Anda di halaman 1dari 5

Karena Tidak Memakai helm Aldama Putra Taruna ATKP Makassar

Tewas Dianiyaya Senior Karena Cedera Kepala

NAMA : DINA SHOLEKAH


NIM : 19.0.P.234
PRODI : S1 KEPERAWATAN
PENYEBAB KASUS BERTENTANGAN DENGAN SILA KE 2

Dunia pendidikanIndonesia kembali memakan korban. Seorang siswa taruna Akademik Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP)
bernama Aldama Putra Pangkolan (19) meninggal dunia akibat penganiayaan atas dasar senioritas.
Aldama Putra, taruna ATKP Makassar dikabarkan meninggal dunia dengan luka lebam di sekujur tubuhnya
akibat dianiaya seniornya.
Awalnya, pihak ATKP yang bertugas mengasuh Aldama Putra mengatakan bahwa putra dari Pelda Daniel itu meninggal akibat
terjatuh dari kamar mandi.
Namun Pelda, ayahanda Aldama tidak percaya begitu saja.
"Saya tanya, anak saya ini mati karena apa. Dari ATKP pengasuhnya itu bilang anak saya jatuh di kamar mandi.
Jadi informasi-informasi ini seolah menutupi, jadi saya berharap kalau bisa jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini.
Makanya saya tidak percaya anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel, ayah Almada Putra dikutip dari Tribun Makassar
via Nakita.id.
Akhirnya pihak kepolisian mengusut kasus ini dengan memeriksa 20 orang sakisi dan sejumlah rekaman CCTV yang ada di dalam
kampus.
Dari hasil penyelidikan tersebut polisi mengamankan seorang tersangka bernama Muhammad Rusdi (21) taruna tingkat 2 ATKP
Makassar.
Berdasarkan penuturan Kepala Polrestabes Makassar, Kombes Polisi Dwi Ariwibowo, korban
dianiaya seniornya akibat tertangkap tidak mengenakan helm saat sudah berada di lingkungan
kampus.
“Jadi korban ini hanya tidak mengenakan helm di dalam kampus sepulang dari Izin Bermalam
Luar (IBL) yang dilakukan setiap Sabtu dan Minggu. Pada Minggu malam itu, korban pulang ke
kampus dan kedapatan oleh seniornya. Selanjutnya korban dibawa masuk ke dalam sebuah barak dan
disitulah dianiaya oleh seniornya,” jelas Dwi Ariwibowo dikutip dari Kompas.com. \

Menurut saya kasus tersebut bertentangan dengan sila ke-2 yaitu


Kemanuasiaan Yang Adil Dan Beradab, yang menurut saya dari kasus diatas tidaklah semua
kesalahan dapat di selesaikan dengan kekerasan di indonesia sendiri mempunyai hukum yang dapat
menyelesaikannya, tidak menggunakan helm memang salah namun kesalahan tetap saja dapat
diselesaikan dengan baik yang tidak merugikan pihak manapun tetapi dapat memberikan efek jera.
Tidaklah adil bagi keluarga aldama jika kasus meninggalnya aldama ditutup tutupi pihak atkp
seharusnya lebih mencari tahu hal yang menimpa siswanya dengan baik disertai bukti bukti yang ada.
BAGAIMANA KELANJUTAN KASUS TERSEBUT

Tersangka menganiaya korban dengan memukul dada dan seluruh bagian tubuh korban hingga meninggal
dunia.
Pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti pakaian korban, minyak angin, gelas plastik
serta penutup botol.
Dari semua itu, tutup botol lah yang menjadi bukti kuat adanya penganiayaan terhadap Almada Putra.
"Jadi ini tutup botol pada bagian dalam diletakkan di lantai baru jidatnya korban ditempelkan, baru setelah itu
tersangka menginjak kepalanya," ungkapnya dikutip dari Grid Hot. Akibat kasus penganiayaan ini tersangka
Rusdi dijerat pasal 338 KUHP dan pasal 351 ayat 3 KUHP Pidana ancaman hukuman minimal 5 tahun sampai
maksimal 15 tahun penjara.
Dari keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu penyebab meninggalnya Aldama adalah cedera
di kepala akibat diinjak oleh tersangka.
BAGAIMANA CARA KITA SEBAGAI TENAGA KESEHATAN
KHUSUSNYA KEPERAWAT DALAM MENYIKAPI HAL TERSEBUT

Sebagai seorang perawat tindakan kekerasan bukanlah kode etik dari seorang perawat, jika kita
nanti menemukan kasus kekerasan menurut ilmu yang kita pelajari seorang perawat harus
memberikan motivasi, semangat, serta dorongan untuk kembali pulih dari trauma psikisnya.
seorang perawat haruslah memiliki hati yang care,cure, dan core yaitu menjadi perawat yang
perhatian, memahami ilmu pengetahuan mengenai cara pengobatan suatu penyakit dan cara
pengobatannya jadi pasien dapat menerima asuhan keperawatan dengan baik.
Dan sebagai mahasiswa keperawatan jika sudah senior serta aktif mengikuti kegiatan organisasi
janganlah menjadi seorang yang paling berkuasa mengambil keputusan dengan sepihak.
 

Anda mungkin juga menyukai