Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONFLIK DAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PELAYANAN


KESEHATAN

OLEH KELOMPOK 2 :

1. DEWI ARINI 19.6.023 AJ


2. ERSANIADHI KHARISMA D.R 19.6.027 AJ
3. FERIAN NANDA DANGING 19.6.028 AJ
4. HABSARI PUTRI RIZKITA 19.6.032 AJ
5. KHAIRUNNISA 19.6.036 AJ
6. LAILIYAH DWI AGNES S 19.6.040 AJ
7. MAMIK YULAIKAH 19.6.042 AJ
8. MARIA FRANSISKA A.L 19.6.043 AJ
9. NOVITA DWI ARIE MURTI 19.6.050 AJ
10. RIQSA FITRI LARASATI 19.6.055 AJ
11. RISKA DWI SAPUTRI 19.6.056 AJ
12. TRI PUJI LESTARI 19.6.061 AJ
13. YURISSA ADELA PUTRI 19.6.063 AJ
14. YUSFA AMELIA MASHLUGHI 19.6.064 AJ
15. FITRIYAH 19.6.068 AJ
16. PANGESTI EKA WULANDARI 19.6.069 AJ
17. NOVI WIDIAYISTA 19.6.070 AJ
18. SORAYA LARASATI 19.6.073 AJ
19. APRILIA KUSUMAWARDANI 19.6.076 AJ

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah Humaniora tentang Konflik
Dan Interaksi Sosial Dalam Pelayanan Kesehatan sebagai tugas pada mata kuliah
Humaniora program pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Kesehatan
RS dr. Soepraoen Malang.
Penulis mengakui bahwa keberhasilan penyelesaian Makalah ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Letkol CKM Arief Efendi, S.MPh., S.H., S.Kep.Ners., MM., M.Kes, selaku
direktur Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang.
2. Ismiatun, SST., MM, selaku dosen pembimbing mata kuliah Humaniora.
3. Dan semua pihak yang telah banyak membantu sehingga modul ini selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, serta tidak luput dari segala kekurangan dan keterbatasan, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
penyusunan berikutnya. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kita
semua.

Malang, Februari 2020

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.
Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu, antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Dosen mengajar
merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial
memerlukan syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat
berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat
secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila
tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh
Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B
meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,
identifikasi, simpati dan empati. Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh
faktor meniru orang lain. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya
pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid
atau bisa juga dipengaruhi karena iklan. Indentifikasi adalah interaksi sosial yang
didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menjadi sama) dengan
pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepak bola idolanya.
Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor rasa tertarik atau kagum
pada orang lain. Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan
membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak
sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses
sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif meliputi akomodasi, difusi,
asimilasi, akulturasi, kooperasi atau kerjasama (Intinya interaksi sosial yang baik-
baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa, dan lain-lain). Disasosiatif meliputi konflik,
kontravensi, dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh
persaingan, perang dingin, bertengkar, dan lain-lain).

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian konflik?
1.2.2 Apa pengertian interaksi sosial?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian konflik serta unsur-unsurnya.
1.3.2 Mengetahui pengertian interaksi sosial serta unsur-unsurnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konflik
2.1.1 Pengertian Konflik
Konflik bersal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosisal antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatna tidak berdaya. Tidak satu
masyarakatpun yang mengalami konflik antar anggotanya atau engan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Menurut Ariyono Suryono, konflik adalah proses atau keadaan dimana dua
pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan
adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan masing-masing pihak.
Menurut Soerjoni Soekanto, konflik merupakan proses sosial dimana orang
prorang atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lamwan yang disertai ancaman atau kekerasan.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai
sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontol akan menghasilkan integrase,
sebaliknya integrase yang tidak sempurna dapat menciptkan konflik. Teori penyebab
konflik ada 5 yaitu :
1. Teori Hubungan Masyarakat
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi,
ketidak percayaan dan permusuhan antara kelompok yang berbeda dalam
suatu masyarakat.
2. Teori Negosiasi Prinsip
Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi posisi yang tidak selaras
dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami
konflik

3
4

3. Teori Kebutuhan Manusia


Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar
manusia fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi
4. Teori Identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang
sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan dimasa lalu yang
diselesaikan.
5. Teori Transformasi Konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oelh masalah-masalah ketidaksetaraan
dan ekonomi.

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik


1. Perbedaan antar perorangan
2. Perbedaan kebudayaan
3. Bentrokan kepentingan
4. Perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat

2.2.3 Penanganan atau Penanggulangan Konflik


1. Kompetensi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang memberikan keseluruhan penyelesaian dengan
penyesuaian keadaan.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominan kelompok dan
kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu.
Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.
Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem yang memerukan
integrasi dari kedua pihak.
5

5. Penghindaran
Menyangkut ketidak pedulian dari kedua kelompok. Keadaan ini
menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan
kelompok lain.

2.2 Interaksi Sosial


2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar
individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

2.2.2 Ciri-Ciri Interaksi Sosial


1. Proses interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :
2. Adanya dua orang pelaku atau lebih
3. Adanya hubungan timbale balik antar pelaku
4. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung.
5. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.

2.2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Proses interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat
sebagai berikut:
1. Kontak social
yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat
langsung, seperti dengan sentuhan, percakapn, maupun tatap muka sebagai
wujud aksi dan reaksi.
2. Komunikasi
yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang
dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain
memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
6

2.2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif :
1. Asosiatif
Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan.
Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.
a) Kerja sama
Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk
bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan
pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining (tawar-
menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha
patungan).
b) Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna
mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan.
Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk antara lain :
1) Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan
karena adanya paksaan. Contohnya: perbudakan.
2) Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang
terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu
penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada.
Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi
kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing.
3) Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta
bantuan pihak ketiga yang netral.
Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi.
4) Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta
bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh
badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.
Contoh : konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu
badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
7

5) Adjudication (peradilan) yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik


melalui pengadilan.
Contoh: pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka
harus diselesaikan di pengadilan.
6) Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan
memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan
pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak
mungkin lagi maju atau mundur.
Contoh : Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang terjadi
konflik.
7) Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan
formal.
Contoh : Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras
yang lainnya.
8) Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan
bersama.
Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga
legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-
perbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.
c) Asimilasi
Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha
mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau
kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada
kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda,
saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat
laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d) Akulturasi
Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur -
unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun
8

unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam


kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Disosiatif
Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga
bentuk sebagai berikut:
a) Persaingan/kompetisi
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok
sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
b) Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan
seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat,
provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau
kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu.
Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak
sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c) Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat
tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.

2.2.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial


1) Sugesti yaitu, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang
lain dengan cara tertentu sehingga pendangan atau pengaruh tersebut diikuti
tanpa berfikir Panjang.
Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan
terlibat kenalan remaja. Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
9

2) Imitasi yaitu, pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain.
Contoh: Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .
3) Identifikasi yaitu, menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang
ditirunya .
Contoh: Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan
ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya
4) Simpati yaitu, perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang
membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Contoh: mengucapkan ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud
simpati pada seseorang.
5) Empati yaitu, rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami
sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati
yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
Contoh: apabila kita melihat seseorang yang kecelakaan kita berempati untuk
ikut membantu korban kecelakaan itu.
6) Motivasi yaitu, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan
perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri
seorang muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga
individu melakukan kontak dengan orang lain.
Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan
salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan
penuh rasa tanggung jawab

2.2.5 Tujuan Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan faktor paling kunci dalam proses-proses sosial.
Diantara tujuan seseorang melakukan interaksi sosial antara lain:
(a) Untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan tertentu, baik yang bersifat individu atau
kelompok;
(b) Untuk proses pemenuhan aneka kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial atau
pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik
(c) Untuk meningkatkan kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspek kehidupan
sosial di masyarakat;
10

(d) Untuk membangun solidaritas ingroup atau outgroup dalam kehidupan sosial di
masyarakat; dan
(e) Dalam rangka mendapat masukan atau media evaluai diri atau refleksi diri
tentag pola perilaku yang telah di lakukan dalam proses-proses sosial (Sunarto,
2000).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konflik adalah Proses sosisal antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatna tidak berdaya dan berusaha menggagalkan
tercapainya tujuan masing-asing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai
ataupun tuntutan masing-masing pihak yang disebebkan oleh beberapa factor, yaitu
perbedaan antar perorangan, perbedaan kebudayaan, bentrokan kepentingan,
perubahan sosial yang terlalu cepat di dalam masyarakat.
Interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar
individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok, dan proses interaksi
sosial dalam masyarakat memiliki ciri-ciri, yaitu adanya dua orang pelaku atau lebih,
adanya hubungan timbale balik antar pelaku, diawali dengan adanya kontak sosial,
baik secara langsung, mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.

3.2 Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan
masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus
menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian. Untuk itu marilah kita menjadi
warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain,
antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jakarta:Trans Info Media. https://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi


sosial/, Online, diaskes 18 Februari 2020 pukul 11.03 WIB.

Syarifudi., Mariam N. 2010. Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan.

12

Anda mungkin juga menyukai