FAKULTAS KEDOKTERAN
LAPORAN KASUS
APRIL 2016
OLEH:
AHMAD ABD. HADIY AZ-ZAKIY
1054 20 161 10
PEMBIMBING:
dr. Mauluddin Sp.F, M.Kes. M.H
LEMBAR PENGESAHAN
N I M
10542 0161 10
Penganiayaan Anak
Mahasiswa
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Kronologis Kejadian
Minggu (15/12/13)
Beberapa hari menuju Hari Ibu, kabar tak mengenakan tentang hubungan ibu
dan anak, datang dari Riau.Tapi bukan kabar baik seperti yang biasa kita
harapkan.Namun berita mengenaskan.Bocah ini mengaku bernama Adit.
Tanpa nama belakang, juga nama depan. Tak diketahui orang tua dan
keluarganya.Saat ditemukan, tubuhnya penuh luka. Tak diketahui juga apa
atau siapa yang menyebabkannya.
Bocah ini diperkirakan berusia 6 tahun.Terlihat dari penampilan dan sikapnya
yang masih sangat kekanak-kanakan.Tapi karena tidak ada penunjuk pasti soal
usia, orang mengira ia berusia 6/7 tahun.
Bocah laki-laki ini ditemukan dengan badan penuh luka dengan kondisi
mengenaskan oleh tukang sayur keliling di perkebunan kelapa sawit PTPN V
Tandun, Ahad (15/12).
Diduga ia dibuang di kebun sawit tersebut. Ini juga berdasarkan pengakuan
Adit kepada Dahniar (42) wanita yang mendampingi dia saat dirawat
bahwa ia disiksa dan dibuang orangtuanya.
Memang, Adit belum bisa bicara dengan jelas akibat luka di bibir dan lidahnya
yang diduga akibat digunting. Namun ia akan berteriak histeris bila melihat
jarum suntik, gunting, pisau atau peralatan medis lainnya.
Saat dikunjungi Riau Pos (JPNN Grup) di rumah sakit Kebun Milik PTPN V,
Senin (15/12), sekujur tubuh bocah ini penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet,
goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di bagian
punggung. Mulut, bibir dan kemaluannya juga terlihat bekas luka yang diduga
akibat digunting.Adit hanya memandang dengan tatapan tajam dan tanpa
ekspresi. Saat ditanya namanya, Adit tidak merespon sama sekali, selain hanya
memandang.
Menurut Dahniar, wanita yang membawa Adit ke kantor polisi dan berobat ke
rumah sakit, saat ditemukan Adit tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik
oleh siapapun. Sementara soal perilaku Adit memang seperti itu.Ia susah
diajak berkomunikasi, apalagi dengan kondisi banyak orang. Tapi menurutnya,
ketika kondisi tidak begitu ramai, sesekali bocah tersebut mau menjawab
pertanyanya.
Ketika sama saya dia (Adit, red) mau cerita. Tapi ya itu, kurang jelas. Karena
susah bicara, akibat luka di bibir dan lidahnya, tuturnya.
Menurut Dahniar, menurut cerita Adit kepadanya, ia disiksa orangtuanya.
Cerita Adit kepada saya, bahwa dirinya disiksa orangtuanya.Tapi tak bisa
menjelaskan orangtua laki-laki atau ibunya.Sebab Adit berbicara terbata-bata
akibat lidahnya juga terluka, jelas Dahniar.
Diceritakan Dahniar, Adit ditemukan penjaja sayur yang biasa berjualan di
afdeling IV komplek karyawan milik PTPN V, Ahad sore (15/12). Saat
ditemukan memprihatinkan, karena luka di sekujur tubuhnya membusuk dan
bernanah.Kondisinya juga lemah bahkan tidak mampu megeluarkan suara.
Pas dibawa tukang sayur kemari, ia merintih sepeti menangis. Tapi tak
terdengar suaranya, badannya pucat sekali, cerita Dahniar.
Adit, menurut Dahniar, ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB oleh Pangaribuan
di kebun Blok S. Saat itu, seperti dikisahkan Pangaribuan ke Dahniar, ia akan
membuang air kecil di tengah kebun. Namun ia merasa janggal saat melihat
tubuh anak kecil tergolek di bawah pohon kelapa sawit. Saat didekati, tubuh
anak yang penuh luka tersebut ternyata masih hidup.
itu, bocah itu mengalami kekurangan darah yang cukup parah. Bahkan ia juga
bisa disebut Anemia. Infeksi di luka-lukanya juga bernanah dan sudah berbau.
Setelah mendapat laporan, tim P2TP2A Kampar yang diketuai Hafiz Tohar
melihat kondisi Adit di rumah sakit. Setelah berkoordinasi, Tim LPA merujuk
Adit ke RSUD Bangkinang untuk mendapatkan perawatan intensif kemarin
sore. Melihat kondisi Adit yang demikian kami berkesimpulan untuk
membawanya ke Bangkinang agar mendapatkan perawatan intensif,
ucapnya. Di sana Adit juga akan mendapatkan pendampingan untuk
memulihkan kondisi kejiwaanya.
Kapolsek Tapung Hulu AKP H Alwis Aldi yang dikonfirmasi Riau Pos (16/12)
menjelaskan, anak ini ditemukan dalam kondisi mengenaskan.Awalnya
dibawa ke Polsek Tandun.Namun karena bukan berada dalam wilayah hukum
Polsek Tandun, maka dianjurkan dibawa ke Polsek Tapung Hulu.Tapi sampai
saat ini belum ada laporan ke polisi.
Namun karena anak ini ditelantarkan, maka kita cepat berikan pertolongan,
ujarnya
(http://www.indonesiaheadlines.com/news/4-momen-getir-adit-si-bocahpenuh-luka/)
Selasa (17/12)
Detik.com mengabarkan pada hari Minggu 15/12/13 kemarin bahwa ada
seorang bocah lelaki berusia 7 tahun bernama Adit, ditemukan di perkebunan
kelapa sawit, Riau.Bocah itu ditemukan dalam keadaan yang sangat
memprihatinkan.Badannya penuh luka.Tak hanya di wajah dan di kepala, tapi
di sekujur tubuhnya.Dan ketika dia kemudian dirawat di RSUD Bangkinang,
Kabupaten Kampar, diketahuilah bahwa kondisinya membuat kita bergidik
dan menaruh duka yang teramat dalam.
Bibir bawah Adit membengak dan penuh bekas gunting. Di lidahnya ada
semacam bekas sayatan sehingga jika makan, ia mengeluh kesakitan/pedih.
Tak hanya itu, ia juga mengaku kalau kelaminnya sempat digunting.
Dan mengenai siapa pelakunya, kita dibuat terkejut berkali-kali sehingga dada
ini terasa bergemuruh, tidak nyaman dan terganggu.Dia mengaku kalau ibunya
sendirilah
yang
melakukan
penyiksaan
itu.Kebanyakan
memakai
gunting.Bahkan di kepala Adit terdapat luka yang berlubang dan ada yang
bernanah.
Dari sumber jpnn.com, pihak kepolisian sudah mengetahui pelaku kekejaman
tersebut.Adit ternyata disiksa oleh ibunya yang bernama Minah dan pamannya
yang bernama Isyam di lokasi tersebut.Adit juga menceritakan bahwa
penganiayaan itu juga dilakukan di rumah dan rutin.
Pihak kepolisian bekerjasama dengan Polsek Tandun sudah mencari dua
pelaku namun belum ketemu.Meski belum membuahkan hasil, tapi pihak
mereka terus mencari keberadaan pelaku.Sementara itu Adit masih dirawat di
RS
dan
masih
dalam
penanganan
intensif.Selain
fisiknya
yang
Rabu (18/12/2013).
Nasib Adit (6) bocah asal Kampar yang di tubuhnya penuh luka mendapat
perhatian serius dari Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono. Polisi akan
berusaha menemukan kedua orang tua adit.
"Kita prihatin anak kandung dianiaya hingga lidah dipotong.Orang tua adit
masih dalam pencarian polisi dan akan terus kita cari," kata Condro, di UKP4,
jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013).
Oleh warga yang menemukan, Adit dibawa ke pondok milik warga dan
kemudian dibawa ke rumah sakit PTPN V Tandun oleh warga yang iba
melihatnya, Dahniar.Kondisi Adit didengar pihak PTPN V dan akhirnya
dipindah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Kampar, Riau
untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono menyatakan, kondisi kesehatan bocah
malang berbadan kurus tersebut kini sudah mulai membaik. "Sudah agak
mendingan, masalah lukanya masih dalam pengobatan.Kalau kondisi
kesehatan, yang tahu persisnya ya dokter," ujar Ery Apriyono saat dihubungi
Liputan6.com Rabu (18/12/2013).
Ery menyatakan, polisi terus melakukan penyelidikan atas kasus penemuan
Adit di kebun kelapa sawit.Termasuk mengusut dugaan penganiayaan yang
dialaminya.
Polisi juga melakukan penelusuran mengenai alamat yang sempat disebutkan
Adit, bahwa dia tinggal di Jalan Rambutan, Ujung Batu, Kabupaten Rokan
Hulu dengan ibu bernama Vina dan om atau bapak bernama Isam. Namun,
dari hasil penelusuran, tidak ditemukan alamat tersebut.
"Ngomongnya di Ujung Batu, tapi ternyata tidak ada," ucap Ery.Ery
mengatakan, Adit kini mendapat pendampingan dari Lembaga Perlindungan
Anak Kampar.
(http://www.liputan6.com/adit-sibocah-malang-kondisinya-membaik)
Rabu (18/12/2013)
Bupati Kampar: Pemkab Akan Tanggulangi Biaya Perawatan Adit
Kampar - Pihak RSUD Bangkinang, Kampar diminta memberikan pelayanan
pengobatan yang maksimal untuk Adit (6) bocah korban kekerasan. Pihak
Pemkab Kampar, Riau siap membantu dana yang dibutuhkan selama proses
pengobatan.
berharap
donasi
bisa
disalurkan
lewat
satu
pintu
agar
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus Adit Menurut Psikologi Sosial
*Artikel Pendukung
Kasus Bocah Adit: Disiksa Ibu, Anak Bisa Tumbuh Jadi Sosok Kejam
Seorang bocah laki-laki, Adit (6) ditemukan di kebun sawit, Riau, Minggu
(15/12) lalu. Menurut keterangannya ia mengalami kekerasan fisik, dia dibuang
oleh ibu dan pamannya. Banyak bekas luka di tubuh dan wajahnya, seperti luka
sayat di mulut dan lidah. Alat kelaminnya juga ada bekas luka yang menurutnya
digunting oleh sang ibu.
Menurut seorang psikologi anak Vera Itabiliana, Psi apabila seorang anak
mengalami kekerasan fisik dari orang tua atau orang terdekatnya biasanya mental
anak tersebut akan terganggu karena trauma yang dia alami. Hal tersebut bisa
terjadi karena ia tidak merasa aman, ia takut semua orang akan melakukan hal
yang sama pada dirinya.
"Efek yang akan timbul pada anak tersebut mungkin ada anak yang menjadi
negatif dan ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang
timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri dan orang lain," tutur
Vera saat dihubungi detikhealth, dan ditulis pada Rabu (18/12/2013).
Vera menambahkan dalam jangka waktu yang panjang anak yang mengalami
kekerasan fisik dari orang tuanya atau orang terdekatnya, bisa menjadi sosok yang
kejam, tertekan, tidak percaya diri, dan merasa tidak disayang. Hal ini karena ia
merasa tidak aman dan merasa orang-orang akan melakukan hal yang sama seperti
apa yang ibunya lakukan, karena ia pernah mengalami pengalaman yang
traumatis.
*Traumayaitu berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut kini
digunakan untuk menggambarkan situasi akibat suatu kejadian yang dialami
seseorang.Dalam psikologi, trauma berarti benturan atau suatu kejadian
biasanya negatif yang dialami seseorang dan membekas, disebut post-traumatic
disorder (PTSD).
Berdasarkan dampak yang ditimbulkannya, trauma dikategorikan menjadi
dua, yaitu trauma fisik dan psikologis.
1. Trauma fisik adalah trauma yang mengakibatkan luka fisik, misalnya
kecelakaan, pukulan, dan lain-lain.
2. Trauma psikologis disebabkan oleh kejadian yang melukai batin,
misalnya sering dibanding-bandingkan, sering dicaci maki dan dilabeli,
perceraian, kekerasan seksual, dan lain-lain. Meskipun keduanya
memiliki potensi dampak yang sama, namun trauma psikologis sangat
berdampak buruk dan membekas.
Penyebab trauma bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekerasan,
kehilangan atau perpisahan, eksploitasi, dan sebagainya. Namun trauma yang
kerap berdampak negatif bagi masa depan seseorang menjadi penghalang
kesuksesan adalah trauma yang disebabkan oleh kejadian yang sangat memukul
dalam lingkungan keluarga seperti perceraian, kematian, atau kekerasan dalam
rumah tangga, apalagi jika berlangsung terus menerus dalam waktu lama.
Bahkan berdasarkan penelitian trauma dapat berdampak buruk pada
perkembangan otak anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan arousal atau
kewaspadaan yang berlebihan, agresi, hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit
berkonsentrasi. Semua itu akan berdampak buruk terhadap pencapaian
keterampilan, prestasi akademik, integrasi sosial, pemecahan masalah dan
kesehatan mental umumnya dan akan menjadi penghalang langkah seorang anak
menuju masa depan yang baik.
Trauma pada anak sangat perlu diwaspadai, karena seorang anak memiliki
tiga sifat yang dominan, yaitu:
1. Sifat tape recorder; anak bisa merekam apapun yang ia dapatkan
2. Sifat reseptif; anak dengan mudah dapat menerima apapun yang dia
dengar ataupun lihat
anak dengan orang tua yang bercerai dapat tumbuh dan eksis dengan baik jika
orang tuanya tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan lingkungan lain
(keluarga besar, masyarakat sekitar, guru) bisa menerima bahkan mendukungnya.
Dan perjalanan hidupnya pun tidak terhambat.
Memang bukan hal mudah untuk mengatasi trauma.Semua tinggal tergantung
pada individunya, apakah memilih untuk jalan terus dan sampai pada fase-fase
berikutnya, ataukah memilih untuk menyerah dan berhenti berjalan.Bila
memutuskan untuk terus berjalan, maka harus ada tekad untuk mengatasi trauma
itu. Baik dengan cara sendiri, melibatkan orang lain, ataupun melalui terapi
khusus dengan bantuan ahli. Untuk mempermudah, harus memiliki keberanian
untuk terbuka dan berbagi dengan orang terdekat serta terbuka untuk menerima
informasi dari luar. Support kelompok dalam banyak kasus juga sangat membantu
pemuliha diri. Jika suatu pengalaman sangat traumatis hingga mempengaruhi
kondisi kejiwaan dengan cukup parah, jangan ragu untuk meminta bantuan ahli.
Masa depan tidak dapat ditukar dengan apapun.
*** Psikologis Ibu Aminah ( Orang tua Adit )
Apa yang bisa kita analisa dari kasus ini menurut ilmu psikologi sosial selain
keadaan psikologi korban (Adit) kita juga bisa menganalisa sisi psikologi pelaku
yang sementara ini diduga adalah ibunya sendiri. Dalam Psikologi ada beberapa
teori yang bisa menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang mungkin melakukan hal
sekejam ini diantaranya yaitu teori Depresi/Frustasi . dengan salah satu jenisnya
yaitu :
PEMINDAHAN (DISPLACEMENT) yaitu dimana emosi-emosi yang terjadi
pada dirinya dilampiaskan
kepada
Seoranganak yang habis dimarahi ibunya. Karena kesal, ia lalu memukul adiknya
atau menendang kucingnya.
Nah kemungkinan (dugaan sementara) apa yang terjadi pada ibu minah
apabila
ditinjau
dari
psikologi
social
adalah
frustasi
jenis
B. Argumentasi Pribadi
Saya sangat miris dan geram mendengar kasus Adit ini, apalagi kekerasan
yang terjadi padanya tidak lain dilakukan oleh ibunya sendiri. idealnya seorang
ibu itu seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang pada anaknya akan
tetapi apa yang dilakukan ibu Minah (orang tua Adit) justru tidak mencerminkan
perilaku seorang ibu betapa tidak ia dengan teganya menggunting bibir, lidah
dan kemaluan anaknya sendiri selain itu sekujur tubuh bocah ini juga penuh
luka bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti
disetrika di bagian punggung. Tidak hanya itu dalam keadaan sekujur badan
penuh luka Adit dibuang ditempat yang jauh dari keluarganya.
Sampai saat ini (19 Desember 2013) kita memang belum tahu apa motif
pelaku (ibu Aminah) melakukan kekerasan pada Adit anaknya sendiri, namun
apapun alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak oleh ibunya
sendiri tetap tidak dapat diterima oleh akal sehat dan nurani bagi siapun yang
mengetahui dan mendengar kasus seperti ini.
Yang terlintas dibenak saya saat mendengar kasus ini adalah Ibu macam apa
yang
manusiawi menggunting bibir dan lidah anaknya serta membuat sekujur tubuh
anaknya terluka? Menurut asumsi saya Seorang ibu atau orang yang normal
(sehat psikologisnya) pasti tidak mungkin melakukan hal yang demikian
kejamnya, hanya orang yang terganggu jiwanya (psikologisnya) karena depresi
/frustasi yang berat akibat masalah
melakukan hal yang demikian kejamnya.
C. Antisipasi kasus
yang
dihadapinya yang
berpotensi
Perkuat kontrol diri dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
serta menanamkan dalam diri pemahaman bahwa seorang anak itu adalah
titipanNya sekaligus Anugerah dan amanah yang harus kita jaga baik-
baik.
Kekerasan
dan istri maka kita bisa melibatkan orang lain yang dianggap
untuk anak.
Kita sebagai anggota dalam masyarakat harus bisa peka terhadap keadaan
lingkungan sekitar, kita patut curiga apabila ada anak yang padabagian
tubuhnya atau wajahnya selalu tampak memar dan perilakunya selalu
murung dan ketakutan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Apapun alasan yang
melatarbelakangi
adalah tidak dapat dibenarkan, apalagi bila pelakunya tidak lain adalah orang tua
ataupun orang terdekat seperti keluarga atau kerabat . Seorang anak adalah titipan
dariNya dan setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban atas anaknya,
Kontrol diri dan keteguhan iman serta spiritual yang bagus akan menjadikan
seseorang sehat jasmani dan rohaninya (fisik & psikologi) sehingga ia akan
mampu mengatasi kesulitan hidup yang semakin kompleks.
B. Saran
Saran saya penanganan pada Adit harus serius baik pengobatan fisik maupun
psikisnya jangan sampai ia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga
mengancam masa depannya dan pihak yang berwajib diharapkan bisa sesegera
mungkin menangkap pelaku yang diduga tidak lain adalah ibu dan pamannya serta
memproses kasus ini seadil-adilnya.