Anda di halaman 1dari 14

LOGO RUMAH SAKIT

KEPUTUSAN DIREKTUR NAMA RUMAH SAKIT


NOMOR : XXX/DIR-WW/LLL/MM/NN
TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DI RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit


diperlukan adanya kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit
yang berlaku seragam di seluruh lingkungan Rumah Sakit (Nama
Rumah Sakit).
b. Bahwa agar pelayanan asesmen pasien di Rumah Sakit dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan Asesmen Pasien
di Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
asesmen pasien
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit (Nama Rumah Sakit).
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


Tentang Kesehatan
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2004
Tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien.
5. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Standar Akreditasi Rumah Sakit
edisi 1.1, 2019.
6. Joint Commission International Accreditation Standards for
Hospitals. 7th edition, Januari 2021.
7. Surat Keputusan Direksi PT XXXX XXXX Nomor xxx/HC-xx-
xx/SK/XXXX/xx/20xx tanggal xx xx 20xx tentang Penunjukan
Sebagai Hospital Director/ Direktur Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG


PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DI
RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT (NAMA RUMAH SAKIT)
Kesatu : Kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit sebagaimana dimaksud
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit sebagai mana dimaksud
dalam Diktum satu harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan
Pelayanan Asesmen Pasien di Rumah Sakit (Nama Rumah Sakit).
Ketiga : Dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur ini, maka apabila terdapat
keputusan yang bertentangan dengan Keputusan Direktur ini, maka
Keputusan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
Keempat : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Lokasi rumah sakit


Pada tanggal : Sesuai tanggal
pemberlakuan

Direktur Rumah Sakit

(Nama Direktur Rumah Sakit)


LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR NAMA RUMAH SAKIT
NOMOR: XXX/DIR-WWW/LLL/MM
TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DI RUMAH SAKIT


Revisi: 06

1. Definisi
a. Asesmen Awal : proses asesmen yang dilakukan untuk mengevaluasi
kondisi pasien, mengidentifikasi kebutuhan pasien
berdasarkan prioritas (memilih jenis pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi pasien), memahami
pelayanan kesehatan yang dicari pasien, sekaligus
memahami respon pasien terhadap pengobatan
sebelumnya.
Initial Assessment : Assessment process conducted to evaluate patient’s
condition, identify and prioritize patients’ need (to
choose the best type of health care service for
patient), to understand medical care pursued by
patient, as well as understand patient’s response to
the previous treatment.
b. Asesmen Ulang : proses assesmen yang dilakukan secara kontinu,
harian termasuk akhir minggu. Assesmen ulang juga
dilakukan dalam menentukan respon terhadap
perawatan (treatment) untuk membuat rencana
perawatan selanjutnya dan rencana kepulangan pasien.
Reassessment : Continuous assessment process carried out daily
including weekends. Re-assessment is also done in
determining response to treatment and to plan further
treatment and patient's discharge plans.
c. Asesmen tambahan/ : assesmen yang dilakukan untuk melengkapi dan
khusus memenuhi identifikasi tambahan dari beberapa
disiplin ilmu, kebutuhan populasi tertentu atau situasi
khusus yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
KRS-SHG-AMA-002 1
pasien dimanapun pasien berada.
Additional / Specific : Assessment which is conducted to complete and fulfill
Assessment additional identification from several disciplines, the
needs of specific population or certain situation that
can be modified according to patient’s needs
wherever the patient is located.
d. Proses Asesmen : pengumpulan informasi dari keluhan pasien, data
keadaan fisik, psikologis, spiritual, sosial ekonomi,
riwayat kesehatan dan hasil penunjang medik pasien
yang relevan yang kemudian di- analisa untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan
pasien dan membuat rencana asuhan kesehatan agar
dapat memenuhi semua kebutuhan pasien. Proses
assesmen terdiri dari asesmen oleh professional
pemberi asuhan (PPA).
Assessment Process : The process of aggregating information from
patient’s complaints, physical assessment,
psychological, spiritual, social, economic, medical
history and other relevant medical investigation result
which then analyzed to identify patient’s health care
need and care plan in order to meet all patient’s
needs. The assessment process consists of healthcare
professional assessment.
2. Setiap pasien yang akan berobat di Rumah Sakit dilakukan skrining untuk menyelaraskan
kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit. Skrining
dilakukan melalui kriteria triage, pengamatan dan seperangkat kriteria skrining lain sesuai
dengan kebutuhan.
Each patient who seeks treatment in hospital will be screened to correlate patient care
needs with services provided by hospital. Screening is done through triage criteria,
observations, and other screening criteria as necessary.
3. Semua pasien yang dilayani di Rumah Sakit harus melalui suatu proses assesmen yang
baku untuk alasan / penyebab pasien datang berobat.
All patients being treated in hospital should undergo an established assessment process on
patient’s rationale/ motive in seeking treatment.
4. Proses assesmen pasien menghasilkan keputusan tentang kebutuhan perawatan pasien baik
yang bersifat segera maupun berkelanjutan untuk kondisi darurat, terencana, juga bila

KRS-SHG-AMA-002 2
ditemukan perubahan pada kondisi pasien.
Patient assessment process will be used to make decisions regarding patient care need,
both for immediate and continuous treatment for emergency cases, integrated plan, and
when patient’s condition changes.
5. Assesmen yang berlaku / harus dikerjakan di Rumah Sakit terdiri dari :
Mandatory assessment in hospital are:
a. Asesmen Awal / Initial Assessment
b. Asesmen Ulang / Re-assessment
c. Asesmen Populasi Khusus / Assessment for Specific Population
6. Assesmen pasien dilaksanakan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sesuai kompetensi
dan kewenangan klinisnya. Profesional Pemberi asuhan yang dapat melakukan asesmen
dan asesmen ulang adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, fisioterapis, ahli gizi,
apoteker, radiografer berdasarkan profesi dan kompetensinya.
Patient assessment is performed by healthcare professional according to their competency
and clinical privilege. Healthcare professionals who may conduct an assessment and
reassessment are doctors, dentists, nurses, midwives, physiotherapists, nutritionists,
pharmacists, radiographers according to their profession and competency.
7. Dari proses assesmen awal, diharapkan PPA sudah dapat membuat suatu diagnosis awal /
diagnosis kerja.
From the initial assessment, healthcare professionals are expected to provide initial
diagnosis / working diagnosis
8. Semua hasil assesmen dan assesmen ulang didokumentasikan pada rekam medis pasien.
All assessment and reassessment’s result are documented in patient’s medical record
9. Populasi khusus yang memerlukan assesmen tambahan terdiri dari:
Specific populations that require additional assessment are:
a. Anak-anak/ Children
b. Pasien dengan nyeri intens dan kronik/ Patient with intense pain and chronic pain.
c. Pasien yang menjelang ajal/ Dying patient
d. Wanita dalam persalinan atau yang mengalami terminasi kehamilan/ Women in labor or
experiencing pregnancy termination
10. Assesmen awal wajib dilakukan di semua departemen pelayanan pasien rumah sakit
(Emergency Department (ED), Outpatient Department (OPD), Inpatient Department (IPD),
Hemodialisa, Rehabilitasi Medik, Medical Check Up, Diagnostik, Radiologi dan
Pencitraan, Radioterapi, Radionuklir, Kemoterapi).
Initial assessment should be done in all hospital services department (ED, OPD, IPD,
Hemodialysis, Medical Rehabilitation, Medical Check Up, Diagnostic, Radiology and

KRS-SHG-AMA-002 3
Imaging, Radiotherapy, Radio nuclear, Chemotherapy).
11. Assesmen awal pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien dapat
meliputi evaluasi faktor fisik, psikologis, social dan ekonomi termasuk pemeriksaan fisik
dan riwayat kesehatan pasien.
Initial patient assessment should be done according to patient needs and condition, which
includes evaluation of physical, psychological, social and economic, as well as physical
examination and patient’s medical history
12. Informasi spesifik yang ditanyakan pada assesmen awal pasien rawat jalan berdasarkan
klinik, sebagai berikut:
Specific information need to be assessed in the outpatient department according to the
clinics shown below :
a. Pediatrik : Tumbuh kembang anak, riwayat imunisasi, riwayat
prenatal
Pediatric Development assessment, immunization history, prenatal
history
b. Kebidanan & : Riwayat kebidanan, riwayat kehamilan, data kehamilan
sekarang, pemeriksaan obstetrik, kelainan ginekologi
kandungan
Obstetric & Obstetric history, gestation history
gynecology
c. Kardiologi : riwayat konsumsi alkohol dan merokok
c.
Cardiology Alcohol and smoking history
d. Paru & : riwayat merokok dan hasil pemeriksaan dada
d.
perawatan kritis
Pulmonology & : Smoking history and chest exam findings
critical care
e. Endokrin : riwayat konsumsi alkohol dan merokok
e.
metabolik
Endocrinology : Alcohol and smoking history
& metabolism
f. Hematologi- : riwayat konsumsi alkohol dan merokok
f.
onkologi
Hematology & : Alcohol and smoking history
oncology
g. Alergi & : riwayat social
g.
imunologi klinis

KRS-SHG-AMA-002 4
Allergy & : Social history
Clinical imunology
h. Reumatologi : riwayat social
h.
Rheumatology : Social history

i. Bedah : riwayat social


i.
Surgery : Social history

j. Neurologi dan : pemeriksaan neuro


j.
bedah saraf
Neurology and : Neurologic examination
neurosurgery
k. Oftalmologi : ketajaman visual dan tekanan intraocular
k.

Ophthalmology : Visual acuity and intraocular pressure

l. Kedokteran fisik : aktvitas dan fungsional


l.
dan rehabilitasi
Physical medicine : Function and activity assessment
&rehabilitation
m. Kedokteran nuklir : penggunaan zat kontras intravena dalam 3 bulan, riwayat
m.
keluarga dengan gangguan tiroid, riwayat pengobatan
tiroid seperti operasi dan hasil patologi, riwayat
pengobatan radioiodin, efek samping kelenjar saliva dan
gejala hipotiroid
Nuclear medicine : Usage of intravenous contrast agent within 3 months,
family history of thyroid disease, tratement history: thyroid
surgery and pathlogic result, history of radioiodine
treatment a previous test results, salivary gland side effects
and hypothyroid symptoms

13. Assesmen awal dilakukan pada setiap pasien masuk ED. Asesmen awal dilakukan oleh
RMO ED dan perawat ED. Assesmen awal pasien di pelayanan ED, mencakup:
Initial assessment performed for each patient admitted to ED. Initial patient assessment in
ED, are:
a. Triage
b. Keluhan utama pasien / Patient’s chief complaint

KRS-SHG-AMA-002 5
c. Riwayat penyakit dahulu / Patient’s past medical history
d. Riwayat alergi / Allergies
e. Riwayat berkunjung ke daerah endemis / History of visiting endemic areas
f. Data objektif – keadaan umum, Airway, Breathing, Circulation, Disability, GCS
(Glasgow Coma Scale) / Objective data – general condition, Airway, Breathing,
Circulation, Disability, GCS (Glasgow Coma Scale)
g. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostic test
h. Skoring nyeri / Pain scale
i. Risiko jatuh / Fall risk
j. Skor Early Warning System (EWS) / EWS Scoring
k. Diagnosis kerja / Working diagnosis
l. Diagnosis banding / Differential Diagnosis
m. Rencana tindak lanjut / Follow up treatment plan
n. Kewaspadaan terhadap penularan infeksi / Infection control precaution
14. Assesmen Rawat Jalan
Pada rawat jalan, asesmen awal dilakukan pada pasien baru, pasien dengan diagnosis baru,
pasien dengan diagnosis yang sama pada kunjungan kedua yang jarak waktunya lama (lebih
dari 1 bulan pada diagnosis akut atau 3 bulan pada diagnosis yang kronis). Asesmen awal
mencakup :
Initial assessment in OPD performed for new patient, patient with a new diagnosis, patient
with the same diagnosis at a long interval of second visit (more than 1 month in an acute
diagnosis or 3 months in a chronic diagnosis)
Initial patient assessment in OPD, are:
a. Keluhan utama pasien / Patient’s chief complaint
b. Pemeriksaan fisik / Physical examination
c. Skoring nyeri/ Pain Score
d. Risiko jatuh / Fall risk
e. Riwayat kesehatan / Medical history
f. Status nutrisi (pengkajian dan status gizi) / Nutrition status (nutrition assessment and
status).
g. Status psiko-sosial-spiritual / Psycho-social-spiritual status
h. Kebutuhan informasi dan edukasi / Needs of information and education
15. Jika sebelum masuk rawat inap pasien telah mendapatkan pengkajian dokter yang akan
merawat kurang dari 30 hari dan pasien dalam keadaan tanpa kegawat daruratan medik,
pasien dapat langsung menjalani proses admission.
Sedangkan jika pasien dengan pengkajian lebih dari 30 hari sebelum pasien tiba di rumah

KRS-SHG-AMA-002 6
sakit, pasien harus menjalani pengkajian ulang di ED guna memastikan bahwa diagnosis
masih tetap dan tidak ada kegawatan lain sebelum pasien masuk ke ruang rawat inap.
For patient who received an assessment from a doctor for less than 30 days before
admission and without a medical emergency, can immediately undergo the admission
process.
For patient with the assessment more than 30 days before admission, must undergo a re-
assessment at the ED to ensure that the diagnosis is still valid and there are no other
emergencies before the patient is admitted to the inpatient room.
16. Assesmen awal medis dan keperawatan dilakukan pada setiap pasien yang masuk rawat
inap dan dilengkapi dalam waktu 24 jam. Asesmen awal medis dilakukan oleh Resident
Medical Officer (RMO) dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). Asesmen
keperawatan dilakukan oleh perawat ruangan.
Initial assessment is performed for patient admitted to inpatient department and completed
within 24 hours. Medical assessment are performed by Resident Medical Officer (RMO)
and Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). Nursing assessment are performed by
nurse incharge.
17. Asesmen awal pasien di pelayanan IPD mencakup:
Initial patient assessment in IPD includes:

a. Keluhan utama/ Patient’s chief complaints


b. Riwayat penyakit dahulu/ Medical history
c. Riwayat penyakit keluarga/ family medical history
d. Riwayat operasi dan rawat inap sebelumnya (bila ada)/ Surgery and admission history
(If any)
e. Daftar obat-obatan yang dikonsumsi saat ini / List of current medicine.
f. Status psiko - sosial – ekonomi – spiritual / Psycho-social-economic-spiritual status.
g. Status mental / Mental status
h. Pemeriksaan fisik / Physical examination
i. Skoring nyeri / Pain score
j. Skor risiko jatuh / Fall risk score
k. Skor VTE (Venous Thromboembolism) / VTE score
l. Penilaian aktivitas sehari-hari (penilaian kemampuan fungsi sehari-hari) / Daily
activities scoring (daily functional assessment)
m. Kebutuhan informasi dan edukasi / Needs of information and education
n. Pemeriksaan penunjang / Diagnostic tests
o. Status nutrisi (Pengkajian dan Status Gizi) / Nutritional status (nutrition assessment
and status)

KRS-SHG-AMA-002 7
p. Masalah keperawatan/ Nursing assessment
q. Diagnosis/ diagnosis
r. Keperluan untuk discharged plan/ Needs for discharge plan
18. Semua pasien dilakukan skrining nutrisi. Pasien dengan risiko nutrisi dilakukan asesmen
nutrisi. Assesmen status gizi dilakukan pada asesmen awal dan asesmen lanjutan dilakukan
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Ketika kebutuhan pengkajian khusus
tambahan telah diidentifikasi, pasien dapat dirujuk dalam lingkup rumah sakit atau di luar
rumah sakit.
All patient are screened for nutritional risk. For patient with nutritional risk, assessment
for nutritional status is performed. Assessment of nutritional status is performed at the
initial assessment and follow-up assessment is carried out according to predetermined
criteria.
19. Assesmen status fungsional dilakukan pada asesmen awal menggunakan Barthel Index dan
tindak lanjut dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.
Assessment of functional status is performed at the initial assessment using Barthel Index
and follow-up is conducted based on patient condition
20. Setiap pasien yang direncanakan menjalani tindakan bedah maupun anestesi, harus melalui
proses pemeriksaan baik fisik maupun penunjang (asesmen pre-operative) yang dilakukan
oleh dokter operator dan spesialis anestesi dalam 1x24 jam sebelum tindakan, kecuali pada
kasus cito. Dalam keadaaan darurat dimana tindakan operasi dibutuhkan segera, catatan
singkat mengenai kondisi kritis pasien dan diagnosis pre-operasi harus didokumentasikan
sebelum operasi/ tindakan.
Patient who are scheduled for surgery or anesthesia procedure, should go through
physical and supporting examination (pre-operative assessment) conducted by operating
doctor and anesthesiologist within 1x24 hours before the procedure, except in cito cases.
In emergency situation where surgery is required immediately, pre-operative diagnosis
should be documented before surgery / procedure.
21. Assesmen untuk pasien pre-operative mencakup:
Pre-operative patient assessment includes:
a. Tanda vital pasien dan tingkat kesadaran/ Patient’s vital sign and level of
consciousness
b. Keluhan utama pasien / Patient’s chief complaints
c. Pemeriksaan fisik / Physical examination
d. Status psiko-budaya-spiritual –ekonomi / Psycho-cultural-spiritual status
e. Riwayat penyakit / Medical history
f. Riwayat operasi / Surgery history

KRS-SHG-AMA-002 8
g. Alergi obat / Medication allergies
h. Hasil pemeriksaan laboratorium / Laboratory results
i. Skor risiko jatuh / Fall risk score
j. Skor risiko VTE (Venous Thromboembolism) / VTE scoring
k. Site marking
l. Kebutuhan khusus terkait kepulangan pasien/ Special needs related to patient
discharge
22. Semua pasien post operasi baik spinal dan general anestesi dan pasien dengan masalah
gangguan berkemih dilakukan pemeriksaan kandung kemih dan terdokumentasi pada
formulir observasi dan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
All post op patient with general and spinal anesthesia, and patient with urinal elimination
problem should be conducted bladder assessment and documented on daily observation
and integrated note form.
23. Assesmen untuk pasien menjelang ajal mencakup:
Assessment for dying patient includes:
a. Gejala seperti mau muntah dan kesulitan pernafasan/ Sypmtoms such as vomiting and
breathing difficulties.
b. Faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik/ Factors that may
increase and trigger physical symptoms.
c. Manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien/ Management of current symptoms
and patient response.
d. Orientasi spiritual pasien dan keluarga/ Patient and family spiritual orientation.
e. Masalah kebutuhan spiritual pasien dan keluarga / Patient and family spiritual needs.
f. Status psikososial pasien dan keluarga / Patient and family psychosocial status.
g. Kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan bagi pasien, keluarga dan
Profesional Pemberi Asuhan lain/ The need for support or respite care for patients,
families and other healthcare professionals.
h. Kebutuhan akan alternatif atau tingkat pelayanan lain/ Needs for alternative or other
level of services.
i. Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal mengatasi dan potensi reaksi patologis
atas kesedihan./Risk factor for remaining families in coping and potential pathologic
response to grief.
24. Assesmen ulang pasien menjelang ajal dilakukan setiap 2 minggu atau lebih sering
berdasarkan kondisi pasien.
Reassessment for dying patient is performed every 2 weeks or more frequent based on
patient condition.

KRS-SHG-AMA-002 9
25. Assesmen awal pada pasien retail Radiologi dilakukan untuk menjaga keselamatan pasien.
Initial assessment for radiology retail patient is conducted for patient safety purposes.
26. Assesmen ulang dilakukan di / Re-assessment is performed in:
a. Pelayanan rawat inap/ Inpatient Department
Assesmen ulang dilakukan setiap hari termasuk hari minggu/ libur dan lebih sering
sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
Re-assessment is conducted every day includes Sunday/ holiday and more frequent
depends on the changes of patient condition.
b. Pelayanan rawat jalan (OPD, Hemodialisa, Kemoterapi, Rehabilitasi Medik,
Radioterapi, Radionuklir, One Day Care, Medical Check Up, Radiologi).
Outpatient Service(OPD, Hemodialysis, Chemotherapy, Medical Rehabilitation,
Radiotherapy, Radionuclear, ODC, Medical Check up, Radiology).
27. Proses assesmen perencanaan pemulangan pasien:
Assessment process for patient discharge:
a. Kebutuhan perencanaan pemulangan diidentifikasikan pada asesmen awal dalam waktu
24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
Patient discharge needs are identified since initial assessment conducted or within 24
hours after hospitalization.
b. DPJP/ case manager berkolaborasi dengan profesional pemberi asuhan melakukan
perencanaan pemulangan untuk pasien dengan kriteria pemulangan yang kritis dan
didokumentasikan di dalam Formulir Rencana Kepulangan Pasien (Discharge Plan).
Primary Care Physician / case manager collaborate with other healthcare
professionals to provide discharge plan for patient with critical discharge criteria and
is documented in Discharge Plan form (formulir Rencana Kepulangan Pasien).
c. Pasien, keluarga yang tepat dan staf yang terlibat dalam perawatan pasien berpartisipasi
dalam proses perencanaan pulang.
Patient, family and staffs that involved in patient care are participated in discharge
planning process.
28. Kriteria pasien yang memerlukan rencana pemulangan yang kritis (discharge plan) :
Criteria of patient requiring critical discharge plan:
a. Pasien dengan kesulitan mobilitas/ gerak
Patient with mobilitiy/ movement difficulties.
b. Pasien dengan kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan berkelanjutan, seperti
pasang catheter double lumen, naso gastric tube (NGT), Dower Catheter, Ventriculo
Peritoneal Shunt (VP Shunt), drain, dll.
Patient with medical needs and ongoing care such as Double Lumen Catheter, NGT,

KRS-SHG-AMA-002 10
Dower Catheter, Ventriculo Peritoneal Shunt (VP Shunt), drain, etc.
c. Pasien yang memerlukan bantuan dalam aktivitas hidup sehari- hari seperti pasien
stroke, pasien paska hip/ knee Replacement.
Patient who needs daily activities support such as stroke patients, post-hip/ knee
Replacement patients.
29. Pasien diberikan edukasi tentang rencana pemulangannya dan didokumentasikan di dalam
rekam medis pasien.
Patient is educated on discharge plan and documented in patient medical record.
30. Regulasi Terkait

No Dokumen Judul Dokumen


KRS-SHG-AMA-001 Kebijakan Pelayanan Medis di Rumah sakit
KRS-SHG-NUR-001 Kebijakan Pelayanan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit
PED-SHG-HA-002 Pedoman Komunikasi Efektif
PED-SHG-IPC-001 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KRS-SHG-AMA-001 Pedoman Penanganan Nyeri
PED-SHG-DS-002 Pedoman Pelayanan Department Gizi / Nutrisi
PED-SHG-MRH-002 Pedoman Pelayanan Departemen Rehabilitasi Medik
PAN-SHG-AMA-001 Panduan Pelayanan Pasien Terminal
PAN-SHG-ED-001 Panduan Triage
PAN-SHG-HA-001 Panduan Identifikasi Pasien
PAN-SHG-HA-002 Panduan Pengelolaan High Alert Medication
PAN-SHG-HA-003 Panduan Memastikan Benar Lokasi, Benar Tindakan, Benar
Pasien
SPO-SHG-HA-006 SPO Mengurangi Risiko Cedera Psien Akibat Jatuh
SPO-SHG-AMA-013 SPO Pengelolaan Pre Durante dan Pasca Bedah
SPO-SHG- AMA-012 SPO Pengelolaan Pre Durate dan Pasca Anestesi
SPO-SHG- AMA-014 SPO Sedasi
SPO-SHG-NUR-001 SPO-Perawatan Pasien di Rawat Inap
SPO-SHG-NUR-025 SPO Perawatan Pasien Rawat Inap
31. Tabel Rangkuman Revisi
No Revisi No Revisi
Rangkuman Revisi
Baru Lama
06 05  Revisi acuan dengan acuan terbaru,
 Penambahan nomor 14, 15 terkait asesmen awal di rawat

KRS-SHG-AMA-002 11
jalan
 Penambahan nomor 16 terkait asesmen rawat inap
 Penambahan nomor 22 terkait asesmen berkemih post
operasi
 Penambahan tabel dan isi regulasi terkait pada nomor 30.
05 04 Perubahan nomor urut 1 dari ketentuan umum menjadi definisi
Dan isi dokumen tidak ada perubahan
04 03 Update masa berlaku dokumen
01 00 Perubahan template dan disempurnakan isi dokumennya.
00 - Dokumen baru

Ditetapkan di: Lokasi rumah sakit

Pada tanggal: Sesuai tanggal pemberlakuan

Direktur Rumah Sakit

(Nama Direktur Rumah Sakit)

KRS-SHG-AMA-002 12

Anda mungkin juga menyukai