Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA TUGAS KULIAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SKIZOFRENIA PARANOID BERKELANJUTAN (F20.00)


KETIDAK PATUHAN TERHADAP PENGOBATAN (Z91.1)
SCHIZOPHRENIA (295.90)

Dibawakan oleh:
dr. Ardiansyah
(C065191002)

Supervisor :
dr. Rinvil Renaldi, M. Kes, Sp.KJ (K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
STATUS PASIEN

I.IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.I
No. RM : 101072
Tanggal Lahir/Umur : 17 Agustus 1976 / 44 Tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan : Bercerai ( Duda)
PendidikanTerakhir : SMP (kelas1)
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Serigala NO.14 Kec. Paleteang – Pinrang.
Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk tiga kalinya pada tanggal 09 Juni 2020, pukul
17.00 WITA, pasien diantar oleh saudranya.

II.RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari:


Nama : Ny.D ( adek ).
Umur : 36 tahun.
Jenis kelamin : Perempuan.
Agama : Islam.
Pendidikan Terakhir : SMA Kejurusan.
Pekerjaan : IRT.
Alamat : Jln. Serigala NO.14 Kec.Paleteang – Pinrang.
Hubungan dengan pasien : Saudara kandung.
A.Keluhan Utama
• Gelisah
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar oleh keluarga ( saudara kandung ) ke IGD RSKD untuk ke tiga kalinya
dengan keluhan gelisah dialami 20 hari sebelum masuk Rumah Sakit dan memberat 1 minggu
terakhir. Bila gelisah pasien selalu keluar rumah sambil membawa parang kerumah tetangga
dan kerumah saudaranya tanpa arah yang jelas, pasien hanya mampir dan setelah itu pergi lagi.
Pasien juga selalu mondar- mandir di jalan sambil membawa parang, sehingga masyarakat
takut melihat pasien dan merasa terganggu. Alasan pasien membawa parang karena pasien
menjaga dirinya agar tidak dicelakai oleh orang disekitarnya. Pasien juga mengatakan bahwa
orang dikampungnya banyak yang tidak suka sama dirinya dan membicarakannya. Pasien juga
merasa pikiranya terganggu dan ingin pulang ke rumah untuk mencegah bahwa dunia mau
kiamat, menurut pasien gelombang dunia yang akan menghancurkan bumi. Pasien juga sering
berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga sering mendengar suara-suara bisikan
malaikat membaca alquran dan ceramah sampai saat ini. Pasien juga melihat sosok bayangan
putih berbentuk manusia sebagai pemuna tanah. Pasien mengatakan bahwa pasien merupakan
anak dari nabi Muhammad dan siti aisyah. Pasien mengaku mempunyai lima orang anak, tiga
anak angkat diberikan oleh nabi Muhammad, dua anak kandung dari istri yang kedua tetapi
menurut keluarga pasien hanya mempunyai satu orang anak dari istri yang kedua. Tidur pasien
kurang, durasi 1-2 jam dan kadang tidak ada tidur yang dialami kurang lebih 20 hari sebelum
masuk dirumah sakit. Makan pasien tidak teratur, makan hanya satu kali sehari. Perawatan diri
kurang, pasien tidak mandi dan ganti pakaian. Pasien putus obat lebih dari satu bulan karena
pasien merasa dirinya sudah membaik atau tidak sakit, selama ini pasien rutin ambil obat
dipuskesmas. Karena keadaan tidak membaik pada tanggal 09 Juni 2020 keluarga membawa
pasien ke RSKD Dadi untuk dirawat inap yang ke tiga kalinya.
C.Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit dahulu seperti infeksi, trauma dan kejang
maupun penyakit sistemik berat lainnya yang mempengaruhi fungsi otak.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Tidak ada riwayat penggunaan Zat Psikoaktif.
3. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya
Awal perubahan perilaku yang dialami pasien diketahui sejak 8 tahun yang lalu (2012).
Perubahan perilaku pasien tidak berapa lama setelah ditinggal oleh mantan istrinya dan anaknya ke
Malaysia. Mantan istri menikah lagi pada tahun 2012. Pada saat itu pasien tidak mau anaknya dibawa
ke malaysia, pasien mau anaknya tinggal dengan pasien tetapi mantan istri pasien tidak mengizinkan
anaknya tinggal dengan pasien. Setelah anaknya dibawa ke malaysia. Saat itu pasien mulai suka
menyendiri, bicara sendiri, menangis, sering mimpi buruk dan sering berbicara kalau pasien sudah
ke mekah dan berbicara dengan nabi Muhammad SAW. Pasien sempat dibawa ke dukun karena
tidak ada perubahan, kelurga pasien memberikan obat kepunyaan sepupu pasien yang mengalami
gangguan jiwa yang berwarna orange dan putih tanpa resep dan anjuran dari dokter, namun tidak ada
perubahan dan keluhan semakin memburuk.
Pada tanggal 09-10-2012 pasien dibawa pertama kali ke IGD RSKD Dadi oleh saudaranya
dengan keluhan mengamuk. Bila pasien mengamuk pasien membawa parang dan tongkat sambil
mengancam orang sekitarnya. Pasien sering jalan-jalan kerumah tetangga dan saudaranya sambil
membawa parang , kadang tidak pulang karena menginap disawah. Pasien juga suka berbicara sendiri,
tertawa sendiri, melamun, dan mondar-mandir. Pasien juga mendengar suara – suara nabi-nabi dan
melihat orang sudah mati lompat dari kuburanya. Pasien juga kurang tidur dan kurang makan. Saat itu
pasien didiagnosa dengan Skizoprenia paranoid. Pasien dirawat selama 3 bulan kemudian membaik
dan diperbolehkan untuk rawat jalan diberikan obat untuk 1 minggu yaitu Haloperidol 5 mg diminum
tiga kali setengah tablet, Trihexyphenidil 2 mg diminum dua kali satu dan Clozapin 25 mg diminum
satu kali satu pada malam hari. Kemudian pasien rutin berobat ke Puskesmas Pinrang. Obat yang
diberikan di puskesmas : Haloperidol 1,5 mg diminum satu kali satu, Trihexyphenidil 2 mg diminum
satu kali satu dan Chlorpromazin 100 mg diminum satu kali satu pada malam hari. Pasien tidak
teratur minum obat kemudian pasien putus obat selama tiga bulan sebelum masuk ke RSKD dadi
yang untuk kedua kalinya pada tanggal 13 Febuari 2016 dengan alasan karena merasa kaku,
mengantuk dan pusing setelah minum obat.
Pada tanggal 13-02-2016 pasien dibawa kedua kali ke IGD RSKD Dadi oleh saudaranya
dengn keluhan mengamuk dialami 3 bulan terakhir. Pasien sering membawa parang kerumah
tetangga terutama yang memiliki anak perempuan. Pasien juga sering tertawa sendiri, bicara sendiri,
menangis. Pasien juga kurang tidur dan kurang makan. Saat itu pasien didiagnosa dengan Gangguan
psikotik non organik ytt. Pasien dirawat selama 10 hari kemudian membaik dan diperbolehkan untuk
rawat jalan diberikan obat untuk 1 minggu yaitu Haloperidol 1,5 mg diminum tiga kali, Clozapin 25
mg diminum satu kali satu pada malam hari. Kemudian pasien rutin berobat ke Puskesmas Pinrang.
Obat yang diberikan di puskesmas : Haloperidol 1,5 mg diminum satu kali satu, Trihexyphenidil 2 mg
diminum satu kali satu dan Chlorpromazin 100 mg diminum satu kali satu pada malam hari. Pasien
tidak teratur minum obat kemudian pasien putus obat selama satu bulan sebelum masuk ke RSKD
dadi yang untuk ke tiga kalinya pada tanggal 09 juni 2020 dengan alasan pasien selalu tidur, sakit
kepala dan merasa tidak sakit jiwa.

D.Riwayat Kehidupan Pribadi


1.Riwayat Prenatal dan Perinatal.
Pasien lahir normal, cukup bulan, spontan, dirumah dan ditolong oleh dukun pada
tanggal 17 Agustus 1974. Berat badan lahir 2500 gram. Ibu pasien tidak pernah mengalami
perdarahan dan penyakit infeksi selama kehamilan. Pada saat bayi, pasien tidak pernah
mengalami demam tinggi maupun kejang. Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya dan riwayat
pemberian asi tidak diketahui.

2.Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun).


Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya sejak lahir. Pasien mendapatkan ASI hingga umur 1
tahun dan dilanjutkan dengan pemberian susu formula. Pasien saat masih kecil dilatih oleh
ibunya untuk buang air. Pasien diperkenalkan makanan lunak pada umur 6 bulan. Interaksi ibu
dengan pasien selama pemberian makanan cukup baik dan pasien sering disuapi oleh ibunya.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan
perkembangan anak seusianya.Tidak ada masalah perilaku yang menonjol.
3.Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11tahun).
Pada usia 6 tahun pasien mulai masuk SD di SDN 240 Pinrang, selama SD pasien tidak
ada prestasi. Pasien dapat bergaul dan bermain dengan teman sebayanya di sekolah. Pasien cukup
mendapat perhatian dan kasih sayang ke dua orang tuanya dan pasien tidak pernah mendapat
perlakuan kasar dari kedua orang tuanya .

4.Riwayat Masa Kanak Akhir (Usia 6-12 tahun)


Pada waktu pasien baru selesai SD diusia 12 tahun, pasien tinggal dengan ke dua orang
tuanya . Pada usia 13 tahun pasien masuk SMP Swasta Sawikto. Pasien sekolah sampai kelas 1
SMP. Pasien berhenti sekolah mau naik kelas 2 SMP. Alasan pasien berhenti sekolah karena
pasien malas mengikuti pelajaran sekolah dan masalah pembayaran sekolah menunggak, karena
saat itu ayahnya sering sakit-sakitan.

5. Riwayat Masa Remaja (Usia 12-18 tahun)


Pada usia 14 tahun pasien membantu kedua orang tuanya bekerja sebagai petani. Pasien
tidak mau lagi sekolah. Pada masa ini, pasien dikenal keras kepalah, selalu emosi, tidak sabar.
Pasien dikenal sangat akrab dengan teman-temannya. Jika ada masalah pasien tidak mau
menceritakan masalahnya.

6.Riwayat Masa Dewasa

a.Riwayat Pekerjaan
Pasien pertama kali bekerja pada usia 14 tahun sebagai petani membantu ayahnya dan
pada usia 24 tahun pasien bekerja dimalaysia kurang lebih 3 tahun di PT kopih. Saat ini bekerja
sebagai petani.

b.Riwayat Pernikahan
Pasien menikah untuk pertama kali umur 17 tahun, pada tahun 1993. Pernikahan pertama
pasien di jodohkan dengan keponakannya oleh kedua pihak keluarga, berlangsung 1 tahun,
selama pernikahan pasien tidak pernah berhubungan intim dan satu rumah. Karena tidak saling
suka. Pasien menikah kedua kalianya umur 21 tahun, pada tahun 1997. Selama pernikahan
pasien sering cekcok dengan istrinya masalah ekonomi, dan istri kesal melihat suami sering
nongkrong sampai pulang malam pukul 23.00WITA tiap harinya, pada tahun 2012 pasien cerai
dengan istrinya.
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien pertama kali mengalami ketertarikan terhadap lawan jenis pada umur 20 tahun. Saat itu
pasien berpacaran kurang 1 tahun dengan mantan istrinya. .

d.Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam sejak lahir mengikuti agama yang dianut oleh orang tua pasien dan
menjalankan kewajiban agama dengan baik.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien belum pernah mengalami masalah yang berhubungan dengan hukum.
g.Aktivitas Sosial
Sebelum sakit, pasien selalu ikut kegiatan-kegiatan sosial yang ada di lingkungannya.
7. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara kandung (♀,♀,♂,♂,♂,♀,). Ayah pasien
bekerja Sebagai petani dan Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga Hubungan pasien
dengan keluarga baik, saaat ini pasien tinggal dengan saudaranya kandungnya ke enam. Ayah
dan ibu pasien meninggal dan saudara kedua meninggal. Riwayat keluarga yang
mengalami gangguan seperti pasien saudra sepupu dari ayahnya.
Genogram

Keterangan: Anggota Keluarga Laki-laki


Anggota Keluarga Perempuan
Pasien
Meninggal
Tinggal serumah

8. Situasi Kehidupan Sekarang


Saat ini pasien tinggal dengan saudara kandungnya. Kebutuhan sehari-hari berasal dari uang
saudaranya.
9. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Secara umum, pasien tidak merasa dirinya mengalami gangguan jiwa. Pasien ingin segera pulang
dan ingin mencari uang untuk diberikan uang ke anaknya. Pasien juga ingin sekali bertemu
dengan anaknya.

III.PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS ( Tanggal 10 juni 2020 )


A. Status Internus
Keadaan umum tampak sakit ringan, gizi cukup, kesadaran compos mentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 90 kali/menit, frekuensi pernafasan 20 kali/menit,suhu tubuh 36,7°C,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus. Jantung, paru-paru, dan abdomen kesan dalam
batas normal, ekstremitasatas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: Kaku kuduk(-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor
2,5mm/2,5mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam
batas normal, tidak ditemukan reflex patologis.

IV.PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tanggal 10 Juni 2020 di Bangsal Nyiur RSKD


Dadi)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak seorang laki-laki, wajah tampak sesuai umur 44 tahun, postur tubuh kurus, kulit sawo
matang, memakai baju lengan pendek berwarna hitam dan celana pendek berwarna abu-abu,
perawatan diri kesan kurang.
2. Kesadaran.
➢ Kuantitas : Compos mentis, Glasgow Coma Scale E4M6V5.
➢ Kualitas : Berubah.
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor.
➢ Sepanjang wawancara pasien tampak sedikit gelisah dan bingung.
4. Pembicaraan.
➢ Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa.
➢ Cukup kooperatif.

B. KeadaanAfektif
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Inappropriate.
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan.

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya (SD)
2. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : Baik
b. Jangka Sedang : Baik
c. Jangka Pendek : Baik
d. Jangka Segera : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri cukup, pasien dapat merawat dirinya maupun makan
secara mandiri.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
▪ Halusinasi visual: Pasien melihat sosok bayangan putih berbentuk manusa sebagai
pemuna tanah.
▪ Halusinasi auditorik: Pasien selalu mendengar suara-suara bisikan malaikat
membacah alaquran dan ceramah sampai saat ini
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir

1. Produktivitas : Cukup
2. Kontinuitas : Relevan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada
4. Isi Pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran atau isi pikir berupa:
a. Waham kebesaran : Menyakini bahwa pasien merupakan anak nabi Muhammad dan
anak siti aisyah
b. Waham persekutorik: Menyakinin bahwa dirinya mau dicelakai orang sekitarnya.
c. Waham rujukan (delusion of reference): Menyakini bahwa orang dikampungnya
banyak yang tidak menyukai dirinya dan membicarakannya.
d. Waham nihilistik: Menyakini dunia akan kiamat, berupa gelombang dunia yang
akan mengahancurkan bumi.
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pengendalian impuls cukup baik.
G.Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Cukup baik
2. Uji daya nilai : Cukup baik
3. Penilaian Realitas : Terganggu
4. Tilikan : Pasien menyangkal dirinya sakit (Tilikan1).
H.Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya

I. Pemeriksaan Penunjang
Skor PANSS: Gejala positif 30, Gejala negatif 16, Psikopatologi umum 38, Total 84.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien diantar oleh saudara ketiga kalianya ke Rskd dadi dengan keluhan gelisah sejak 20
hari dan memberat 1 minggu terakhir. Bila gelisah pasien membawa parang ke rumah tetangga
atau saudaranya tanpa arah jelas hanya mampir dan selalu mondar- mandir di jalan, alasan pasien
membawa parang menyakini orang di kampungnya mau celakainya dan menyakini orang
sekitarnya banyak membicarakannya, menyakinin anak nabi Muhammad dan siti aisyah,pikiran
terganggu karena ada kiamat berupa gelombang dunia menghancurkan bumi, pasien melihat
sosok banyangan dan mendengar suara malaikat mengaji dan ceramah, tertawa dan bicara
sendiri, pasien kurang tidur dan kadang tidak tidur, makan kurang, perawatan diri kurang ,
pasien putus obat satu bulan sebelum masuk ketiga kalinya di rawat inap ke Rskd dadi .
Awal perubahan perilaku sejak 8 tahun yang lalu (2012). Setelah ditinggal oleh mantan
istrinya dan anaknya ke Malaysia, mulai suka menyendiri, bicara sendiri, menangis, sering mimpi
buruk dan sering berbicara kalau pasien sudah ke mekah dan berbicara dengan nabi Muhammad
SAW. Pasien berobat ke dukun dan minum obat saudara sepupunya mengalami gangguan jiwa.

Pada tanggal 09-10-2012 pasien pertama kali ke RSKD dadi dengan keluhan mengamuk,
membawa parang dan tongkart mengancam orang sekitarnya,mondar-mandir, kadang tidak pulang
menginap disawah, suka bicara dan tertawa sendiri, melamun dan mendengar suara – suara nabi-nabi
dan melihat orang mati lompat dari kuburan. Pasien kurang tidur , makan kurang. Di rawat inap
selama 3 bulan, diagnosa skizofrenia paranoid, diberikan obat pulang satu minggu Haloperidol 5 mg
3x1/2, Trihexyphenidil 2 mg 2x1, Clozapin 25 mg 1x1 ( malam). Kontrol di PKM Pinrang
Haloperidol 1,5 mg 1x1 , Trihexyphenidil 2 mg 1x1 dan Chlorpromazin 100 mg 1x1 ( malam). Putus
obat 3 bulan, alasan merasa kaku, mengantuk dan pusing setelah minum obat.
Pada tanggal 13-02-2016 pasien dibawa kedua kali ke IGD RSKD Dadi dengan keluhan
mengamuk dialami 3 bulan terakhir. Membawa parang kerumah tetangga terutama yang memiliki
anak perempuan, sering tertawa sendiri, bicara sendiri, menangis dan kurang tidur dan kurang makan.
Di rawat inap 10 hari di diagnosa Gangguan psikotik non organik ytt.Diberikan obat untuk 1 minggu
yaitu Haloperidol 1,5 mg 3x1, Clozapin 25 mg 1x1 (malam). Kontrol berobat ke PKM Pinrang. Obat
yang diberikan di puskesmas : Haloperidol 1,5 mg 1x1 , Trihexyphenidil 2 mg 1x1 dan
Chlorpromazin 100 mg 1x1, putus obat 1bulan alasan pasien selalu tidur, sakit kepala dan merasa
tidak sakit jiwa.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah, pembicaraan spontan,
lancar, intonasi biasa, afek terbatas, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif, terdapat
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual, pada proses berpikir
produktivitas cukup, kontinuitas relevan, ganggun isi pikir waham kebesaran, waham
persekutorik, waham rujukan, waham nihillistik. Pengendalian impuls saat dilakukan auto
anamnesis cukup baik, uji daya nilai cukup baik, norma sosial cukup baik dan penilaian
realitas terganggu. Pasien tidak merasa kalau dirinya sakit dan secara umum yang diutarakan
oleh pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan
gejala klinis yang bermakna yaitu Gelisah, selalu membawa parang, bicara dan tertawa sendiri,
mondar-mandir tanpa arah jelas, sulit tidur, perawatan diri kurang mandi. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar serta
terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu
senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa
dimana pasien menyangkal keadaannya sakit dan membutukan pertolongan, hendaya berat dalam
fungsi mental berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual dan waham kebesaran, waham
persekutorik, waham rujukan (delusion of reference), waham nihilistik serta hendaya berat
dalam fungsi social berupa ketidak mampuan membina relasi dengan orang lain sehingga pasien
tidak mampu bekerja, sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan,
sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan berdasarkan
PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya


halusinasi auditorik, halusinasi visua yang terus-menerus dan tiap hari didengar oleh pasien,
waham kebesaran, waham persekutorik, waham rujukan (delusion of reference), waham
nihilistik yang menonjol lebih dari satu bulan, adanya halusinasi auditorik dan visual, waham,
afek inappropiate, serta ada gejala negatif seperti asosial dan avolisi dengan perlangsungan
gejala lebih dari 1 bulan sehingga menurut PPDGJ III pasien memenuhi kriteria 2 gejala
diagnosis Skizofrenia (F20) dan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
Five Edition (DSM V) diagnosis diarahkan pada Schizophrenia (295.90). Pada pasien ini
adanya gejala halusinasi auditorik, halusianasi visual, waham kebesaran, waham
persekutorik, waham rujukan, waham nihillistik yang menonjol. Sehingga berdasarkan
Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis mengarah pada
Skizofrenia Paranoid (F20.0). Gejala awal yang dialami pasien sejak 8 tahun yang lalu dan
berlangsung hingga kini meskipun sempat mengalami penurunan gejala tetapi tidak pernah
mencapai fase remisi, sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan
jiwa (PPDGJ III) dapat dimasukkan pada kode lima krakter yaitu Skizofrenia Paranoid
Berkelanjutan (F20.00) dan masih diperlukan pemantauan yang lebih lanjut terhadap pasien ini.
Dialami sejak delapan tahun yang lalu dan pasien tidak teratur minum obat dan putus obat.
Sehingga berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III)
didiagnosis mengarah pada Ketidak-patuhan terhadap pengobatan (Z91.1)

Aksis II
Dari informasi yang didapatkan, sebelum sakit pasien termasuk orang yang pendiam,
tidak sabar, punya banyak teman. Jika ada masalah pasien tidak mau menceritakan
masalahnya. Belum cukup data untuk mengarahkan ke ciri kepribadiaan. Mekanisme defanse
yang sering digunakan oleh pasien adalah Represi.

Aksis III
Tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Stressor psikososial : Masalah keluarga (primary support grup)
Aksis V
GAF Scale saat ini: 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
GAF Scale satu tahun terakhir: 70-61 (Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
VII. DAFTAR MASALAH
Organo biologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat ke tidak seimbangan
neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.
Psikologi
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya halusinasi dan waham
yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang
sehingga perlu dilakukan sosioterapi
VIII. PROGNOSIS
Quoad Vitam : Bonam
Quoad Functionam : Dubia ad bonam
Quoad Sanationam : Dubia ad malam
Faktor pendukung berupa
1. Gambaran klinis adalah gejala positif yang menonjol.
2. Stressor jelas.
3. Fasilitas kesehatan layanan dapat dijangkau.
Faktor penghambat berupa:
1. Ketidak patuhan minum obat.
2. Pasien merasa dirinya tidak sakit ( Tilikan 1 )
3. Tidak adanya dukungan dari keluarga ( Pasien sudah bercerai )
IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi
R/ Haloperidol 5mg / 1/2tablet / 8 jam /oral
Chlorpromazine 100 mg /24 jam /oral (malam)

B. Psikoterapi
Suportif:
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya,
manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan,
serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa menerima
keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.

XI. PEMBAHASAN
A. Menurut Teori Psikoanalisis Freud
Psikosis ditandai secara khas dengan ketidakmampuan individu untuk menunjukkan
perhatian emosional terhadap orang lain atau benda. Konflik yang terjadi pada psikosis
adalah terutama dalam individu itu sendiri, yaitu dorongan kekanak-kanakan yang tidak
disadari dan sikap kedewasaannya. Selain itu dalam perkembangan kepribadiannya, ketika
terjadi sesuatu yang dirasa mengancam egonya, maka akan terjadi suatu pertahanan yang
disebut “defance mechanism”. Pada pasien ini mekanisme pertahanan yang digunakan adalah
“Represi” yaitu Jika ada masalah pasien tidak mau menceritakan masalahnya. Represi
adalah Mekanisme pembelaan dengan cara menghindari dari konflik yang dihadapi tanpa
disadari. Suatu saat konflik yang disimpan dalam bawah sadar ini akan dapat muncul ke
permukaan dan dapat mengganggu kehidupannya atau memasukan pengalaman kedalam
alam bawah sadar secara sengaja maupun tidak sengaja.
Sigmund Freud mendalilkan bahwa skizofrenia merupakan akibat fiksasi pertumbuhan
berat yang terjadi pada masa awal kehidupan. Ia mempostulasikan bahwa terdapat suatu
defek ego yang berperan dalam timbulnya gejala skizofrenia. Defek ego tersebut terjadi saat
ego belum atau baru mulai terbentuk. Konflik intrapsikis yang timbul akibat fiksasi dini ego
dan defek ego yang mungkin terjadi akibat relasi awal objek yang buruk menyebabkan gejala
psikotik. Teori psikoanalis juga mendalilkan bahwa berbagai gejala skizofrenia memiliki
makna simbolik bagi pasien secara individual. Sebagai contoh, fantasi mengenai dunia yang
akan kiamat mungkin mengindikasikan suatu persepsi bahwa dunia internal seseorang telah
runtuh. Rasa kebesaran mungkin mencerminkan narsisme yang tereaktivasi, yaitu ketika
orang percaya bahwa diri mereka omnipoten. Halusinasi merupakan substitusi terhadap
ketidakmampuan pasien mengatasi realitas objektif dan mungkin melambangkan ketakutan
atau harapan di dalam diri mereka. Waham, seperti halnya halusinasi, merupakan upaya
regresif dan restitutive untuk menciptakan realitas baru atau mengekspresikan impuls atau
ketakutan yang tersembunyi.

B. Teori perkembangan Psikoseksual dikemukakan oleh Sigmund Freud


Pasien mendapatkan ASI hingga umur 1 tahun dan dilanjutkan dengan pemberian susu
formula. Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan dimana pasien mendapatkan
ASI tidak sampai 2 tahun. hal ini bisa menyebabkan kepribadiannya akan menjadi pesimistis,
tidak percaya, agresif, penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri dan kesepian.

C. Menurut Teori Erik H Erikson


Secara Psikososial fase perkembangan kepribadian dalam kehidupan manusia dibagi
dalam 8 tahap, dimana setiap fasenya jika dilalui secara optimal akan didapatkan kekuatan
dasar. Namun jika kekuatan dasar itu tidak didapatkan maka akan diperoleh “kelemahan
dasar”. Dan dalam perkembangan yang tidak seimbang atau tidak optimal, ego hanya terdiri
dari satu sikap, baik hanya adaptif atau hanya maladaptive. Kondisi ini disebut
“malperkembangan”. Ketika hanya kecenderungan positif dan adaptif yang hadir dalam ego,
kondisi ini disebut “maladaptive”. Ketika hanya kecenderungan negative yang hadir, kondisi
ini disebut “malignant” (berbahaya). Maladaptasi dapat menyebabkan neurosis; malignansi
dapat menyebabkan psikosis.
D. XII. KESIMPULAN
Pada pasien mengalami Skizofrenia dimana bisa didapatkan dari perkembangan
kepribadiannya, ketika terjadi sesuatu yang dirasa mengancam egonya, maka akan terjadi
suatu pertahanan yang disebut “defance mechanism”. Pada pasien ini mekanisme pertahanan
yang digunakan adalah “ Represi ”. Dari informasi yang didapatkan, sebelum sakit pasien
termasuk orang yang pendiam, tidak sabar, punya banyak teman. Saat sekolah pasien
memiliki sedikit teman dan tidak memiliki teman dekat. Jika ada masalah pasien tidak mau
menceritakan masalahnya. Teori Psikoanalis juga mendalilkan bahwa berbagai gejala
skizofrenia memiliki makna simbolik bagi pasien secara individual. Sebagai contoh, fantasi
mengenai dunia yang akan kiamat mungkin mengindikasikan suatu persepsi bahwa dunia
internal seseorang telah runtuh Pasien mendapatkan ASI hingga umur 1 tahun dan
dilanjutkan dengan pemberian susu formula. Konflik utama pada tahap ini adalah proses
penyapihan dimana pasien mendapatkan ASI tidak sampai 2 tahun. hal ini bisa menyebabkan
gangguan kepribadiannya Secara Psikososial fase perkembangan kepribadian dalam
kehidupan manusia dibagi dalam 8 tahap, dimana setiap fasenya jika dilalui secara optimal
akan didapatkan kekuatan dasar. Namun jika kekuatan dasar itu tidak didapatkan maka akan
diperoleh “kelemahan dasar”. Dan dalam perkembangan yang tidak seimbang atau tidak
optimal, ego hanya terdiri dari satu sikap, baik hanya adaptif atau hanya maladaptive.
Kondisi ini disebut “malperkembangan”

Anda mungkin juga menyukai