PEMERIKSAAN TELINGA
Pembimbing:
dr Agustina, Sp.THT-KL
dr. Rosmini, Sp.THT-KL
Oleh:
Ledi Diana
Neil Anthon Rumbino
Oktovina Dimara
Shinta Bela Rahayaan
Thresye Anjela Souhuwat
PENDAHULUAN
Terdiri dari 2 organ:
• Pendengaran (auditivus /
auditus) untuk
komunikasi
• Keseimbangan (status /
vestibuler) untuk
keseimbangan tubuh /
orientasi tubuh terhadap
sekitar
Pembagian
Telinga luar
Aurikula
Meatus Akustikus Eksternus
Membrana Timpani
Telinga tengah
Kavum Timpani
Tuba Eustachius
Antrum & sel-sel mastoid
Telinga dalam
Koklea
Labirin Vestibuler
AURIS EKSTERNA
● Aurikula = pina = daun telinga
Bentuk pipih, berlekuk
Kerangka tulang rawan (kartilago atau kondrium), kecuali lobulus
Diliputi kulit yang melekat pada perikondrium
MEMBRANA TIMPANI
BAGIAN LATERAL / LUAR
- margo timpani
- pars tensa
- pars flasida
- prosesus brevis
- plica maleolaris anterior
- plica maleolaris posterior
- manubrium malei
- umbo
- refleks cahaya
LANJUTAN...
● Membran timpani (bergetar saat adanya
suara)
● Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
● Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas belakang,
bawah depan dan bawah belakang
● Berfungsi menerima getaran suara dan
meneruskannya pada tulang pendengaran
● Gelombang udara disalurkan melalui 3 tulang
auditori; maleus, incus, dan stapes
● Merupakan tulang terkecil pada tubuh
manusia
● Berfungsi menurunkan amplitudo getaran
yang diterima dari membran timpani dan
meneruskannya ke jendela oval
AURIS MEDIA
Kavum Timpani
Terbagi atas 3 bagian :
1. Epitimpanum/attic/resesus
epitimpanikus
2. Meso timpanum
3. Hipotimpanum/resesus
hipotimpanikus
KAVUM TIMPANI
●Merupakan kotak 6 dinding yang dibentuk oleh:
MenghubungkankavumtimpanidengannasofaringUntuk:
• drainase
• ventilasi(pertahankantekananudaradanoksigenasi)
Disebutjuga:
TELINGA TENGAH
Fisiologi Telinga
TELINGA DALAM
TELINGA TENGAH
TELINGA LUAR
• Funsi : transmisi getaran suara yang
• Aurikula : menangkap
terkumpul pada membran timpani.
dan meneruskan
• Penyesuaian impedans (Kontraksi
gelombang suara ke
M.Stapedius)
MAE
- transmisi udara
• Membran timpani
● Refleks otot telinga tengah
berfungsi memisakan
- menyokong tulang pendenganran
telinga luar dan dalam
- protektif
● Tuba eustachii
- Menyeimbangkan tekanan udara
Triangular
fossa - menghubungkan telinga tengah dan
faring
● Tulang pendengaran membentuk sistem
pengungkit – suara ke fenestra ovalis.
AURIS INTERNA
●
Ligamen
spiral
Dari tingkap
lonjong
Ganglion
Ke tingkap
Membran
bulat
basal
Tulang
Pendengaran
+ 55 mm2
> 25 – 30 db
2400 Hz
Seperti Piston Telinga dalam
FISIOLOGI Ductuscochleari
Menggerakkan
membran
MENDENGAR
s, berisi endolimf
basilaris
Energi
Menggetark mekanikelektr
N VIII, Nukleus
anorgankorti o kimia Cochlearis
Getarantulang-
Gelombang suara Getaranmembrantimpani
tulangtelingatengah
E
P
E
R
M
E
R
B
I
K
IS
A
S
A
N
IF
K
I
S
PEMERIKSAAN
I
K
FISIK TELINGA
A
U
D
I
O
M
E
T
R
I
ANAMNESA TELINGA
● Keluhan utama :
1. Gangguan pendengaran/pekak (tuli)
○ Apakah ada riwayat penyakit lain (infeksi, virus, jamur) yang berhubungan
dengan gangguan pendengaran? Trauma kepala? Paparan suara bising/keras?
Penggunaan obat-obatan?
Lanjutan...
○ Apakah ada riwayat campak, mumps, influenza, meningitis, sifilis, penyakit virus berat,
penggunaan obat ototoksik seperti kanamisin, streptomisin, gentamisin atau pemakaian diuretik
maupun obat pengencer darah seperti aspirin?
○ Riwayat sakit dan kesulitan dalam kehamilan dan melahirkan? Postnatal dan pasca natal
○ Paparan pekerjaan? Militer? Rekreasi? Paparan suara bising dan keras lainnya
○ Hambatan sosial, pekerjaan dan pendidikan yang timbul akibat gangguan pendengaran?
○ Sifat bising? Berdering? Berdenging?
TELINGA Bernada Tinggi? Mengaum?
○ Kapan pertama kali pusing dirasakan? Bagaimana? Berapa lama? Sifatnya? Dan
selang waktu antar serangan?
Lanjutan...
○ Ada gejala lain yang timbul bersamaan? Seperti mual? Muntah? Tinitus?
Rasa penuh dalam telinga? Kelemahan? Fluktuasi pendengaran? Kehilangan
kesadaran?
○ Riwayat Alergi?
KELUAR CAIRAN
DARI TELINGA Cairan keluar dari satu atau kedua telinga?
(OTORE)
Kita maju pada jarak meter dari pasien lalu membisikkan 5 kata dan penderita
mampu mendengar semuanya.
Kita kemudian mundur pada jarak 4meter dari penderita lalu membisikkan 5
kata dan penderita masih mampu mendengar kata 80%.
KUANTITATIF (DERAJAT KUALITATIF (JENIS KETULIAN)
KETULIAN)
●Tuli Konduksi
●6m → Normal
●Tuli Persepsi
●> 4m - <6m → Tuli Ringan
●>1m - <4m → Tuli Sedang
●<1m → Tuli Berat
●Cara :
o Ruang kedap suara
o Dibisikkan 10 kata (dengan intensitas lebih rendah dari tes
bisik konvesional karena jaraknya lebih dekat)
o Untuk memperpanjang jarak pemeriksa dapat menjauhkan
(mulutnya) pemeriksa dengan telinga penderita yang
diperiksa yaitu dengan jalan menoleh atau duduk di
belakang penderita, sambil memberi masking pada
telinga penderita yang diperiksa. Bila mendengar kata betul
80% kata-kata yang dibisikkan → normal.
TES PENALA
(GARPU TALA)
TES GARPU TALA terbagi menjadi 4, yaitu:
TES RINNE
TES RINNE
●Membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang
pada satu sisi telinga pasien.
●Cara :
o Bunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz, letakkan tangkainya
tegak lurus pada planum mastoid penderita (posterior MAE)
sampai penderita tidak mendengar kemudian pindahkan cepat
ke depan MAE penderita. Apabila penderita masih mendengar
garpu tala didepan MAE disebut Rinne positif, bila tidak
disebut Rinne negatif.
o Bunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz, dipancangkan pada
planum mastoid kemudian segera pindahkan ke depan MAE
ditanya mana yang lebih keras. Bila lebih keras didepan
disebut Rinne positif , Bila lebih keras dibelakang Rinne
negatif.
INTERPRETASI HASIL
●Kesalahan
● Garpu tala tidak diletakan dengan baik pada tulang mastoid atau miring, terkena rambut, jaringan
lemak tebal,sehingga penderita tidak mendengar atau getaran terhenti karena kaki garpu tala
tersentuh aurikulum.
● Penderita terlambat memberi isyarat aktu garpu tala sudah tidak terdengar lagi sehingga waktu
dipindahkan didepan MAE garpu tala getaran sudah berhenti.
TES WEBER
Kesalahan:
● Garpu tala tidak diletakkan dengan benar garpunya tersentuh hingga bunyi menghilang
● Isyarat menghilangnya bunyi tidak segera diberikan oleh penderita.
TES BING
7.GANGGUAN PENDENGARAN
6.OTITIS MEDIA (TULI SENSORINEURAL, TULI
EFUSA KONDUKSI & TULI CAMPURAN)
1. OTITIS EXTERNA
DEFINISI
• Otitis eksterna adalah radang liang telinga luar (MAE) akut maupun
kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus.
ETIOLOGI
• Pseudomonas sp (41%), Streptokokus sp (22%), Staphylococcus
Aureus (15%), dan Bakteriodes (11%).
● Berdasarkan RISKESDAS 2013
prevalensi otitis eksterna ditemukan di
Maluku (0.45%) dan terendah di
EPIDEMIOLOGI Kalimantan Timur (0.03%).
● Dapat terjadi pada semua kelompok
umur, namun sering pada anak usia 7-12
tahun.
FAKTOR ● Perubahan pH di liang telinga,
PREDIPOSISI yang biasanya normal atau asam.
Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun.
● Pada keadaan udara yang hangat
dan lembab, kuman dan jamur
mudah tumbuh.
● Predisposisi otitis eksterna yang
lain adalah trauma ringan ketika
berenang dan trauma akibat
mengorek telinga secara
berlebihan
Bakteri
KLASIFIKASI Otitis
Eksterna
Sirkumkripta
Otitis
Eksterna
Difus
Otitis
Eksterna
Otitis
externa Infeksi Maligna
Jamur
otomikosis
Virus
Herpes
Zoster
Oticus
Otitis
Eksterna
Hemoragik.
Otitis Externa
Otitis Externa
Akut Otitis Externa
Akronik/
Maligna
DEFINISI ETIOLOGI
ANAMNESIS
● Rasa nyeri yang hebat
● Nyeri timbul saat tragus ditekan, aurikula ditarik, dan gerakan mandibula waktu membuka mulut
(sendi temporomandibula), keluhan penurunan penderangan bila furunkel menutup liang telinga.
● Tuli konduktif : bila furunkel besar dan menyumbat MAE.
● Nyeri dan pembesaran kelenjar limfe periaurikuler.
PEMERIKSAAN FISIK
● Tampak furunkel pada 1/3 MAE.
● Tampak tragus sakit dan bengkak disertai nyeri yang hebat pada tulang rawan
● Sekret jika terjadi ruptur abses
OTITIS EKSTERNA
SIRKUMPKRIPTA
TATALAKSANA
FAKTOR PREDISPOSIS
●Cuaca yang panas dan lembab →
pertumbuhan patogen meningkat
●Trauma kulit meatus disertai
infeksi bakteri pathogen.
GAMBARAN KLINIS
PRE-INFLAMATORY
Edema stratum korneum,
penyumbatan kelenjar sebaseus
dan apokrin sehingga terjadi
aural fullness dan rasa gatal
INFLAMATORY AKUT
OTITIS EXTERNA DIFUSA
Analgetik
Antibiotik sistemik
• Paracetamol 500mg (3-4x/hari)
• Cefixime 50-100mg (2x/hari)
• Amoxilin 250-500mg tiap 8 jam
• Erytromisin 250-500mg tiap 6 jam
• Ciprofloxacin 500mg (2x/hari)
• Levofloxacin 500mg (1x/hari)
Otitis Externa Maligna (OEM)
DEFINISI
●Merupakan keadaan agresif dari infeksi jaringan lunak luar dan struktur sekitarnya,
secara cepat menyebar ke periosteum dan skull base yang mengancam nyawa.Biasanya
terjadi pada orangtua dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe I dan II, dan
imunkompromised. Merupakan tahap akhir infeksi berat dari MAE dan berkembang dari
selulitis, kondritis, periostitis, osteotitis dan akhirnya osteomyelitis.
ETIOLOGI
●PseudAomonas aeruginosa
PATOGENESIS
●Pemeriksaan telinga :
●Edema MAE ,Tampak banyak sekret
MAE tertutup oleh jaringan granulasi
OTITIS EKSTERNA MALIGNA
TATALAKSANA
● Antibiotik dosis tinggi yang efektif untuk Pseudomonas aeruginosa.
● Pada keadaan lebih berat antibiotik parenteral kombinasi dengan antibiotik golongan
aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu.
● Golongan aminoglikosida : (amikasi) dewasa: 15 mg/kg 1 kali sehari atau dibagi menjadi dua
dosis. Dosis maksimal 1,5 g/hari. Lama durasi terapi 7-10 hari.
● Tindakan pembersihan luka (debridement) secara radikal.
SERUMEN OBSTURAN
PENDAHULUAN
● Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang
terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga
● Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena
kelenjar tersebut ditemukan di daerah ini. Konsistensinya biasanya lunak tetapi
kadang kering
● Fungsi serumen sebagai proteksi, pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk
dikeluarkan dari membrana timpani, pelumas
PATOFISIOLOGI
Menyebabkan impaksi
Pendengaranberkurang
Rasanyeritimbulbilaserumenkeras
danmenekandindingliangtelinga
Telingaberdengung(Tinitus)
Pusing(Vertigo)bilaserumentelahm
enekanmembrantimpani
DIAGNOSIS
Serumen dapat dibersihkan sesuai dengan Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau
kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat
konsistensinya. Serumen yang lembek dibersihkan dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih
dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari
• Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga sehingga
dikuatirkan menimbulkan trauma pada membrane timpani sewaktu mengeluarkannya,
dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh.
Sebelum melakukan irigasi telinga, harus dipastikan tidak ada (riwayat) perforasi pada
membrane timpani
● Adakalanya pasien dipulangkan dan diinstruksikan memakai tetes telinga waktu
singkat. Tetes telinga yang dapat digunakan antara lain hydrogen peroksida, debrox,
dan cerumenex
BENDA ASING
TELINGA
DEFINISI
● Terdapatnya benda asing pada liang telinga yang pada keadaan normal tidak
dijumpai
Benda asing yang masuk ke liang Faktor pada anak : rasa ingin tahu (curiosity),
ketertarikan pada benda-benda kecil, keinginan Pada dewasa :kecelakaan/ketidaksengajaan
telinga dapat berupa benda mati
untuk bersenang-senang (fun making), atau karena gangguan jiwa(cotton bud yang
organik dan non organik, atau benda retardasi mental dan ADHD(Attention Deficit tertinggal,potongankorekapi,patahanpensil).
hidup Hyperactivity Disorder)
JENIS BENDA ASING Bendamati:
• Cacing
• Nyamuk
• Serangga
• dll
- Non Organik:batrei,batu,kancing,dll
-Organik:kacang,daun,kayu,dll
Benda hidup:
Pasien berusaha
Masuknya
Menimbulkan mengeluarkan
benda asing ke
perasaan benda asing
PATOFISIOLOGI kanalis
auditorius
tersumbat pada tersebut dan
telinga Menyebabkan :benda asing
eksterna
Gangguan makin terdorong
Laserasi kulit
pendengaran
& melukai
Rasa nyeri
membran
telinga/otalgia
timpani
Adanya resiko
terjadinya infeksi
GEJALA KLINIS Otalgia
Otorea
Gangguan pendengaran
Ulserasi
Pembengkakan
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
• Tampak adanya benda asing ditelinga
FISIK
PEMERIKSAAN
• Benda asing berupa logam X-ray, CT scan
PENUNJANG
TATALAKSANA
BENDA MATI
BENDA HIDUP
Binatang dalam liang telinga di matikan dengan Benda kecil dapat ditarik dengan tang/cunam atau dapat di
irigasi
memasukan tampon basah keliang telinga lalu di
tetesi cairan (misal rivanol atau obat anestesi lokal) ± Benda besar ditarik dengan pengait serumen
10 menit. Baterai jam harus dikeluarkan segera jika adanya
kegawatan, karena lembab dan akan cair sehingga dapat
menyebabkan nekrosis jaringan komplikasinya.
Setelah binatangnya mati dapat dikeluarkan dengan
pinset atau irigasi dengan air bersih yang hangat.
OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT
DEFINISI
• Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah yang terjadi dalam waktu yang
singkat, < 3 minggu
• Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah
• Otitis media (OM) ini merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia
ETIOLOGI
• Retraksi membran timpani, kadang membran timpati tampak normal / berwarna keruh pucat
• Nyeri dan rasa penuh di telinga, demam, pemeriksaan otoskop : infeksi pada membran timpani (hiperemis)
Stadium supurasi
• Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah, serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani, menyebabkan membran timpani
menonjol (bulging) kearah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit dan rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Stadium perforasi
• Keluar sekret dari telinga, sakit ↓, demam ↓, gangguan pendengaran ↑, pemeriksaan otoskop : sekret + ruptur membran
timpani
Stadium resolusi
• Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi
perforasi, maka secret akan berkurang dan mengering.
Membran timpani normal Stadium hiperemis
- Rinoskopi
- Kultur untuk memastikan apakah otitis media serosa atau otitis media supurativa
tapi jarang dilakukan karena anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah cukup
sensitive dan spesifik
TATALAKSANA
Sesuai stadiumnya :
1) Stadium Oklusi : tujuan untuk mengembalikan fungsi tuba eustachius secepatnya . Diberikan
HCl Efedrin 0,5% untuk anak <12 tahun, 1% untuk anak umur >12 tahun atau dewasa, dan
antibiotika bila penyebabnya adalah bakteri.
2) Stadium hiperemis : diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgetik. Antibiotik yang
dianjurkan adalah golongan ampicillin dan penisilin
3) Stadium Supurasi : selain diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila
membran timpani masih utuh.
4) Stadium perforasi : diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik
yang adekuat.
5) Stadium Resolusi : membran timpani berangsur normal kembali, bila tidak terjadi resolusi
antibiotik dilanjutkan sampai 3 minggu.
Miringotomi
Definisi
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membrane timpani agar terjadi drainase secret
dari liang telinga tengah ke telinga luar.
Tindakan ini biasanya dilakukan untuk menangani kondisi-kondisi seperti Otitis media supuratif akut
stadium supurasi yang biasanya di tandai dengan demam dan nyeri.
Pada kondisi ini miringotomi dibutuhkan untuk mengalirkan cairan keluar sehingga penyakit dapat
sembuh dengan baik. Jika tidak, maka seringkali membrana timpani akan robek atau ruptur dengan
spontan yang jika tidak menutup dengan baik akan berkembang menjadi OMSK (Otitis Media Supuratif
Kronik)
Indikasi
Miringotomi biasanya dilakukan pada otitis media akut stadium supurasi. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis
lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari. Miringotomi juga dilakukan sebagai terapi komplikasi otitis media
seperti mastoiditis atau paralisis saraf fasialis yang terjadi dalam perjalanan penyakit otitis media.
Akhir-akhir ini, salah satu indikasi tersering untuk miringotomi adalah otitis media serosa kronik yang
menetap dan gagal dengan penanganan medis. Pada kasus demikian, pemasangan tuba ventilasi sering kali
dilakukan pada miringotomi. Tuba ini mencegah penutupan lokasi miringotomi, karena tuba dapat tetap pada
tempatnya hingga 6 bulan. Insisi miringotomi tanpa pemasangan tuba sering kali sembuh dalam 48 jam.
Prosedur dan Teknik Miringotomi
Tindakan Pra Bedah
1. Tes Darah
2. Tes Pendengaran
3. Pemeriksaan telinga dengan otoskop
Prosedur Pembedahan
Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan dengan syarat tindakan ini harus
dilakukan secara avue (dilihat langsung), penderita haru stenang (jika penderita merupakan seorang
anak, anak harus dapat dikuasai) sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik.
Lokasi miringotomi ialah di kuadran anterior-inferior atau posterior-inferior, sesuai dengan arah serabut
membran timpani.Di daerah ini tidak terdapat tulang pendengaran. Untuk tindakan ini haruslah memakai
lampu kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan
besar liang telinga, dan pisau khusus (miringotom) yang digunakan berukuran kecil dan steril.
Awalnya, serumen dibersihkan dari liang telinga untuk lapangan
pandangyang lebih baik sekaligus dapat memberikan gambaran
respon dari penderita. Liang telinga kemudian disterilkan dengan
menggunakan alkohol 70% selama 1 menit, setelah itu liang
telinga dikeringkan dengan menggunakan penghisap ( suction).
Lebih jauh, dapat pula terbentuk celah atau tonjolan vena jugulariske dalam basis telinga tengah.
Kerusakan fenestra rotundum dihindari dengan insisihanya melalui membran timpani dan membatasi
kedalaman insisi.
Setelah berhasil dilakukan insisi, hisap sekret yang keluar dari telinga tengahsampai tidak ada yang
tersisa. Hal ini dilanjutkan dengan pemberian antibiotik topikal pada liang telinga.
Pasca Bedah
1. Jika kapas diletakkan diliang telinga untuk drainase pasca pembedahan, ganti
kapas secara teratur 2-3 hari sekali
2. Obat tetes telinga
3. Lakukan aktivitas sehari-hari secara normal
4. Gunakan alat sumbatan ketika mandi, hindari kegiatan berenang atau menyelam.
Komplikasi
Tinitus
Cholesteatoma.
Gangguan pendengaran
DIAGNOSIS ● Diagnosis otitis media supuratif kronik ditegakkan
dari anamnesa, gejala dan hasil pemeriksaan klinik
pada telinga dengan otoskop dan dibantu oleh
pemeriksaan radiologi atau rontgen mastoid atau
CT scan kepala dilakukan untuk mengetahui adanya
penyebaran infeksi ke struktur di sekeliling telinga.
1 2 3 4
3. Komplikasi di ekstradural :
• Abses ekstradural.
• Trombosis sinus lateralis
OTITIS MEDIA EFUSA
Otitis Media Efusi
Akut Kronik
● Data statistik menunjukan 80–90 persen anak prasekolah pernah menderita OME.
Kasus ini berulang (OME rekuren) pun menunjukan prevalensi yang cukup tinggi
terutama pada anak usia prasekolah, sekitar 28 –38 persen.
Patofisiologi
● Transdusi plasma dari pembuluh darah ketelinga tengah yang
terutama disebabkan perbedaan tekanan hidrostatik,efusinya
bersifat encer (akut)
● Otitis media mukoid (glue ear) terjadi akibat sekresi aktiv kelenjar dan
kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah,tuba eustachius
dan, rongga mastoid, efusinya bersifat kental/mukoid (kronik)
Diagnosis
o Operatif
1. Myringotomi
2. Pemasangan tube ventilasi
Komplikasi
● Infeksi telinga akut
● Kista di telinga tengah
● Kolesteatoma
● Kerusakan permanen dari telinga dengan hilang fungsi
pendengaran yang parsial/sebagian atau seluruhnya
Prognosis
● Otitis media efusi biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu,
minggu atau bulan.
Terbagi atas 3 :
1. Tuli konduktif
2. Tuli sensorineural
3. Tuli campuran (mixed deafness)
1. Tuli konduktif
0: Normal 0-25 dB