https://metro.tempo.co/read/1576634/polisi-tangkap-tiga-pelaku-tawuran-yang-tewaskan-pelajar-
mts-3-tangerang/full&view=ok
Ketiganya masih berusia 15 tahun, yaitu SG, MA dan S. Adapun MA dan S, merupakan
pelajar di MTs Darul Mu'minin dan tersangka SG adalah pelajar yang telah
diberhentikan.
Dari hasil pemeriksaan ketiga pelaku itu, kata Komarudin, diawali dari aksi pelajar MTs
yang melakukan konvoi usai ujian akhir menuju Dermaga Tanjung Pasir, Teluknaga
pada Senin 28 Maret lalu.
Pada saat itu mereka bertemu dengan kelompok MTs Negeri 3 Tangerang di sekitar
daerah Tanjung Pasir. "Di sanalah konvoi mereka diikuti kelompok MTs Darul
Mu'minin, kemudian dilakukan pengejaran begitu dipepet, dibacok," kata Komarudin.
Korban meninggal dalam tawuran pelajar itu mengalami luka bacok ataupun luka
terkena senjata tajam atau sabetan pedang dan benda tumpul. "Benda tumpulnya,
berdasarkan hasil analisa itu karena yang bersangkutan setelah dibacok terjatuh dan
kecelakaan menabrak tembok," kata Komarudin.
JONIANSYAH HARDJONO
ANALISIS KASUS
1. Pengertian Tawuran
Tawuran, kata yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia. Tawuran kerap terjadi diantara para pelajar, namun tak sedikit juga
tawuran yang mungkin terjadi antar warga. Lalu apa sebenarnya maksud atau arti
dari kata tawuran itu sendiri? Di kutip dari laman web Wikipedia, mendifinisikan
tawuran sebagai suatu bentuk kekerasan antar geng atau perkumpulan sekolah dalam
masyarakat Indonesia. Sedangkan jika dilihat dari pendapat ahli, Rais 1997
menyatakan bahwa tawuran atau bentuk perkelahian yang terjadi diantara para pelajar
adalah sebuah perbuatan tercela yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok
pelajar kepada pelajar atau kelompok pelajar lain. Bisa disimpulkan bahwa tawuran
merupakan suatu tindakan yang dapat merugikan dua pihak atau lebih yang terlibat di
dalamnya, karena tindakan yang dilakukan bertujuan untuk dapat saling melukai satu
dengan yang lain.
2. Identifikasi Masalah
Dalam berita di atas menuliskan tentang tiga remaja berusia 15 tahun berinisial
SG, MA, dan S dua diantaranya berasal dari MTs Darul Mu'minin dan seorang
lainnya merupakan siswa yang telah dikeluarkan. Ketiganya di tangkap oleh Polres
Metro Tangerang, dikarenakan telah terlibat dalam sebuah tawuran antar pelajar,
hingga menewaskan seorang pelajar berinisial MR berusia 16 tahun yang berasal dari
MTs Negeri 3 Tangerang. Dari ketiga pelajar yang terlibat dalam tawuran yang telah
menewaskan pelajar lain itu, pihak kepolisian telah menetapkan SG sebagai
tersangka. Sedangkan MA dan juga S di tetapkan sebagai anak berhadapan dengan
hukum (ABH).
3. Diagnosis Masalah
Jika diamati awal mula penyebab terjadinya tawuran antar pelajar tersebut di
mulai saat siswa dari MTs Darul Mu'minin sedang melakukan konvoi dengan tujuan
merayakan telah berakhirnya ujian akhir menuju Dermaga Tanjung Pasir, Teluknaga
pada Senin 28 Maret lalu. Saat berada di dermaga tersebut, siswa dari MTs Darul
Mu'minin secara tidak sengaja bertremu dengan siswa dari MTs Negeri 3 Tangerang
yang juga sedang berada di sekitar dermaga tersebut. Dan dari sanalah bermula
tawuran antar kedua sekolah tersebut terjadi. Peristiwa tawuran ini dapat terjadi
biasaya karena dipicu adanya permasalahan antara geng-geng yang ada di masing-
masing sekolah. Tak jarang juga tawuran terjadi dikarenakan adanya niat unjuk
kekuatan dari masing-masing sekolah, dengan kata lain para pelajar ini bertujuan
untuk mendapatkan pengakuan sekolah manakah yang terkuat. Jika mereka dapat
melumpuhkan sekolah lawan, maka akan menjadi kepuasan tersendiri karena sekolah
mereka akan diakui sebagai sekolah yang lebih kuat. Senjata tajam seperti gear,
parang, kampak dan masih banya lagi sajam yang sering di gunakan para pelajar
untuk menyerang lawan mereka. Seperti yang terjadi saat kedua MTs tawuran hingga
menewaskan seorang pelajar dari salah satu sekolah. Korban di kejar menggunakan
sepeda motor, kemudia di pepet lalu di bacok hingga terjatuh dari sepeda motor dan
mengalami kecelakaan menabrak tembok.
c) Solusi Pencegahan
o Pihak sekolah memberikan sanksi tegas bagi siswa yang terlibat dalam
aksi tawuran. Sanksi yang diberikan pihak sekolah disini haruslah sebuah
sanksi yang memang cukup dapat membuat siswa jera, sehingga mereka
nantinya tidak akan terlibat dalam aksi tawuran tersebut.
o Penanaman tugas yang di berikan oleh tenaga kependidikan. Guru yang
sering berinteraksi dengan siswa memiliki peran penting dalam
memberikan pesan-pesan juga pengalaman kehidupan kepada siswanya,
pemberian pesan ini dapat di selipkan saat kegiatan belajar mengajar.
o Mengadakan kegiatan sosialisasi antar sekolah, dengan tujuan untuk dapat
lebih meningkatkan keakraban antar satu sama lain guna meminimalisir
terjadinya aksi tawuran.
o Sebagai seorang tenaga pendidik, guru dapat membantu para pelajar dalam
menyalurkan minat dan bakat anak tersebut ke dalam satu kegiatan yang
lebih positif. Contohnya, jika guru melihat anak tersebut suka sekali
berkelahi, guru dapat membantunya mengarahkan minat juga bakatnya
dalam olahraga bela diri agar anak tersebut tidak menggunakan
kemampuannya dalam hal negaitf seperti ikut serta dalam aksi tawuran.
o Membekali anak dengan pendidikan moral yang baik. Dengan adanya
pendidikan moral yang baik, maka akan dapat mengurangi jauh potensi
terjadinya kenakalan remaja seperti aksi tawuran.
o Memperhatikan perkembangan pergaulan anak. Baik guru maupun orang
tua memegang peranan penting dalam hal ini. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan guru adalah orang yang akan senantiasa berinteraksi dengan
siswa ketika di sekolah, dan saat di rumah orang tua lah yang mengambil
kendali penuh terhadap perkembangan anak. Sehingga di butuhkan kerja
sama atau koordinasi yang baik antara guru dan orang tua.