Anda di halaman 1dari 3

Dokter di Malang Tewas Bunuh Diri di

Kontrakan

Jakarta - Seorang dokter asal Gresik ditemukan tewas gantung diri di kontrakan. Korban berinisial AR
(29), seorang dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas
Brawijaya.

Polisi memastikan tewasnya dokter asal Gresik itu diakibatkan bunuh diri. Kasat Reskrim Polresta
Malang Kota AKP Bayu Febriyanto Prayoga menyebut korban terakhir diketahui oleh teman-temannya
pada Senin (6/9) malam.

Kemudian besoknya korban diketahui tak masuk kuliah dan tak terlihat seharian sehingga membuat
teman-temannya berinisiatif mencari ke rumah kontrakan HA (pemilik kontrakan) yang berada di Jalan
Monginsidi.

"Pagi tidak ikut kuliah, teman-temannya kuliah mencari. Kemudian teman-temannya ke kontrakan
tersebut," tutur Bayu kepada detikJatim, dikutip Kamis (8/9/2022).

Namun saat kontrakan didatangi oleh HA dan teman-temannya, tak terlihat tanda-tanda orang di
dalamnya. Pintu kontrakan juga terkunci dari dalam sehingga membuat mereka curiga dan memanggil
ahli kunci untuk membuka pintu.

"Keadaan terkunci dari dalam. Dan saat dibuka bersama pemilik kontrakan, yang bersangkutan
ditemukan gantung diri," ujar Bayu.

Temuan ini kemudian dilaporkan dan petugas yang langsung ke TKP. Jenazah korban dievakuasi ke RS
Syaiful Anwar (RSSA).

Sumber artikel: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6280972/dokter-di-malang-tewas-bunuh-


diri-di-kontrakan-begini-kronologinya
SMK Negeri 1 Banjarmasin
Cari
Penyelarasan Kurikulum SMK PK Keahlian Desain Komunikasi Visual
Beranda/Umum
Umum
Perilaku Bullying di Sekolah dan pengaruhnya terhadap Prestasi
Nabil Seff, S.Kom15 April 20191 157.805 11 minutes read

Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang
dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku), yang
menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress
(yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik,
ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Apalagi Bully biasanya berlangsung dalam waktu
yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis. Sebenarnya selain
perasaan-perasaan di atas, seorang korban Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang
menimpa mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri karena “membiarkan”
kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa “menyelesaikan” hal tersebut, termasuk tidak
berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut dicap penakut, tukang ngadu, atau
bahkan disalahkan.

Dengan penekanan bahwa bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa salah satu
karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme (segala sesuatu terpusat pada dirinya) yang
masih dominan. Sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya, anak masih menganggap bahwa
semua itu adalah karena dirinya.

Riduan Siswa T.K.J SMKN1 Banjarmasin yang tidak menyukai Bullying


Bullying sepertinya sudah menjamur dikalangan anak sekolah. Baik antar teman, kakak kelas dan adik
kelas, bahkan guru sekalipun tidak terlepas dari perilaku bullying ini. Menyikapi fenomena ini terdapat
beberapa pendapat dari para siswa terkait hal ini. Salah satunya adalah Muhammad Riduan dari kelas XI
A TKJ yang sering melihat, mendengar bahkan mengalami perilaku bullying.
Menurut Duan, Bullying awalnya didasari atas saling olok mengolok, bercanda. Tetapi lama kelamaan
menjadi frontal bahkan sudah mulai rasis dan mengandung SARA

Menurut Riduan, Bullying awalnya didasari atas saling olok mengolok, bercanda. Tetapi lama kelamaan
menjadi frontal bahkan sudah mulai rasis dan mengandung SARA. Akhirnya menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan dan tak terduga seperti penindasan, pengeroyokan, pemukulan dan hal-hal yang
merusak psikis atau mental seseorang.

Riduan memaparkan bahwa contoh dampak bullying bagi sang korban yaitu :
– Depresi
– Rendahnya kepercayaan diri / minder
– Pemalu dan penyendiri
– Merosotnya prestasi akademik
– Merasa terisolasi dalam pergaulan
– Terpikir atau bahkan mencoba untuk bunuh diri

Untuk itu dia sangat mengecam keras siswa-siswi yang terlibat bullying dalam bentuk apapun.
“Semoga di sekolah ini tidak ada kasus Bullying yang berujung kejalur hukum dan memalukan nama
Sekolah kita, Stop Bullying !!! Kejar Prestasi bukan Sensasi” ujar Riduan

Melihat besarnya dampak dari bullying kita sebagai guru maupun orang tua harusnya senantiasa
mengawasi dan memantau anak kita dan kegiatannya baik di dunia nyata maupun dunia maya. Agar
anak kita bisa lebih terarah dalam memilih keputusan mana yang baik dan mana yang akan berdampak
buruk bagi masa depannya kelak.

Tindakan Bullying bisa terjadi dimana saja, terutama tempat-tempat yang tidak diawasi oleh guru atau
orang dewasa lainnya. Pelaku akan memanfaatkan tempat yang sepi untuk menunjukkan
“kekuasaannya” atas anak lain, agar tujuannya tercapai. Sekitar toilet sekolah, pekarangan sekolah,
tempat menunggu kendaraan umum, lapangan parkir, bahkan mobil jemputan dapat menjadi tempat
terjadinya Bullying. Sebagai orang tua, kita wajib waspada akan adanya perilaku bullying pada anak, baik
anak sebagai korban atau sebagai pelaku.

Beberapa hal yang dapat dicermati dalam kasus Bullying adalah :


Bagaimana mengenali anak yang diindikasi mengalami tindakan intimidasi di sekolahnya? Sejumlah tips
yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber ini mungkin bisa membantu Anda. Ciri-ciri yang
harus diperhatikan di antaranya:
1. Enggan untuk pergi sekolah
2. Sering sakit secara tiba-tiba
3. Mengalami penurunan nilai
4. Barang yang dimiliki hilang atau rusak
5. Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap
6. Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat
7. Sulit untuk berteman dengan teman baru
8. Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka

Anda mungkin juga menyukai