasarkan


macam-macam bencana. Secara umum, bencana atau terjadinya degrasi
lingkungan hidup perspekti Al-Qur’an dapat digolongkan menjadi dua macam.
Pertama, bencana yang terjadi karena penyebab yang bersifat tidak langsung.
Bencana semacam ini memang tidak dapat dihindari, dikarenakan terjadinya
memang atas ketentuan “takdir” Tuhan tanpa danya campur tangan manusia
sendiri. Kedua, bencana yang penyebabnya bersifat langsung. Bencana semacam
ini, terjadi karena ulah manusia, baik yang terjadi karena akibat ekslorasi
lingkungan secara berlebihan karena desakan kebutuhan, keserakahan atau

15
Nanang Zainuddin, “Musibah Dalam Perspektif... hal. 9
16
Zakiah Darajat, “Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental”, (Jakarta:PT Gunung Mulia,
1998), hal.56
mungkin kekurangan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan seperti, membuang sampah sembarangan.17

Kemuadian, disamping itu terdapat bencana yang terjadi akibat


kerusakan secara moral yang mengakibatkan bencana sosial, seperti konflik
sosial, korupsi, dan sebagainya. Namun, langkanya bencana seperti tsunami
misalnya, dapat dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan serta
kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami. Maka dari itu ketika manusia, turut
andil dalam memicu terjadinya sebuah bencana baik bencana secara fisik
maupun bencana sosial, maka dari itu langkah-langkahnya yang mana harus
dilakukan adalah meminimalisir angka terjadinya tindakan-tindakan kerusakan
moral dan kesadaran masyarakat yang memicu akan terjadinya sebuah
bencana.18

e) Pengaruh Kesehatan Bencana Tertentu

Bahwa, bencana yang satu dengan bencana lainnya memiliki dampak


yang berbeda terhadap kesehatan korban. Pola ini akan berpengaruh terhadap
cara penanganannya. Oleh karena itu, jika suatu bencana terjadi harus dilihat
bencana seperti apa yang terjadi dan pola penanganannya seperti apa yang harus
disiapkan.

1) Pengaruh kesehatan dari berbagai bencana alam

Pengaruh bencana banjir terhadap kesehatan manusia tentu saja berbeda


dengan pengaruh akibat bencana gempa bumi. Demikian juga, dengan bencana
alam lainnya. Ada beberapa hal sangat khas yang ditimbulkan oleh suatu
bencana, baik menyangkut jenis luka maupun masalah gawat daruratnya, maka
dari itu secara umum pengaruh bencana terhadap kesehatan manusia meliputi,
gizi buruk, meningkatnya angka kematian, adanya penyakit menular,dan
kejadian lain akibat dari kesehatan jiwa.

17
K.H. Muhadi Zainuddin, Teologi Bencana Dalam... hal. 58

18
K.H. Muhadi Zainuddin, Teologi Bencana Dalam... hal. 59
2) Pengaruh kesehatan dari bencana buatan manusia
Selain bencana alam, ada bencana lain yang disebabkan oleh perbuatan manusia.
Maka dari itu pola luka yang tampak dari bencana yang disebabkan oleh
manusia bervariasi, tergantung jenisnya dan juga tergantung bagaimana untuk
menanggukanginya.19

Penutup

A. Kesimpulan

Agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau


juga disebut dengan nama Dewa atau nama yang lainnya dengan ajaran
kebaktian dan kewajiban-kwajiban yang bertalian dengan kepercayaan. Setiap
agama juga selalu memberikan peringatan kepada umatnya bahwa perbuatan
jahat dan merusak adalah perbuatan yang akan mengantarkan umat manusia
kepada hancuran. Agama merupakan kebutuhan bagi setiap unsur kehidupan di
muka bumi.

Musibah atau bencana berarti suatu hal yang tidak disenangi, bencana
yang melanda manusia di berbagai permukaan bumi ini seolah telah menjadi
peristiwa yang terus menerus bergulir. Bencana tersebut bisa berupa bencana
alam seperti gempa bumi, banjir bandang, dan virus, ada pula bencana yang
berupa bencana sosial, seperti korupsi, konflik sosial-politik dan lain sebagainya.

Oleh karena itu di saat manusia didalam kericuhan, kekecewaan, serta


ketika manusia dihadapkan dalam suatu masalah atau musibah agama
mempunyai peran penting dalam dalam menanggapinya dikarenakan agama
adalah peganggan satu-satunya yang diyakini mampu memberikan keselamatan
dan ketentraman.

B. Saran
Aryono d. Pusponegoro dkk, “Kegawat Daruratan dan Bencana Solusi dan Petunjuk Teknis
19

penanggulangan Medik dan Kesehatan”, (Jakarta:PT.Rayyana Komunikasindo, 2016), hal.515


Kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat, dan kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik untuk membangun demi kesempurnaan
pembuatan makalah berikutnya.

Daftar Pustaka

K.H. Muhadi Zainuddin, “Teologi Bencana Dalam Al-qur’an”, Jurnal Unisia,


VolXXXV, No 78. Januari 2013, hal. 1
Nanang Zainuddin, “Musibah Dalam Perspektif Agama Islam dan Kristen”,
(Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta, 2009), hal. 1
Amsul Arifin, “Pendidikan Agama Islam”, (Yogjakarta:CV Budi Utama, 2014),
hal.5
Al Khanif dkk, “Hak Asasi Manusia Dialektika Universalisme vs Relativisme di
Indonesia”, (Yogjakarta:LkiS, 2017), hal.5
Zakiah Darajat, “Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental”, (Jakarta:PT
Gunung Mulia, 1998), hal.56
Aryono d. Pusponegoro dkk, “Kegawat Daruratan dan Bencana Solusi dan
Petunjuk Teknis penanggulangan Medik dan Kesehatan”, (Jakarta:PT.Rayyana
Komunikasindo, 2016), hal.515

Anda mungkin juga menyukai