THALASEMIA
Oleh :
Preseptor :
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga karya tulis ilmiah berupa
Case Report Session yang berjudul Thalasemia dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik
dan saran yang membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna
di masa mendatang.
Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Epidemiologi
Diagnosis Banding
1. Anemia defisiensi besi (ADB), bila disertai rendahnya kadar Hb, MCV, MCH dan
meningkatnya nilai RDW
2. Stadium defisiensi atau deplesi besi, bila kadar Hb normal disertai rendahnya nilai
CV, MCH, Besi Serum (SI) dan feritin serum, serta tingginya nilai RDW dan total
iron binding capacity (TIBC)
3. Anemia akibat penyakit kronik, yang ditandai dengan menurunnyakadar Hb, MCV,
MCH dan SI serta meningkatnya nilai RDW dan feritin serum Sedangkan pada
thalassemia minor murni kadar feritin serum umumnya normal
Pemeriksaan Laboratorium
Thalassemia Intermedia
Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran darah tepi umumnya sedikit lebih baik dari pasien thalassemia
mayor dengan rerata kadar Hb pratransfusi 7,5 gram.dL. Kelainan genetik yang terjadi
biasanya merupakan mutasi jenis ringan atau adanya mutasi berat disertai
co-inheritance dengan kelainan lain sehingga secara klinis tampak ringan.
Thalassemia mayor
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak pucat, ikterik, lesu, gizi
kurang, dan kadang-kadang disertai gagal tumbuh. Pada anak yang lebih besar, selain
gejala di atas sering ditemukan hiperpigmentasi kulit, tidak jarang ditemui perubahan
bentuk wajah (facies cooley). Terdapat organomegali terutama splenomegali,
tanda-tanda pubertas terlambat serta gangguan pertumbuhan.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis banding
Pada kasus dengan gejala klinis dan hasil laboratorium sederhana sesuai ,dengan
gambaran thalassemia mayor ataupun intermedia, tetapi analisis hb normal maka
dipikirkan kemungkinan thalassemia -a atau penyakit hemolitik kronik lainnya,
seperti kelainan membran eritrosit (sfrerositosis, southeast asia avalocytosi/SAO).
pada thalassemia -a tipe delesi 3 gen, hasil analisis Hb menunjukkan adanya Hb
Bart’s.
Southeast asia avalocytosis adalah kelainan membran eritrosit yang diturunkan secara
autosomal dominan, secara klinis muncul pada bentuk heterozigot, sedangkan
keadaan homozigot adalah letal.kelainan ini banyak ditemukan di daerah asia
tenggara ( malaysia, thailand, filipina, indonesia). di daerah endemis malaria,
frekuensi pasien ovalosit herediter dapat mencapai 30%. khusus di indonesia kelainan
ini banyak ditemukan di irian jaya (27,2%) dan pulau sumba (33%).
C. TATA LAKSANA
2. Medikamentosa
3. Kelasi Besi
4. Splenektomi
6. Terapi psikososial
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NZY
Pekerjaan : Pelajar
No. RM : 272317
Agama : Islam
Nama Ibu Kandung : Ny. Y
Suku : Minang
Nomor HP : 08526386960
II. ANAMNESIS
Telah dirawat seorang pasien perempuan berusia 7 tahun 3 bulan sejak tanggal 18
Februari 2017 di Ruang Rawat Inap RSAM Achmad Mochtar Bukittinggi dengan
Keluhan utama : tampak pucat sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit
- Anak telah dikenal dengan Thalasemia β mayor sejak usia 17 bulan, anak mulai
terlihat pucat sejak usia 15 bulan dengan pemeriksaan Hb pertama kali 2 gr/dL, anak
- Demam tidak ada, sesak napas tidak ada, perdarahan mulut dan saluran cerna tidak
ada
- Selama rawatan di Bangsal Anak RSUD Achmad Muchtar Bukittinggi dan telah
mendapat transfusi PRC 125 cc, asam folat 2 x 1 mg, vitamin E 1 x 100 IU,
- Anak pernah menderita sakit TB pada saat usia 6 bulan dan mendapat pengobatan
TB selama 9 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Persalinan
Panjang Lahir : 48 cm
Ikan 7 x seminggu
Telur 7 x seminggu
Sayur 7 x seminggu
Buah 3 x seminggu
Kesan : kuantitas dan kualitas makanan baik; saat sakit nafsu makan anak menurun
Riwayat Imunisasi
- Duduk : 20 bulan
- Berdiri : 24 bulan
- Bersuara : 12 bulan
Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
1. A 15 tahun Sehat
2. R 12 tahun Sehat
3. N 7 tahun Sakit
Pekarangan : Luas
Sampah : dibakar
Pemeriksaan Umum
Anemia : Ada
Berat Badan : 17 kg
BB/U : 72,3%
TB/U : 89,4%
BB/TB : 91,9%
Rambut : Hitam
Tenggorok : Tonsil T1 - T1
Thorax
Abdomen
Perkusi : timpani
Golongan Darah : A+
Hb : 8,4 gram/dL
Leukosit : 10.040/mm3
MCV : 80,1 fL
MCH : 27,8 pg
MCHC : 34,7 %
V. DIAGNOSIS
Gagal tumbuh
VI. PENATALAKSANAAN
Desferal 500 mg IV
Asam Folat 2 x 1 mg
Vitamin E 1 x 100 IU
FOLLOW UP
Tanggal 20/02/2017
S/ terlihat pucat, demam (-), kejang (-), nafsu makan berkurang, BAB dan BAK
biasa
suhu : 36 Celcius
- asam folat 2 x 1 mg
- vitamin E 1 x 100 IU
- desferal 500 mg IV
Tanggal 21/02/2017
demam(-)
P/ Asam folat 2 x 1 mg
Vitamin E 1 x 100 IU
Desferal 500 mg IV
Injeksi lasix 17 mg IV
DISKUSI
2. Anak mengalami gagal tumbuh dengan BB/U dan TB/U di bawah persentil 5 pada
kurva pertumbuhan CDC. BB/U dan TB/U ialah 72,3% dan 89,4%. Anak
mengalami perkembangan yang terlambat dibandingkan teman-teman sebayanya,
seperti kemampuan duduk sendiri dan berdiri yang terlambat.
3. Anak mendapat terapi : Asam folat 2 x 1 mg, Vitamin E 1 x 100 IU,Desferal 500 mg
IV, Injeksi lasix 17 mg IV, Makanan biasa 1400 kalori dan transfusi PRC 100 cc.