Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DI RSJD SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

Nama : Dina Sholekah

NIM : 19.0.P.234

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA HUSADA

KARANGANYAR

2022
A. Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu
(Studylibid,2017).
Menurut KBBI, halusinasi adalah pengalaman indra tanpa adanya perangsang pada
alat indra yang bersangkutan, misalnya mendengar suara tanpa ada sumber suara
tersebut.
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa adanya rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren atau persepsi
palsu(Prabowo,2017).
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu tanpa adanya perangsang pada alat indra atau dengan kata lain sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi.
2. Rentang Respon
Persepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awal dari suatu stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra. Respon neurobiologis
sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis, persepsi akurat,
emosi konsisten, dan perilaku sesuai sampai dengan respon maladaptif yang
meliputi delusi, halusinasi, dan isolasi sosial.
1) Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya
yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.
Respon adaptif:
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan
2) Respon psikososial
Meliputi :
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan
panca indra
3) Emosi berlebih atau berkurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain.
3) Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, ada pun respon
maladaptif antara lain:
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan sosial
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi
eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari
hati. Perilaku tidak terorganisir merupakan sesuatu yang tidak teratur.
4) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
kecelakaan yang negatif mengancam (Damayanti, 2016).

Rentang respon dapat digambarkan sebagai berikut :

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala halusinasi:
a) Halusinasi pendengaran
 Data subyektif : bicara atau tertawa sendiri, marah-marah
tanpa sebab, mengarahkan telingan ke arah tertentu, menutup
telinga.
 Data obyektif : mendengar suara atau kegaduhan,
mendengar suara yang bercakap - cakap, mendengar suara yang
menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
b) Halusinasi penglihatan
 Data obyektif : menunjuk - nunjuk ke arah tertentu, ketakutan
terhadap sesuatu yang tidak jelas.
 Data subyektif : melihat bayangan, melihat hantu/monster.
c) Halusinasi penghidung
 Data obyektif : menghidung seperti sedang membaui bau-bauan
tertentu, menutup hidung.
 Data subyektif : membau - bauan seperti bau darah, urine, feses
kadang-kadang bau itu menyenangkan.
d) Halusinasi pengecap
 Data obyektif : sering meludah, muntah
 Data subyektif: merasakan rasa seperti darah, urine atau feses.
e) Halusinasi peraabaan
 Data obyektif : menggaruk-garuk permukaan kulit
 Data subyektif: mengatakan ada serangga di permukaan kulit,
merasa tersengat listrik. (Damayanti,2016)
4) Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari
1) Faktor Biologis
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2) Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban,
pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta Kurangnya
kasih sayang dari orang-orang di sekitar atau over protektif.
3) Sosiobudaya dan lingkungan
Sebagian besar klien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, selain itu klien memiliki riwayat penolakan dari
lingkungan pada usia perkembangan anak, klien halusinasi sering
kali memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta pernah
mengalami kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup
sendiri), serta tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi klien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur
otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-
kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan di
keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien serta
konflik antar masyarakat.
c. Stres Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap Stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
d. Sumber Koping
Sumber Koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stres.
e. Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga ketakutan,
perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat
membedakan nyata dan tidak.
f. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium,
intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.
(Damayanti,2016)
5) Akibat
Dampak yang dirasakan adalah tingginya beban ekonomi, beban emosi keluarga,
stres terhadap perilaku klien yang terganggu, gangguan dalam melaksanakan
kegiatan rumah tangga sehari-hari dan keterbatasan melakukan aktivitas. Beban
sosial ekonomi diantaranya adalah gangguan dalam hubungan keluarga,
keterbatasan melakukan aktivitas sosial, pekerjaan, dan hobi, kesulitan finansial,
dan dampak negatif terhadap kesehatan fisik keluarga. Beban psikologis
menggambarkan reaksi psikologis seperti perasaan kehilangan, sedih, cemas dan
malu terhadap masyarakat sekitar, stres menghadapi gangguan perilaku dan
frustasi akibat perubahan pola interaksi dalam keluarga . Dampak yang
dirasakan keluarga berkepanjangan, maka perlu adanya pengelolaan yang tepat
bagi anggota keluarga yang mengalami halusinasi, maka peran keluarga
sangatlah penting untuk terlibat dalam mengatasi masalah kesehatan yang
terjadi. Perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan keluarga dapat bekerja
sama dengan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga
yang mengalami halusinasi.
C. Mekanisme Koping
1) Konstruktif -
2) Destruktif
- Regresi : suatu metode analisis yang biasa digunakan untuk melihat
pengaruh antara dua atau banyak variabel
- Proyeksi: memproyeksikan atau mengarahkan penyebab kecemasan
yang ada di dalam diri sendiri kepada orang lain
- Denial :penyangkalan untuk melindungi ego kita
- Withdrawal (Sitilonga,2017)
D. Pohon Masalah

Sumber : Maulida, 2017

E. Masalah dan Data Yang Perlu Dikaji


a. Prioritas masalah keperawatan jiwa
1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Resiko tinggi perilaku kekerasan
b. Data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Objektif


 Klien mengatakan  Klien terlihat bicara atau
mendengar sesuatu tertawa sendiri saat dikaji
 Klien mengatakan  Klien bersikap seperti
melihat bayangan putih mendengarkan sesuatu
 Klien mengatakan  Berhenti berbicara di tengah
dirinya seperti di sengat – tengah kalimat untuk
Gangguan sensori
listrik mendengarkan sesuatu
persepsi : Halusinasi
 Klien mencium bau –  Konsentrasi rendah
bauan yang tidak sedap  Pikiran cepat berubah – ubah
seperti feses  Kekacauan alur pikiran
 Klien mengatakan
kepalanya seperti
melayang diudara

F. Fokus Intervensi

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Setelah dilakukan tindakan SP 1 :
keperawatan klien mampu  Bantu pasien
mengontrol halusinasi dengan mengenal halusinasi
kriteria hasil : ( Isi, waktu terjadinya,
 Bina hubungan saling percaya frekuensi, situasi
 Klien dapat mengenal pencetus, perasaan
halusinasi saat terjadi halusinasi )
 Klien dapat mengontrol  Latih mengontrol
halusinasi halusinasi dengan cara
 Klien memilih cara mengatasi menghardik
seperti yang telah di Tahapan tindakannya
Gangguan sensori diskusikan meliputi :
persepsi : Halusinasi  Klien dapat dukungan dari  Jelaskan cara
keluarga dalam mengontrol menghardik halusinasi
halusinasi  Peragakan cara
 Klien dapat mengikuti menghardik
program pengobatan secara  Minta pasien
optimal memperagakan ulang
 Pantau penerapan
cara ini, beri
penguatan perilaku
pasien
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Studylibid.2017.https://studylibid.com/doc/844862/laporan-pendahuluan-halusinasi
Prabowo.2017https://Kbbi.web.id/halusinasi
Damayanti.2016. http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2008/10/asuhan-
keperawatan-jiwahalusinasi.html
Sitilonga.2017https://www.kompasiana.com/ferry-
silitonga/5500c608a333115263512756/sehat-mental-dengan-makanisme-pertahanan-diri-
ego

Anda mungkin juga menyukai