Ziswaf
Disusun Oleh:
MANAJEMEN DAKWAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat, salah satu filantropi Islam yang bermakna dukungan dan upaya
saling menolong dan saling bantu. Zakat adalah ibadah sosial, kewajiban
mengeluarkan 2,5% harta yang dimiliki untuk orang lain guna mensucikan harta
yang dimiliki. Bila dikelola dengan baik, maka zakat bisa menjadi jaring pengaman
sosial bagi kelompok duafa, mustadhafin. Apalagi potensi zakat yang tinggi di
Indonesia. Akan tetapi, sayangnya, pemberian zakat belum menyentuh kelompok
perempuan dan anak korban kekerasan seksual, KDRT, ataupun incest. Misalnya
visum at repertum yang berbayar. Atau BPJS yang tidak menanggung biaya
pemulihan para korban karena tidak dianggap sebagai penyakit yang menjadi
kewenangan BPJS.
PEMBAHASA
Selama ini bencana selalu dipahami sebagai sesuatu peristiwa alam seperti
gempa bumi, gunung meletus. Padahal suatu peristiwa yang terjadi akibat perilaku
manusia seperti terorisme, kerusuhan juga suatu bencana. Organisasi kesehatan
dunia WHO mendefinisikan bencana sebagai: ‘An occurrence disruptions of
existence and causing a level of suffering that the capacity of adjustment of the
affected community’ Bencana kata lainnya adalah musibah yaitu merupakan
pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan karena dianggap merugikan oleh
korban yang terkena musibah. Berdasarkan asal katanya, musibah berarti
lemparan (arramyah) yang kemudian digunakan dalam makna bahaya, celaka, atau
bencana dan bala. Menurut Al-Qurtubi, musibah atau bencana adalah apa saja
yang menyakiti dan menimpa diri seseorang atau sesuatu yang berbahaya yang
menyusahkan manusia, betapapun kecilnya. Bencana dapat menimbulkan
penderitaan maupun kesengsaraan bagi korbannya yang terkadang berlangsung
dalam waktu yang panjang atau bahkan seumur hidup, oleh karena itu setiap orang
berusaha menghindar diri dari kemungkinan tertimpa musibah. Kesimpulannya
bencana merupakan suatu kejadian yang menggangu keadaan dalam kondisi
normal dan mengakibatkan penderitaan yang melampui kapasitas penyesuaian
komunitas yang mengalaminya. Bencana sosial merupakan kejadian yang dapat
menyebabkan kerusakan parah pada kehidupan dan harta benda yang diakibatkan
oleh kecerobohan, kelalaian, bahkan kesenjangan manusia untuk menyakiti
manusia yang lain. Misal: kebakaran, terorisme, konflik antar etnis dll.
Berdasarkan
1
Rahman Tanjung, Manajemen Mitigasi Bencana. Bandung. (Bandung: Widina Bhakti Persada, 2020).
beberapa hasil penelitian, dampak terhadap kehidupan akibat bencana sosial
dirasakan lebih mendalam daripada akibat bencana alam pada masyarakat2
a. Faktor alam
c. Faktor manusia
a. Konflik sosial
b. Aksi teror
Aksi teror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan
sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan. Aksi teror
menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas
atau menimbulkan korban yang bersifat masal. Aksi teror dilakukan
dengan cara merampas kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya
nyawa dan harta benda. Juga mengakibatkan kerusakan atau kehancuran
terhadap
2
Wening Wihartati, “Dakwah Pada Korban Bencana Alam Dan Bencana Sosial”, Jurnal Ilmu Dakwah 34, no. 1
(2014): 279-280.
obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas
publik internasional.
c. Sabotase
3
Pusdiklat PMI Jawa Tengah, Materi Pelatihan Dukungan Psikososial PMI Daerah Jawa Tengah, (Salatiga : PMI
Jawa Tengah,2006),
terutama tentang kerentanan seorang perempuan. Enarson (2000) menyatakan
bahwa gender membentuk dunia sosial di dalamnya, dimana berbagai
peristiwa baik itu peristiwa alam atau sosial terjadi. Perempuan dibuat menjadi
lebih rentan terhadap bencana melalui peran sosial yang mereka bangun.
Perempuan memiliki lebih sedikit akses terhadap sumberdaya, seperti jaringan
sosial, transportasi, informasi, keterampilan, kontrol sumberdaya alam dan
ekonomi, mobilitas individu, jaminan tempat tinggal dan pekerjaan, bebas dari
kekerasan,dan memegang kendali atas pengambilan keputusan. Padahal itu
semua penting dalam kesiapsiagaan mengantisipasi bencana sosial,
mitigasi,dan rehabilitasi paska bencana.
4
Zurriyatun Thoyibah, dkk, Gambaran Dampak Kecemasan Dan Psikologis pada Anak Korban Bencana, journal
of Holistic Nursing amd Health Science, Volume 2, No 1, Juni 2019
Berdasarkan kajian yang dilakukan Oxfam (2006), sebagian besar
korban (60 sampai 70 persen) adalah perempuan, anak-anak dan lanjut usia
(lansia). Gambaran ini terjadi pada bencana alam dan bencana sosial. Dengan
kondisi yang demikian maka penanganan bencana perlu dilakukan secara
holistik dan tidak mengesampingkan perbedaan usia pada semua tahapan
penanganan bencana dari tahap tanggap darurat hingga tahap rekonstruksi
paska bencana. Kerentanan perempuan dalam situasi bencana sosial dapat
dikelompokkan dalam dua tahapan, yaitu pada saat terjadi bencana sosial dan
setelah terjadi bencana sosial atau masa recovery (www.lptp.or.id).Pada saat
terjadi bencana sosial, kondisi perempuan tidak diuntungkan karena posisinya
sebagai perempuan.
iii. penerapan rancang bangun dan penggunaan peralatan yang lebih baik
dan tahan bencana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai gangguan sosial membuat perempuan berada pada posisi yang sangat
lemah dan rentan. Untuk kebutuhan kelompok perempuan sendiri terbagi menjadi
beberapa tingkatan usia, mulai dari kebutuhan kelompok gadis remaja, perempuan
dewasa, ibu hamil, ibu menyusui dan perempuan lanjut usia. Seluruh pembagian
kelompok usia perempuan tersebut memiliki kebutuhan yan berbeda-beda, namun
secara garis besar kelompok-kelompok perempuan akan mengalami pemindahan
akibat asal tempat yang tidak memungkinkan lagi untuk ditinggali, kerugian sosial
dan material, terkena banyak penyakit akibat asupan makanan yang sangat minim
vitamin dan mineral, dan gangguan psikologi.
Pusdiklat PMI Jawa Tengah, Pusdiklat PMI Jawa Tengah, Materi Pelatihan Dukungan
Psikososial PMI Daerah Jawa Tengah, Materi Pelatihan Dukungan Psikososial PMI Daerah
Jawa Tengah, Salatiga : PMI Jawa Tengah, 2006.
Thoyibah Zurriyatun, , Gambaran Dampak Kecemasan Dan Psikologis pada Anak Korban
Bencana, journal of Holistic Nursing amd Health Science, Volume 2, No 1, 2019.
Wihartati Wening, “Dakwah Pada Korban Bencana Alam Dan Bencana Sosial”, Jurnal
Ilmu Dakwah 34, no. 1, 2014.