Anda di halaman 1dari 12

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

MAKALAH SISTEM SOSIAL


BUDAYA INDONESIA
:MASYARAKAT INDONESIA
DILIHAT DARI PRESPEKTIF
KONFLIK
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD ROBBY BADILLA
07011381419175
ADMINISTRASI NEGARA (KAMPUS BUKIT)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Allhamdulilah segalah puji bagi Allah karena berkat rahmat dan karunianyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini, shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar kita Muhammad SAW semoga kita
menjadi penggikutnya hingga akhir zaman.
Pada makala ini saya menggambil tema tentang Masyarakat indonesia
dilihat dari prespektif konflik.
Palembang, 8 maret 2015
Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................ 1
Daftar isi .......................................................................................... 2
Bab 1 (Pendahuluan)
Latar belakang ...................................................................................
Tinjauan pustaka ..............................................................................
Rumusan masalah ............................................................................
Bab 2 (Pembahasan)
Masyarakat Indonesia dilihat dari prespektif konflik .......................
Bab 3 ( Kesimpulan dan Saran)
Kesimpulan .....................................................................................
Saran ..............................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................

BAB 1
(PENDAHULUAN)
LATAR BELAKANG
Belakangan ini kita sering melihat yang sangat mudah emosi, marah,
melakukan pengerusakan di tempat umum, membunuh dll atau main hakim
sendiri, seperti contoh konflik sosial ini seperti tawuran antar pelajar satu sekolah
dan sekolah lain, atau konflik anatar umat beragama dll.
Maka dari itu Indonesia selain di julukan sebagai negara yang rawan
bencana, korupsi, dll, di sebut juga sebagai negara yang rawan dengan konflikkonflik sosial antara masyarakat. Pada tahun 2012 amerika mempublikasikan
indeks bahwa negara indonesia adalah negara dalam bahaya (in danger).
Makalah ini dibuat untuk melakukan studi pustaka mengenai bagaimana
perspektif sosiologi dalam memahami konflik sosial yang terjadi di Indonesia ?

TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya politik selalu mengandung konflik dan persaingan
kepentingan. Suatu konflik biasanya berawal dari kontroversi kontroversi yang
muncul dalam berbagai peristiwa politik, dimana kontroversi tersebut diawali
dengan hal-hal yang abstrak dan umum, kemudian bergerak dan berproses
menjadi suatu konflik (Hidayat, 2002:124).
Konflik politik merupakan salah satu bentuk konflik sosial, dimana
keduanya memiliki ciri-ciri mirip, hanya yang membedakan konflik sosial dan
politik adalah kata politik yang membawa konotasi tertentu bagi sitilah konflik
politik, yakni mempunyai keterkaitan dengan negara/ pemerintah, para pejabat
politik / pemerintahan, dan kebijakan (Rauf, 2001:19).

RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui tentang masyarakat indonesia dalam prespektif
konflik

BAB 2
(PEMBAHASAN)
Sebelum membahas tentang masyarakat Indonesia yang
dilihat dari prespektif konflik berikut ini merupakan pengerttian
konflik. Konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin
con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan
atau tabrakan. Dengan demikian, konflik dalam kehidupan
sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan
lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih.
William Chang menyantakan bahwa emosi manusia sesaat pun
dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Dari tulisan di atas secara sederhana konflik dapat
diartikan sebagai perselisihan atau persengketaan antara dua
atau lebih kekuatan baik secara individu atau kelompok yang
kedua belah pihak memiliki keinginan untuk saling menjatuhkan,
menyingkirkan, mengalahkan atau menyisihkan.
Teori konflik adalah salah satu perspektif di dalam sosiologi
yang memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri
dari

berbagai

kepentingan

bagian

atau

berbeda-beda

komponen

dimana

yang

komponen

mempunyai
yang

satu

berusaha menaklukkan kepentingan yang lain guna memenuhi


kepentingannya atau memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya.
Menurut para sosiolog bahwa konflik sosial merupakan bagian dari
rangkaian proses sosial yang dimulai dari kerjasama, akomodasi, asimilasi,
persaingan hingga konflik sosial dalam masyarakat. Untuk itu sering kita temukan
beragam bentuk proses sosial, yang mana pada saat tertentu suatu masyarakat
dapat bekerja sama, namun bisa jadi pada saat yang lain masyarakat yang tadinya
bekerja sama dapat berubah menjadi konflik sosial. Sebaliknya masyarakat yang
awalnya berkonflik bisa jadi dapat berubah menjadi bekerja sama untuk suatu
waktu tertentu. Untuk itu proses sosial yang terjadi sangat dinamis, kondisi
tersebut sangat tergantung pada model manajemen kekuasaan yang berjalan dalam
masyarakat yang bersangkutan.
6

Bentuk-bentuk konflik dalam masyarakat diantaranya:


1. konflik kultural, berupa konflik SARA (suku, agama, ras dan antar
golongan) sebagaii akibat ketidakmampuan menyesuaikan diri secara kultural,
interaksi budaya yang tidak harmonis, atau fenomena pemaksaan antara
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya telah mengancam tujuan ideal
kebudayaan, yakni kerukunan dan perdamaian
2. konflik struktural, yakni konflik antar warga negara dengan negara
dalam kehidupan politik.

A. Dampak perubahan struktur masyarakat Indonesia terhadap konflik


sosial
Untuk bisa menganalisis pengaruh perubahan struktur sosial terhadap
terjadinya proses sosial bisa lihat pada beberapa masyarakat, baik secara mikro
maupun makro. Negara Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali
perubahan struktur masyarakat. Sebelum Indonesia merdeka, struktur masyarakat
Indonesia masih dalam bentuk monarki (raja-raja), lalu berubah ke kekuasaan
kolonial, dari kolonial ke NKRI. Pasca-kemerdekaan model kekuasaan yang
terapkan di Indonesia juga beragam, baik menggunakan sistem pemerintahan
presidential maupun parlementer.
Perubahan model kekuasaan tersebut berpengaruh terhadap perubahan
struktur masyarakat, baik kebudayaan, kelas sosial, status sosial, peran sosial,
kelompok, institusi sosial, dalam masyarakat.
pasca ORBA runtuh terjadi pengalihan kekuasaan dari militer ke
kepemimpinan sipil (BJ. Habibie, Gusdur, Megawati) dengan bentuk demokrasi
yang berbeda dengan versi ORBA.
Sejak reformasi bergulir kekuatan masyarakat sipil semakin menguat.
Kondisi ini telah berdampak terhadap perubahan bentuk dan intensitas proses
sosial dalam masyarakat. Dahulu konflik hanya pada level elit militer dan
masyarakat sipil, namun sekarang konflik telah meluas ke lapisan masyarakat
paling bawah, dengan jenis dan intensitas konflik yang berbeda.

Meningkatnya konflik sosia tersebut dalam masyarakat ini ternyata


berkorelasi positif dengan semakin melemahnya peran beberapa lembaga terutama
Negaraproses penegakkan hukum oleh negara dan penanganan kelompok
radikal oleh Negara yang cenderung tidak jelas, bahkan terkesan adanya
pembiaran.
Beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya konflik sosial di Indonesia,
diantaranya:
1. Ketidakadilan dan ketimpangan, baik ekonomi, politik, hukum maupun
sosial. Di dalam bidang ekonomi, kemiskinan itu sendiri bukanlah faktor
yang dapat menimbulkan konflik. Akan tetapi kesenjangan ekonomilah
yang menjadi pemicu.
2. Tersumbatnya saluran artikulasi kehendak menyebabkan ketidakpercayaan
pihak tertentu terhadap pihak lainnya.
3. Respon keagamaan dan kebudayaan, seperti Front Pembela Islam (FPI),
dan Laskar Jihad, Kasus Lia Eden, Kasus Ahmadiyah, kasus syiah
sampang 2013 (Madura).
4. Resistensi masyarakat terhadap kekerasan yang dilakukan Negara
cenderung memunculkan radikalisme, seperti penggusuran, Tindakan
aparat yang cenderung represif dalam menghadapi rakyat sipil, kebijakan
yang tidak pro-rakyat seperti OPM (Papua), GAM (Aceh), RMS (Maluku).
5. Respon masyarakat terhadap sistem demokrasi, globalisasi, dan
kapitalisme yang dianggap sebagai sistem kafir, seperti aksi terorisme.
D. Perlunya partisipasi masyarakat pada penyelesaian konflik sosial.
Bahwa tingkat partisipasi masyarakat Indonesia pada pada penyelesaian
konflik masih rendah. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat tersebut sangat
dipengaruhi oleh adanya ketidakpastian terhadap perlindungan hukum dan
jaminan keamanan, baik pelapor atau saksi maupun korban perilaku konflik
sosial. Dalam hal ini masyarakat sama sekali tidak dapat merasakan kehadiran
negara. Akibatnya masyarakat mengalami ketakutan untuk memperjuangkan
kebenaran-karena bisa jadi pada saat memperjuangkan kebenaran justru
masyarakat sendiri yang menjadi korban, maka secara pragmatis tentu masyarakat
tidak ingin mau repot.
Oleh karena itu sebaiknya kedepan peningkatan peran melalui partisipasi semua
pihak (stakeholder), baik Pemerintah, Swasta, dan masyarakat dalam upaya
pencegahan dan penyelesaian konflik sosial sangat diperlukan:
8

1. Pemerintah perlu membangun sistem perlindungan terhadap masyarakat


sipil, berupa landasan hukum memberikan jaminan keamanan bagi
masyarakat, baik sebagai pelapor, saksi, maupun korban, tanpa melakukan
kekerasan pada setiap penyelesaian kasus, terbukti penanganan kasus
2. Perguruan tinggi ikut berpartisipasi memasukan konflik sosial pada
kurikulum maupun muatan materi pada setiap mata kuliah agar mahasiswa
terbentuk karakter cinta damai.
3. Organisasi Masyarakat (ormas) dan organisasi kepemudaan seyogyanya
dapat memberikan pendampingan dan pencerahan bagi para generasi muda
agar tidak terjerumus dalam gerakan radikalisme.
4. Aparat kelurahan beserta masyarakat hendaknya waspada dengan terus
melakukan identifikasi keberadaan gerakan radikalisme serta segera
melaporkan pada pihak yang terkait.
5. Penyelesaian konflik sosial melalui pendekatan nilai-nilai kearifan lokal,
pendekatan keserasian sosial, serta penguatan kohesivitas sosial
antarwarga, seperti musyawarah antarwarga, membuat fasilitas sosial dan
fasilitas akses interaksi antarwarga, sarasehan antarwarga, serta gelar seni
tradisional.

BAB 3
(KESIMPULAN DAN SARAN)
KESIMPULAN
Dari pemaparan yang sudah saya tulis di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa konflik itu terjadi karena ada kesenjangan sosial antar masyarakat yang
bisa menimbulkan konflik baik konflik sosial maupun konflik yang lain.

SARAN
Untuk menyelesaikan konflik antara masayarakat harus dari masyarakat itu
sendiri dan pemerintah sebagai instasi negara harus ikut menjadi orang ke 3 untuk
membantu menyelesaikan konflik antara masyarakat.

10

DAFTAR PUSTAKA
http://stkipbima.ac.id/index.php/info-akademik/jurnal-article/148-perspektifsosiologi-dalam-memahami-konflik-sosial-di-indonesia
https://angelinasinaga.wordpress.com/2014/04/10/hukum-dan-konflik-sosial/

11

Anda mungkin juga menyukai