Anda di halaman 1dari 16

Humanis, Vol.15 No.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL


PADA RELAWAN BENCANA ALAM
1Mu’minatus Fitriati Firdaus
2Siti
Marliah Tambunan
3Mahargyantari Purwani Dewi

Universitas Gunadarma
1
muminatus_ff@staff.gunadarma.ac.id, 2marliah@staff.gunadarma.ac.id,
3
mahargyantari@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRACT
Natural disaster volunteers are individuals or groups who assist disaster victims; the assistance is
needed by them to reduce the negative impacts of natural disasters. In reality, the volunteers need
support from families, friends, and others to help victims of natural disasters effectively. This study
aims to empirically examine the correlation between social support and prosocial behavior within
the volunteers. The subjects of this study were 198 volunteers. This study used purposive sampling.
The results show a significant correlation between social support and prosocial behavior within the
volunteers.
Keyword: Prosocial behavior; Social Support; Natural Disaster Volunteer

ABSTRAK
Relawan bencana alam adalah individu atau sekelompok orang yang membantu korban bencana,
pertolongan tersebut bersifat mendesak dan sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif dari
bencana alam. Realitas tersebut, membutuhkan dukungan yang diterima oleh relawan baik dari
keluarga, teman dan orang lain agar dapat membantu korban bencana alam. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji secara empiris hubungan dukungan sosial dan perilaku prososial pada relawan bencana
alam. Subjek penelitian ini berjumlah 198 relawan bencana alam. Pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial dan perilaku prososial pada relawan bencana alam.
Kata kunci: Perilaku Prososial; Dukungan Sosial; Relawan Bencana Alam

PENDAHULUAN longsor yang mengakibatkan kerusakan dan


Indonesia merupakan negara dengan menimbulkan adanya korban (Bayu, 2019).
jumlah penduduk sebanyak 275,77 juta jiwa Bencana alam menimbulkan dampak negatif
pada 2022, realitas tersebut membuat bagi korban bencana, untuk mengurangi hal
Indonesia menjadi negara dengan penduduk buruk akibat bencana alam dibutuhkan
terbesar keempat di dunia (Rizaty, 2021). penanganan yang cepat dalam bentuk bantuan
Indonesia sebagai negara yang padat penduduk dan pertolongan harus dilakukan sesegera
juga secara geografis terletak di atas “ring of mungkin (Utomo dan Minza, 2018).
fire” tiga lempeng kerak utama dalam bumi Pada konteks bencana alam tindakan
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, dan tolong menolong melibatkan berbagai lapisan
lempeng Samudra Pasifik merupakan negara masyarakat, bantuan tersebut dalam bentuk
berpenduduk kurang lebih 230 juta orang, penggalangan dana, bantuan logistik dan lain
dimana 90 persen dari gempa bumi dunia sebagainya yang akan diberikan langsung
terjadi sehingga Indonesia mengalami tingkat kepada korban bencana. Selain itu, terdapat
aktivitas seismik yang sangat tinggi atau pula individu-individu yang secara langsung
memiliki potensi bencana alam yang tinggi terlibat di lapangan untuk bekerja sama
(James, 2008). membantu proses penanganan dampak negatif
Bencana alam adalah peristiwa alam pasca bencana alam. Individu-individu
seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tersebut biasanya tergabung dalam komunitas-
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah komunitas maupun kelompok-kelompok yang
1
Humanis, Vol.15 No.2

aktif dalam kegiatan penanggulangan bencana dari membantu korban bencana, keluarga yang
alam, yang disebut relawan (Utomo, & Minza, tidak mendukung dan tidak mengetahui
2018). informasi maupun cara menjadi relawan
Menurut Wilson (2000) relawan adalah bencana alam.
individu maupun sekelompok orang yang Berdasarkan fenomena dan hasil
melakukan perilaku membantu untuk wawancara di atas menjelaskan bahwa relawan
menguntungkan orang lain. Sedangkan bencana alam merupakan individu maupun
relawan bencana alam menurut UU tahun 2007 sekelompok individu yang memiliki tanggung
nomor 24 pasal 27 adalah individu maupun jawab di luar kegiatan sukarelawan namun
sekelompok orang yang memiliki kemampuan bersedia membantu korban bencana alam
dan kepedulian bekerja untuk penanggulangan tanpa mengambil keuntungan yang didukung
bencana alam. Kepedulian individu akan oleh keluarga, teman maupun keluarga.
korban bencana berkaitan dengan Undang Perilaku membantu secara sukarela yang
Undang Nomor 24 Pasal 27 Tahun 2007 yang dilakukan oleh relawan bencana alam
menjelaskan bahwa setiap orang berkewajiban merupakan bentuk perilaku prososial.
untuk melakukan kegiatan penanggulangan
bencana sehingga UU tersebut juga mengatur TINJAUAN PUSTAKA
keterlibatan lembaga-lembaga pemerintah dan Perilaku Prososial
non pemerintah dalam penanggulangan Menurut Finkelstein, Penner, Dovidio,
bencana (Puspasari, 2017). Piliavin, dan Schroeder (2005) perilaku
BNPB (2018) menjelaskan pentingnya prososial mewakili kategori tindakan yang luas
peran relawan bencana alam yang profesional ditentukan oleh beberapa segmen masyarakat
di Indonesia terus dibutuhkan. Hal tersebut maupun kelompok sosial yang berkonstribusi
terbukti dengan adanya proses perekrutan pada kesejahteraan orang lain. Menurut Carlo
relawan yang bersertifikat terus dilakukan tiap (2014) perilaku prososial mengacu pada
tahun. Mengingat jumlah bencana yang terus perilaku individu yang secara sadar melakukan
meningkat tidak sebanding dengan jumlah upaya yang bermanfaat bagi orang lain
relawan yang siap membantu korban bencana maupun kelompok dalam masyarakat.
dan memiliki kecakapan dalam Manesi, Van Lange, Van Doesum dan
penanggulangan bencana, jumlah relawan Pollet (2019) juga menyatakan bahwa individu
bencana alam diharapkan terus bertambah di yang membantu orang lain baik dalam bentuk
semua wilayah Indonesia dan menjaga materi, waktu dan tenaga dengan tujuan
komitmennya. memberi keuntungan pada orang lain dengan
Pentingnya peran relawan bencana dalam konsekuensi individu yang membantu harus
membantu korban bencana perlu dianalisa siap menerima kerugian materil
lebih dalam, melalui faktor-faktor yang (mengeluarkan biaya untuk menolong)
mendukungnya. Penulis melakukan studi maupun fisik (merasa lelah). Ratri dan
pendahuluan melalui kuesioner dan pertanyaan Masykur (2020) juga menjelaskan bahwa
terbuka pada relawan bencana alam maupun dalam membantu korban bencana, relawan
non-relawan bencana alam untuk mengetahui bencana alam tentu harus membayar biaya
faktor eksternal yang mendukung mereka yang tinggi, termasuk risiko akan kematian,
membantu korban bencana. Hasilnya, dimana dalam beberapa kasus ditemukan
menunjukkan bahwa relawan bencana alam relawan yang meninggal karena kelelahan.
berjumlah 31 orang menyatakan bahwa Namun risiko tersebut tidak lantas membuat
tindakan membantu yang mereka lakukan para relawan tidak menjalankan tanggung
berkaitan dengan adanya dukungan yang jawabnya. Hal itu menimbulkan pertanyaan,
diterima baik dari keluarga, teman dan bagaimana individu melakukan hal yang dapat
saudara. Sebaliknya, bagi subjek non-relawan merugikan dirinya namun membuat orang lain
mereka menyatakan bahwa hanya dapat mengalami sejahtera? Perilaku prososial
membantu korban bencana secara tidak terkadang bertentangan dengan kepentingan
langsung yang disebabkan oleh masalah biaya, pribadi namun bermanfaat dan
tidak ada waktu, belum bisa menerima resiko
2
Humanis, Vol.15 No.2

menguntungkan orang lain karena adanya penerima mengenai dukungan yang diberikan
motif dalam menolong. secara umum maupun global.
Menurut Carlo dan Randall (2002) Menurut Canty-Mitchell dan Zimet (2000)
terdapat enam jenis perilaku prososial, yaitu: dukungan sosial terdiri atas tiga dimensi, yaitu:
Pertama, altruistic prosocial behaviors adalah Pertama, family support adalah bentuk
perilaku membantu yang dilakukan dengan dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada
sukarela karena peduli pada kebutuhan dan individu yang masih berhubungan darah.
kesejahteraan orang lain. Kedua, compliant Kedua, friend support adalah suatu bentuk
prosocial behaviors adalah perilaku membantu dukungan yang diberikan oleh teman kepada
orang lain dengan memberikan bantuan baik individu namun dukungan tersebut tidak stabil,
berupa respon verbal maupun non-verbal yang tergantung pada kebutuhan satu sama lain.
dilakukan individu berdasarkan frekuensi Ketiga, significant other support adalah
pemberian bantuan daripada spontanitas. dukungan yang berasal dari orang lain namun
Ketiga, emotional prosocial behaviors adalah berada di sekitar individu dan dianggap
perilaku individu yang berorientasi untuk penting oleh dirinya.
menolong orang lain namun dipengaruhi oleh
kondisi dan situasi emosional yang dapat Dukungan Sosial dan Perilaku Prososial
menggugah emosinya sehingga individu Batson (2012) mendefinisikan perilaku
terdorong untuk memberikan bantuannya. prososial sebagai tindakan apapun yang
Keempat, public prosocial behaviors adalah dilakukan dengan tujuan memberi manfaat
perilaku membantu yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Pada penelitian ini salah
di depan orang lain, cenderung dimotivasi oleh satu faktor eksternal yang diasumsikan dapat
keinginan untuk mendapatkan persetujuan, memprediksi perilaku prososial yaitu
penghargaan dari orang lain dan peningkatan dukungan sosial.
harga diri. Kelima, anonymous prosocial Menurut Uchino (2004) dukungan sosial
behaviors adalah tindakan menolong yang mengacu pada kenyamanan, kepedulian,
dilakukan secara anonim atau tanpa penghargaan, atau bantuan yang tersedia untuk
pengetahuan orang yang telah ditolong. seseorang dari orang atau kelompok lain.
Keenam, dire prosocial behaviors adalah Keterkaitan antara dukungan sosial dan
tindakan menolong yang dilakukan saat orang perilaku prososial diketahui dari beberapa
lain dihadapkan dengan situasi krisis atau studi, yaitu: Individu yang menerima
darurat sehingga mengisyaratkan bantuan yang dukungan sosial yang positif dari keluarga,
mendesak. teman dan orang-orang terdekat dapat
memprediksi perilaku prososial (Guo, 2017).
Dukungan Sosial Dukungan sosial yang diterima individu
Dukungan sosial adalah hasil secara langsung dapat menumbuhkan
pemprosesan emosional dari interaksi saat ini kompetensi sosialnya yang selanjutnya
dan masa lalu, di mana individu menerima atau berkaitan dengan meningkatnya
telah menerima dukungan tersebut untuk kecenderungan perilaku prososial (De
mencapai tujuan pribadi atau mengatasi Guzman, Jung & Do, 2012). Jika individu
tantangan (Fydrich & Sommer, 2003). sering mendapatkan dukungan sosial dari
Menurut Sarason dan Pierce (1990) dalam orang lain dalam interaksi sehari-hari, mereka
(Haber, Cohen, Lucas & Baltes, 2007) dapat menunjukkan motivasi prososial yang
dukungan sosial dibangun berdasarkan dua lebih tinggi (Li, Guo, & Chen, 2019).
konstruk yaitu received social support dan Studi (Pakaslahti, Karjalainen, dan
perceived social support. Pengukuran received Keltikangas-Jarvinen2002) serta Maltseva
social support dirancang untuk menilai (2012) menunjukkan bahwa hubungan
perilaku mendukung yang diberikan kepada dukungan sosial yang positif dan suportif dapat
penerima dari jaringan kerjanya sedangkan memengaruhi perilaku prososial. Sebaliknya,
pengukuran perceived social support individu yang tidak menerima dukungan sosial
dipersepsikan dengan menilai persepsi tidak memiliki kecenderungan untuk

3
Humanis, Vol.15 No.2

membantu orang lain. (Fu, Wang, Chai, & family, friends dan significant others dengan
Xue, 2022). jumlah aitem sebanyak 12 aitem. Skor
Berdasarkan fenomena dan studi reliabitas skala perilaku prososial dalam
terdahulu, dukungan sosial merupakan hal penelitian ini 0.901 dengan skor daya
penting yang seyogyanya dimiliki oleh seorang deskriminasi aitem rentang 0.281-0.789
individu termasuk relawan bencana. Relawan sedangan skala dukungan sosial menunjukkan
bencana alam sebagai individu yang skor reabilitas sebesar 0.919 dengan rentang
membantu korban bencana, juga nilai deskriminasi aitem 0.485-0.782 (Dahlem,
membutuhkan dukungan sosial yang baik Zimet & Walker, 1991).
sehingga dapat memiliki hubungan positif Data dalam penelitian ini diambil melalui
dengan orang lain yang selanjutnya mengarah google form, di dalamnya terdiri dari kuesioner
pada perilaku prososial. Oleh sebab itu, penelitian yang diberikan kepada responden.
peneliti ingin menganalisa apakah terdapat Metode analisis data yang digunakan untuk
hubungan positif antara dukungan sosial dan menguji hipotesis adalah uji kolerasi melalui
perilaku prososial pada relawan bencana alam. alat bantu SPSS (Statistical Package for Social
Science)untuk mengukur hubungan dukungan
METODE PENELITIAN sosial dengan perilaku prososial.
Populasi merupakan sekelompok subjek
penelitian yang akan digeneralisasi sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil penelitian sedangkan sampel merupakan Setelah melakukan analisa pearson
sebagaian dari wilayan populasi yang harus correlation dengan bantuan SPSS, hasil uji
memiliki ciri-ciri yang ada pada populasi hipotesis menunjukkan bahwa nilai koefisien
(Azwar, 2015). Pada penelitian ini sampel pearson correlation antara dukungan sosial
adalah relawan bencana alam sebanyak 198 yang didapat dari keluarga dan perilaku
responden. Purposive sampling merupakan prososial diperoleh sebesar r = 0.296 (p < .05),
teknik pengambilan sampel yang digunakan dukungan sosial yang didapat dari teman dan
dalam penelitin ini dengan menentukan perilaku prososial diperoleh sebesar r = 0.426
kriteria-kriteria tertentu pada sekelompok (p < .05) dan dukungan sosial yang didapat dari
subjek penelitian (Hadi, 2017). keluarga dan perilaku prososial diperoleh
Pada penelitian ini kriteria sampel terdiri sebesar r = 0.297 (p < .05).
dari beberapa hal, yaitu: warga negara Hasil di atas menunjukkan bahwa adanya
Indonesia berusia 18 tahun ke atas, berstatus hubungan positif antara dukungan sosial yang
aktif sebagai relawan bencana saat ini dan didapatkan oleh relawan bencana alam baik
minimal berpengalaman turun di daerah dari keluarga, teman dan orang terdekat
bencana sebanyak 3 kali, memiliki pekerjaan dengan perilaku prososial. Artinya, jika
dan tanggung jawab di luar kegiatan relawan relawan bencana alam mendapatkan dan
dan memiliki pendidikan terakhir minimal merasakan dukungan baik dari keluarga, teman
SMA. dan orang terdekat, maka hal tersebut dapat
Pada penelitian ini, perilaku prososial mengingkatkan perilaku prososial yang
diukur menggunakan skala Prosocial dimiliki oleh relawan bencana alam.
Tendencies Measure (PTM) yang terdiri dari
enam jenis tindakan membantu, yaitu:
altruistic prosocial behavior, compliant
prosocial behavior, emotional prosocial
behavior, public prosocial behavior,
anonymous prosocial behavior, dan dire
prosocial behavior dengan jumlah aitem
penelitian 23 aitem (Carlo & Randall, 2002).
Sedangkan dukungan sosial diukur
menggunakan skala multidimensional scale of
perceived social support (MSPSS) yang terdiri
dari tiga sumber dukungan sosial, yaitu:
4
Humanis, Vol.15 No.2

Hasil hipotesis dapat dilihat melalui Hasil studi (Elistantia, Yusmansyah, dan
Tabel.1 Utaminingsih (2018) menyatakan bahwa
Correlations dukungan yang diterima individu dari keluarga
Prososia Family Friend S_Othe
baik dalam bentuk penghargaan dan penilaian
l r positif dapat menghasilkan perasaan aman,
Pearson 1 .296** .426** .297** tenang, dan merasa dicintai dan kepedulian
Correlation akan kebutuhan orang lain sehingga
Prososial
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 mendukung perilaku prososial.
N 198 198 198 198
.296** 1 .465** .562** Studi Purnamasari, Suharso, dan
Pearson
Correlation Sunawan (2018) serta Nuralifah dan Rohmatun
Family
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 (2018) juga menyatakan bahwa dukungan
N 198 198 198 198
.426** .465** 1 .419**
sosial yang berasal dari teman dapat
Pearson
Correlation memprediksi perilaku prososial, karena
Friend
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 dukungan sosial yang didapatkan dari interaksi
N 198 198 198 198 dengan teman sebaya mendukung pemahaman
Pearson .297** .562** .419** 1
Correlation individu tentang pentingnya perilaku
S_Other prososial.
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 198 198 198 198 Menurut Thorpe (2009) dukungan dari
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). orang lain dapat mengaktifkan rasa tanggung
jawab individu akan kesejahteraan orang yang
Relawan bencana alam merupakan selanjutnya mendorongnya untuk membantu
individu yang sukarela membantu korban orang lain. Pada relawan bencana alam, data
bencana dengan adanya dukungan yang empiris dalam studi ini juga menunjukkan
diterima dari sumber-sumber dukungan sosial. bahwa penerimaan dukungan sosial membuat
Hasil penelitian di atas, didukung oleh hasil mereka merasa dimiliki, dicintai dan dihargai
studi Utomo dan Minza (2018) yang sehingga mendukung tindakan membantu
menyatakan bahwa faktor eksternal yang dapat orang lain.
mendorong munculnya perilaku prososial pada Menurut Guo (2017) dukungan sosial
informan selaku relawan bencana alam yaitu merupakan faktor penting yang memprediksi
adanya dukungan dari keluarga, teman dan perilaku prososial, baik dukungan objektif
orang-orang terdekat. maupun dukungan subjektif. Dukungan
Tanggung jawab sebagai relawan bencana objektif mengacu pada dukungan material dan
alam merupakan hal yang tidak mudah, komunikasi interpersonal dalam lingkaran
terkadang mereka merasa tertekan dengan sosial. Dukungan subjektif adalah pengalaman
kesulitan yang dihadapinya saat membantu dan kepuasan emosional yang dialami oleh
korban sehingga membutuhkan dukungan dari anggota lingkaran sosial tertentu seperti
orang sekitar. Pernyataan tersebut juga sejalan pengalaman dihormati, didukung, dan
dengan studi You, Lee, dan Lee (2022) yang dipahami dalam komunikasi interpersonal.
menjelaskan bahwa dukungan sosial membuat Di samping itu, Guzman, Jung, dan Do
individu menerima komitmen orang lain dalam (2012) juga menjelaskan bahwa dukungan
suatu jaringan yang membuktikan dan sosial berhubungan secara tidak langsung
meningkatkan perasaan dimiliki dicintai dan dengan kompetensi sosio-kognitif individu
dihormati dalam diri individu. Artinya, yang mendasari adanya perilaku positif
dukungan sosial mengacu pada sejauh mana termasuk tindakan individu dalam membantu
individu merasakan dukungan dari orang lain. orang lain dengan sukarela.
Hasil studi Guo (2017) juga menunjukkan
bahwa dukungan sosial yang bersifat subjektif
secara langsung memprediksi perilaku
prososial pada individu. Beberapa studi juga
menyatakan bahwa sumber dukungan sosial
berkaitan langsung dengan perilaku prososial.

5
Humanis, Vol.15 No.2

berkaitan dengan perilaku sosialnya, yang


Tabel. 2 Perbandingan Rerata Skor tereliasasikan dalam bentuk kegiatan bakti
Empirik Berdasarkan Jenis Kelamin dan sosial, sukarelawan dan pengabdian
Pendidikan masyarakat.
Kelompok Perilaku Prososial Dukungan Sosial Pada penelitian ini, relawan bencana
Responden Ʃ Rerata Kategori Rerata Kategori
Empirik Empirik alam baik laki-laki maupun perempuan
Jenis merupakan individu yang selalu aktif dalam
kelamin
Laki-laki 11 60 Sangat 60 Tinggi kegiatan yang bersifat sukarelawan sehingga
3 Tinggi aktivitas tersebut secara tidak langsung
Wanita 81 60 Sangat 62 Tinggi
Tinggi mendukung tindakannya dalam membantu
Usia orang lain dan masyarakat. Studi Wang, Wei,
Remaja 25 59 60 Tinggi
(18-21
Sangat Harada, Minamoto, Ueda, Cui, Zhang, Cui,
Tinggi
tahun) dan Ueda (2011) juga menjelaskan bahwa
Dewasa 11 Tinggi
awal 8 Sangat relawan merupakan individu yang bergabung
60 60
(22-40 Tinggi dalam suatu organisasi, dalam organisasi
tahun)
Dewasa 48 Tinggi tersebut mereka melakukan komunikasi,
madya
60
Sangat
62 berbagi informasi, dukungan, interaksi yang
(41-60 Tinggi
tahun) terus menerus dan lain sebagainya. Aktivitas
Dewasa 4 61 62 Tinggi tersebut, mengakibatkan adanya interaksi
lanjut Sangat
(60 tahun Tinggi triadik antara individu, lingkungan dan
ke atas) perilaku relawan sehingga menghasilkan
perilaku prososial dengan sikap fleksibilitas
Penelitian ini juga melihat adanya dalam melakukan kegiatan sukarelawan di
dukungan sosial dan perilaku prososial berbagai situasi bahkan dalam situasi yang
melalui data demografi dari jenis kelamin dan sulit.
usia. Hasil rerata empiric data demografi Rerata empiric untuk skor dukungan
dapat dilihat pada Tabel 2. sosial dari jenis kelamin berada dalam
Pada tabel.2 menunjukkan bahwa kategori yang tinggi. Artinya, baik relawan
berdasarkan jenis kelamin nilai rerata empiric bencana alam laki-laki maupun perempuan
perilaku prososial baik laki-laki maupun mereka menerima dan memiliki dukungan
perempuan sebesar 60 sehingga masuk dalam sosial yang tinggi. Studi Reevy dan Maslach
kategori yang sangat tinggi sedangkan (2001) sejalan dengan hal tersebut, dukungan
dukungan sosial juga menunjukkan nilai sosial tidak harus terkait dengan jenis
rerata empiric pada laki-laki sebesar 60 dan kelamin, tetapi akan lebih jelas jika
perempuan sebesar 62, termasuk dalam diterangkan dengan bentuk dukungan sosial
kategori yang tinggi. Artinya, relawan yang diterima baik oleh laki-laki maupun
bencana alam baik laki-laki maupun perempuan. Misalnya, laki-laki lebih
perempuan memiliki kategori tindakan membutuhkan dukungan dalam bentuk materi
membantu orang yang sangat tinggi. sedangkan perempuan lebih membutuhkan
Hasil studi Asih dan Pratiwi (2010) dukungan emosional. Relawan bencana alam
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan terkadang mengalami kesulitan saat
perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin, membantu korban bencana, kesulitan tersebut.
walaupun terdapat stereotype yang Agrawal, Jacobson, Prescott (2002)
menyatakan bahwa perempuan lebih dalam studinya juga menjelaskan bahwa
cenderung melakukan tindakan membantu penerimaan dukungan sosial merupakan hal
orang lain dari pada laki-laki. Studi yang penting dalam diri individu karena individu
dilakukan oleh Lomboan dan Soetjiningsih dengan dukungan sosial yang baik dapat
(2019) juga menyimpulkan bahwa mahasiswa berinteraksi positif dengan orang lain dan
baik laki-laki dan perempuan tidak memiliki masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan
perbedaan dalam perilaku prososial. Hal sama-sama membutuhkan dukungan tersebut,
tersebut disebabkan kampus telah sehingga tidak ada perbedaan penerimaan
memberikan wadah bagi mahasiswa untuk dukungan sosial dilihat dari jenis kelamin.
mengembangkan ketrampilan diri sehingga
6
Humanis, Vol.15 No.2

Berdasarkan perbandingan usia, dilihat Menurut Thomas (2010) penerimaan


dari usia remaja (18-21 tahun), dewasa awal dukungan sosial dari orang lain tidak terkait
(22-40 tahun), dewasa madya (41-60 tahun), dengan usia, jika seseorang kurang
dan dewasa lanjut (60 tahun ke atas), nilai mendapatkan dukungan dari orang lain,
rerata empiric perilaku prososial akibatnya ia akan membangun hubungan sosial
menunjukkan nilai antara 59-61, termasuk yang negatif dengan orang lain.
kategori sangat tinggi, sedangkan pada
dukungan sosial nilai rerata empiric dukungan KESIMPULAN DAN SARAN
sosial berkisar antara 60-62 berada pada Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
kategori tinggi. bahwa adanya hubungan positif antara
Relawan bencana alam merupakan dukungan yang diterima baik dari keluarga,
individu yang berada di usia remaja akhir teman dan orang lain dengan perilaku prososial
hingga lansia, walaupun mereka sudah terbiasa pada relawan bencana alam. Artinya, semakin
membantu orang lain dari kecil namun tinggi dukungan yang diterima dari keluarga,
keputusannya untuk membantu korban teman dan orang orang pada relawan bencana
bencana tidak terlepas dari meningkatkanya alam, maka semakin tinggi juga tindakan
usia dan kepeduliannya akan kesejahteraan relawan bencana alam dalam membantu
orang lain. korban bencana.
Hal itu, sejalan dengan studi Relawan bencana alam yang memiliki
Matsumoto, Yamagishi, dan Kiyonari (2016) tanggung jawab untuk membantu korban
membuktikan bahwa perilaku prososial bencana alam membutuhkan dukungan, baik
meningkat seiring bertambahnya usia karena dari keluarga, teman dan orang lain. Saat
individu mengembangkan perilaku individu menerima dukungan sosial dengan
prososialnya dengan tujuan jangka panjang baik, ia merasa dihargai dan mampu
seiring bertambahnya usia. menghadapi berbagai kesulitan saat turun di
Studi Schroeder, Graziano, Midlarsky, daerah bencana yang selanjutnya
Kahana, dan Belser (2015) juga memaparkan mendorongnya untuk peduli akan
bahwa usia berkaitan dengan perilaku kesejahteraan orang lain dalam bentuk
prososial, individu dewasa yang bertambah tindakan prososial.
umurnya lebih terlibat dalam tindakan Saran bagi peneliti selanjutnya dapat
prososial karena keinginannya untuk mengembangkan penelitian serupa dengan
berkonstribusi baik untuk orang lain dan variabel bebas maupun prediktor yang berbeda
dirinya sendiri. Membantu orang lain juga baik terkait faktor eksternal maupun internal
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan perilaku prososial. Bagi
psikologis, kepuasan, dan dan makna dalam masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat
hidup. Midlarsky dan Kahana (1994) dalam memberikan dukungan yang positif bagi
studinya menunjukkan bahwa preferensi relawan bencana alam sehingga mereka dapat
bahwa semakin meningkat usia individu, ia terus berkonstribusi membantu korban
melaporkan dirinya lebih suka memberi bencana alam, mengingat negara Indonesia
bantuan daripada menerima bantuan dari orang rentan dengan adanya bencana alam.
lain (Midlarsky & Kahana, 1994).
Relawan bencana alam merupakan
individu yang turun di daerah bencana, DAFTAR PUSTAKA
terkadang mereka juga menghadapi kesulitan Agrawal, A., Jacobson, K. C., Prescott, C. A.,
namun dengan adanya dukungan dari keluarga, & Kendler, K. S. (2002). A twin study of
teman dan orang lain membuatnya merasa sex differences in social support.
berharga. Hal ini sejalan dengan studi Psychological Medicine, 32(7), 1155–
Siedlecki, Salthouse, Oishi, dan Jeswani 1164.
(2014) yang manyatakan bahwa meskipun https://doi.org/10.1017/S0033291702006
terdapat perbedaan tujuan sosial dengan usia, 281
namun peran dukungan sosial tidak berkaitan Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. S. (2010).
dengan usia. Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati
7
Humanis, Vol.15 No.2

dan Kematangan Emosi. Jurnal dukungan sosial orang tua dengan


Psikologi: Pitutur, 1(1), 33–42. perilaku prososial. ALIBKIN (Jurnal
Azwar, S. (2015). Metode Penelitian Bimbingan Konseling), 6(1).
Psikologi. Pustaka Pelajar. Finkelstein, M. A., Penner, L. A., & Brannick,
Batson, C. D. (2012). A history of prosocial M. T. (2005). Motive, role identity, and
behavior research. In A. W. Kruglanski & prosocial personality as predictors of
W. Stroebe (Eds.) Handbook of the volunteer activity. Social Behavior and
history of social psychology . Psychology Personality: An International Journal,
Press. 33(4), 403–418.
Bayu, D. J. (2019). BNPB Sebut Bencana Alam https://doi.org/10.2224/sbp.2005.33.4.40
Terjadi Lebih Banyak pada Tahun Ini. 3
https://katadata.co.id/febrinaiskana/berita Fu, W., Wang, C., Chai, H., & Xue, R. (2022).
/5e9a4c3cc1a4d/bnpb-sebut-bencana- Examining the relationship of empathy,
alam-terjadi-lebih-banyak-pada-tahun-ini social support, and prosocial behavior of
BNPB. (2018). Data Bencana Indonesia 2017. adolescents in China: a structural
Pusat Data BNPB. equation modeling approach. Humanities
Canty-Mitchell, J., & Zimet, G. D. (2000). and Social Sciences Communications,
Psychometric Properties of the 9(1), 269.
Multidimensional Scale of Perceived https://doi.org/10.1057/s41599-022-
Social Support in Urban Adolescents. 01296-0
American Journal of Community Fydrich, T., & Sommer, G. (2003). Diagnostik
Psychology, 28(3), 391–400. sozialer Unterstützung . In
https://doi.org/10.1023/A:100510952245 Psychologische Gesundheitsförderung
7 (pp. 79–104). Hogrefe.
Carlo, G. (n.d.). The Development and Guo, Y. (2017). The Influence of Social
Correlates of Prosocial Moral Behaviors. Support on the Prosocial Behavior of
In Handbook of Moral Development. College Students: The Mediating Effect
Routledge. based on Interpersonal Trust. English
https://doi.org/10.4324/9780203581957. Language Teaching, 10(12), 158.
ch10 https://doi.org/10.5539/elt.v10n12p158
Carlo, G., & Randall, B. A. (2002). The Haber, M. G., Cohen, J. L., Lucas, T., &
Development of a Measure of Prosocial Baltes, B. B. (2007). The relationship
Behaviors for Late Adolescents. Journal between self-reported received and
of Youth and Adolescence, 31(1), 31–44. perceived social support: A meta-analytic
https://doi.org/10.1023/A:101403303244 review. American Journal of Community
0 Psychology, 39(1–2), 133–144.
Dahlem, N. W., Zimet, G. D., & Walker, R. R. https://doi.org/10.1007/s10464-007-
(1991). The Multidimensional Scale of 9100-9
Perceived Social Support: A confirmation Hadi, S. (2017). Statistik . Pustaka Pelajar.
study. Journal of Clinical Psychology, James, E. (2008). Getting ahead of the next
47(6), 756–761. disaster: recent preparedness efforts in
https://doi.org/10.1002/1097- Indonesia. Development in Practice,
4679(199111)47:6<756::AID- 18(3), 424–429.
JCLP2270470605>3.0.CO;2-L https://doi.org/10.1080/09614520802030
De Guzman, M. R. T., Jung, E., & Do, A. 607
(2012). Perceived social support Li, W., Guo, F., & Chen, Z. (2019). The effect
networks and prosocial outcomes among of social support on adolescents’
Latino youth. Revista Interamericana de prosocial behavior: a serial mediation
Psicologia/Interamerican Journal of model. Chinese Journal of Clinical
Psychology, 46(3), 413–424. Psychology , 27(4), 817–821.
Elistantia, R., Yusmansyah, Y., & Lomboan, J. A. E., & Soetjiningsih, C. H.
Utaminingsih, D. (2018). Hubungan (2019). Perbedaan Perilaku Prososial
8
Humanis, Vol.15 No.2

Ditinjau dari Jenis Kelamin. Jurnal Buletin Studi Sistem Kesehatan, 20(4),
Psikologi Perseptual, 4(2). 150–156.
Maltseva, K. (2012). Social Support Predicts Ratri, E. D. A., & Masykur, A. M. (2020). Para
Perceived Cultural Salience of Prosocial Pengibar Kemanusiaan (Analisis
Ideas but not Normativeness of Prosocial Fenomenologi Interpretatif Tentang
Behaviour. Journal of Cognition and Pengalaman Menjadi Relawan Bencana
Culture, 12(3–4), 223–264. Laki-Laki). Jurnal EMPATI, 8(4), 802–
https://doi.org/10.1163/15685373- 815.
12342075 Reevy, G. M., & Maslach, C. (2001). Use of
Manesi, Z., Van Lange, P. A. M., Van social support: Gender and personality
Doesum, N. J., & Pollet, T. V. (2019). differences. Sex Roles, 44(7/8), 437–459.
What are the most powerful predictors of https://doi.org/10.1023/A:101193012882
charitable giving to victims of typhoon 9
Haiyan: Prosocial traits, socio- Rizaty, M. A. (2021). Sebanyak 56,7%
demographic variables, or eye cues? Penduduk Indonesia Tinggal di
Personality and Individual Differences, Perkotaan pada 2020.
146, 217–225. https://databoks.katadata.co.id/datapublis
https://doi.org/10.1016/j.paid.2018.03.02 h/2021/08/18/sebanyak-567-penduduk-
4 indonesia-tinggal-di-perkotaan-pada-
Matsumoto, Y., Yamagishi, T., Li, Y., & 2020
Kiyonari, T. (2016). Prosocial Behavior Schroeder, D. A., Graziano, W. G., Midlarsky,
Increases with Age across Five Economic E., Kahana, E., & Belser, A. (2015).
Games. PLOS ONE, 11(7), e0158671. Prosocial Behavior in Late Life. In The
https://doi.org/10.1371/journal.pone.015 Oxford Handbook of Prosocial Behavior.
8671 Oxford University Press.
Midlarsky, E., & Kahana, E. (1994). Altruism https://doi.org/10.1093/oxfordhb/978019
in later life. Newbury Parks. Sage 5399813.013.030
Publications. Siedlecki, K. L., Salthouse, T. A., Oishi, S., &
Nuralifah, I. P., & Rohmatun, R. (2018). Jeswani, S. (2014). The Relationship
Perilaku prososial pada siswa SMP Islam Between Social Support and Subjective
plus Assalamah Semarang ditinjau dari Well-Being Across Age. Social
empati dan dukungan sosial teman Indicators Research, 117(2), 561–576.
sebaya. Proyeksi: Jurnal Psikologi, https://doi.org/10.1007/s11205-013-
10(1), 7–9. 0361-4
Pakaslahti, L., Karjalainen, A., & Keltikangas- Thomas, P. A. (2010). Is It Better to Give or to
Järvinen, L. (2002). Relationships Receive? Social Support and the Well-
between adolescent prosocial problem- being of Older Adults. The Journals of
solving strategies, prosocial behaviour, Gerontology Series B: Psychological
and social acceptance. International Sciences and Social Sciences, 65B(3),
Journal of Behavioral Development, 351–357.
26(2), 137–144. https://doi.org/10.1093/geronb/gbp113
https://doi.org/10.1080/01650250042000 Thorpe, J. (2009). Significant others and
681 prosocial behavior: How do we know how
Purnamasari, I., Suharso, S., & Sunawan, S. to help? Doctoral dissertation, New York
(2018). Kontribusi empati dan dukungan University.
sosial teman sebaya terhadap perilaku Uchino, B. N. (2004). Social Support and
prososial siswa di SMP. Indonesian Physical Health. Yale University Press.
Journal of Guidance and Counseling: https://doi.org/10.12987/yale/978030010
Theory and Application, 7(2), 20–26. 2185.001.0001
Puspasari, H. W. (2017). Peran Palang Merah Utomo, M. H., & Minza, W. M. (2018).
Indonesia Terhadap Penanggulangan Perilaku Menolong Relawan Spontan
Dampak Bencana Alam di Indonesia.
9
Humanis, Vol.15 No.2

Bencana Alam. Gadjah Mada Journal of


Psychology (GamaJoP), 2(1), 48–59.
Wang, J.-W., Wei, C.-N., Harada, K.,
Minamoto, K., Ueda, K., Cui, H.-W.,
Zhang, C.-G., Cui, Z.-T., & Ueda, A.
(2011). Applying the social cognitive
perspective to volunteer intention in
China: the mediating roles of self-efficacy
and motivation. Health Promotion
International, 26(2), 177–187.
https://doi.org/10.1093/heapro/daq056
Wilson, J. (2000). Volunteering. Annual
Review of Sociology, 26(1), 215–240.
https://doi.org/10.1146/annurev.soc.26.1.
215
You, S., Lee, J., & Lee, Y. (2022).
Relationships between gratitude, social
support, and prosocial and problem
behaviors. Current Psychology, 41(5),
2646–2653.
https://doi.org/10.1007/s12144-020-
00775-4

10

Anda mungkin juga menyukai