“Mitigasi Bencana”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
PONOROGO
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta slam kami panjatkan kepada nabi
besar kita Muhammad SAW yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Mitigasi
Bencana serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dinamika Bencana Sosial dan
Moderasi Beragama”. Kami menyeadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah
ini,sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima kritik dan saran pembaxca demi
penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………... iii
A. Latar Belakang……………………………………………………………... ... iii
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………. iii
C. Tujuan ………………………………………………………………………... iii
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… 1
A. Bencana Sosial dan Permasalahannya…………………………………….... 1
B. Moderasi Beragama………………………………………………………...... 6
C. Moderasi Beragama untuk Menangani Bencana Sosial…………………… 7
BAB III PENUTUP………………………………………………………………… 9
Kesimpulan…………………………………………………………………..... 9
Daftar Pustaka……………………………………………………………….... 10
ii
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Bencana sosial adalah bencana yang dialami oleh manusia serta erat kaitannya
dengan serangkaian peristiwa seperti konflik soial antar kelompok, kerusuhan-
kerusuhan sosial maupun teror yang ada dalam kehidupan masyarakat. Berbagai
perbedaan, pendapat, sudut pandang, serta fanatisme yang ada dalam kehidupan sosial
masyrakat tentu dapat menganggu keamanan dan stabilitas kehidupan negara. Untuk
itu, diperlukan sebuah solusi yang dapat ditanamkan dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari, salah satunya melalui sikap moderasi beragama.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bencana Sosial dan Permasalahannya
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Guna menghindari kerugian yang lebih besar dan mencegah agar masalah
yang sama tidak terjadi lagi, maka penanganan terhadap korban bencana sosial perlu
mendapat perhatian khusus dan menyeluruh. Penanganan bencana sosial perlu
dilakukan secara profesional sistemik dan berkelanjutan dengan sebanyak mungkin
melibatkan partisipasi masyarakat. Proses tersebut mencakup berbagai kegiatan pada
tataran hulu berupa pencegahan dan kesiapsiagaan untuk menghindari dan
memperkecil kemungkinan terjadinya masalah, serta berbagai kegiatan pada tataran
hilir berupa rehabilitasi dan rekonstruksi sosial bagi dampak-dampak yang
ditimbulkannya terutama pada masalah kesehatan.1
Berbagai konflik serta problem sosial beberapa tahun terakhir masih sering
terjadi, khususnya konflik sosial horizontal antar penduduk, kelompok dan ledakan
penduduk yang melonjak. Hal ini merupakan ancaman serius bagi suatu daerah,
disamping itu yang termasuk dalam ruang lingkup bencana sosial adalah kecelakaan,
kebakaran, kemiskinan, kekerasan serta ketidakadilan. Dampak nyata dari persoalan
ini adalah terjadinya kerugian yang besar mulai dari harta benda, nyawa manusia,
serta kerusakan tatanan dan pranata social yang dapat memicu pada masalah
kesehatan.
1. Konflik Sosial
Konflik adalah merupakan bagian dari dinamika masyarakat sebagai
konsekuensi dari interaksi sosial dan perubahan sosial. Berdasarkan pengertian
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik adalah percekcokan,
perselisihan dan pertentangan, konflik sosial adalah pertentangan antar
1 Ita Rustiati Ridwan. 2010. MENYIKAPI BENCANA SEBAGAI FENOMENA SOSIALTERINTEGRASI. Geografi Gea, 10
(1), 33-41.
1
anggota masyarakat yang tersifat menyeluruh dalam kehidupan. Konflik tidak
hanya bersifat lahiriah tapi dapat terjadi dalam batin yaitu konflik batin.2
2. Aksi Teror
Terorisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah menggunakan
kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan
(terutama tujuan politik). Teroris adalah orang yang menggunakan kekerasan
untuk menimbulkan rasa takut (biasanya untuk tujuan politik). Terror adalah
perbuatan sewenang-wenang, kejem, bengis dan usaha menciptakan ketakutan,
kengerian oleh seseorang atau golongan. Secarakasar Terorisme merupakan
suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan terhadap penduduk
sipil untuk mencapai tujuan politik, dalam skala lebih kecil dari pada perang
.Jika di pahami secara jernih kejahatan terorisme merupakan hasil dari
akumulasi beberapa faktor, bukan hanya oleh faktor pisikologis tetapi juga
ekonomi, politik, agama, sosiologis dan masih banyak yang lain.
2
kebiadaban dan kedamaian hidup antar umat manusia jelas – jelas
dipertaruhkan.
3. Korupsi
Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakatyang
memakai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai suatu kekuasaanmutlak.
Sebagai akibat korupsi ketimpangan antara si miskin dan si kayasemakin
kentara. Orang-orang kaya dan memiliki politisi korup bisa masukdalam
golongan elite yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka jugamemiliki
status sosial yang tinggi.
4. Sabotase
Sabotase merupakan jenis bencana sosial yang dilakukan untuk
menaklukkan pihak dengan cara pengacauam, penghancuran, penghambatan
dan pemberontakan. Lain lagi dalam peperangan, istilah sabotase digunakan
untuk orang atau sekelompok orang yang memata-matai pihak lawan.
Kegiatan sabotase ini dilakukan untuk mendapatkan informasi penting dari
pihak yang disabotase.Sabotase bias menyerang ekonomi masyarakat,
halpenting dari suatu Negara dan lain-lain.
3
agama dan mencangkup masalah kesehatan. 4 Permasalahan ini berdampak
kepada hal-hal berikut.
Ketergantungan antar kawasan semakin tinggi;
Perkembangan IPTEK yang makin pesat;
Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat, dan
Tuntutan terhadap peningkatan layanan profesional dalam berbagai aspek
kehidupan manusia
Hal tersebut diantaranya dalam bidang pendidikan. (Tirtarahardja, 1994).
Ini dapat menciptakan kesenjangan sosial antara masyarakat yang memiliki
taraf pendidikan yang rendah dan memicu problem sosial di suatu daerah yang
terancam akan dampak perkembangan arus IPTEK yang cepat.5
4 Moegiadi (2002). “ Permasalahan dan Tantangan Abad 21dengan Implikasi Sektor Pendidikan”. Mimbar Pendidikan. Jurnal
4
Meningkatnya jumlah masyarakat yang miskin, angka pengangguran
mengalami peningkatan berbarengan dengan runtuhnya perekonomian bangsa
baik dalam bidang migas ataupun non migas sebagai dampak krisis ekonomi
(kemiskinan) dan moneter yang berkepanjangan. 6 Di lain pihak, pertambahan
jumlah pemuda yang berumur di bawah 14 tahun dan orang dewasa di atas 65
tahun tidak berimbang dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat menambah
pincang sistem sosial budaya masyarakat. Sistem asuransi kesehatan serta
jaminan sosial yang belum memadai serta melonjaknya jumlah imigran yang
menimbulkan pergeseran nilai yang tidak jarang menimbulkan ketegangan,
petentangan dan perselisihan yang berbau SARA. Permasalahan sosial budaya
masyarakat pada akhirnya berdampak negatif juga terhadap program sanitasi
dan kesehatan masyarakat itu sendiri, sehingga mempermudah terjadinya
epidemik, seperti HIV/AIDS atau yang terakhir ini menggemparkan dunia
yaitu wabah SARS.
5
dan bentuk- bentuk kapital lain yang dapat juga dijadikan sebagai alat untuk
mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum serta
mengatasi konflik sosial dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, mengamalkan nilai-
nilai Negara seperti Pancasila dan memperkuat setiap ajaran agama dengan
sebaik- baiknya.
6. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa.
B. Moderasi Beragama
Istilah moderasi biasa lazim digunakan untuk mengungkapkan sebuah posisi
atau keadaan di tengah tengah yang tidak berada di sisi kanan dan tidak pula berada di
sisi kiri. 7 Istilah moderasi merupakan kata serapan yang diadobsi dari bahasa latin
yaitu “moderatio” yang berarti sedang tidak kekurangan dan tidak kelebihan. Dalam
hahubunganya dengan beragama, moderasi dipahami dalam istilah bahasa arab
sebagai wasat atau wasatiyah sedangkan pelakunya disebut wasit. Kata wasit sendiri
memiliki beberpa makna yaitu penengah, pelantara, dan pelerai. 8
7 Bakir,M.,& Othman,K. (2017). A Conceptual Analysis of Wasatiyyah (Islamic Moderation-IM) from Islamic Knowledge
6
keberagaman dalam segala aspek, baik agama, adat istiadat, suku dan bangsa itu
sendiri. Oleh karena itu pemahaman tentang moderasi beragama harus dipahami
secara kontekstual bukan secara tekstual, artinya bahwa moderasi dalam beragama di
Indonesia buka Indonesia yang dimoderatkan, tetapi cara pemahaman dalam
beragama yang harus moderat karena Indonesia memiliki banyaknya kultur, budaya
dan adat-istiadat.
10 Buku Moderasi Beragama, Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI, 2019
7
Menurut Quraish Shihab melihat bahwa dalam moderasi (wasathiyyah)
terdapat pilar-pilar penting yakni: Pertama, pilar keadilan, pilar ini sangat utama,
beberapa makna keadilan yang dipaparkan adalah: pertama, adil dalam arti “sama”
yakni persamaan dalam hak. Seseorang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu
menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Persamaan itulah yang
menjadikan seseorang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih.
Adil juga berarti penempatan sesuatu pada tempat yang semestinya. Ini mengantar
pada persamaan, walau dalam ukuran kuantitas boleh jadi tidak sama. Adil adalah
memberikan kepada pemilik hak-haknya melalui jalan yang terdekat. Ini bukan
menuntut seseorang memberikan haknya kepada pihak lain tanpa menunda-nunda.
Adil juga berarti moderasi ‘tidak mengurangi tidak juga melebihkan”.
Moderatisme ajaran Islam yang sesuai dengan misi Rahmatan lil ‘Alamin,
maka memang diperlukan sikap anti kekerasan dalam bersikap di kalangan
masyarakat, memahami perbedaan yang mungkin terjadi, mengutamakan
kontekstualisasi dalam memaknai ayat Ilahiyah, menggunakan istinbath untuk
menerapkan hukum terkini serta menggunakan pendekatan sains dan teknologi untuk
membenarkan dan mengatasi dinamika persoalan di masyarakat Indonesia. 11
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror. Bencana sosial ini misalnya seperti terorisme,
korupsi, konflik sosial dan juga sabotase. Bencana sosial ini terjadi karena adanya globalisasi,
dimana zaman bergerak dengan sangat cepat. Moderasi beragama merupakan salah satu cara
untuk menanguulangi bencana sosial tersebut, dengan moderasi seseorang bisa menetukan
sikap atas peristiwa-peristiwa yang mereka lihat atau dialami,sehingga bisa menentukan
tindakan yang positif untuk meredam konflik yang terjadi di masyarakat
9
DAFTAR PUSTAKA
10