11 gr/100 ml
Anak umur 6 th - 14 th
12 gr/100 ml
Klasifikasi anemia
1.
2.
3.
4.
Anemia
Anemia
Anemia
Anemia
post hemorrhagik
hemolitik
defisiensi
aplastik
ETOLOGI:
Produksi berkurang
Kekurang bahan baku : def. Fe, Folat, B12, Gizi
buruk
Gangguan pd sel induk aplastik & infiltrasi
keganasan
Destruksi berlebihan hemolitik
Kehilangan darah
Akut dan kronik post hemorrhagik
Anemia defisiensi :
anemia karena
kekurangan
satu atau bbrp bahan yang
digunakan dalam pematangan eritrosit.
Klasifikasi :
def. besi , pyridoksin , tembaga
(anemia
mikrositik
hipokromik),
makrositik
anemia
Anamnesis
1. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :
Kebutuhan meningkat scr fisiologis (masa pertumbuhan, mens, inf
kronis)
Kekurangan fe yg diserap ( asupan fe dr makanan tdk adekuat dan
malabsopsi besi)
Perdarahan pada sal. Cerna
2. Pucat, lemah, lesu, gejala pika
Pemeriksaan fisis
anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati
stomatitis angularis, atrofi papil lidah
ditemukan takikardi, murmur sistolik (krn peningkatan aliran daan
turbulensi) dengan atau tanpa pembesaran jantung
Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun
Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP)
meningkat
sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat
Medikamentosa
Pemberian preparat besi
(ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi
elemental/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di
antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 23 bulan setelah kadar hemoglobin normal.
Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk
meningkatkan absorbsi besi).
Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah
seperti perdarahan karena diverticulum Meckel.
Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung
kadar besi tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati,
daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan).
ANEMIA APLASTIK
kelainan yang ditandai oleh pansitopenia
pada darah tepi disertai penurunan
selularitas sumsum tulang. Tidak dijumpai
adanya keganasan sistem hematopoitik/
kanker
metastatik
yang
menekan
sumsum tulang.
Patofisiologi
Meski banyak penelitian dan pembahasan
Patofisiologi belum diketahui tuntas
Penyebab anemia aplastik sulit ditentukan,
banyak kemungkinan yang harus disingkirkan. Jika
tidak ditemukan penyebab pasti idiopatik.
Terdapat 3 hipotesis :
Defek sel induk hematopoitik (SIH)
Defek lingkungan mikro sumsum tulang
Proses imunologik yang menekan hematopoisis
Gambaran klinis
Trombositopenia: Petekie, Ekimose,
Purpura, Epistaksis
Gx anemia: Pucat, sesak, mudah
lelah, berdebar-debar
Leukopenia atau granulositopenia:
Infeksi lokal / sistemik
Demam
TANPA ORGANOMEGALI
( hepatosplenomegali )
penatalaksaan
Hilangkan penyebab, hindari infeksi spt
prognosis
Kurang lebih 80% meninggal krn
ANEMIA HEMOLITIK
Anemia hemolitik didefinisikan : kerusakan sel eritrosit
seringkali
menunjukkan gejala berupa mudah lelah, malaise,
dan demam, ikterus dan perubahan wama urin.
Seringkali gejala disertai dengan nyeri abdomen,
gangguan pernapasan.
Darah tepi
Gambaran
darah tepi : sferositosis,
polikromasi, poikilositosis, sel eritrosit
berinti, retikulositopeni pada awal anemia.
Kadar hemoglobin 3 g/dl-9g/dl
jumlah
leukosit
bervariasi
disertai
gambaran
sel
muda
(metamielosit,
mielosit, dan promielosit), kadang disertai
trombositopeni.
Kadar bilirubin indirek meningkat.
Gambaran sumsum tulang hiperplasi sel
eritropoetik normoblastik
Pengobatan
Pasien dengan anemia hemolitik autoimun Ig G atau
Ig M ringan kadang tidak memerlukan pengobatan
spesifik, tetapi pada kondisi lain dimana terdapat
ancaman jiwa akibat hemolitik yang berat
memerlukan pengobatan yang intensif.
Tujuan pengobatan :
1. mengembalikan nilai-nilai hematologis normal,
2. mengurangi proses hemolitik dan
3. menghilangkan gejala dengan efek samping
minimal.
. Pengobatan : kortikosteroid, gamaglobulin secara
intra vena, tranfusi darah maupun transfusi tukar
serta splenektomi.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Anemia
megaloblastik
:
anemia
makrositik yang ditandai peningkatan
ukuran sel darah merah yang disebabkan
oleh abnormalitas hematopoisis dengan
karakteristik dismaturasi nukleus dan
sitoplasma sel mieloid dan eritroid
sebagai akibat gangguan sintesis DNA.
ETOLOGI
anak (95%) disebabkan oleh defisiensi
Puncak
Pemeriksaan laboratorium
Preparat darah tepi : Anemia makrositik (MCV > 100 fL) ,
anisositosis dan polikilositosis, retikulositopenia, dan sel
darah merah berinti dengan morfologi megaloblastik.
Defisiensi
kronis : disertai trombositopenia dan
neutropenia. Neutrofil besar-besar dengan nukleus
hipersegmentasi.
Kadar asam folat serum . ( defisiensi kronis kadar folat
dalam sel darah merah merupakan indikator yang paling
baik)
Kadar besi dan vitamin B12 serum normal atau
meningkat.
Kadar LDH meningkat jelas.
Sumsum tulang hiperselular hiperplasia eritroid.
sel darah merah yang normal
Diagnosis
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Anamnesis :
keluhan karena gejala anemianya,
kemudian dicari informasi kearah faktor
etiologi dan atau predisposisi seperti
riwayat diet, riwayat operasi, riwayat
pemakaian obat-obatan seperti antibiotik,
antikonvulsan,
gejala
saluran
cerna
seperti malabsorpsi, diare.
Pada pemeriksaan fisik
Anemia, ikterus ringan, lemon yellow skin,
Penatalaksanaan
Anemia megaloblastik karena
defisiensi asam folat
koreksi terhadap defisiensi folatnya
menghilangkan
penyakit
yang
mendasarinya,
meningkatkan asupan asam folat
evaluasi untuk memantau keadaan
klinis penderita.
Terapi awal :
pemberian asam folat dengan dosis 0,5-1
mg/hari, diberikan peroral atau parenteral.
Respons klinis dan hematologis dapat timbul
sangat berat.
Pencegahan
TERIMA
KASIH