Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUPPA
Alamat : Jln. Andi Monjong Wanuae Suppa Kode Pos 91272
Website : https://pkm-suppa.pinrangkab.go.id Email : PuskesmasSuppa27@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUPPA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PINRANG
NOMOR : 445/ 102 /SK/PKM-SP/I/2023

TENTANG
PENETAPAN SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN
DI PUSKESMAS SUPPA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS SUPPA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pemantapan kinerja pada kegiatan/program


lingkup Puskesmas Suppa, Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang
b. Bahwa untuk peningkatan pelayanan ditingkat puskesmas perlu
adanya penetapan system pengelolaan rujukan pada Puskesmas
Suppa
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf adan b perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala puskesmas
Suppa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (lembran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Peratura Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4. PERBUB

MEMUTUSKAN :

Menetpakan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKEMAS SUPPA TENTANG


PENETAPAN SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN PUSKESMAS
KESATU : SUPPA DUNAS KESEHATAN KABUPATEN PINRANG
Untuk kelancaran system Pengelolaan Rujukan di Puskesmas suppa
KEDUA : dibuat Pedoman Sistem rujukan sebagaimana terlampir yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari keputusan ini
KETIGA :
Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelakana keputusan ini akan
dibebankan kepada Anggran Puskesmas Suppa apabila memungkinkan
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 02 januari 2016 dan apabila
terjadi kekeliruan didalamnya maka akan dilakukan perbaikan sebaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Suppa,
Pada tanggal : 03 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS SUPPA

SUNDARI,
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 445/ 102/SK/PKM-SP/I/2023
TENTANG : SISTEM PELAYANAN RUJUKAN

A. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS


1. Prosedur Klinis:
 Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk
menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
 Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
 Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit pelayanan
tujuan dapat menerimapasien
 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang kompeten
dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
 Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah terimakan oleh
petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di IGD
mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas
pelayanan kesehatan setempat.
 Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub spesialis) Pemberi
Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik)
dapat merujuk langsung ke rumahsakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut
2. Prosedur Administratif:

Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.

Membuat rekam medis pasien.

Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)

 Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke tempat rujukan
bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua untuk surat rujukan balik ke
puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip pasien.
 Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
 Menyiapkan sarana transportasi
 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana
komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.

Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat rujukan yang dituju.
3. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pasien.

a. Prosedur Klinis:

 Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit yang

terakhir merawat pasien tersebut.

 Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan memantau

kondisi klinis pasien sampai sembuh.

b. Prosedur Administratif:

Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register
pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang bersangkutan
dan memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.

c. Prosedur Pengelolaan pasien di ambulans

 Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu


mengawasi dan antisipas kegawatdaruratan.
 Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai kondisi pasien ).

 Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit perujuk.

 Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.

 Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam ambulance


dicatat dalam catatanperkembangan pasien/surat rujukan

d. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit:


1) Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain. Informasi
kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan dicatat dalam
surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang berisikan
antara lain: no rujukan, nama puskesmas/dokter keluarga, nama kabupaten/kota,
nama pasien yang dirujuk, status jaminan kesehatanyang dimiliki pasien baik
pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat yang telah diberikan,
termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan pengobatan, nama dan
tandatangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan serta keterangan tambahan
yang dianggap perlu dan penting.

2) Balasan Rujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien rujukan
tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas kesehatan di
Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan,
memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan
rujukan penerima, nama dan identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi
pasien saat keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan. (format surat
balasan rujukan terlampir).
3) Rujukan Spesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi surat
rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, jenis/bahan/asal spesimen, nomor
spesimen yang dikirim, tanggal pengambilan spesimen, jenis pemeriksaan yang
diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis klinis. (Lihat format R/2, Surat
Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan / spesimen yang
dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan segera disampaikan pada pihak
pengirim dengan menggunakan format yang berlaku di laboratorium yang
bersangkutan.

e. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA


Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa, dimana
pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih tidak boleh
kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk kasus-kasus gawat
darurat. Pada awal kehamilan tenaga medis yang melakukan ANC baik bidan maupun
dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk dalam
kategori beresiko seperti memiliki :

 Hiperemesis Gravidarum

 Hipertensi Dalam Kehamilan

- Hipertensi dalam kehamilan


- Pre-eklamsi

 Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus

- Sesak
- Riwayat Diabetes Melitus\
- Memiliki Resiko HIV\
- Demam Tinggi
- dll
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan

 Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)

- Gemelli
- Kelainan letak, posisi
- DKP (Disproporsi Kepala Panggul)
Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas untuk
mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK terdekat dari
lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar penanganan kegawatan
dapat segera diberikan.
Namun untuk kasus – kasus gawat darurat seperti :

 Perdarahan pada kehamilan dini

- Abortus imminen

- Abortus inkompletus dan missed abortion

- Mola hidatidosa

- Kehamilan Ektopik

- Abortus kompletus

 Perdarahan Pada Trimester 3

 Perdarahan Ante Partum

- Abrupsio Plasenta

 Perdarahan Post Partum

- Atonia Uteri

- Retensi Plasenta

- Ruptur Perineum Derajat Iii –Iv Atau Robekan Serviks

 Hipertensi (PEB atau Eklampsia)

 Penyulit Pada Persalinan

- Tali Pusat Menumbung

- Fetal Distress

- Distosia Bahu

- Presentasi Majemuk

 Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin

- Sesak ( Asma Serangan )

- Krisis Tiroid

- Demam Tinggi/Ketuban Pecah ≥ 8 Jam


 Persalinan Pre-Term < 37 Minggu

 Partus Macet/Kemajuan Persalinan Tidak Normal

- Grafik Partograf Menunjukan Persalinan Mendekati Garis Bertindak

- Persalinan Per Vaginam melalui Induksi Atau Stimulasi

- Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera merujuk
ke Rumah SakitPONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa perlu menelepon,
dan Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada pasien itu. Pertimbangan untuk
memilih Rumah Sakit PONEK adalah
 Jarak yang dekat
 Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit
 Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja sama
dengan BPJS maka lebih baik.

f. Prosedur Administratif rujukan KIA pada ibu yang diprediksi bermasalah:


 Puskesmas atau bidan melaporkan daftar ibu-ibu gawat darurat ke sudinkes melalui
laporan K1-K4
 Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS PONEK 24 jam untuk
persiapan pelayanan medis sesuai pedoman pelayanan klinis (PPK) atau clinical
guidelines yang dikembangkan oleh tim klinik.
 Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim rujukan. Pertemuan
perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus sebagai monitoring.
 Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin rapat-rapat teknis
medik di RS untuk menyiapkan tindakan kepada ibu-ibu yang akan masuk ke RS.
 Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga ibu-ibu ini
dapat sampai di rumah sakit dan mendapat pelayanan. Dimasyarakat perlu ada tim
pengantar. Tim pengantar ini sebaiknya didanai oleh masyarakat. Bidan desa akan
mengantar sampai ke rumah sakit dan melakukan serah terima.
 Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan bayi yang selamat
akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari rumahsakit atau dijemput kembali
oleh masyarakat.
 Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok bermasalah perlu
mendapat rujukan terencana, karena merupakan kasus yang telah diprediksi dapat
menimbulkan komplikasi apabiladitangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.
 Ibu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata tidak
terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya

g. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat Darurat

Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin

 Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter penolong pertama
harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan setelah dilakukan
stabilisasi
 Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada persalinan
segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit PONEK

Bidan menelpon atau SMS ke RS PONEK 24 jam selama proses merujuk pasien

h. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan kondisi sakit menetap


Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit menetap
sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk kondisinya tersebut.
Contoh kondisi pasienyang masuk didalam kategori ini adalah
 Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin
 Pasien dengan cacat tubuh menetap
 Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin

 Pasien lain dengan kondisi sakit menetap

i. Prosedur Administratif:

 Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai pasien dengan kondisi
tetap

 Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas

j. Prosedur rujukan horizontal (Puskesmas ke Puskesmas)

Rujukan horizontal dilakukan pada kondisi tertentu dimana puskesmas tidak memiliki
kelengkapan yang seharusnya ada didalam puskesmas seperti, reagen guna tes mantoux,
pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan EKG pada saat kertas EKG habis maupun rusak,
pemeriksaan laboratorium darah pada saat reagen habis, dll. Biaya untuk puskesmas
rujukan akan diambil dari kapitasi puskesmas yang merujuk.
k. Prosedur Merujuk Spesimen
 Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk apabila
pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/teknik pemeriksaan laboratorium dan
penunjang diagnostik yang lebih lengkap. Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa
disertai pasien yang bersangkutan.

 Rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan spesimen
tersebut harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen yang telah
diperiksanya.Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen dan Penunjang
Diagnostik lainnya

l. Prosedur Klinis:

Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.

 Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikirim
dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan penyakit,
keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang
diinginkan.

 Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan


kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam pengambilan).

m. Prosedur Administratif:

 Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya secara


cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan
yang diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengirim.

 Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah ditentukan masing-
masing intansinya.

 Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat tujuan dan


lembar kedua disimpan sebagai arsip.
n. Prosedur Menerima Rujukan Spesimen
Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya

 Prosedur Klinis

o Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik lainnya sesuai


dengan kondisi pasien/bahan yang diterima dengan memperhatikan aspek :
sterilisasi, kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien, orang lain dan
kelayakan untuk pemeriksaan.

o Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk diperiksa


sesuai dengan permintaan yang diinginkan.

o Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang diagnostik


lainnya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan cara pemeriksaan yang
diminta oleh pengirim.

 Prosedur Administratif

o Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya yang
diterima secaracermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan
baik pemerintah maupun swasta, informasi pemeriksaan yang diinginkan,
identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengiriman

o apabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen tersebut


dikembalikan.

o Mencacat informasi yang diperlukan di buku register / arsip yang telah


ditentukan masing- masing instansinya.

o Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.

o Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan format standar


masing-masing sarana kepada pimpinan institusi pengirim.

Anda mungkin juga menyukai