Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTON KE 1

TEORI KRIMINOLOGI “HKUM4205”


Bandung, CNN Indonesia -- Pada bulan November 2022 viral video
perundungan sesama siswa di media sosial Twitter. Dalam video yang tersebar
disebutkan bullying terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Kota Bandung, Jawa
Barat. Dalam video yang diunggah, terlihat seorang siswa laki-laki memasang
helm pada korban. Kemudian secara bergantian pelaku menendang kepala korban
hingga akhirnya korban terjatuh. Wali Kota Bandung Yana Mulyana
membenarkan peristiwa tersebut ada di wilayahnya. Ia merasa prihatin dengan
perundungan yang terjadi tempo hari.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengaku
pihaknya langsung berkomunikasi dengan sekolah dan menugaskan pengawas
pembina ke lokasi.
Hikmat mengatakan, pengawas sekolah telah bertemu dengan para siswa
yang terlibat didampingi polsek setempat. Namun, terkait tindak lanjut lainnya
secara hukum masih menjadi pertimbangan lebih lanjut.
"Sekolah sudah diberi teguran. Prioritas kita sekarang memberikan pendampingan
secara psikologis ke korban," tuturnya. Ia berharap, kejadian perundungan di
lingkungan sekolah tidak akan terjadi lagi, khususnya di Kota Bandung.
Polisi juga memanggil lima orang saksi untuk dimintai keterangan terkait aksi
perundungan yang viral di media sosial itu.
"Baik korban, saksi lain, termasuk yang diduga pelaku sudah kami minta
keterangan di Polsek. Saksi sementara empat sampai lima orang," ujar Karyaman.
Menurut Karyaman, orang tua korban juga akan membuat laporan agar kasus ini
bisa diselidiki lebih lanjut. Pihaknya sejauh ini juga telah melakukan proses
penyelidikan dan penyidikan kepada pihak terkait, termasuk mendatangi sekolah
yang menjadi lokasi perundungan.
"Orang tua korban hari ini membuat laporan soal kejadian ini," ucapnya.
Terkait kondisi korban, Karyaman menjelaskan korban tidak mengalami luka
serius dari kekerasan yang dialami. Korban juga sudah menjalani visum di rumah
sakit pada Jumat (18/11) kemarin.
"Korban tidak luka serius dari pukulan. Pada Jumat kemarin korban
sudah dibawa ke RS untuk dilakukan pemeriksaan visum," ucapnya.
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221119152133-20-875899/viral-
bullying-smp-kota-bandung-korban-dipakaikan-helm-dan-ditendang.
Pertanyaan
1. Coba saudara uraikan fokus perhatian kriminologi dari perspektif
viktimologi  berdasarkan permasalahan diatas?
Jawab :
Viktimologi merupakan istilah bahasa Inggris Victimology yang berasal
dari bahasa latin yaitu “Victima” yang berarti korban dan “logos” yang berarti
studi / ilmu pengetahuan. Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi
yang mempelajari tentang korban penyebab timbulnya korban dan akibat-
akibat penimbulan korban yang merupakan masalah manusia sebagai suatu
kenyataan sosial. Viktimologi juga adalah suatu pengetahuan ilmiah/studi yang
mempelajari suatu viktimalisasi (criminal) sebagai suatu permasalahan
manusia yang merupakan suatu kenyataan sosial. Pengertian viktimologi
mengalami tiga fase perkembangan. Pada awalnya, viktimologi hanya
mempelajari korban kejahatan saja. Pada fase ini dikatakan sebagai penal or
special victimology. Pada fase kedua, viktimologi tidak hanya mengkaji
masalah korban kejahatan saja tetapi meliputi korban kecelakaan. Pada fase ini
desebut sebagai general victimology. Fase ketiga, viktimologi sudah
berkembang lebih luas lagi yaitu mengkaji permasalahan korban
penyalahgunaan kekuasaan dan hak-hak asasi manusia, pada fase ini dikatakan
sebagai new victimology. Manfaat viktimologi pada dasarnya berkenaan
dengan tiga hal utama dalam mempelajari manfaat studi korban yaitu:
a) Manfaat yang berkenaan dengan usaha membela hak-hak korban dan
perlindungan hukum.
b) Manfaat yang berkenaan dengan penjelasan peran korban dalam suatu
tindak pidana.
c) Manfaat yang berkenaan dengan usaha pencegahan terjadinya korban.
Viktimologi memberikan pengertian yang lebih baik tentang korban
kejahatan sebagai hasil perbuatan manusia yang menimbulkan penderitaan
mental, fisik, dan sosial contohya pada kasus bullying diatas . Tujuannya
adalah untuk memberikan penjelasan mengenai peran yang sesungguhnya para
korban dan hubungan mereka dengan para korban serta memberikan keyakinan
dan kesadaran bahwa setiap orang mempunyai hak mengetahui bahaya yang
dihadapi berkaitan dengan lingkungannya, pekerjaannya, profesinya dan
lainlainnya. Pada saat berbicara tentang korban kejahatan, cara pandang kita
tidak dilepaskan dari viktimologi. Berdasarkan kasus bullying diatas Melalui
viktimologi dapat diketahui berbagai aspek yang berkaitan dengan korban,
seperti : faktor penyebab munculnya kejahatan (bullying), bagaimana
seseorang dapat menjadi korban, upaya mengurangi terjadinya korban
kejahatan, hak dan kewajiban korban kejahatan (bullying). Viktimologi
meneliti topik-topik tentang korban, seperti peranan korban pada terjadinya
tindak pidana, hubungan antara pelaku dengan korban, rentannya posisi korban
dan peranan korban dalam sistem peradilan pidana. Ruang lingkup atau objek
studi viktimologi dan kriminologi dapat dikatakan sama, yang berbeda adalah
titik tolak pangkal pengamatannya dalam memahami suatu viktimisasi
kriminal, yaitu viktimologi dari sudut pihak korban sedangkan kriminologi dari
sudut pihak pelaku. Masing-masing merupakan komponenkomponen suatu
interaksi (mutlak) yang hasil interaksinya adalah suatu viktimisasi kriminal
atau kriminalitas.
Berdasarkan kasus permasalahan diatas dapat kita lihat bersama adanya
suatu tindakan bullying yang terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Kota
Bandung, Jawa Barat. Fokus perhatian kriminologi dalam pandangan
perspektif viktimologi adalah bagaimana anak tersebut bisa menjadi korban
tindakan Bullying. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tindakan Bullying
yang dilakukan oleh korban, dimana awal mulanya sejumlah siswa tersebut
bermain game tebak-tebakan. Dan salah seorang siswa dipasangkan helm,
kemudian dipukul oleh temannya dari belakang. Siswa kemudia menebak siapa
yang memukul. Tetapi game yang dimainkan oleh siswa tersebut kebablasan
karena sampai menendang kepala siswa yang dipasangi helm. Dan game yang
dimainkan oleh siswa tersebut lama-kelamaan bukan dengan tangan
memukulnya tetapi dengan kaki salah seorang siswa sampai 3 kali pukulan
kaki. Dan siswa yang dipukul dan ditendang itu pun jatuh dari kursinya,
kemudian siswa yang mukul menindihnya. Dengan kejadian tersebut, sehingga
video perundungan siswa tersebut viral dimedia sosial twitter. Berdasarkan
faktor-faktor yang telah diuraikan diatas, ada sebab akibat yang terjadi dalam
permasalahan diatas sehingga menimbulkan kekerasan dan tindakan bullying
kepada korban.

2. Buatlah argumentasi saudara mengenai faktor penyebab terjadinya


tindakan bulliying terhadap anak?
Jawab :
Bullying yaitu aktivitas sadar yang tujuannya untuk melukai dan
menyakiti seseorang dan dilakukan secara berulang-ulang. Perilaku bullying ini
tidak lepas dari yang namanya keinginan untuk berkuasa dan juga menjadi
seseorang yang ditakuti di lingkungannya. Menurut Siswati dan Widayanti
(2009) perilaku bullying merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi.
Seperti ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan sebagai suatu
pancingan yang dapat mengarah ke agresi. Menurut Coloroso (Siswati &
Widayanti, 2009) bullying akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan
kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror.
Menurut Smith dan Thompson (Yusuf & Fahrudin, 2012) bully diartikan
sebagai seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan
menyebabkan kecederaan fisik serta psikologikal yang menerimanya. Sehingga
dapat diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan
sengaja tanpa memikirkan kondisi korban.
Beberapa faktor penyebab terjadinya tindakan bulliying terhadap anak,
antara lain yaitu :
 Faktor Keluarga
Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang kurang
harmonis, orang tua yang terlalu emosional, dan kurangnya perhatian orang
tua terhadap anaknya dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang,
salah satunya bullying. Akan tetapi, tidak semua orang tua mampu
menjalankan perannya sebagai pembentuk sikap bagi anak-anaknya sendiri
karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurangnya perhatian
terhadap anaknya sendiri. Anak bisa menjadi pelaku bullying diantaranya
karena: kemampuan adaptasi yang buruk, pemenuhan eksistensi diri yang
kurang (biasanya pelaku bullying nilainya kurang baik), harga diri yang
rendah, adanya pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di aspek lain
dalam kehidupannya, hubungan keluarga yang kurang harmonis, bahkan
bisa jadi si pelaku ini juga merupakan korban bullying sebelumnya atau di
tempat lain.
 Faktor Teman Sebaya
Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar
rumah. Pada masanya, remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu
bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman
dari kelompok sebayanya. Menurut Santrock (2007 : 205) teman sebaya
adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira
sama.Pengaruh teman sebaya ini cukup dominan karena rata-rata dari para
remaja ini lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah bersama teman-
temannya. Hal ini yang kemudian menimbulkan kelompok-kelompok
(genk) teman sebaya. Oleh karena itu, salah satu faktor yang sangat besar
dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang
memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif
maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan
suatu hal yang wajar dilakukan.
 Faktor Media Massa
Di tengah gempuran arus globalisasi yang semakin tak terbendung,
media massa adalah salah satu bentuk kemajuan globalisasi di bidang
informasi dan komunikasi. Berbagai macam informasi dapat dengan mudah
tersebar ke seluruh lapisan termasuk juga hal-hal negatif yang termuat di
dalamnya. Makanya penggunaan media massa dikalangan remaja dapat
dengan mudah mempengaruhi perilaku mereka. Kebanyakan remaja akan
meniru apa yang biasa mereka konsumsi di media massa kemudian
diterapkan pada kegiatan sehari-harinya. Sehingga perilaku buruk yang
terjadi pada remaja saat ini bukan hanya timbul dari lingkungan dekat saja,
namun kenakalan tersebut dapat diperoleh dari meniru contoh-contoh yang
buruk yang ada di luar sana.
3. Berdasarkan ilustrasi diatas upaya apakah yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi tindakan bulliying dengan menggunakan pendekatan
Utilitarian prevention deterrence?
Jawab :
Utilitarian Prevention Deterrence yaitu pencegahan pelanggaran hukum
dengan manfaat melalui penolakan. Seorang pelaku kejahatan potensial
diharapkan akan mengurungkan niatnya karena melihat begitu kerasnya
hukuman yang dijatuhkan pada para pelanggar hukum. Oleh sebab itu
hukuman diharapkan mempunyai aspek pencegahan kejahatan dalam arti
seseorang yang berniat melakukan pelanggaran hukum akan mengurungkan
niatnya karena takut akan hukuman yang begitu keras. Teori ini menekankan
pada pertimbangan untung rugi yang mungkin saja terdapat dalam diri
pelanggar hukum potensial (calon pelangggar hukum). Teori ini percaya bahwa
pelanggar hukum potensial (calon pelanggar hukum) akan menimbang dengan
seksama sebelum melakukan perbuatannya, lebih menguntungkan mana
melakukan pelanggaran hukum atau tidak dengan resiko jika perbuatannya
tidak diketahui dia akan untung tetapi jika perbuatannya diketahui dia akan
diancam hukuman yang menakutkan sehingga dia akan merugi. Salah satu
dasar teori Utilitarian Prevention,Deterrence ini yaitu teori yang dikemukakan
oleh Bentham yang menyatakan bahwa manusia itu sebenarnya bersifat
hedonistik dan rasional. Jadi, manusia, kalau dia tahu bahwa bagi perbuatan
tertentu ia akan menerima hukuman maka ia akan menimbang untung ruginya,
kalau untungnya lebih besar dari ruginya maka perbuatan tersebut akan
dilakukannya, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan pendapat saya mengenai upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menerapkan kesadaran awal tentang dampak dari kasus bullying
dilingkungan keluarga dan masyarakat dengan saling menghormati hak dan
kewajiban satu sama lain. Serta melalui peranan pendekatan orang tua dan
sekolah dalam memberikan pemahaman dan informasi kepada anak tentang
apa itu bullying, dampak yang timbul dari perbuatan bullying dan hukuman
yang akan di dapatkan apabila melakukan tindakan bullying ,agar anak takut
dan tidak akan melakukan perbuatan bullying kepada anak di sekitarnya.
Selanjutnya dalam upaya penindakan, aparat penegak hukum sebaiknya lebih
teliti dalam mengamati dan memperingatkan kasus yang menjadi sebab akibat
Tindakan bullying serta merumuskan aturan pidana yang tegas bagi
pelanggarnya.
Referensi :
1. Modul SOSI4302 TEORI KRIMINOLOGI
2. Viktimologi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
3. Ani Sarifah Hidayat, 2019, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying Di
Kalangan Peserta Didik Era Milenial, Surakarta.
4. Rena Yulia, 2010, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban
Kejahatan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
5. Arif Gosita, 1993, Masalah Korban Kejahatan Kumpulan Karangan,
Akademika Pressindo, Jakarta.
6. Dr. J.E. Sahetapy S.H., 1987, Viktimologi Sebuah Bunga Rampai, Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta.
7. https://www.kompas.tv/article/350077/viral-video-bullying-siswa-smp-plus-
baiturrahman-kepala-sekolah-mereka-main-gim-tebak-tebakan

Anda mungkin juga menyukai