Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

““SKIZOAFEKTIF”

CRISNA OLIVIA WAKUM (2020086016359)
THRESYE ANJELA SOUHUWAT(0130840231)

Pembimbing :
dr. Idawati Waromi, Sp.KJ
2
Bab 1 Laporan Kasus
1. Status Psikiatri
 No. Rekam Medik : 000496
 Nama Pasien : Nn.Martina Aninam
 Tanggal MRS : 10/04/2022
 Jam : 04.00 WIT
 Tempat Periksa : IGD RSJD Abepura
2. Keterangan Pribadi Pasien
Nama : Nn.Martina Aninam
Tempat tanggal lahir : Koya Barat, 17 Maret 1997
Usia : 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Koya Barat
Agama : Kristen
Bangsa : Indonesia
Suku : Serui
3

Pendidikan : SMA
Status Pekerjaan : Mahasiswa
Status perkawinan : Belum Menikah
Ruang perawatan : IGD Rumah Sakit Jiwa Abepura
Tanggal pemeriksaan : 10/04/2022
Yang mengantar : Keluarga pasien
Alamat pengantar : Koya Barat
Yang memberi informasi : Keluarga pasien
 Kesan pemeriksa / dokter terhadap keterangan yang diberikan pasien :
dapat dipercaya
Nama Wali Pasien : Ny. Maria Aninam
Jenis Kelamin : Perempuan
Bab 2 Laporan Psikiatri 4

2.1 Riwayat Psikiatri


 Keluhan utama
Alloanamnesis: Pasien diantar oleh keluarga dan petugas PGGJ dari Koya
Barat dengan keluhan pasien sering mondar-mandir menggunakan
kendaraan dan sering berteriak.

Riwayat penyakit sekarang


Alloanamnesis : Pasien datang ke RSJD Abepura diantar keluarganya
dengan keluhan pasien sering marah-marah dan sering keluar dari rumah
sampai tidak pulang. Kakak pasien menceritakan bahwa pertama kali
pasien mengalami perubahan perilaku pada dirinya sejak tahun 2016,
pasien tidak mau makan dan sering marah-marah tidak jelas.
6
Lanjutan
 Pasien juga sering berjalan memakai motor keluar rumah ke tempat-
tempat yang cukup jauh dari rumah. Pasien juga sempat memukuli
orang dalam rumah. Pasien juga mengatakan orang dirumah adalah
setan, pasien juga tidak mau makan dikarenakan pasien mengatakan
bahwa di dalam perutnya ada anak ikan.

 Pasien juga tidak bisa tidur pada malam hari dan siang harinya sebelum
timbul perilaku-perilaku, pasien di serempet Ambulance didalam
perjalanan dari Koya kearah Abe Pantai. Malam harinya setelah kejadian
tersebut, timbul perilaku-perilaku pasien

.
Lanjutan 7

 Pasien juga memiliki riwayat penyakit malaria tersiana (+2) ± 1 minggu


sebelum masuk RSJD Abepura pada tahun 2016, sebelum timbul perilaku-
perilaku pasien tidak rutin minum obat malaria (warna biru bulat) karena keluhan
pusing. Hingga sebelum masuk RSJD Abepura obat malaria tersebut masih ada.

 Sejak tahun 2016, pasien sudah mendapatkan pengobatan. Namun, pada Maret
2022 hingga awal April 2022 pasien sudah tidak lagi mengonsumsi obatnya.

 Sejak bulan Maret 2022, pasien menjadi sulit tidur malam dan semakin susah
mandi.
8
Lanjutan
 Pada tanggal 10 April 2022 Pasien di bawah ke RSJD Abepura
dikarenakan pasien sering marah-marah tanpa sebab dan keluar
menggunakan motor dan tidak pulang ke rumah ± 1 minggu serta
berhalusinasi, Pasien juga ada isap asap kompor dan pasien di antar
keluarga dan petugas PKM Koya Barat. Di IGD RSJD Abepura pasien
masih banyak bicara dalam bahasa inggris dan mengatakan ia baik-baik
saja.
9
Lanjutan
 1 bulan SMRS pasien mulai sering marah-marah, dan mudah tersinggung, namun
masih dapat ditenangkan dan diajak mengobrol, pasien mulai menceritakan bahwa
dirinya orang hebat namun keluarga hanya menganggap dirinya sedang
mengkhayal karena pasien masih menjalankan aktifitas sehari-harinya sebagai
seorang mahasiswa di salah 1 universitas di Kota Jayapura dan saat itu pasien
masih berhubungan baik dengan tetangganya .

 ±3 minggu sebelum diantar ke IGD RSJD Abepura, menurut keluarga pasien,


pasien mulai mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dialami
pasien berupa emosi yang tidak stabil, sering berjalan sembarang dan tidak pulang
ke rumah menggunakan motor.
10
Lanjutan
 Perubahan emosi pasien yang tidak stabil menurut keluarga pasien terlihat dari
pasien menjadi mudah marah, suka berteriak-teriak, dan sempat tampar salah 1
anggota keluarganya, pasien marah dan banyak bicara kasar (makian).

 Pasien awalnya hanya berjalan berkeliling di dalam rumah saja. Terkadang


pasien dapat ditegur namun terkadang apabila ditegur pasien akan marah dan
berteriak memaki. Keluarga pasien mengatakan pasien pun sering berhalusinasi
menjadi seorang artis terkenal, dokter dan anggota TNI.
Lanjutan 11

 Pada tanggal 11 April 2022 pasien saat dirawat di IGD menurut keluarga
pasien tampak tenang dan dapat diajak berbicara dan komukasi baik.

 Pada tanggal 12 April 2022 Kakak pasien mengatakan bahwa adenya


sudah lebih tenang dan dapat diajak bercerita walaupun pasien masih
sering banyak bicara hal-hal yang tidak nyambung. Pembicaraan mereka
pun lebih nyambung, namun apa bila pasien melihat orang sering
mondar-mandir di depan matanya ia akan menjadi marah namun dapat
ditenangkan oleh keluarga
Lanjutan 12

 Pada tanggal 13 April 2022 keluarga pasien sudah bisa mengajak pasien
untuk duduk di depan ruang perawatan, pasien masih banyak berbicara
namun pasien sudah tidak marah-marah lagi, pasien mulai tenang dan
menyuruh keluarganya untuk membawa makanan kesukaannya.

 Pada tanggal 14 April 2022 Kk pasien mengatakan pasien sudah lebih


koperatif, emosi pasien semakin stabil, pasien pun sudah meminta untuk
dipulangkan, pasien tampak lebih tenang, dapat diajak berdiskusi terkait
kondisi lainnya.
13
Lanjutan
b. Autoanamnesis:
 Pasien mengatakan dirinya rutin mengambil obat di RSJD Abepura sejak tahun
2016 dan pasien pernah dirawat di RSJD Abepura, lalu 1 bulan yang lalu pasien
bertengkar dengan keluarganya sehingga tidak pulang ke rumah.

 Pasien juga mengatakan dirinya pernah berkuliah di yayasan sekolah perawat di


pasar youtefa akan tetapi sekarang yayasan tersebut sudah tutup. Pasien juga
mengatakan bahwa dirinya sudah berpacaran dengan seorang perempuan Jepang
yang tinggal di Koya Barat.

 Pasien Juga mengatakan dirinya juga bekerja di salah satu kafe dekat jembatan
merah dan menghasilan tiap harinya 10 juta.
14
Lanjutan
 Pada tanggal 15 April 2022 pasien mengatakan dirinya bisa tidur nyeyak
dimalam hari pasien tidak mendengar suara-suara bisikan, namun ia
mengatakan ia adalah seorang anggota TNI.

 Pada tanggal 16 April 2022 pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat tidur
dengan nyenyak karena teman satu ruang perawatannya sangat ribut
berteriak saat subuh, pasien mengatakan dirinya tidak lagi mendengar suara-
suara bisikan akan tetapi pasien mengatakan dirinya tidak mau pulang ke
rumah dan masih mau tinggal di ruangan yang dia tempati.
15

2.2 Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat Psikiatrik : Pasien sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Abepura pada Tahun 2016 dan putus obat ± 1 bulan yang lalu SMRSJ
pada tahun 2022.

 Riwayat Medis: Pasien juga memiliki riwayat penyakit kusta dan pengobatannya
sudah tuntas di PKM Koya Barat selama 4 tahun. Riwayat Hipertensi disangkal,
kolesterol tidak terkontrol disangkal, asam urat disangkal, kejang disangkal,
Diabetes Melitus disangkal, Jantung disangkal, Hepatitis B disangkal, dan
penyakit sistemik lainnya disangkal pasien.
Lanjutan 14

 Riwayat pengobatan : F20.0 dengan obat Haloperidol 5 mg 2x 1/2,


Chlorpromazine 100 mg 1x1, dan Triheksipenidil 2mg 2x1

 Riwayat penggunaan alkohol atau zat lain: Riwayat penggunaan alkohol (+),
merokok (+), penggunaan zat lain disangkal oleh pasien .

 Riwayat Keluarga :
 Riwayat kehidupan pribadi 15
1) Riwayat prenatal dan perinatal : Pasien mengaku dilahirkan secara normal oleh
bidan dan tidak ada kelainan.

2) Masa kanak – kanak awal : Pasien mengaku memiliki tumbuh kembang yang
baik dan tidak pernah mengalami sakit berat.

3) Masa kanak -kanak pertengahan: Tumbuh kembang pasien tidak mengalami


masalah, pasien mulai bersekolah di SD dan tidak memiliki permasalahan dengan
teman-temannya atau kesulitan dalam proses belajar. Pasien juga tidak memiliki
masalah di rumah.

4) Masa kanak – kanak akhir : Pasien mengaku merupakan anak yang baik dan
percaya diri, memiliki banyak teman, pergaulannya dengan lingkungan sekolah
dan keluarga berjalan baik.

 
Lanjutan 16

5) Masa dewasa
 Riwayat pekerjaan : Pasien belum bekerja
 Riwayat hubungan dan perkawinan : Pasien belum menikah
 Riwayat militer : Tidak ada
 Riwayat pendidikan : Pasien bersekolah sejak TK dan menamatkan
pendikan terakhirnya di SMA.
 Agama : Pasien menganut agama Kristen
 Aktivitas sosial : Pasien akur dan ramah dengan tetangga-
tetangganya.
17

 Situasi kehidupan terkini : Pasien tinggal bersama keluarganya. Pasien


sering marah-marah, sering berjalan pakai motor sampai
tidak pulang ke rumah.

 Riwayat pelanggaran hukum : Tidak ada


 Riwayat seksual : Pasien tidak pernah mengalami trauma seksual
dan kehidupan seksual pasien normal dan tanpa
gangguan.

 Mimpi dan fantasi : Pasien sering mimpi sering melihat bayangan-


bayangan
 Persepsi pasien terhadap dirinya: Pasien dapat memperkenalkan diri.
 Ide bunuh diri : Pasien tidak memiliki ide bunuh diri
18
2.3 Status Generalis
Pemeriksaan fisik
 KU : Gelisah
 Kesadaran : Compos Mentis
 Vital sign :
Tekanan Darah Denyut Nadi Laju Nafas Suhu Tubuh () SpO2(%)
(mmHg) (kali/menit) (kali/menit)
115/71mmhg 93x/menit 21x/menit 36,5ᵒ 98%
19
Kepala, Leher, Thoraks

Kepala : Tidak ada kelainan


Mata : Dalam batas normal
Kulit : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal

Leher
Trakhea : Di tengah
KGB : Tidak membesar

Thoraks : Dalam batas normal


Abdomen, Ekremitas, Status Neuroligis dan Status Gentalia 20

Abdomen : Dalam batas normal


Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2’’, Edema ekstremitas bawah
(+/+)
Status Neurologis
Nervus I – XII : Tidak dievaluasi
Rangsang Meningeal : Tidak dievaluasi
Gejala peningkatan TIK : Tidak dievaluasi
Refleks Fisiologis : Tidak dievaluasi
Refleks patologis : Tidak dievaluasi
Kesan secara keseluruhan : Tidak dievaluasi

Status Genetalia : Tidak dievaluasi


21
2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium :
 Hb : 11.0 g/dL
 Neutrofil : 57%
 Lymph : 27%
 Monosit : 5%
 HBsAg : Non Reaktif (-)
 HbsAb : Non Reaktif (-)
 HCV : Non Reaktif (-)
 Antigen SARS-COV 2 : Non Reaktif (-)
 Antibodi SARS-COV 2
 IgG : Reaktif (+)
 IgM : Non Reaktif (-)
22
Status
Psikiatrikus
Saat pemeriksaan 10 April 2022
23
Ada Waham kebesaran (+), Pasien mengatakan bahwa pasien
adalah seorang presiden, artis, dokter dan anggota TNI

Diagnosis
 F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
24
Diagnosis Multiaxial
 Axis I : F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
 Axis II : Gangguan Kepribadian Khas
 Axis III : Riw.Status Epileptikus
 Axis IV: Masalah dengan "primary support group" (keluarga)
Masalah berkaitan dengan lingkungan social
 Axis V : GAF : 80 –71 : Beberapa gejala sedang, disabilitas sedang
 
25

Diagnosis Banding
 F 20.0 Skizofrenia Paranoid
 F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
 F.60 Gangguan Kepribadian Khas  
26
Terapi
Psikofarmako (Terapi Oral) Psikoterapi
 Risperidon 2mg 2x1 tab  Pengenalan tentang manfaat pengobatan, cara pengobatan
dan efek samping pengobatan.
 Trihexipenidil 2mg 2 x 1tab  Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
 Elisac 20 mg 1 x 1tab konsultasi ke Dokter Umum/Spesialis Psikiatri, jika ada
 Aprazolan 0,5mg 1x 1tab keluhan tambahan atau efek samping obat.
 Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas
 Depakote 500 mg 1x 1tab sehari-hari secara bertahap.
27
Psikoedukasi
 Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita berisi tanda dan
gejala yang mungkin timbul.
 Memberikan pengertian pada keluarga untuk selalu memberi dukungan
kepada pasien.
 Memberikan pengertian tentang penyesuaian terhadap efek minum obat
dan efek samping obat yang mungkin timbul.
 Meminta pasien untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang digemari
pasien.
 Meminta pasien untuk meminum obat secara teratur.
 Meminta pasien didampingi keluarga untuk melakukan kontrol rutin dan
evaluasi kondisi pasien sebaiknya sebelum obat habis.
 Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien dan keluarga agar
tetap optimis dalam melaksanakan pengobatan dan menjalankan
kehiduapan sehari-harinya.
28

Prognosis
 Prognosis ad vitam : dubia ad bonam
 Prognosis ad sanationam : dubia ad bonam
 Prognosis ad fungsionam : dubia ad bonam
29
Bab 3 Tinjauan Pustaka

 Definisi
o Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang kompleks dengan berbagai
ekspresi fenotip. Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofreni
selama hidup mereka.

o Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa
muda. Awitan pada laki-laki biasanya anatara 15-25 tahun dan pada
perempuan anatara 25-35 tahun.

o Prognosisnya lebih buruk pada laki-laki bila dibandingkan dengan pada


perempuan. Awitan setelah umur 40 tahun jarang terjadi.
30
Pembahasan
 Penegakan diagnosis: Gejala 2 dari 5 kriteria, Gejala >6 bulan dgn fase aktif >1 bulan,
Tidak ada kondisi Lain. Psikometri: PANSS, BPRS, (SAPS) dan (SANS). Petron, CT-
Scan, MRI

 Klasifikasi Skizofrenia: F20.0 Skizofrenia Paranoid , F20.1 Skizofrenia Disorganisasi


(Hebefrenik), F20.2 Skizofrenia Katatonik, F20.3 Skizofrenia Tak Terinci, F20.4 Depresi
Pasca Skizofrenia, F20.5 Skizofrenia Residual, F20.6 Skizofrenia Simpleks, F20.7
Skizofrenia Lainnya, F20.8 Skizofrenia Yang Tak Tergolongkan
31
Lanjutan
1) Gangguan Pikiran 2) Gangguan Isi Pikir

1. Asosiasi longgar
1. Waham kerja
2. Pemasukan informasi berlebihan
2. Waham kebesaran
3. Neologisme
3. Waham erotomania
4. Terhambat
4. Waham rujukan
5. Klang asosiasi
5. Waham penyiaran pikiran
6. Ekolalia
6. Waham penarikan isi pikiran
7. Konkritisasi
7. Waham nihilistic
8. Alogia
8. Waham somatik
9. Tangensialitas
10. Inkoheren atau word salad
32
Lanjutan
Ganguan Persepsi
1. Halusinasi
2. Ilusi dan dipersonalisasi Ganguan Emosi

1. Afek tumpul atau datar: ekspresi emosi pasien sangat sedikit


bahwa ketika afek tersebut seharusnya diekspresikan.
Pasien tidak menunjukkan kehangatan
2. Afek tak serasi: afeknya mungkin bersemangat atau kuat
tetapi tidak sesuai dengan pikiran dan pembicaraan pasien
3. Afek labil: dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang
jelas
 
33
Skizoafektif
 Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif
adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu
sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,
sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik
skizofrenia rnaupun episode manik atau depresif.
34
Skizoafektif Tipe Manik
 Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk
gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.

 Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol
dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala
skizofrenia yang khas.
 
35
Lanjutan
 Dari hasil heteroanamnesa dan hasil pemeriksaan status psikiatri, gejala dan tanda yang
dialami pasien serta onset dan perjalanan penyakit pada saat ini memenuhi kriteria
diagnostik F.25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik berdasarkan Pedoman Penggolongan
dan Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III), dimana pada pasien ini mengalami
kegelisahan yang memuncak, marah-marah tidak jelas dan jalan sendiri tanpa tujuan
menggunakankendaraan adanya halusinasi auditorik, arus pikiran flight of ideas, dan afek
yang meningkat.
Kesimpulan 36

Penegakan diagnosis Skizofrenia: Gejala 2 dari 5 kriteria, Gejala >6 bulan dgn fase aktif
>1 bulan, Tidak ada kondisi Lain
Psikometri: PANSS, BPRS, (SAPS) dan (SANS). Petron, CT-Scan, MRI

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif


adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan (simultaneously).

Tatalaksana berupa farmakoterapi dan psikoterapi

Prognosis skizofrenia paranoid adalah dubia ad bonam


TERIMAKASIH!

CREDITS: Diese Präsentationsvorlage wurde von Slidesgo erstellt,


inklusive Icons von Flaticon, Infografiken & Bilder von Freepik

Amsal 23:18
“Karena Masa Depan Sungguh Ada dan Harapanpun Tidak Akan Hilang”

Anda mungkin juga menyukai