“HUSADA“
Jl.Raden Intan No.3 Talang Padang Kab. Tanggamus
Telp ( 0729) 41589
KEPUTUSAN
NOMOR :
TENTANG
Pada tanggal :
Dr.Hj.Nur Indarti,M.Kes.
Lampiran : KEPUTUSAN PIMPINAN
KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP HUSADA
Nomor :
A. Prosedur Klinis:
Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang kompeten
dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah terimakan
oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai
pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau
ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub spesialis)
Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan
Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke rumah sakit rujukan yang memiliki
kompetensi tersebu.
B. Prosedur Administratif:
Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat rujukan yang
dituju.
1. Prosedur Klinis:
2. Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku
register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien
yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.
Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit
perujuk.
a. Surat Rujukan
b. BalasanRujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien,
hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan
tindak lanjut yang diperlukan (format surat balasan rujukan terlampir).
c. RujukanSpesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi surat
rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status
jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, jenis/bahan/asal
spesimen, nomor spesimen yang dikirim, tanggal pengambilan spesimen,
jenis pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis
klinis. (Lihat format R/2, Surat Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil
pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium
penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim dengan
menggunakan format yang berlaku di laboratorium yang bersangkutan.
Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa,
dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih
tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk
kasus-kasus gawat darurat. Pada awal kehamilan tenaga medis yang melakukan
ANC baik bidan maupun dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi
apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko seperti memiliki :
Hiperemesis Gravidarum
o Pre-eklamsi
o Sesak
o Demam Tinggi
o dll
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
o Gemelli
Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas
untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK
terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar
penanganan kegawatan dapat segera diberikan.
o Abortus imminen
o Mola hidatidosa
o Kehamilan Ektopik
o Abortus kompletus
o Abrupsio Plasenta
o Atonia Uteri
o Retensi Plasenta
o Fetal Distress
o Distosia Bahu
o Presentasi Majemuk
o Krisis Tiroid
Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera
merujuk ke Rumah Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa
perlu menelepon, dan Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada pasien
itu. Pertimbangan untuk memilih Rumah Sakit PONEK adalah
Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga ibu-ibu
ini dapat sampai di rumahsakit dan mendapat pelayanan. Dimasyarakat perlu
ada tim pengantar. Tim pengantar ini sebaiknya didanai oleh masyarakat.
Bidan desa akan mengantar sampai ke rumahsakit dan melakukan serah
terima.
Ibu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata
tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya
Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit
menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat
memperburuk kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk didalam
kategori ini adalah :
9. Prosedur Administratif:
Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan
dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan
penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis
pemeriksaan yang diinginkan.
Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai
dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam
pengambilan).
Prosedur Klinis
Prosedur Administratif