Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN

LAPORAN KASUS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

APRIL 2016

PENGANIAYAAN ANAK (CHILD ABUSE)

OLEH:
AHMAD ABD. HADIY AZ-ZAKIY
1054 20 161 10

PEMBIMBING:
dr. Mauluddin Sp.F, M.Kes. M.H

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


N a m a

: Ahmad Abd. Hadiy Az-zakiy

N I M

10542 0161 10

Judul Laporan kasus

Penganiayaan Anak

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus dalam rangka Kepaniteraan


Klinik Bagian Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 2 April 2016


Pembimbing

Mahasiswa

dr. Mauluddin Sp.F, M.Kes, M.H

Ahmad Abd. Hadiy Az-zakiy

BAB I
LAPORAN KASUS
A. Kronologis Kejadian
Minggu (15/12/13)
Beberapa hari menuju Hari Ibu, kabar tak mengenakan tentang hubungan ibu
dan anak, datang dari Riau.Tapi bukan kabar baik seperti yang biasa kita
harapkan.Namun berita mengenaskan.Bocah ini mengaku bernama Adit.
Tanpa nama belakang, juga nama depan. Tak diketahui orang tua dan
keluarganya.Saat ditemukan, tubuhnya penuh luka. Tak diketahui juga apa
atau siapa yang menyebabkannya.
Bocah ini diperkirakan berusia 6 tahun.Terlihat dari penampilan dan sikapnya
yang masih sangat kekanak-kanakan.Tapi karena tidak ada penunjuk pasti soal
usia, orang mengira ia berusia 6/7 tahun.
Bocah laki-laki ini ditemukan dengan badan penuh luka dengan kondisi
mengenaskan oleh tukang sayur keliling di perkebunan kelapa sawit PTPN V
Tandun, Ahad (15/12).
Diduga ia dibuang di kebun sawit tersebut. Ini juga berdasarkan pengakuan
Adit kepada Dahniar (42) wanita yang mendampingi dia saat dirawat
bahwa ia disiksa dan dibuang orangtuanya.
Memang, Adit belum bisa bicara dengan jelas akibat luka di bibir dan lidahnya
yang diduga akibat digunting. Namun ia akan berteriak histeris bila melihat
jarum suntik, gunting, pisau atau peralatan medis lainnya.
Saat dikunjungi Riau Pos (JPNN Grup) di rumah sakit Kebun Milik PTPN V,
Senin (15/12), sekujur tubuh bocah ini penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet,
goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di bagian
punggung. Mulut, bibir dan kemaluannya juga terlihat bekas luka yang diduga
akibat digunting.Adit hanya memandang dengan tatapan tajam dan tanpa

ekspresi. Saat ditanya namanya, Adit tidak merespon sama sekali, selain hanya
memandang.
Menurut Dahniar, wanita yang membawa Adit ke kantor polisi dan berobat ke
rumah sakit, saat ditemukan Adit tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik
oleh siapapun. Sementara soal perilaku Adit memang seperti itu.Ia susah
diajak berkomunikasi, apalagi dengan kondisi banyak orang. Tapi menurutnya,
ketika kondisi tidak begitu ramai, sesekali bocah tersebut mau menjawab
pertanyanya.
Ketika sama saya dia (Adit, red) mau cerita. Tapi ya itu, kurang jelas. Karena
susah bicara, akibat luka di bibir dan lidahnya, tuturnya.
Menurut Dahniar, menurut cerita Adit kepadanya, ia disiksa orangtuanya.
Cerita Adit kepada saya, bahwa dirinya disiksa orangtuanya.Tapi tak bisa
menjelaskan orangtua laki-laki atau ibunya.Sebab Adit berbicara terbata-bata
akibat lidahnya juga terluka, jelas Dahniar.
Diceritakan Dahniar, Adit ditemukan penjaja sayur yang biasa berjualan di
afdeling IV komplek karyawan milik PTPN V, Ahad sore (15/12). Saat
ditemukan memprihatinkan, karena luka di sekujur tubuhnya membusuk dan
bernanah.Kondisinya juga lemah bahkan tidak mampu megeluarkan suara.
Pas dibawa tukang sayur kemari, ia merintih sepeti menangis. Tapi tak
terdengar suaranya, badannya pucat sekali, cerita Dahniar.
Adit, menurut Dahniar, ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB oleh Pangaribuan
di kebun Blok S. Saat itu, seperti dikisahkan Pangaribuan ke Dahniar, ia akan
membuang air kecil di tengah kebun. Namun ia merasa janggal saat melihat
tubuh anak kecil tergolek di bawah pohon kelapa sawit. Saat didekati, tubuh
anak yang penuh luka tersebut ternyata masih hidup.

SesekaLi dari mulutnya keluar kata-kata mamak.Karena merasa kasihan, lalu


membawa anak tersebut ke kompleks perumahan tempat tinggal Dahniar.
Namun di sana ternyata tidak ada yang mengenali bocah tersebut. Akhirnya
setelah berembuk, diputuskan untuk membawanya ke kantor polisi.
Pertama Adit dibawa ke pos polisi Simpang TB kemudian ke Polsek Tandun.
Di sana setelah ditanya berulang-ulang, Adit mengaku rumahnya di
Ujungbatu. Akhirnya ia di bawa ke Polsek Ujungbatu. Sesampainya di sana,
Adit diberikan perawatan sementara di Puskesmas setempat. Setelah itu
ditanya lagi di mana rumahnya. Namun ia tidak ingat di mana persisnya
tinggal.
Setelah Dahniar dan pihak kepolisian berembuk, diputuskan Adit untuk
sementara diberikan perawatan dulu sambil menunggu proses pencarian
keluarganya. Berkat uluran tangan Dahniar, Adit dirawat di Rumah Sakit
Kebun milik PTPN V.
Menurut M Nur, dokter yang menangani Adit, bocah ini mengalami luka
hampir di sekujur tubuhnya. Luka itu menurut analisis awal mayoritas
disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dan tajam.Luka yang cukup parah
diderita Adit adalah luka robek di bibir, luka di lidah dan luka bakar di
punggung belakang.Alat kelamin bocah tersebut juga mengalami luka akibat
benda tajam.
Kondisinya cukup parah pak, pokoknya sangat memprihatinkan, katanya.
Selain mengalami luka fisik, Adit juga mengalami trauma psikis yang luar
biasa. Ini bisa dilihat saat tiba di rumah sakit ia langsung menjerit melihat alatalat medis yang berbentuk gunting dan pisau.
Bahkan diceitakan M Nur, saat akan di-rontgen, Adit menjerit ketakutan.
Selain itu dari pemeriksaan medis, anak malang itu mengalami dehidrasi parah
karena tubuhnya kekurangan cairan dan juga mengalami gizi buruk. Hal itu
dapat dilihat dari kondisi fisiknya yang kurus kering dan sangat lemah.Selain

itu, bocah itu mengalami kekurangan darah yang cukup parah. Bahkan ia juga
bisa disebut Anemia. Infeksi di luka-lukanya juga bernanah dan sudah berbau.
Setelah mendapat laporan, tim P2TP2A Kampar yang diketuai Hafiz Tohar
melihat kondisi Adit di rumah sakit. Setelah berkoordinasi, Tim LPA merujuk
Adit ke RSUD Bangkinang untuk mendapatkan perawatan intensif kemarin
sore. Melihat kondisi Adit yang demikian kami berkesimpulan untuk
membawanya ke Bangkinang agar mendapatkan perawatan intensif,
ucapnya. Di sana Adit juga akan mendapatkan pendampingan untuk
memulihkan kondisi kejiwaanya.
Kapolsek Tapung Hulu AKP H Alwis Aldi yang dikonfirmasi Riau Pos (16/12)
menjelaskan, anak ini ditemukan dalam kondisi mengenaskan.Awalnya
dibawa ke Polsek Tandun.Namun karena bukan berada dalam wilayah hukum
Polsek Tandun, maka dianjurkan dibawa ke Polsek Tapung Hulu.Tapi sampai
saat ini belum ada laporan ke polisi.
Namun karena anak ini ditelantarkan, maka kita cepat berikan pertolongan,
ujarnya
(http://www.indonesiaheadlines.com/news/4-momen-getir-adit-si-bocahpenuh-luka/)

Selasa (17/12)
Detik.com mengabarkan pada hari Minggu 15/12/13 kemarin bahwa ada
seorang bocah lelaki berusia 7 tahun bernama Adit, ditemukan di perkebunan
kelapa sawit, Riau.Bocah itu ditemukan dalam keadaan yang sangat
memprihatinkan.Badannya penuh luka.Tak hanya di wajah dan di kepala, tapi
di sekujur tubuhnya.Dan ketika dia kemudian dirawat di RSUD Bangkinang,
Kabupaten Kampar, diketahuilah bahwa kondisinya membuat kita bergidik
dan menaruh duka yang teramat dalam.

Bibir bawah Adit membengak dan penuh bekas gunting. Di lidahnya ada
semacam bekas sayatan sehingga jika makan, ia mengeluh kesakitan/pedih.
Tak hanya itu, ia juga mengaku kalau kelaminnya sempat digunting.
Dan mengenai siapa pelakunya, kita dibuat terkejut berkali-kali sehingga dada
ini terasa bergemuruh, tidak nyaman dan terganggu.Dia mengaku kalau ibunya
sendirilah

yang

melakukan

penyiksaan

itu.Kebanyakan

memakai

gunting.Bahkan di kepala Adit terdapat luka yang berlubang dan ada yang
bernanah.
Dari sumber jpnn.com, pihak kepolisian sudah mengetahui pelaku kekejaman
tersebut.Adit ternyata disiksa oleh ibunya yang bernama Minah dan pamannya
yang bernama Isyam di lokasi tersebut.Adit juga menceritakan bahwa
penganiayaan itu juga dilakukan di rumah dan rutin.
Pihak kepolisian bekerjasama dengan Polsek Tandun sudah mencari dua
pelaku namun belum ketemu.Meski belum membuahkan hasil, tapi pihak
mereka terus mencari keberadaan pelaku.Sementara itu Adit masih dirawat di
RS

dan

masih

dalam

penanganan

intensif.Selain

fisiknya

yang

memprihatinkan, mentalnya juga pasti amat tertekan.


http://www.liputan6.com/adit-sibocah-malang-mengaku-dianiaya-ibu)

Rabu (18/12/2013).
Nasib Adit (6) bocah asal Kampar yang di tubuhnya penuh luka mendapat
perhatian serius dari Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono. Polisi akan
berusaha menemukan kedua orang tua adit.
"Kita prihatin anak kandung dianiaya hingga lidah dipotong.Orang tua adit
masih dalam pencarian polisi dan akan terus kita cari," kata Condro, di UKP4,
jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013).

Condro menjelaskan, pihak kepolisian dari Polres Kampar Riau belum


menemukan ibu Adit di Ujung Batu."Awal pencarian anggota Polres Ujung
Batu dengan Kepala Desa di Ujung Batu belum menemukan ibunya," jelasnya.
Adit sendiri selaku korban penganiayaan yang masih menjalani perawatan di
rumah sakit belum bisa menunjukkan lokasi rumahnya.Serta masih sangat
sulit untuk dimintai keterangan.
"Adit masih belum bisa menunjukkan rumahnya karena masih 6 tahun dan
masih mengalami trauma.Dan kalau dimintai keterangan dia sangat
ketakutan," ujarnya.
Hingga kini polisi telah melakukan olah TKP awal Adit ditemukan di
perkebunan kelapa sawit di lokasi perkebunan PTP Nusantara V. Selain ibunya
polisi juga mencari bapak dari Adit.
"Bapaknya juga belum ditemukan, kalau penjelasan dari sana (warga Ujung
Batu) dia pengemudi angkutan tandan sawit.Antara bapak dan ibu itu yg
masih kita cari, apa latar belakang dan motif orang tuanya melakukan
penganiayaan terhadap anaknya seperti ini," pungkas condro.
(http://news.detik.com/read/2013/12/18/191325/2445943/10/kapolda-riauorang-tua-adit-akan-terus-kita-cari)

Rabu 18/12/2013 17:37


Liputan6.com, Jakarta : Adit, bocah berusia 6 tahun diduga dibuang
orangtuanya di kebun kelapa sawit PTPN V, Desa Talang Danto, Kecamatan
Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Saat ditemukan warga sekitar pada
Minggu 15 Desember, sekujur tubuhnya penuh luka yang diduga bekas
penganiayaan.Bocah itu terkulai lemas dibawah pohon kelapa sawit.

Oleh warga yang menemukan, Adit dibawa ke pondok milik warga dan
kemudian dibawa ke rumah sakit PTPN V Tandun oleh warga yang iba
melihatnya, Dahniar.Kondisi Adit didengar pihak PTPN V dan akhirnya
dipindah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Kampar, Riau
untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono menyatakan, kondisi kesehatan bocah
malang berbadan kurus tersebut kini sudah mulai membaik. "Sudah agak
mendingan, masalah lukanya masih dalam pengobatan.Kalau kondisi
kesehatan, yang tahu persisnya ya dokter," ujar Ery Apriyono saat dihubungi
Liputan6.com Rabu (18/12/2013).
Ery menyatakan, polisi terus melakukan penyelidikan atas kasus penemuan
Adit di kebun kelapa sawit.Termasuk mengusut dugaan penganiayaan yang
dialaminya.
Polisi juga melakukan penelusuran mengenai alamat yang sempat disebutkan
Adit, bahwa dia tinggal di Jalan Rambutan, Ujung Batu, Kabupaten Rokan
Hulu dengan ibu bernama Vina dan om atau bapak bernama Isam. Namun,
dari hasil penelusuran, tidak ditemukan alamat tersebut.
"Ngomongnya di Ujung Batu, tapi ternyata tidak ada," ucap Ery.Ery
mengatakan, Adit kini mendapat pendampingan dari Lembaga Perlindungan
Anak Kampar.
(http://www.liputan6.com/adit-sibocah-malang-kondisinya-membaik)
Rabu (18/12/2013)
Bupati Kampar: Pemkab Akan Tanggulangi Biaya Perawatan Adit
Kampar - Pihak RSUD Bangkinang, Kampar diminta memberikan pelayanan
pengobatan yang maksimal untuk Adit (6) bocah korban kekerasan. Pihak
Pemkab Kampar, Riau siap membantu dana yang dibutuhkan selama proses
pengobatan.

Demikian disampaikan, Bupati Kampar, Jefry Noer kepada detikcom, Rabu


(18/12/2013). Menurut Jefry, dia sudah menghubungi Dirut RSUD Kampar,
agar memberikan penanganan yang maksimal kepada Adit.
"Jika memang rumah sakit kita peralatan medisnya kurang mendukung dalam
upaya penyembuhan terhadap Adit, kita minta segera rujuk ke rumah sakit
yang punya peralatan medis yang lebih baik lagi dari punya Pemkab
Kampar.Ini perlu dilakukan agar Adit bisa segera sembuh," kata Jefry.
Jefry menyebutkan, kendati bocah malang itu disebut-sebut berasal dari
Kabupaten Rokan Hulu, pihaknya tetap akan membantu memberikan biaya
untuk Adit.
"Atas nama pemerintah Kabupaten Kampar, kita akan carikan dana untuk
penanganan Adit ini. Mungkin kita juga bisa share dari dana penanggulangan
tanggap darurat, karena memang anak itu butuh penanganan khusus. Mana
lagi tak jelas siapa orang tuanya.Secara pribadi juga saya akan membantunya,"
kata Jefry.
Dia juga meminta Polres Kampar untuk segera mengusut siapa pelaku dari
kekejaman tersebut.
"Kita minta agar pihak aparat bisa segera menangkap pelakunya," katanya.
"Binatang saja sayang dengan anaknya.Ini kok ada manusia menganiaya
secara kejam dengan darah dagingnya sendiri," kata Jefry.
(http://news.detik.com/read/2013/12/19/032250/2446075/10/bupati-kamparpemkab-akan-tanggulangi-biaya-perawatan-adit)

Kamis, 19/12/2013 05:39 WIB


Pekanbaru - Kondisi Adit (6) secara umum terus menunjukan perubahan ke
arah yang lebih baik.Kini, Adit mendapat pendampingan langsung dari dokter
spesialis anak dan psikolog.
Demikian disampaikan Dirut RSUD Bangkinang, Kampar, dr Wira Dharma
kepada detikcom, Kamis (19/12/2013).
"Adit mengalami traumatik mendalam dan butuh diagnosa darahnya masih
akan diteliti kembali oleh dokter spesialis anak," kata dr Wira.
Menurut dr Wira, pihaknya khawatir jika Adit mengalami infeksi bagian
dalam karena luka di bagian kepalanya yang sampai bernanah.
"Jadi memang perlu cek darahnya untuk meneliti apakah juga mengalami
infeksi," katanya.
Pihak tim medis belum bisa memastikan kapan kondisi fisik Adit bisa
dipulihkan.
"Kita tidak bisa memprediksi waktunya.Karena Adit butuh penanganan
pengobatan fisik dan mentalnya.Karena dia mengalami traumatik," kata dr
wira.
(http://news.detik.com/read/2013/12/19/082220/2446134/10/adit-kiniditangani-dokter-spesialis-anak-dan-psikolog)

Kamis, 19/12/2013 05:39


Deras Bantuan untuk Bocah Adit Penuh Luka, Tabungan Pun Dibuka
Liputan6.com, Riau : Alhamdulillah, bantuan untuk Adit, bocah malang
berusia 6 tahun yang ditelantarkan orang tuanya di Kabupaten Kampar Riau
mengalir deras dari banyak orang. Kondisinya yang cukup memprihatinkan,

karena mengalami sejumlah luka pada tubuh akibat penganiayaan, membuat


banyak orang iba padanya.
"Kami akhirnya memutuskan membuka rekening bank untuk pihak yang ingin
memberi bantuan untuk Adit," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak
(LPA) Kabupaten Kampar, Khairul Azmi di Pekan baru, Rabu 18 Desember
2013.
Khairul mengatakan, sejak hari pertama Adit dirawat di RSUD Bangkinang
sudah ada bantuan sukarela yang mengalir langsung untuk biaya
pengobatan.Bahkan seorang anggota DPRD setempat telah menanggung
pengobatan, agar Adit mendapat kamar perawatan yang lebih baik dari
sebelumnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, setelah media massa mulai memberitakan nasib Adit.
Semakin banyak pihak dari luar daerah seperti Jakarta, yang menghubungi
LPA untuk menyalurkan donasi.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pimpinan dan lembaga yang ada di atas
kami lagi.Hasilnya, kami diperbolehkan untuk membuka rekening untuk
sumbangan masyarakat buat Adit," ucap Khairul.
Proses pembukaan rekening bank untuk Adit, sambungnya, masih berlangsung
dan secepatnya akan dipublikasikan.
"Kami

berharap

donasi

bisa

disalurkan

lewat

satu

pintu

agar

pertanggungjawaban kepada publik bisa terjamin transparansinya," ujarnya.


(http://news.liputan6.com/read/778996/deras-bantuan-untuk-bocah-aditpenuh-luka-tabungan-pun-dibuka?news.prst)

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus Adit Menurut Psikologi Sosial
*Artikel Pendukung
Kasus Bocah Adit: Disiksa Ibu, Anak Bisa Tumbuh Jadi Sosok Kejam
Seorang bocah laki-laki, Adit (6) ditemukan di kebun sawit, Riau, Minggu
(15/12) lalu. Menurut keterangannya ia mengalami kekerasan fisik, dia dibuang
oleh ibu dan pamannya. Banyak bekas luka di tubuh dan wajahnya, seperti luka
sayat di mulut dan lidah. Alat kelaminnya juga ada bekas luka yang menurutnya
digunting oleh sang ibu.
Menurut seorang psikologi anak Vera Itabiliana, Psi apabila seorang anak
mengalami kekerasan fisik dari orang tua atau orang terdekatnya biasanya mental
anak tersebut akan terganggu karena trauma yang dia alami. Hal tersebut bisa
terjadi karena ia tidak merasa aman, ia takut semua orang akan melakukan hal
yang sama pada dirinya.
"Efek yang akan timbul pada anak tersebut mungkin ada anak yang menjadi
negatif dan ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang
timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri dan orang lain," tutur
Vera saat dihubungi detikhealth, dan ditulis pada Rabu (18/12/2013).
Vera menambahkan dalam jangka waktu yang panjang anak yang mengalami
kekerasan fisik dari orang tuanya atau orang terdekatnya, bisa menjadi sosok yang
kejam, tertekan, tidak percaya diri, dan merasa tidak disayang. Hal ini karena ia
merasa tidak aman dan merasa orang-orang akan melakukan hal yang sama seperti
apa yang ibunya lakukan, karena ia pernah mengalami pengalaman yang
traumatis.

"Untuk menyembuhkan anak yang pernah mengalami kekerasan fisik, hal


pertama yang harus dilakukan adalah menyembuhkan luka fisiknya.Selain itu
setelah luka fisknya sembuh anak tersebut harus menyembuhkan traumanya
dengan melakukan terapi.Terapinya tergantung seperti apa dia mengalami
kekerasan, misalnya melakukan konsultasi dengan ahli psikologi anak," tutur
Vera.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan trauma untuk setiap anak
berbeda-beda, tergantung dari kesiapan mental anak tersebut.Apabila anak
tersebut memiliki mental yang kuat, butuh waktu beberapa bulan untuk
menyembuhkannya.Yang paling penting orang di sekelilingnya harus memberi
dukungan.
Selain itu bisa juga dengan menyekolahkan anak yang mengalami kekerasan
fisik itu di tempat yang mendukung dan bisa membuatnya merasa aman dengan
lingkungannya.Selain itu penting untuk mengajarkan dia bersosialisasi agar dapat
menyembuhkan traumanya. Yang paling penting adalah memberikan pemahaman
bahwa tidak semua orang akan berlaku sama seperti ibunya.
"Terangkan bahwa orang-orang di sekitar juga menyayanginya dan tidak akan
menyakitinya lagi," sambung Vera.
Apabila orang-orang di sekelilingnya dapat membantunya dan terus
memberikan pemahaman kepada anak tersebut, maka bukan tidak mungkin anak
itu bisa kembali seperti anak normal pada umumnya.
(http://health.detik.com/read/2013/12/18/191532/2445944/1301/kasus-bocahadit-disiksa-ibu-anak-bisa-tumbuh-jadi-sosok-kejam)
*** Psikologis Adit
Kekerasan yang dialami oleh Adit menurut tinjauan ilmu psikologi sosial
akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

*Traumayaitu berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut kini
digunakan untuk menggambarkan situasi akibat suatu kejadian yang dialami
seseorang.Dalam psikologi, trauma berarti benturan atau suatu kejadian
biasanya negatif yang dialami seseorang dan membekas, disebut post-traumatic
disorder (PTSD).
Berdasarkan dampak yang ditimbulkannya, trauma dikategorikan menjadi
dua, yaitu trauma fisik dan psikologis.
1. Trauma fisik adalah trauma yang mengakibatkan luka fisik, misalnya
kecelakaan, pukulan, dan lain-lain.
2. Trauma psikologis disebabkan oleh kejadian yang melukai batin,
misalnya sering dibanding-bandingkan, sering dicaci maki dan dilabeli,
perceraian, kekerasan seksual, dan lain-lain. Meskipun keduanya
memiliki potensi dampak yang sama, namun trauma psikologis sangat
berdampak buruk dan membekas.
Penyebab trauma bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekerasan,
kehilangan atau perpisahan, eksploitasi, dan sebagainya. Namun trauma yang
kerap berdampak negatif bagi masa depan seseorang menjadi penghalang
kesuksesan adalah trauma yang disebabkan oleh kejadian yang sangat memukul
dalam lingkungan keluarga seperti perceraian, kematian, atau kekerasan dalam
rumah tangga, apalagi jika berlangsung terus menerus dalam waktu lama.
Bahkan berdasarkan penelitian trauma dapat berdampak buruk pada
perkembangan otak anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan arousal atau
kewaspadaan yang berlebihan, agresi, hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit
berkonsentrasi. Semua itu akan berdampak buruk terhadap pencapaian
keterampilan, prestasi akademik, integrasi sosial, pemecahan masalah dan
kesehatan mental umumnya dan akan menjadi penghalang langkah seorang anak
menuju masa depan yang baik.
Trauma pada anak sangat perlu diwaspadai, karena seorang anak memiliki
tiga sifat yang dominan, yaitu:
1. Sifat tape recorder; anak bisa merekam apapun yang ia dapatkan
2. Sifat reseptif; anak dengan mudah dapat menerima apapun yang dia
dengar ataupun lihat

3. Sifat meniru; anak cenderung mengikuti tindakan atau kebiasaan yang


sudah ia terima sebagai suatu kewajaran.
Seorang anak yang dibesarkan dengan pola asuh keras dan sering menerima
pukulan atau kekerasan lainnya, besar kemungkinan ia akan meniru tindakan
tersebut atau mengangaap bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan dengan
kekerasan.
Secara umum gejala trauma pada anak dapat dikenali dari perubahan tingkah
lakunya, misalnya tiba-tiba menjadi pendiam, murung, tidak berdaya dan mudah
takut. Sementara secara fisik misalnya sering mengeluh pusing, muntah-muntah,
sakit perut dan nafsu makan menurun. Gejala lain bisa berbentuk anak tiba-tiba
jadi mudah menangis tanpa sebab, tidak bisa tidur atau tidur dengan gelisah, tidak
mau ditinggal barang sekejap pun, over sensitive terhadap suara keras, tidak mau
mendengar atau melihat sesuatu yang berkaitan dengan trauma, dan lain-lain.
Karena trauma pada anak tidak selalu mudah dikenali, perlu dijaga suatu
komunikasi yang baik dan mendalam antara anak dengan orang tua.Hal ini
dimaksudkan agar anak tidak merasa enggan atau takut untuk berbagi pengalaman
buruk dengan orang tuanya.Anak-anak juga harus dijauhkan dari situasi yang
terlalu menakutkan baginya.Jika anak mengalami trauma berat, segera berikan
terapi khusus.
Meskipun trauma bisa terjadi pada semua orang tanpa mengenal usia dan
jenis kelamin, namun besar kecilnya dampak sangat tergantung pada faktor
internal seseorang, terutama mengenai sesuatu yang dia anggap penting dan
kekuatan mentalnya. Pada orang yang mentalnya kurang kuat, trauma bisa
menetap hingga ewasa dan menghalangi langkahnya. Misalnya pemberian label
negatif pada seorang anak akan menumbuhkan konsep dan citra diri negatif dalam
dirinya secara tidak sadar. Dengan trauma semacam ini, mudah ditebak akan
menjadi orang dewasa seperti apa dia kelak kemudian hari. Dia mungkin menjadi
seseorang yang peragu, tidak bisa mengambil keputusan, tidak percaya diri,
minder, serba takut, dan sebagainya.
Tidak selamanya orang yang mengalami peristiwa negatif akan mengalami
trauma, tergantung pada dukunganlingkungan sosial di mana ia berada. Seorang

anak dengan orang tua yang bercerai dapat tumbuh dan eksis dengan baik jika
orang tuanya tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan lingkungan lain
(keluarga besar, masyarakat sekitar, guru) bisa menerima bahkan mendukungnya.
Dan perjalanan hidupnya pun tidak terhambat.
Memang bukan hal mudah untuk mengatasi trauma.Semua tinggal tergantung
pada individunya, apakah memilih untuk jalan terus dan sampai pada fase-fase
berikutnya, ataukah memilih untuk menyerah dan berhenti berjalan.Bila
memutuskan untuk terus berjalan, maka harus ada tekad untuk mengatasi trauma
itu. Baik dengan cara sendiri, melibatkan orang lain, ataupun melalui terapi
khusus dengan bantuan ahli. Untuk mempermudah, harus memiliki keberanian
untuk terbuka dan berbagi dengan orang terdekat serta terbuka untuk menerima
informasi dari luar. Support kelompok dalam banyak kasus juga sangat membantu
pemuliha diri. Jika suatu pengalaman sangat traumatis hingga mempengaruhi
kondisi kejiwaan dengan cukup parah, jangan ragu untuk meminta bantuan ahli.
Masa depan tidak dapat ditukar dengan apapun.
*** Psikologis Ibu Aminah ( Orang tua Adit )
Apa yang bisa kita analisa dari kasus ini menurut ilmu psikologi sosial selain
keadaan psikologi korban (Adit) kita juga bisa menganalisa sisi psikologi pelaku
yang sementara ini diduga adalah ibunya sendiri. Dalam Psikologi ada beberapa
teori yang bisa menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang mungkin melakukan hal
sekejam ini diantaranya yaitu teori Depresi/Frustasi . dengan salah satu jenisnya
yaitu :
PEMINDAHAN (DISPLACEMENT) yaitu dimana emosi-emosi yang terjadi
pada dirinya dilampiaskan

kepada

objek-objek atau orang lain. Contoh :

Seoranganak yang habis dimarahi ibunya. Karena kesal, ia lalu memukul adiknya
atau menendang kucingnya.
Nah kemungkinan (dugaan sementara) apa yang terjadi pada ibu minah
apabila

ditinjau

dari

psikologi

social

adalah

frustasi

jenis

pemindahan/displacement ini.analisis sementara pelaku mengalami ganggun


psikologis akibat masalah tertentu yang mungkin sedang menimpanya kemudian

emosi negative itu dilampiaskan pada anaknya sendiri dengan melakukan


kekerasan.

B. Argumentasi Pribadi
Saya sangat miris dan geram mendengar kasus Adit ini, apalagi kekerasan
yang terjadi padanya tidak lain dilakukan oleh ibunya sendiri. idealnya seorang
ibu itu seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang pada anaknya akan
tetapi apa yang dilakukan ibu Minah (orang tua Adit) justru tidak mencerminkan
perilaku seorang ibu betapa tidak ia dengan teganya menggunting bibir, lidah
dan kemaluan anaknya sendiri selain itu sekujur tubuh bocah ini juga penuh
luka bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti
disetrika di bagian punggung. Tidak hanya itu dalam keadaan sekujur badan
penuh luka Adit dibuang ditempat yang jauh dari keluarganya.
Sampai saat ini (19 Desember 2013) kita memang belum tahu apa motif
pelaku (ibu Aminah) melakukan kekerasan pada Adit anaknya sendiri, namun
apapun alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak oleh ibunya
sendiri tetap tidak dapat diterima oleh akal sehat dan nurani bagi siapun yang
mengetahui dan mendengar kasus seperti ini.
Yang terlintas dibenak saya saat mendengar kasus ini adalah Ibu macam apa
yang

tega menganiaya anaknya sendiri

dengan begitu kejam dan tidak

manusiawi menggunting bibir dan lidah anaknya serta membuat sekujur tubuh
anaknya terluka? Menurut asumsi saya Seorang ibu atau orang yang normal
(sehat psikologisnya) pasti tidak mungkin melakukan hal yang demikian
kejamnya, hanya orang yang terganggu jiwanya (psikologisnya) karena depresi
/frustasi yang berat akibat masalah
melakukan hal yang demikian kejamnya.

C. Antisipasi kasus

yang

dihadapinya yang

berpotensi

Di Indonesia Kasus kekerasan yang menimpa anak-anak yang dilakukan oleh


orang tua/kerabatnya sendiri sudah bukan hal yang asing lagi, kasus seperti ini
seperti tak pernah berhenti meghiasi pemberitaan di layar kaca atau media
informasi lainnya.
Orang tua yang temperamen menjadi salah satu penyebab maraknya kasus ini,
dan motif lain seperti masalah internal didalam rumah tangga antara suami istri
yang tidak dapat diselesaikan dengan baik menjadikan anak-anak sebagai
pelampiasan emosi.
Untuk mengantisipasi kasus seperti ini agar

tidak terulang kembali bisa

dengan cara sebagai berikut :


-

Perkuat kontrol diri dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
serta menanamkan dalam diri pemahaman bahwa seorang anak itu adalah
titipanNya sekaligus Anugerah dan amanah yang harus kita jaga baik-

baik.
Kekerasan

pada anak biasanya terjadi dalam lingkup keluarga dan

biasanya dipicu oleh permasalahan rumah tangga, alangkah bijaknya bila


suami-istri yang sedang terlibat pertengkaran atau memiliki masalah tidak
menjadikan anak sebagai objek pelampiasan emosi. Sebaiknya masalah
diselesaikan dengan secara baik-baik,apabila tidak dapat diselesaikan oleh
suami
-

dan istri maka kita bisa melibatkan orang lain yang dianggap

mampu menengahi dan mencari solusi untuk masalah tersebut.


Bila kekerasan pada anak dipicu oleh kenakalan anak itu sendiri kita
sebagai orang tua sejak awal bertanggungjawab atas anak itu, kita lah yang
dapat menjadikan anak kita sebagai anugerah atau justru fitnah besar
dalam hidup, maka solusinya adalah sabar dan jadilah contoh yang baik

untuk anak.
Kita sebagai anggota dalam masyarakat harus bisa peka terhadap keadaan
lingkungan sekitar, kita patut curiga apabila ada anak yang padabagian
tubuhnya atau wajahnya selalu tampak memar dan perilakunya selalu
murung dan ketakutan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Apapun alasan yang

melatarbelakangi

terjadinya kekerasan pada anak

adalah tidak dapat dibenarkan, apalagi bila pelakunya tidak lain adalah orang tua
ataupun orang terdekat seperti keluarga atau kerabat . Seorang anak adalah titipan
dariNya dan setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban atas anaknya,
Kontrol diri dan keteguhan iman serta spiritual yang bagus akan menjadikan
seseorang sehat jasmani dan rohaninya (fisik & psikologi) sehingga ia akan
mampu mengatasi kesulitan hidup yang semakin kompleks.
B. Saran
Saran saya penanganan pada Adit harus serius baik pengobatan fisik maupun
psikisnya jangan sampai ia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga
mengancam masa depannya dan pihak yang berwajib diharapkan bisa sesegera
mungkin menangkap pelaku yang diduga tidak lain adalah ibu dan pamannya serta
memproses kasus ini seadil-adilnya.

Anda mungkin juga menyukai