Disusun Oleh :
Kelompok 3
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang resiko ancaman terhadap bencana cukup tinggi, baik itu bencana
gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran dan lainnya. Ini disebabkan secara geografis
wilayah Indonesia berada diantara lempengan besar Indo-Australia dan Eurasia (Anwas, 2013).
Pentingnya masyarakat dalam penanggulangan bencana telah dijadikan kesepakatan bangsa Indonesia
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, Pasal 16 Ayat 3, ditegaskan
bahwa kegiatan kesiap siagaan merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan
dilaksanakan bersama-sama masyarakat serta lembaga usaha. Sebagai upaya penanggulangan bencana
secara menyeluruh, masyarakat telah dijadikan sebagai salah satu unsur terpenting.
Diseluruh Indonesia tercatat 5.590 sungai induk dan 600 diantaranya berpotensi menimbulkan banjir.
Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar. dari
berbagai kajian yang dilakukan, banjir yang melanda daerah-daerah rawan pada dasarnya disebabkan oleh
tiga hal. Pertama yaitu kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang
yang berdampak pada perubahan alam. Kedua adalah peristiwa alam seperti curah hujan
sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga adalah degradasi
lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment area, pendangkalan
sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai, dan sebagainya.
Terjadinya serangkaian banjir menuntut dalam waktu relatif pendek dan terulangtiap tahun menuntut
upaya lebih besar mengantisipasinya, sehingga kerugian dapat diminimalkan. Berbagai upaya
pemerintah yang bersifat struktural (structuralapproach) ternyata belum sepenuhnya mampu
menanggulangi masalah banjir diIndonesia. Penanggulangan banjir selama ini lebih berfokus pada
penyediaan bangunanfisik pengendali banjir untuk mengurangi dampak bencana.
menentukan masa depan mereka serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam
komunitas masyarakat itu sendiri (Anwas,2013).
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang
membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan
perilaku masyarakat dan pengorganisasian masyarakat. Dari definisi diatas, ada tiga tujuan
utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat,
mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat.
Menurut Kartasasmita (1996) berdasarkan maknanya pemberdayaan dapat diartikan sebagai kekuatan
yang berasal dari dalam yang dapat diperkuat dengan unsur-unsur dari luar. Sejalan dengan itu, Payne
(dalam Kartasasmita 1996) mengatakan bahwa pada intinya pemberdayaan ditujukan untuk
membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang ia
lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan. Pemberdayaan menurut Adi (2003) merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang hidup seseorang. Ini menunjukkan bahwa program-program
pemberdayaan harus benar-benar dirancang sebagai proses yang berkelanjutan, artinya program-
program pemberdayaan dilakukan oleh berbagai stakeholders(pemerintah dan non pemerintah) tidak
berakhir dengan selesainya suatu program saja. Proses pemberdayaan harus berlangsung selamanya
meskipun pada awalnya harus ada intervensi dari luar namun harus tercipta suatu keadaan dimana
komunitas tersebut mampu secara mandiri menjalankan proses pemberdayaan tersebut bagi
komunitas mereka.
1. Mempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kejadian yang tidak diinginkan.
2. Menekan kerugian dan angka korban yang dapat timbul akibat dampak suatu bencana.
3. Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau organisasi terhadap bencana
sehingga terlibat dalam proses penanggulangan bencana.
1. Mempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kejadian yang tidak diinginkan.
2. Menekan kerugian dan angka korban yang dapat timbul akibat dampak suatu bencana.
3. Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau organisasi terhadap bencana sehingga
terlibat dalam proses penanggulangan bencana.
Sikap masyarakat yang kurang sadar terhadap lingkungan sangat berpengaruh pada resiko terjadinya
banjir. Sikap masyarakat yang kurang sadar mengenai membuang sampah agar pada tempatnya,
menjaga keaslian lingkungan, dan pentingnya menanam pohon menjadi faktor yang sangat penting untuk
terjaganya lingkungan agar terhindardari bencana banjir.
3. Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit atau
terbatas.
5. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai
D. Penanggulangan Banjir
Tujuan penanggulangan bencana dalam Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Desa Tangguh
Bencana meliputi :
3. Melindungi cagar budaya dan seluruh lingkungan alam berikut keanekaragaman hayati.
4. Mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Kapasitas merupakan sumber daya atau kemampuan yang dimiliki oleh individu, kelompok,
ataupun lembaga sebagai upaya kesiapan, pencegahan,dan pengurangan resiko bencana. Upaya
pemberdayaan masyarakat perlu mengikut sertakan potensi yang ada di dalam masyarakat,
dalam hal ini pemerintah memiliki peranan yang cukup penting dalam pelaksanaan sosialisasi
dan pelatihan yang akan dilakukan, yaitu :
Adalah segala upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan mutu karakteristik pribadi agar
lebih baik.
Penguatan kapasitas organisai lebih ditekankan kepada mutu dari organisasi tersebut seperti visi
misi, kejelasan struktur organisasi prosesorganisasi, dan mutu sumber daya.
Manusia pada hakikatnya selalu menginginkan perubahan begitu juga dengan perubahan bagi masyarakat
terkait penanggulangan bencana. Ada dua faktor yang mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi
pada suatu masyarakat,antara lain :
a) Faktor Geografis
Faktor ini berkaitan dengan lingkungan fisik yang mempengaruhi penduduk untuk mudah atau
sulit untuk mengalami perubahan.
b) Faktor Teknologis
Integrasi dalam berbagi teknologi sangat dibutuhkan untuk membantu upaya penanggulangan bencana
sehingga dampak resiko bencana yang terjadi dapat diminimalisir.
3. Pemberdayaan sebagai proses pembangunan masyarakat Gerakan pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk memperbaiki keadaan masyarakat harus disertai dengan peran serta masyarakat
sendiri.
a) Program yang disusun oleh masyarakat
Upaya penanggulangan bencana banjir ini bertujuan untuk mengurangi resiko besarnya kerugian yang
ditimbulkan oleh bencana.
Upaya pengurangan resiko bencana banjir dapat memberikan solusi atas permasalahan bencana banjir
yang terjadi
Banjir yang melanda daerah rawan bencana seringkali menyebabkan keluarga miskin terpaksa
mengalami berbagai hal yang mengancam kelangsungan usaha dan kehidupan sosial mereka.
Pemberdayaan masyarakat harus dilaksanakan secara keseluruhan tanpa membedakan masyarakat miskin
dan terpinggirkan dengan masyarakat biasa
Masyarakat memiliki posisi yang sangat penting dalam upaya pengurangan resiko banjir.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses dimana masyarakat menjadi aktor dan penentu dalam
kegiatan.
Budaya gotong royong yang mulai menghilang dari masyarakatmembuat tumpukan sampah
dibiarkan begitu saja oleh masyarakat.Sikap masyarakat merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi dalambencana banjir yang terjadi.
Dengan adanya pemberdayaan masyarakat diharapkan masyarakat tidak tergantung lagi dengan instansi
pemerintah yang terkait
Mencegah dan menanggulangi bencana banjir ini tidak dapat dilakukan sendiri olah pemerintah.
Dibutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak untuk hindari bencana banjir.
Partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab
masyarakat terhadap terkait kebencanaan.
a) Lingkup partisipasi masyarakt dalam pembangunan Partisipasi masyarakat bukan sekedar keterlibatan
dalam pembangunan saja tetapi juga mengandung makna keterlibatan adanya kesadaran untuk
berubah
b) Bentuk-bentuk partisipasi
c) Tingkatan partisipasi
Tingkatan partisipasi dapat berupa menerima manfaat dan melaksanakan kegiatan yang telah
ditetapkan
KESIMPULAN
bagaimana masyarakat sadar akan potensi bencana di daerahnya, memiliki kesiapan untuk
menghadapi bencana dan kemampuan untuk mengurangi resiko serta memiliki ketahanan dan kekuatan
untuk membangun kembali kehidupannya setelah terkena dampak bencana dan telah siap
mengandalkan diri sendiri dalam upaya penanggulangan bencana yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA