FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dibawakan oleh:
dr. Ardiansyah
(C065191002)
Supervisor :
dr. Rinvil Renaldi, M. Kes, Sp.KJ (K)
I.IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.I
No. RM : 101072
Tanggal Lahir/Umur : 17 Agustus 1976 / 44 Tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan : Bercerai ( Duda)
PendidikanTerakhir : SMP (kelas1)
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Serigala NO.14 Kec. Paleteang – Pinrang.
Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk tiga kalinya pada tanggal 09 Juni 2020, pukul
17.00 WITA, pasien diantar oleh saudranya.
II.RIWAYAT PSIKIATRI
a.Riwayat Pekerjaan
Pasien pertama kali bekerja pada usia 14 tahun sebagai petani membantu ayahnya dan
pada usia 24 tahun pasien bekerja dimalaysia kurang lebih 3 tahun di PT kopih. Saat ini bekerja
sebagai petani.
b.Riwayat Pernikahan
Pasien menikah untuk pertama kali umur 17 tahun, pada tahun 1993. Pernikahan pertama
pasien di jodohkan dengan keponakannya oleh kedua pihak keluarga, berlangsung 1 tahun,
selama pernikahan pasien tidak pernah berhubungan intim dan satu rumah. Karena tidak saling
suka. Pasien menikah kedua kalianya umur 21 tahun, pada tahun 1997. Selama pernikahan
pasien sering cekcok dengan istrinya masalah ekonomi, dan istri kesal melihat suami sering
nongkrong sampai pulang malam pukul 23.00WITA tiap harinya, pada tahun 2012 pasien cerai
dengan istrinya.
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien pertama kali mengalami ketertarikan terhadap lawan jenis pada umur 20 tahun. Saat itu
pasien berpacaran kurang 1 tahun dengan mantan istrinya. .
d.Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam sejak lahir mengikuti agama yang dianut oleh orang tua pasien dan
menjalankan kewajiban agama dengan baik.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien belum pernah mengalami masalah yang berhubungan dengan hukum.
g.Aktivitas Sosial
Sebelum sakit, pasien selalu ikut kegiatan-kegiatan sosial yang ada di lingkungannya.
7. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara kandung (♀,♀,♂,♂,♂,♀,). Ayah pasien
bekerja Sebagai petani dan Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga Hubungan pasien
dengan keluarga baik, saaat ini pasien tinggal dengan saudaranya kandungnya ke enam. Ayah
dan ibu pasien meninggal dan saudara kedua meninggal. Riwayat keluarga yang
mengalami gangguan seperti pasien saudra sepupu dari ayahnya.
Genogram
B. KeadaanAfektif
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Inappropriate.
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan.
1. Produktivitas : Cukup
2. Kontinuitas : Relevan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
4. Isi Pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran atau isi pikir berupa:
a. Waham kebesaran : Menyakini bahwa pasien merupakan anak nabi Muhammad dan
anak siti aisyah
b. Waham persekutorik: Menyakinin bahwa dirinya mau dicelakai orang sekitarnya.
c. Waham rujukan (delusion of reference): Menyakini bahwa orang dikampungnya
banyak yang tidak menyukai dirinya dan membicarakannya.
d. Waham nihilistik: Menyakini dunia akan kiamat, berupa gelombang dunia yang
akan mengahancurkan bumi.
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pengendalian impuls cukup baik.
G.Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Cukup baik
2. Uji daya nilai : Cukup baik
3. Penilaian Realitas : Terganggu
4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya sakit (Tilikan1).
H.Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
I. Pemeriksaan Penunjang
Skor PANSS: Gejala positif 30, Gejala negatif 16, Psikopatologi umum 38, Total 84.
Pada tanggal 09-10-2012 pasien pertama kali ke RSKD dadi dengan keluhan mengamuk,
membawa parang dan tongkart mengancam orang sekitarnya,mondar-mandir, kadang tidak pulang
menginap disawah, suka bicara dan tertawa sendiri, melamun dan mendengar suara – suara nabi-nabi
dan melihat orang mati lompat dari kuburan. Pasien kurang tidur , makan kurang. Di rawat inap
selama 3 bulan, diagnosa skizofrenia paranoid, diberikan obat pulang satu minggu Haloperidol 5 mg
3x1/2, Trihexyphenidil 2 mg 2x1, Clozapin 25 mg 1x1 ( malam). Kontrol di PKM Pinrang
Haloperidol 1,5 mg 1x1 , Trihexyphenidil 2 mg 1x1 dan Chlorpromazin 100 mg 1x1 ( malam). Putus
obat 3 bulan, alasan merasa kaku, mengantuk dan pusing setelah minum obat.
Pada tanggal 13-02-2016 pasien dibawa kedua kali ke IGD RSKD Dadi dengan keluhan
mengamuk dialami 3 bulan terakhir. Membawa parang kerumah tetangga terutama yang memiliki
anak perempuan, sering tertawa sendiri, bicara sendiri, menangis dan kurang tidur dan kurang makan.
Di rawat inap 10 hari di diagnosa Gangguan psikotik non organik ytt.Diberikan obat untuk 1 minggu
yaitu Haloperidol 1,5 mg 3x1, Clozapin 25 mg 1x1 (malam). Kontrol berobat ke PKM Pinrang. Obat
yang diberikan di puskesmas : Haloperidol 1,5 mg 1x1 , Trihexyphenidil 2 mg 1x1 dan
Chlorpromazin 100 mg 1x1, putus obat 1bulan alasan pasien selalu tidur, sakit kepala dan merasa
tidak sakit jiwa.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah, pembicaraan spontan,
lancar, intonasi biasa, afek terbatas, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif, terdapat
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual, pada proses berpikir
produktivitas cukup, kontinuitas relevan, ganggun isi pikir waham kebesaran, waham
persekutorik, waham rujukan, waham nihillistik. Pengendalian impuls saat dilakukan auto
anamnesis cukup baik, uji daya nilai cukup baik, norma sosial cukup baik dan penilaian
realitas terganggu. Pasien tidak merasa kalau dirinya sakit dan secara umum yang diutarakan
oleh pasien dapat dipercaya.
Aksis II
Dari informasi yang didapatkan, sebelum sakit pasien termasuk orang yang pendiam,
tidak sabar, punya banyak teman. Jika ada masalah pasien tidak mau menceritakan
masalahnya. Belum cukup data untuk mengarahkan ke ciri kepribadiaan. Mekanisme defanse
yang sering digunakan oleh pasien adalah Represi.
Aksis III
Tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Stressor psikososial : Masalah keluarga (primary support grup)
Aksis V
GAF Scale saat ini: 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
GAF Scale satu tahun terakhir: 70-61 (Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
VII. DAFTAR MASALAH
Organo biologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ke tidak seimbangan
neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.
Psikologi
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya halusinasi dan waham
yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang
sehingga perlu dilakukan sosioterapi
VIII. PROGNOSIS
Quoad Vitam : Bonam
Quoad Functionam : Dubia ad bonam
Quoad Sanationam : Dubia ad malam
Faktor pendukung berupa
1. Gambaran klinis adalah gejala positif yang menonjol.
2. Stressor jelas.
3. Fasilitas kesehatan layanan dapat dijangkau.
Faktor penghambat berupa:
1. Ketidak patuhan minum obat.
2. Pasien merasa dirinya tidak sakit ( Tilikan 1 )
3. Tidak adanya dukungan dari keluarga ( Pasien sudah bercerai )
IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi
R/ Haloperidol 5mg / 1/2tablet / 8 jam /oral
Chlorpromazine 100 mg /24 jam /oral (malam)
B. Psikoterapi
Suportif:
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya,
manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan,
serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa menerima
keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
XI. PEMBAHASAN
A. Menurut Teori Psikoanalisis Freud
Psikosis ditandai secara khas dengan ketidakmampuan individu untuk menunjukkan
perhatian emosional terhadap orang lain atau benda. Konflik yang terjadi pada psikosis
adalah terutama dalam individu itu sendiri, yaitu dorongan kekanak-kanakan yang tidak
disadari dan sikap kedewasaannya. Selain itu dalam perkembangan kepribadiannya, ketika
terjadi sesuatu yang dirasa mengancam egonya, maka akan terjadi suatu pertahanan yang
disebut “defance mechanism”. Pada pasien ini mekanisme pertahanan yang digunakan adalah
“Represi” yaitu Jika ada masalah pasien tidak mau menceritakan masalahnya. Represi
adalah Mekanisme pembelaan dengan cara menghindari dari konflik yang dihadapi tanpa
disadari. Suatu saat konflik yang disimpan dalam bawah sadar ini akan dapat muncul ke
permukaan dan dapat mengganggu kehidupannya atau memasukan pengalaman kedalam
alam bawah sadar secara sengaja maupun tidak sengaja.
Sigmund Freud mendalilkan bahwa skizofrenia merupakan akibat fiksasi pertumbuhan
berat yang terjadi pada masa awal kehidupan. Ia mempostulasikan bahwa terdapat suatu
defek ego yang berperan dalam timbulnya gejala skizofrenia. Defek ego tersebut terjadi saat
ego belum atau baru mulai terbentuk. Konflik intrapsikis yang timbul akibat fiksasi dini ego
dan defek ego yang mungkin terjadi akibat relasi awal objek yang buruk menyebabkan gejala
psikotik. Teori psikoanalis juga mendalilkan bahwa berbagai gejala skizofrenia memiliki
makna simbolik bagi pasien secara individual. Sebagai contoh, fantasi mengenai dunia yang
akan kiamat mungkin mengindikasikan suatu persepsi bahwa dunia internal seseorang telah
runtuh. Rasa kebesaran mungkin mencerminkan narsisme yang tereaktivasi, yaitu ketika
orang percaya bahwa diri mereka omnipoten. Halusinasi merupakan substitusi terhadap
ketidakmampuan pasien mengatasi realitas objektif dan mungkin melambangkan ketakutan
atau harapan di dalam diri mereka. Waham, seperti halnya halusinasi, merupakan upaya
regresif dan restitutive untuk menciptakan realitas baru atau mengekspresikan impuls atau
ketakutan yang tersembunyi.